Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


“AUDIT SEKTOR PUBLIK”

DOSEN PENGAMPU
Dr. H. NASRULLAH DALI, SE.,M.Si.Ak, CA.

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
ASNIARANI B1C119009
DEVITRIANA B1C119012
DIAN PUSPITA SARI B1C119013
MAULINDA B1C119024
MUHAMMAD FACHMI IDRIS B1C119030
MUHAMMAD RIDHO B1C119031
RESVIANI DWI SEPTI B1C119045

KELAS A
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KOTA KENDARI

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Audit Sektor Publik” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada Bidang
Studi/Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Nasrullah Dali, SE., M. Si., Ak., CA,
selaku dosen bidang studi/mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kendari, 29 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................2

A. Konsep Audit Sektor Publik......................................................................................................2

B. Karakteristik Audit Sektor Publik..............................................................................................2

C. Tujuan Audit Sektor Publik.......................................................................................................3

D. Jenis-jenis Audit Sektor Publik..................................................................................................4

E. Audit Laporan Keuangan...........................................................................................................4

F. Teknik Audit Keuangan Sektor Publik......................................................................................7

G. Contoh Praktek Audit Sektor Publik Di Organisasi Sektor Publik...........................................10

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................11

A. Kesimpulan..............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi Sektor Publik menjadi bidang akuntansi yang cukup menarik saat ini, khususnya di
era kebebasan demokrasi, bagaimana tidak, sedikit saja hal-hal yang berkaitan dengan publik
berjalan keluar dari jalur yang semestinya, masyarakat akan berteriak. Hal ini dapat dimaklumi
karena sektor publik memang tidak bertujuan mencari keuntungan semata bagi pemilik,
pengelola, tetapi sektor publik sudah menjadi milik publik yang seharusnya memberi pelayanan
terbaik bagi publik.
Selama ini sektor publik tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi,nepotisme,
inefiensi, dan sumber pemborosan negara. Keluhan “birokrat tidak mampu berbisnis” ditujukan
untuk mengkritik buruknya kinerja perusahaan-perusahaan sektor publik. Pemerintah sebagai
salah satu organisasi sektor publik pun tidak luput dari tudingan ini. Organisasi sektor publik
pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahan yang sumber legimitasinya
berasal dari masyarakat. Oleh karena itu,kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada
penyelenggara pemerintah haruslah diimbangi dengan adanya pemerintahan yang bersih.
Tuntutan transparansi tidak terbatas pada pengelolaannya saja, tetapi berlanjut kepada
pertanggung-jawaban dalam bentuk laporan keuangannya. Laporan keuangan akan sangat
mempunyai nilai kepercayaan publik ketika laporan keuangan tersebut telah diperiksa/ diaudit
oleh pihak independen, baik auditor dari pemerintah atau swasta yang selama ini disebut Kantor
Akuntan Publik (KAP).
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang audit sektor publik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Audit Sektor Publik


Audit terhadap institusi sektor publik menjadi terasa penting saat baru disadari bahwa
lembaga eksekutif sebagai pihak yang mengelola uang negara yang merupakan uang rakyat, uang
orang banyak, perlu untuk dipertanggungjawabkan penggunanaanya dan perlu diperiksa
kewajarannya. Audit terhadap sektor publik menjadi fokus perhatian karena dinilai instansi
pemerintah tidak terbuka terhadap masyarakat mengenai kondisi keuangan sebenarnya dan
instansi sektor publik rawan akan penyalahgunaan dana sehingga dibutuhkan aturan yang ketat
dan audit yang independen terhadap pemeriksaan laporan keuangan instansi pemerintahan.
Audit terhadap sektor publik sangat penting dilakukan hal ini merupakan bentuk tanggung
jawab sektor publik (pemerintah pusat dan daerah) untuk mempertanggungjawabkan dana yang
telah digunakan oleh instansi sehingga dapat diketahui pemanfaatan dana tersebut dilaksanakan
sesuai prosedur dan standar atau tidak.
Banyak sekali suara miring tentang penyalahgunaan wewenang para penyelenggara negara,
korupsi, kolusi dan nepotisme. Berbagai kritik bahwa keberadaan sektor publik tak efi sien dan
jauh tertinggal dengan kemajuan dan perkembangan yang terjadi di sektor swasta lembaga sektor
publik masih memiliki kesempatan yang luas untuk memperbaiki kinerja dan memanfaatkan
sumberdaya secara ekonomis efi sien dan efektif. Istilah “akuntabilitas publik value for money
reformasi sektor publik privatisasi good public governance” telah begitu cepat masuk kedalam
kamus sektor publik (Mardiasmo, 2004:17).
Bahkan istilah pemeriksaan khusus terhadap kasus-kasus yg diperkirakan mengandung unsur
penyimpangan yang merugikan Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Badan Usaha Milik Negara
dan Badan Usaha Milik Daerah sudah dikenal luas di lingkungan pemerintahan dan
BUMN/BUMD (Karni, 2000:117).

