Kelompok 1 GTS 2
Rahang Atas
Alasan mukofungsional: Pada kasus ini (Kennedy kelas II RA) terdapat sisi posterior
kiri yang free end sehingga diperlukan pencetakan mukofungsional pada bagian
tersebut untuk mendapatkan batas tepi perluasan jaringan mukosa pendukung. Hal ini
berperan dalam kecekatan perluasan sayap gigi tiruan yang sesuai dengan gerakan
otot, bibir, pipi, dan akan menghasilkan protesa yang stabil waktu berfungsi.
Alasan mukostatis: Setelah dilakukan border molding pada sisi free end, dilakukan
pencetakan mukostatis. Teknik ini digunakan untuk mencetak jaringan dengan
ketahanan rendah dan merupakan primary stress bearing area yang mencetaknya
tanpa tekanan. Teknik ini menghasilkan reproduksi negatif
yang menutupi jaringan mukosa dalam keadaan tidak berubah bentuk.
Rahang Bawah
Mukofungsional (posterior kanan dan kiri)
Mukokompresi (posterior kanan)
Mukostatis
Alasan mukofungsional: Pada kasus ini (Kennedy kelas I modifikasi I RB)
terdapat sisi posterior kanan dan kiri yang free end sehingga diperlukan
pencetakan mukofungsional pada bagian tersebut untuk mendapatkan batas tepi
perluasan jaringan mukosa pendukung. Hal ini berperan dalam kecekatan
perluasan sayap gigi tiruan yang sesuai dengan gerakan otot, bibir, pipi, dasar
mulut dan akan menghasilkan protesa yang stabil waktu berfungsi.
Alasan mukokompresi: Pada kasus ini terdapat tahanan jaringan yang tinggi di
bagian posterior kanan, maka dari itu, setelah dilakukan bordermolding, dilakukan
pencetakan mukokompresi untuk mencetak bagian tsb. Teknik mukokompresi
digunakan untuk mencetak jaringan dengan ketahanan tinggi maka mencetaknya
yaitu dengan tekanan. Pada tahanan jaringan tinggi, keadaan mukosa bila tertekan
bergerak, bila dicetak secara mukostatis, akan didapat model dengan bentuk
mukosa yang pasif/tidak tertekan secara fungsional. Apabila model tersebut
dijadikan model kerja, maka GTSL yang dihasilkan akan mudah bergerak di
mulut mengikuti pergerakan mukosa.
Hasil cetakan yang sudah baik dicuci hingga bersih. Untuk membersihkan hasil
cetakan dari saliva digunakan cara menaburkan sedikit stone gips pada permukaan
cetakan, kemudian bilas dengan air mengalir sehingga stone gips hilang dari cetakan.
Hasil cetakan harus segera dicor (paling baik dalam kurun waktu 15 menit).
Bila tidak bisa langsung dicor, hasil cetakan harus dilindungi dari dehidrasi
dengan disimpan dalam udara lembab, dan dibungkus dengan lap basah. Hasil cetakan
disimpan di tempat dengan kelembaban 100%. Penyimpanan hasil cetakan tidak boleh
lebih dari 2 jam karena dapat terjadi perubahan stabilitas dimensi.
Desinfeksi dapat dilakukan dengan merendam hasil cetakan selama 20-30 menit
pada larutan natrium hipoklorit 1% atau larutan glutaraldehid 2%. Merendam hasil
cetakan menyebabkan kerusakan sebesar 0.1%. Kebanyakan pabrik menyarankan bahan
desinfektan tertentu, seperti iodophor, bahan pemutih, atau glutaraldehid yang digunakan
sesuai dengan anjuran pabrik.
Referensi:
1. Carr AB, McGivney GP. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 11th ed, 2005.