NITRI MIROESA,SE.,M.AAC,CFE.,P.HD
ARTAWAN B1C119007
RISKAWATI B1C119049
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HALUOLEO
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Trend Dalam Akuntansi”,
ini tepat pada waktunya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
“teori Akuntansi”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Akuntansi Pemerintah Derah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nitri Miroesa,SE.,M.AAC,CFE.,P.HD
Selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuanya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Trend Akuntansi......................................................................................................................5
B. Beberapa Topik Baru dalam Akuntansi................................................................................7
1. Triple Entry system.................................................................................................................7
2. Employee Reporting................................................................................................................8
3. Value Added Reporting.........................................................................................................10
4. Akuntansi Perilaku................................................................................................................13
5. Multidiscipline Paradigma....................................................................................................13
6. Akuntansi dan Pembangunan Berkelanjutan......................................................................16
7. Kegagalan Efficient market Hypothesis...............................................................................18
BAB II................................................................................................................................................20
PENUTUP..........................................................................................................................................20
A. Kesimpulan............................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi sebagai ilmu terus beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi
dimana ia berada, sehingga perkembangan sosial ekonomi juga mempengaruhi
perkembangan ilmu ekonomi itu sendiri. Teori akuntansi merupakan guidance yang
mengarahkan perkembangan itu sendiri sehingga tetap berada dalam kerangka teoritis
yang sudah disepakati. Kejadian itupun dengan terjadinya revolusi ilmu pengetahuan
seperti yang digambarkan oleh Kuhn maupun popper bisa saja muncul perkembangan
yang sama sekali keluar dari kerangka teori yang sudah menjadi konvensi.
Dalam permasahalan ini kami membahas beberapa tren dalam akuntansi yang
merupakan arah yang kemungkinan akan dituju oleh ilmu akuntansi atau bisa tidak
sampai mencapainya. Namanya tren hanya menunjukkan kecenderungan yang dilihat saat
ini. Kenyataannya akan terbukti kemudian. Tugas menganalisis dan ikut mengembangkan
tren itu sehingga menjadi konvensi dan menambah manfaat ilmu itu membantu
masyarakat secara luas. akademis dan profesional adalah untuk
bermimpi,melihat,menganalisis da ikut mengembangkan tren itu sehingga menjadi
konvensi dan menambah manfaat ilmu itu membantu masyarakat secara luas.
Riset akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran dibidang
akuntansi. Hasil riset ini merupakan penyambung antara fenomena sosial dibidang
akuntansi dengan sturuktur teori akuntansi. Fenomena sosial itu dituangkan dalam
berbagari bentuk "statment ilmiah" sehingga menjadi teori. Teori ini bisa manjelaskan
tentang kebenaran yang sudah ada (deskriptif), mendukung teori yang ada (justifikasi),
mengingkari kebenaran yang sudah lama (refute), atau ingin memanggung teori baru.
Usaha-usaha yang dilakukan dalam mencari kebenaran ini dimaksudkan untuk
mengembangkan disiplin akuntansi ini sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat digunakan untuk menjadi dasar
dalam memilih informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan. Keterampilan
matematis sekarang ini telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang
kompleks. Begitu juga dengan kemajuan dalam teknologi komputer akuntansi yang
memungkinkan informasi yang tersedia dengan cepat. Tetapi, seberapa canggih pun
prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah
tujuan akhir.
B. Rumusan Masalah
1. Trend Akuntansi
2. Beberapa Topik Baru dalam Akuntansi
3. Akuntansi Perilaku
4. Multidiscipline Paradigm Akuntansi dan Pembangunan Berkelanjutan
5. Efficient Market Hypothesis
6. Krisis Akuntansi Masa Depan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Trend Akuntansi
Adolf J.H. Enthoven (1995) dalam Accounting Research Monograph No. 5
dengan judul Mega Accountancy Trends, berdasarkan Mega Trend 2000-nya Naisbitt
dalam Harahap (2008), ia mereflesikan megatrend akuntansi akan menghadapi persoalan
sebagai berikut :
1. Perlunya akuntansi memberikan pengukuran efisiensi dan produktivitas.
2. Perlunya keterpaduan akuntansi dengan bidang dan disiplin lainnya.
3. Perlunya mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi yang relevan
Kualitas relevan sudah menjadi ciri akuntansi, namun sampai saat ini kualitas ini
belum dapat dinilai tercapai.
Trend yang dibuat Ethoven ini beranjak dari megatrend-nya naisbitt yaitu :
Kesepuluh shift inilah yang dijadikan dasar oleh Enthoven untuk memprediksi
pengaruh tren itu ke dalam profesi dan bidang ilmu akuntansi.
Megatrends 2010
Dari ketujuh megatrends ini baru trends no. 7 yang mulai ditanggapi oleh profesi
akuntansi. Dalam teori dan standar akuntansi belum memberikan pedoman yang tetap.