B. Karakteristik Audit Sektor Publik


Ditinjau dari proses (metodologi) dan teknik audit, tidak ada perbedaan mendasar antara audit
sektor publik dan sektor privat. Namun demikian, karena karakteristik manajemen sektor publik
yang berkaitan erat dengan kebijakan dan pertimbangan politik serta ketentuan peraturan
perundang-undangan, auditor sektor publik harus memberikan perhatian yang memadai pada hal-
hal tersebut.
Perbedaan antara audit sektor privat dan audit sektor publik adalah sebagai berikut :
Uraian Audit Sektor Private Audit Sektor Publik
Pelaksanaan audit Kantor Akuntan Publik (KAP) Lembaga audit pemerintah dan juga
KAP yang ditunjuk oleh lembaga

2
audit pemerintah
Objek Audit Perusahaan/ entitas swasta Entitas, program, kegiatan, dan
fungsi yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara,
sesuai dengan peraturan
perundangundangan
Standar audit yang Standar Profesional Akuntan Standar Pemeriksaan Keuangan
digunakan Publik (SPAP) yang Negara (SPKN) yang dikeluarkan
dikeluarkan oleh IAI oleh BPK
Kepatuhan terhadap Tidak terlalu dominan dalam Merupakan faktor dominan karena
peraturan perundang audit kegiatan di sektor publik sangat
undangan dipengaruhi oleh peraturan dan
perundang-undangan
Ditinjanu dari pelaksana audit, sektor private proses audit dipercayakan kepada lembaga
profesional berypa Kantor Akuntan Publik (KAP) sementara Lembaga audit pemerintah dan juga
KAP yang ditunjuk oleh lembaga audit pemerintah. Perbedaan mendasar lainnya adalah standar
audit yang digunakan, sektor private menggunakan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
yang dikeluarkan oleh IAI sementara sektor publik menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN) yang dikeluarkan oleh BPK.

