Anda di halaman 1dari 3

Nama: Nabila Nova Brillian

NIM : 201810170311277
Kelas: Audit L

Aset Tak berwujud


PSAK No. 19 (Revisi 2015) menyatakan bahwa aset tak berwujud merupakan aset
nonmoneter yang teridentifikasi tanpa wujud fisik. Sifat dari aset tak berwujud ini sendiri
adalah mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, tidak mempunyai bentuk dan
diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah uang yang jumlahnya material. Terdapat beberapa
hal yang tidak boleh dimasukkan ke dalam aset tak berwujud seperti logo, judul publikasi,
aktivitas perintisan seperti pengeluaran membuka usaha dan aktivitas pelatihan.
Beban Ditangguhkan
Beban ditangguhkan merupakan biaya yang telah terjadi dan akan ditangguhkan karena
beban tersebut diharapkan akan dapat memberikan manfaat di masa depan, seperti biaya
penelitian dan pengembangan. Bagian biaya yang telah diakui sebagai beban pada periode
berjalan dan bagian biaya yang akan dilaporkan sebagai aset harus ditentukan dengan jelas
agar informasi yang dihasilkan akurat. Semua biaya dapat ditangguhkan pembebanannya
apabila biaya tersebut memenuhi kriteria sebagai aset yaitu memenuhi definisi aset, ada
kemungkinan bahwa manfaat ekonomi bisa dinikmati oleh entitas nantinya dan besarnya
manfaat dapat diukur secara andal.
Pembayaran di Awal
Pembayaran di awal dapat disebut juga dengan biaya dibayar di muka. Biaya dibayar di
muka atau expenses adalah pengeluaran yang dikeluarkan atau dibayarkan untuk keperluan
yang ada dalam tahun buku yang akan dating. Biaya dibayar di muka juga dapat didefinisikan
biaya – biaya yang belum sebagai kewajiban perusahaan untuk membayarnya pada periode
bersangkutan, namun perusahaan sudah terlebih dahulu membayarnya. Pencatatan biaya
dibayar di muka sebagai aktiva dan pembebanan biayanya melalui alokasi berdasarkan waktu
atau jumlah yang terpakai sebenarnya.
Perlakuan Akuntansi Terhadap Aset Tak Berwujud
1. Penilaian / Pengukuran aset tak berwujud : aset tak berwujud dinilai/diukur sesuai
dengan harga perolehannya. Biaya perolehan aset tak berwujud terdiri dari harga beli
ditambah dengan biaya-biaya yang terjadi sampai aset siap digunakan.
2. Pelaporan aset tak berwujud : aset tak berwujud dicatat atau dilaporkan dalam laporan
posisi keuangan / neraca pada kolom aset sesuai dengan nilai bersih dengan saldo
normal debit (setelah dikurangi akumulasi amortisasi) untuk amortisasinya bersaldo
normal kredit. Aset tak berwujud juga akan mengalami penyusutan yang disebut
amortisasi. Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan suatu aset tidak
berwujud selama masa manfaatnya. Umunya amortisasi aset tak berwujud
menggunakan metode garis lurus, dan dihitung setiap periode / tahunnya.
 
Perlakuan Akuntansi Terhadap Beban Ditangguhkan dan Perlakuan Akuntansi
Terhadap Pembayaran di Awal
Biaya ditangguhkan dan biaya dibayar dimuka hampir sama, meskipun merupakan uang
muka untuk transaksi barang/jasa namun ada perbedaan yang jelas antara keduanya. Biaya
dibayar dimuka : Sebagian besar pembelian yang dilakukan oleh perusahaan terlebih dahulu
dikategorikan dalam label biaya prabayar. Barang atau jasa prabayar ini adalah barang yang
digunakan bisnis atau menghabiskan waktu dalam satu tahun pembelian, seperti pajak sewa
atau properti. Sampai manfaat dari pembelian tersebut direalisasikan, biaya dibayar di muka
dicantumkan di neraca sebagai aset lancar.
Tujuan Pemeriksaan Aset Tak Berwujud
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tak
berwujud
2. Untuk memeriksa apakah perolehan, penambahan dan penghapusan aset tak berwujud
didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap serta diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang
3. Untuk memeriksa apakah aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan masih
memiliki kegunaan di masa yang akan datang
4. Untuk memeriksa apakah amortisasi aset tak berwujud dilakukan sesuai dengan
standar akuntansi keuangan
5. Untuk memeriksa apakah hasil yang diperoleh dari aset tak berwujud sudah dicatat
dan diterima oleh perusahaan
6. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan sudah
dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan
Tujuan Pemeriksaan Beban Ditangguhkan
Complience test dan seubstantive untuk beban dibayar dimuka dilakukan bertujuan untuk :
1. Untuk memriksa apakah terdapat internal control yang cukup atas beban dibayar
dimuka
2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya
sudah dicatat sebagai beban dibayar dimuka
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar dimuka yang mempunyai kegunaan untuk
tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai beban tahun berjalan
4. Meyakinkan bahwa amortisasi atau penghapusan beban dibayar dimuka dan biaya
yang ditangguhkan telah dihitung atas dasar yang dapat diterima serta diterapkan
secara konsisten dengan tahun-tahun yang lalu
5. Menentukan bahwa penambahan biaya selama masa pemeriksaan merupakan hal yang
wajar terhadap perkiraan tersebut dan memang merupakan biaya yang sebenarnya
6. Untuk memeriksa apakah penyajian beban dibayar dimuka dalam laporan keuangan
telah sesuai dengan PSAK
Tujuan Pemeriksaan Pembayaran di Awal
1. Untuk memastikan bahwa internal control perusahaan baik.
2. Untuk memeriksa apakah biaya mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya sudah
dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk
tahun berjalan telah dicatat pada sebagai biaya.
4. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dibayar di muka disajikan sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku secara umum.
Prosedur Pemeriksaan Aset Tak Berwujud
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tak berwujud
2. Minta perincian aset tak berwujud per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
3. Cocokkan saldo awal dan saldo akhir ke buku besar, lalu check footing dan cross
footing.
4. Periksa penambahan aset takberwujud:
5. Periksa amortisasi dan penghapusan (jika ada) aset takberwujud.
Prosedur Pemeriksaan Beban Ditangguhkan dan Pembayaran di Awal
1. Pelajari dan evaluasi internal control
2. Tarik kesimpulan mengenai internal control
3. Minta rincian
4. Check ketelitian perhitungan
5. Cocokkan saldo ke buku besar
6. Periksa apakah penyajian dalam lap keuangan sudah sesuai
Kertas Kerja Pemeriksaan
a. Top schedule
b. Program audit.
c. Working trial balance.
d. Ringkasan jurnal penyesuaian dan jurnal pengklarifikasian kembali.
e. Daftar pendukung.
f. Daftar utama.
g. Memorandum audit dan dokumentasi informasi pendukung.

Anda mungkin juga menyukai