Megatrend lainnya sama sekali belum terlihat arah dan petunjuk untuk memenuhinya.
Misalnya bagaimana peran kauntansi mengukur, mencatat atau melaporkan aspek nilai-
nilai, spiritualisme, dan sebagainya.
Topic tiga pertama sudah disinggung di beberapa bab sebelumnya dan dalam bab
ini kita akan membahas poin 4 dan seterusnya.
Model ini sebenarnya merupakan upaya untuk menambah informasi kepada pembaca
khususnya pihak manajemen dan para pengambil keputusan yang berkepentingan dengan
laporan keuangan perusahaan. Triple entry sistem ini juga menjelaskan margin-variance,
volume variance, dan efficiency variance. Ketiga metode ini akan menghasilkan angka yang
sama. Bisa juga mencatat aspek nilai daya beli yang dicatat sehingga pembaca mendapatkan
informasi tentang daya beli atau dampak inflasi terhadap perusahaan.
Dalam Studies in Accounting Research yang ditulis Yuji ljiri yang disponsori AAA
menyatakan bahwa kalau double entry itu berdimensi dua maka triple entry ini berdimensi
tiga jadi sebenarnya merupakan penyempurnaan dari system double entry. Bagi yang
berminat mendalami ini dapat dibaca Studies in Accounting Research No.18. yang ditulis
Yuji ljiri (1982).
2. Employee Reporting
Semakin besarnya kekuatan menawarkan serikat pekerja di Barat, khususnya di Eropa
menimbulkan fenomena baru dalam tuntutan akan laporan keuangan yang dapat
menggambarkan informasi yang dibutuhkan oleh kaum pekerja. Pegawai selaku salah satu
dari stakeholders juga berhak akn informasi keuangan. Informasi keuangan seperti inilah
yang disebut Employee reporting. Employee reporting merupakan bentuk laporan keuangan
yang memuat informasi yang relevan bagi karyawan atau serikat pekerja. Employee reporting
sangat berkembang d USA dan Eropa pada khususnya. Bahkan telah diterapkan di beberapa
Negara seperti anggota Organization of Economic Cooperation and Development (OECD)
seperti USA, Canada, Jerman, Perancis, Denmark, Norwegia, Swedia, dan United Kingdom
(Belkaoui, 1995).
Beberapa hal yang mendesak dan mendorong perlunya employee reporting ini adalah
(Purdy dalam belkaoui, 1985):
Beberapa informasi pennting yang diminta dilaporkan dalam employee reporting ini
adalah:
Jumlah pegawai;
Lokasi tempat bekerja;
Umur karyawan; Jam kerja;
Biaya tebaga kerja;
Program pension;
Program jaminan social, kecelakaan kerja, kesehatan, hari tua;
Pelatihan dan pendidikan atau adanya career path;
Pengakuan terhadap serikat pekerja;
Daftar karyawan berdasarkan agama, suku, bangsa, kelamin;
Dan sebagainya.
Dari suatu survey laporan keuangan kepada karyawan sejak tahun 1919 sampai 1979
diketahui beberapa alasan pelaporan sebagai berikut (Lewis, et. Al 1984 :
a) Menyampaikan perubahan.
b) Menyajikan propaganda manajemen.
c) Mempromosikan kepentingan memahami masalah dan prestasi perusahaan.
d) Menyampaikan keputusan manajemen.
e) Menyampaikan hubungan antara karyawan, manajemen, dan pemegang saham.
f) Menjelaskan tujuan perusahaan.
g) Mendorong partisipasi karyawan yang lebih besar.
h) Merespons tekanan legislative atau serikat pekerja.
i) Membangun imej perusahaan.
j) Memenuhi ketentuan UU tentang pengungkappan informasi yang dibutuhkan
karyawan.
k) Merespon kekhawatiran manajemen terhadap berbagai tuntutan pegawai, maupun
persaingan.
l) Menunjukkan perhatian besar terhadap karyawan.
Sebenarnya Laporan Pertambahan Nilai ini adalah modifikasi dari Laporan Laba Rugi
sehingga pada dasarnya dapat disusun dengan menggunakan laporan laba rugi ini. Langkah
yang di ikuti dalam menyusun laporan pertambahan nilai dari laporan laba rugi adalah
(Belkaoui, 1995):
Langkah 1:
Disini dihitung Laba Ditahan yang didapat dari Hasil Penjualan dikurangi Biaya, Pajak,
Dividen, atau:
Penyusutan Rp ......
Dividen Rp .....
Pajak Rp ......
Laporan Pertambahan Nilai ini dapat dosusun dari data di atas dengan format sebagai
berikut:
Penyusutan Rp......