C. Tujuan Audit Sektor Publik


Lembaga sektor publik merupakan lembaga masyarakat, milik dan untuk masyarakat.
Organisasi sektor publik mendapat amanah dan kepercayaan dari masyarakat untuk menggunakan
sumber daya publik. Oleh karena itu, mereka dituntut untuk mengelola sumber daya tersebut
secara akuntabel dan transparan. Untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan
sumber daya tersebut diperlukan audit pada sektor publik.
Hasil audit berupa informasi. Informasi yang diperoleh dari hasil audit sektor publik dapat
digunakan oleh pihak internal (entitas yang diaudit) untuk melaksanakan perbaikan internal.
Disamping itu, hasil audit juga diperlukan oleh pihak eksternal (di luar entitas yang diaudit) untuk
mengevaluasi apakah:
1. Sektor publik mengelola sumber daya publik dan menggunakan kewenangannya secara tepat
dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan,
2. Program yang dilaksanakan mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan, dan
3. Pelayanan publik diselenggarakan secara efektif, efi sien, ekonomis, etis, dan berkeadilan.
Tujuan audit sektor publik dipertegas dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini menyatakan bahwa
pemeriksaan berfungsi untuk mendukung keberhasilan upaya pengelolaan keuangan negara secara
tertib dan taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3
D. Jenis-jenis Audit Sektor Publik
Dilihat dari jenis pemeriksaannya, Audit yang dilakukan terhadap sektor publik antara lain
terdiri dari :
1. Audit Keuangan (Financial Audit)
Audit keuangan ini meliputi audit atau pemeriksaan terhadap laporan keuangan organisasi
publik, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan publik. Dalam jenis audit ini yang
dinilai adalah kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia, dalam jenis audit ini yang dihasilkan adalah opini/pendapat
Akuntan terhadap penyajian laporan keuangan audit dan management letter (saran Akuntan
terhadap penyajian laporan keuangan, pengendalian internal)
2. Management Audit (Operational Audit)
Adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk
kebijakan akuntansi, dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen dengan
tujuan auditnya, menilai apakah kegiatan tersebut berlangsung efisien, efektif, dan ekonomis,
hasilnya berupa temuan dan rekomendasi terhadap temuan yang berindikasi merugikan
perusahaan.
3. Compliance Audit (audit ketaatan)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah organisasi publik sudah mentaati
peraturan maupun kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak internal organisasi
sektor publik (Manajemen. Dewan komisaris) maupun pihak eksternal (Pemerintah, BI,
Bapepam, DJP dll), pemeriksaan dapat dilakukan oleh Akuntan eksternal (mis KAP, BPK)
maupun internal audit suatu organisasi publik tersebut.
4. Internal Audit,
Adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh internal audit suatu organisasi publik sendiri, baik
terhadap laporan keuangan, maupun terhadap kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
5. Komputer Audit
Pemeriksaan yang dilakukan oleh eksternal Akuntan terhadap organisasi publik yang
memproses data Akuntansinya dengan menggunakan Elektronik Data Processing sistem.

E. Audit Laporan Keuangan


Jasa audit atas laporan keuangan historis merupakan jasa tradisional yang diberikan oleh
akuntan publik. Nilai (value) jasa audit tidak lagi sekedar laporan audit yang dihasilkannya, akan
tetapi mencakup juga jaminan kualitas hasil audit, pelayanan tepat waktu serta saran-saran
penyempurnaan pengendalian intern. Audit memberikan keyakinan positif (positive assurance)
atas asersi yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan historis. memberikan saran
penyempurnaan atas kelemahan desain maupun operasi struktur pengendalian intern yang ditemui
selama proses audit.

4
Audit atas Laporan Keuangan mengacu kepada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
31 Maret 2011 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), khususnya Standar
Auditing. Jasa audit yang dilaksanakan oleh Akuntan terdiri dari lima kegiatan utama, sebagai
berikut:

1. Penerimaan perikatan
Penerimaan perikatan audit perlu dilakukan untuk memastikan bahwa akuntan dan calon
organisasi publik telah memiliki pemahaman yang sama mengenai jasa yang akan
diberikan/diterima. Di samping itu, bagi akuntan, penerimaan perikatan merupakan dasar
perencanaan audit. Penerimaan perikatan meliputi kegiatan:
a. Melaksanakan survei pendahuluan
b. Melakukan komunikasi dengan akuntan pendahulu
c. Memutuskan diterima atau tidaknya calon organisasi publik
d. Menyusun tim audit
e. Membuat jadwal audit
f. Membuat proposal/surat perikatan
Hasil akhir dari tahap ini adalah proposal yang dapat menjadi surat perikatan atau sebagai
dasar dalam menyusun suatu surat perikatan antara akuntan dengan organisasi publik.

2. Perencanaan audit
Perencanaan audit adalah prosedur-prosedur yang dilakukan setelah proposal disetujui atau
perikatan audit telah ditandatangani dan merupakan jembatan untuk pekerjaan pengujian.
Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup
audit yang diharapkan. Langkah-langkah dalam kegiatan perencanaan audit meliputi:
a. Memahami bisnis dan industri organisasi publik
b. Memahami dan menilai struktur pengendalian intern
c. Menentukan tingkat materialitas awal dan salah saji yang bisa diterima
d. Menentukan tingkat risiko audit awal
e. Melakukan komunikasi dengan akuntan lain, jika bertindak sebagai akuntan utama
f. Menyusun rencana audit
g. Menyusun audit program.

3. Pengujian dan pengumpulan bukti audit


Pengujian dan pengumpulan bukti audit merupakan kegiatan-kegiatan pokok dari sebuah
proses audit yang ditujukan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan memadai dalam
rangka pemberian opini terhadap laporan keuangan organisasi publik.

5
Tujuan pengujian dan pengumpulan bukti audit adalah untuk mendapatkan bukti audit yang
cukup, kompeten dan dapat diandalkan dalam rangka:
a. Pemberian opini terhadap laporan keuangan organisasi publik
b. Pemberian saran-saran yang dimuat dalam Management Letter sehingga memberikan
kepuasan kepada organisasi publik
Langkah-langkah dalam tahap ini meliputi:
a. Melaksanakan prosedur audit tahun pertama, jika melakukan audit tahun pertama
b. Melaksanakan pengujian pengendalian dan transaksi
c. Melaksanakan pengujian atas saldo akun
d. Mengevaluasi hasil pengujian
e. Melaksanakan pengujian tahap akhir
f. Meminta surat representasi manajemen

4. Penyelesaian audit
Penyelesaian audit merupakan langkah-langkah untuk memastikan bahwa seluruh bukti audit
yang telah dikumpulkan dalam tahap sebelum ini telah cukup, kompeten dan dapat diandalkan
untuk memberikan opini audit.
Tujuan penyelesaian audit:
a. Memastikan bahwa kertas kerja audit yang telah dikumpulkan dapat digunakan untuk
menyimpulkan bahwa laporan keuangan yang diaudit telah bebas dari salah saji material,
disajikan dan diungkapkan sesuai prinsip-prinsip yang diterima umum
b. Memastikan bahwa kertas kerja audit telah direview dengan semestinya oleh atasan
langsung dari pembuat kertas kerja
Langkah-langkah yang termasuk dalam penyelesaian audit adalah:
a. Mengorganisasi kertas kerja
b. Mereview kertas kerja
c. Mengevaluasi apakah bukti audit telah cukup dan memadai untuk memberikan opini
audit
d. Mengevaluasi apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material
e. Mengevaluasi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan
f. Menelaah informasi lain yang disertakan dalam laporan keuangan
g. Menyiapkan memorandum penyelesaian (completion memorandum)

5. Pelaporan audit
Tujuan tahap pelaporan adalah:
a. Memastikan bahwa pada setiap perikatan audit telah diterbitkan laporan Akuntan
independen

6
b. Memastikan bahwa dalam setiap laporan audit berisi ekspresi tertulis yang jelas dari
opini terhadap laporan keuangan
c. Memastikan bahwa unsur-unsur yang harus ada dalam setiap laporan audit telah dipenuhi
dalam laporan Akuntan independen
d. Memastikan bahwa laporan audit yang diterbitkan telah melalui proses review yang
memadai
Langkah-langkah dalam tahap pelaporan meliputi:
a. Membuat draft laporan audit
b. Mereview draft laporan audit
c. Mengkomunikasikan draft laporan audit
d. Membuat laporan audit akhir

Dengan efisiensi sebagai sasaran, maka pendekatan audit yang dilaksanakan biasanya
berdasarkan pada asumsi berikut ini:
1. Jika struktur pengendalian organisasi publik kurang efektif maka pengujian pengendalian
intern tidak perlu dilakukan dan tim akan mengandalkan pada pengujian substantif.
2. Jika struktur pengendalian organisasi publik efektif maka pengujian pengendalian dilakukan.
Dengan demikian, bukti audit yang harus dikumpulkan dalam pengujian substantif dapat
dikurangi.

F. Teknik Audit Keuangan Sektor Publik


Adapun teknik audit keuangan sektor publik adalah sebagai berikut.
1. Prosedur Analitis. Prosedur analistis terdiri dari penelitian dan perbandingan
hubungan di antara data.Prosedur ini meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio
sederhana, analisi vertical, atau laporan persentase, perbandingan jumlah yang
sebenarnya dengan data historis atau anggaran, serta penggunaan model matematis
dan statistik. Contohnya adalah membandingkan item belanja menurut anggaran dan
item realisasi anggaran. Hasil perbandingan itu akan menunjukkan ada tidaknya
penyimpangan jumlah realisasi belanja dari jumlah yang dianggarkan sebelumnya.
2. Inspeksi. Inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen dan catatan
serta pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara lusa dalam
auditing. Inspeksi sering kali digunakan dalam mengumpulkan data Dan
mengevaluasi bukti-bukti. Contohnya adalah pemeriksaan bukti-bukti transaksi
seperti rekening bank, kwitansi atau tanda terima lainnyauntuk mengevaluasi apakah