Beberapa kegunaan dari Value Added Reporting ini dapat disebut sebagai berikut:
a. Konsep ini dinilai objektif sehingga dianggap sebagai informasi yang abash sebagai
dasar perhitungan reward.
b. Pertambahan nilai kotor merupakan informasi yang sangat berguna untuk
memgetahui angka reinvestasi (laba ditahan dan penyusutan).
c. Laporan ini dianggap dapat menjembatani kepentingan akuntansi dan ekonomi
dengan jumlah kekayaan dalam pengukuran pendapan nasional.
d. Pertambahan nilai bersih bisa menjadi dasar distribusi kekayaan bukan pertambahan
nilai kotor :
Pertambahan nilai bersih sangat cocok menjadi dasar perhitungan bonus
produktivitas tenaga kerja dengan memberikan penyisihan pada perubahan
modal.
Dengan mengurangi biaya penyusutan akan menghindari double counting yang
bisa terjadi jika ada pertukaran aktiva antara dua perusahaan.
Pertambahan nilai bersih sangat menguntungkan bagi konsep laba untuk semua.
Mestinya remunerasi karywan tidah hanya berasal dari gaji, tetapi juga kenaikan
kekayaan, ini konsep baru dalam dunia bisnis modern.
Dapat menjadi media peramalan yang baik bagi peristiwa ekonomi yang dapat
mempengaruhi kesehatan perusahaan.
Sangat cocok untuk ekonom dalam perhitungan pendapatan nasianal.
Dapat menilai proporsi masing-masing terhadap niali tambah sehingga dapat
mendorong keadlian.
Tidak semua pihak yang terlibat dalam menghasilkan pertambahan nilai itu
merasa senang bekerja sama dengan yang lain.
Ada kemungkinan dengan adnya laporan pertambahan niali ini manajemen salah
tanggep seolah ingin memaksimasi pertmabhan niali.
Kesalahan penafsiran terhadap pertambahan nilai dapat menimbulkan kepalsuan
pendapat seperti :
Kenaikan pertambahan nilai dianggap kenaikan laba;
Kenaikan pertambahan niali per unit dianggap otomatis bermanfaat bagi
pemegang saham;
Seolah dianggap bisa mengidentifikasi distribusi yang adil atas perubahan
pertambahan niali;
Pertambahan nilai yang tinggi untuk tenaga kerja per unit dianggap
meruapakan prestasi ekonomi yang baik;
Share tenaga kerja yang besar atas pertambahan nilai tidak berhak
mendapatkan gaji yang tinggi.
4. Akuntansi Perilaku
5. Multidiscipline Paradigma
Ilmu ekonomi yang merupakan bagian dari ilmu social berkembang menjadi
berbagai disiplin ilmu seperti :
Ekonomi Mikro dan Makro
Ilmu Manajemen
Pembangunan
Pemasaran (marketing)
produksi (production)
Keuangan (finance)
Ilmu manajemen berkembang lagi menjadi berbagai disiplin ilmu seperti; Akuntansi,
Business Policy, budgeting, Planning, Operating Research, Information System, dan lain-lain.
Perkembangan ilmu di masing-masing bidang ini selalu berkaitan erat dan saling
mengisi dengan disiplin ilmu lain. Contoh yang paling menarik adalah munculnya ilmu
decision science. Ilmu ini tampaknya mengkristal sebagai gabungan dari berbagai disiplin
ilmu seperti akuntansi, computer, information system, expert system, decision science,
mathematic, dan management science.
Fenomena ini menarik karena Nampak sekali bahwa lengah sedikit saja dalam
pengembangan ilmu itu kita akan ketinggalan ditelan kemajuan disiplin lain. Oleh karena itu,
pengembangan disiplin dan profesi akuntansi di tanah air jangan sampai lengah dan terlambat
mengantisipasi perubahan ilmu dan teknologi yang demikian cepat.
Keluhan beliau ini sebenarnya dapat diatasi oleh disiplin akuntansi sebagai satu
instrument measurement of quality. Para ahli akuntansi sejak awal athun 1930-an
sebenarnya sudah melakukan pengkajian yang intensif tentang bagaiman mencatat,
mengukur national income, social accounting, dan dampak social yang diakibatkan oleh
industry, perusahaan, atau kegiatan pembangunan. Ini tidak berbeda dengan apa yang
dibicarakan dalam KTT Bumi tersebut. Dalam pengertian lingkungan termasuk di
dalamnya manusia, flora, fauna, air, lahan, dan segala isinya.
Kesulitan Pengukuran
Kesulitan utama dari akuntansi bidang ini adalah ketidaksepakatan para ahli dalam
menentukan criteria pengukuran. Mengukur nilai kerusakan lingkungan, nilai social cost
maupun social benefit-nya tidak semudah yang dibayangkan. Contohnya kasus Cernobyl,
kasus Union Carbides, dan lain sebagainya menunjukkan betapa sukarnya melakukan
penetapan nilai kerusakan dan perbaikan lingkungan yang sama-sama diterima dan sesuai
pula dengan prinsip akuntansi yang sudah baku.