7
transaksi yang dilakukan telah sesuai atau menyimpang dari rencana dan anggaran
yang telah ditetapkan.
3. Konfirmasi. Konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan
auditor memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen di luar
organisasi sektor publik yang diaudit. Contohnya adalah meminta keterangan kepada
bendahara pengeluaran terkait bukti-bukti transaksi pembelian atau pengalokasian
anggaran yang telah dilakukannya.
4. Permintaan Keterangan. Kegiatan ini meliputi permintaan keterangan secara lisan atau
tertulis oleh auditor.Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada
manajemen tau keryawan organisasi sektor publik. Auditor juga dapat secara
langsung kepada pihak eksternal. Contohnya adalah auditor meminta keterangan
Bendahara Pengeluaran atas ketidaksesuaian jumlah pengeluaran denga jumlah
anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Penghitungan. Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan yaitu (1) perhitungan
fisik sumber daya berwujud, seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan (2)
akuntansi seluruh dokumen, dengan nomor urut yang telah dicetak. Contohnya auditor
menghitung aset yang telah dibeli bagian pengadaan berdasarka bukti transaksi yang
ada.
6. Penelusuran. Dalam penelusuran, auditor memilih dokumen yang dibuat pada saat
transaksi dilaksanakan dan menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh
dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi. Contohnya
adalah auditor membandingkan antara angka yang tertera dalam kwitansi transaksi
yang telah dilakukan dan jumlah angka yang tertera dalam jurnal.
7. Pemeriksaan Bukti Pendukung. Pemeriksaan bukti pendukung meliputi pemilihan
ayat jurnal dalam akuntansi dan mendapatkan serta memeriksa dokumen yang
digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validaitas dan
ketelitian pencatatan akuntansi. Contohnya adalah auditor memilih ayat jurnal
“pembelian ATK” di jurnal, kemudian membandingkannya dengan kwitansi
“pembelian ATK” tersebut atau tanda terima lainnya.
8. Pengamatan. Pengamatan berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan
pelaksanaan beberapa kegiatan atau proses. Kegiatannya dapat berupa pemrosesan
rutin atas jenis transaksi tertentu seperti penerimaan kas. Contohnya auditor
mengamati kegiatan Bendahara Gaji dalam menjurnal ketika mengeluarkan gaji para
pengawai.

8
9. Pelaksanaan Ulang. Dalam kegiatan ini auditor melakukan pelaksanaan ulang
perhitungan dan rekonsiliasi yang dilakukan oleh organisasi sektor publik. Contohnya
adalah auditor menghitung ulang penyusutan kendaraan milik organisasi berdasarkan
umur komunis yang sebenarnya, kemudian dibandingkan dengan pencatatan beban
penyusutan kendaraan yang telah dilakukan.
10. Teknik Audit Berbantuan Komputer. Apabila catatan akuntansi organisasi sektor
publik dilaksanakan melalui media elektronik, maka auditor dapat menggunakan
teknik audit berbantuan computer untuk membantu melaksanakan beberapa prosedur
yang telah diuraikan sebelumnya. Contohnya adalah auditor, dengan bantuan
computer, memeriksa angka-angka dalam file jurnal bendahara dan
membandingksnnya dengan kwitansi pembelian, kwitansi pendapatan, dan bukti-bukti
transaksi lainnya.
11. Pengujian Pengendalian. Terdapat dua jenis pengujian pengendalian, yaitu:
a. Pengujian pengendalian yang berkaitan langsung dengan keefektifan desain
kebijakan atau prosedur dan apakah benar-benar digunakan dalam kegiatan
organisasi
b. Pengujian pengendalian yang berkaitan dengan keefektifan dan prosedur serta
bagaimana pengaplikasiaanya, konsistensinya dengan aplikasi terdahulu, dan oleh
siapa aplikasi tersebut dilakukan selama periode audit.
Contohnya adalah auditor membandingkan dokumen petunjuk teknis pegawai, dan
mengamati pelaksanaannya di lapangan.
12. Pengujian Substantif. Dua kategori umum pengujian substantif adalah
a. Pengujian analistis yang merupakan prosedur dalam menyediakan bukti-bukti
tentang validitas.
b. Pengujian yang terperinci atas transaksi atau neraca merupakan pengujian untuk
menydiakan bukti-bukti tentang validitas.
Contohnya auditor memeriksa secara rinci angka dan jumlah transaksi yang telah
terjadi, dimulai dari pemeriksaan seluruh bukti transaksi, catatan dalam jurnal, posting
dalam buku besar,hingga laporan yang telah jadi.Dengan demikian, dapat ditemukan
apakah ada kesalahan atau tidak.