Penyajian
Dari berbagai konsep yang diajukan lembaga dan para ahli ada yang
menganjurkan metode penyajian: penjelasan dalam laporan keuangan (footnote
disclosure, narrative disclosure), membuat pos tersendiri, laporan khusus tentang
kerusakan lingkungan, Social Responsibility Report, Environment Exchange Report,
Social Income Statement Report, Compherensive Social Benefit Cost Model, dan
Multidimensional Income Statement. SEC biasanya mengharuskan perusahaan yang
listed di bursa New York Stock Exchange untuk melaporkan hal-hal yang bertalian
dengan masalah lingkungan, dan social cost dan benefit lainnya.
Sebenarnya topic ini bukan baru apalagi tren, karena isu ini sudah lama kenal
dalam akuntansi. Dalam akuntansi dikenal teori atau hipotesis EMH (Efficient Market
Hypothesis). Teori EMH ini menyatakan bahwa "Pasar akan menyesuaikan diri dengan
setiap informasi baru yang dikeluarkan mengenai saham." Dalam bahasa penelitian
bidang penelitian yang menyangkut soal ini adalah positive accounting teory. Dalam teori
ini yang dibahas bukan bagaimana mencatat transaksi, tetapi menyangkut:
Melihat hubungan antara pengumuman informasi akuntansi kepada public dan
reaksi pasar terhadap informasi itu yang dilihat dari indicator harga saham di
bursa;
Melihat pengaruh perubahan kebijakan akuntansi terhadap harga pasar.
Fama (1969) menyatakan bahwa beberapa syarat untuk menciptakan pasar yang
efisien adalah sebagai berikut:
a. Tidak ada biaya transaksi dalam perdagangan saham.
b. Semua informasi tersedia secara Cuma-Cuma bagi semua peserta pasar.
c. Semua sepakat terhadap implikasi informasi saat ini terhadap harga sekarang dan
distribusi harga masa yang akan dating dari tiap saham.
Ketiga set informasi di atas dapat memengaruhi harga saham sebagai berikut.
a. Bentuk lemah (weak form) dari sham efisien. Di sini harga pasar saham pada
periode tertentu secara penuh merupakan refleksi dari informasi yang berasal dari
harga harga saham masa lalu. Di sini tidak ada strategi dagang berdasarkan siklus
harga, pola harga atau peraturan lainnya.
b. Bentuk semi kuat (semistrong) di mana harga saham secara penuh merupakan
gambaran dari seluruh informasi yang tersedia kepada public termasuk harga
saham masa lalu. Di sini juga tidak ada strategi dagang yang dipakai dalam
perdagangan saham.
c. Bentuk kuat (strong form) di mana harga saham merupakan gambaran dari seluruh
yang ada baik informasi harga saham yang lalu, informasi yang tersedia untuk
public dan informasi lainnya seperti informasi dari dalam dan informasi pribadi
nlainnya.
Dari ketiga bentuk ini maka bentuk semistrong-lah yang paling relevan dengan
akuntansi karena dasar informasinya adalah informasi yang tersedia bagi public.
Dalam EMH sering digunakan Capital Assets Princing Model (CAPM). Yang
dimaksud dengn model CAMP ini adalah suatu model yang menaksir laba yang abnormal
atau laba yang tidak diperkirakkab dari saham biasa suatu perusahaan pada saat
diumumkannya laba perusahaan. Bentuk semistrong juga dipakai dalam model ini.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwasannya trend akuntansi itu berdasarkan Mega Trend 2000-nya Naisbitt
dalam Harahap (2008), ia mereflesikan megatrend akuntansi akan menghadapi persoalan-
persoalan seperti Perlunya akuntansi memberikan pengukuran efisiensi dan
produktivitas,perlunya keterpaduan akuntansi dengan bidang dan disiplin
lainnya,perlunya mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi yang relevan.
Kemudian untuk mengantisipasi tren tersebut di atas maka Ethoven menganjurkan
penyempurnaan insfrastruktur akuntansi agar bisa memenuhi tuntutan tren tersebut yaitu
dengan cara penyempurnaan system pendidikan, pelatihan, dan riset dalam bidang
akuntansi, struktur dan persyaratan sosio ekonomi dan budaya, persyaratan legal, status,
dan persyaratan lainnya, praktek profesi dan kelembagaan Dalam hal ini kami juga
membahas tentang akuntansi keperilakuan yang mana dalam makalah kami kami
menekankan pada beberapa prinsip etika profesi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yaitu
tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, obyektivitas, kompetensi dan
kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, standar teknis