9
G. Contoh Praktek Audit Sektor Publik Di Organisasi Sektor Publik
Adapun contoh praktek audit sektor publik di organisasi sektor publik adalah sebagai berikut.
1. Pemerintahan Pusat. Audit atas pemerintah pusat ditujukan untuk memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat, apakah laporan keuangan menyajikan secara benar dan
wajar pada posisi keuangan pemerintah pusat yang berasal dari operasi,perubahannya
sesuai sengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Sebagai contoh, audit
terhadap siklus belanja pemerintah pusat yang terdiri dari audit terhadap belanja
aparat dan belanja pelayanan publik. Belanja aparat dan belanja pelayanan publik
terdiri dari belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, serta
belanja modal/pembangunan.
2. Pemerintahan Daerah. Audit yang diselenggarakan atas kegiatan pemerintah daerah
dapat dibagi menjadi audit keuangan dan audit kinerja.Pada setiap audit, penetapan
tujuan untuk menentukan jenis audit yang dilaksanakan serta standar audit yang harus
diikuti oleh auditor merupakan langkah awal. Sebagai contoh, pelaksanaan audit atas
kontrak pemborongan pekerjaan atau atas bantuan pemerintah kepada yayasan atau
badan hukum lainnya.
3. LSM. Ada dua jenis LSM di Indonesia. Pertama, LSM yang melakukan fungsi
control masyarakat sehingga LSM ini mengambil jarak dengan penguasa ataupun
lembaga yang dikontrolnya. Kedua,LSM yang melaksanakan program entitas.
Sebagai contoh, bank dunia yang mensyarakatkan perlunya entitas bekerja sama
dengan LSM dalam proyek yang akan dikucurkan dananya. Ada dua jenis audit dalam
organisasi LSM yaitu audit kinerja keuangan dan audit kinerja nonkeuangan.
4. Yayasan. Audit yang diselenggarakan atas semua kegiatan yang dilaksanakan yayasan
dapat dibagi menjadi audit keuangan dan audit kinerja. Sebagai contoh, pelaksanaan
audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau atas bantuan pemerintah kepada
yayasan atau badan hukum lainnya. Audit semacam ini umumnya disebut audit
kontrak.
5. Partai Politik. Audit dalam organisasi partai politik juga dibedakan menjadi dua, yaitu
audit kinerja keuangan dan audit kinerja nonkeuangan. Sebagai contoh, pelaksanaan
audit atas laporan dana kampanye peserta pemilu.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Audit sektor publik sangat diperlukan dalam rangka transparansi pelaporan keuangan sektor
publik untuk menjamin akuntanbilitas sektor publik. Audit sektor publik meliputi: audit
keuangan, audit operasional, compliance audit, internal audit, komputer Audit.
Tujuan audit sektor publik dipertegas dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini menyatakan bahwa
pemeriksaan berfungsi untuk mendukung keberhasilan upaya pengelolaan keuangan negara secara
tertib dan taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kegiatan utama audit laporan keuangan :penerimaan perikatan, perencanaan audit, pengujian
bukti, penyelesaian audit, pembuatan laporan audit. Kegiatan-kegiatan tersebut memiliki
persyaratan, langkah dan prosedur yang sistematis, sehingga tercapai kualitas audit sesuai harapan
pemakai informasi laporan keuangan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agung Rai, I gusti. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta : Grafindo.
Anis & ikbal. 2014. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : penerbit Interpena.
Pratiwi, Wiwiek. 2016. Audit Sektor Publik. Bogor : In Media.

12

Anda mungkin juga menyukai