Proposal Dewi
Proposal Dewi
PROPOSAL
Oleh
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan limpahan dan rahmat- Nya penulis telah
dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis
Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens L).
Adapun prposal ini dibuat dengan tujuan dan pemanfaatanya ini telah saya usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
meyelesaikan proposal ini.
Namun tidak terlepas dari semua itu saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasa maupun segi lainya sehingga penulisan ini perlu untuk
dikembangkan kembali menjadi lebih baik .Oleh karena itu harapan penulis agar proposal
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca umunnya dan bagi penulis khususnya. Akhir
kata saya ucapkan terima kasih semoga tuhan selalu senantiasa memberkati usaha kita.AMIN
Penulis
DAFTAR ISI
2.3 Hipotesis
1. Jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit.
2. Dosis pupuk kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai
rawit.
3. Terdapat interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman cabai rawit
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor terpenting untuk mendapatkan hasil
maksimal. Produksi maksimal dicapai bila menggunakan jarak tanam yang sesuai. Semakin
tinggi tingkat kerapatan suatu per tanaman yang mengakibatkan semakin tinggi tingkat
persaingan antar tanaman dalam hal mendapatkan unsur hara dan cahaya. Untuk
mendapatkan jarak tanam yang tepat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
kesuburan tanah dan jenis cabai rawit
Pada umumnya produksi setiap satuan luas tercapai dengan populasi tinggi, karena
tercapainya penggunaan cahaya secara maksimum di awal pertumbuhan. Pada akhirnya
penampilan masing–masing tanaman secara individu menurun karena persaingan untuk
cahaya dan faktor pertumbuhan lain. Tanaman memberikan respon dengan mengurangi
ukuran baik pada seluruh tanaman maupun pada bagian bagian tertentu.
Cabai memerlukan jarak tanam yang tepat sehingga penggunaan cahaya di awal pertumbuhan
secara maksimum. Apabila jarak tanam terlalu rapat maka penampilan masing masing
tanaman secara individu menurun karena persaingan untuk cahaya dan faktor pertumbuhan
lainnya. Kerapatan tanaman persatuan luas juga akan mengakibatkan perubahan iklim, mikro
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit.
Pupuk kandang merupakan pupuk yang penting di Indonesia. Selain populasi ternak
lebih banyak sehingga volume bahan dapat mudah diperoleh, secara kualitatif relativ lebih
kaya hara dan mikrobia dibandingkan limbah pertanian. Begitu pula pengaruhnya terhadap
tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan manifestasi penggabungan pertanian dan
peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian. Pupuk kandang
mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik dari pada pupuk organik lainnya apa lagi dari
pupuk anorganik, yaitu pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur
organik yang dibutuhkan di dalam tanah.
Pemberian pupuk kandang diberikan pada bedengan yang sudah disiapkan terlebih
dahulu. Namun, menggunakan takaran umum, per bedengan rata-rata diberikan 1 - 10 kg
pupuk kandang atau per hektar pupuk kandang memerlukan sekitar 10 - 15 ton ha-1 pupuk
kandang (Setiadi, 2007). Pupuk kandang sangat baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman
cabai rawit dan sebagai bahan pembenah tanah yang paling baik, unsur hara yang terkandung
pupuk organik pada umumnya rendah dan bervariasi
BAB III
BAHAN HASIL METODE PENELITIAN
5 J2P0 60 x 80 0
6 J2P1 60 x 80 5
7 J2P2 60 x 80 10
8 J2P3 60 x 80 15
9 J3P0 60 x 90 0
10 J3PI 60 x 90 5
11 J3P2 60 x 90 10
12 J3P3 60 x 90 15
Bila hasil uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut
(BNJ) pada lever 5% (BNJ 0.05) adalah :
BNJ0,05 = q0.05 (p; dbg)
Keterangan :
BNJ0,05 = Beda nyata jujur pada lever 5% , q0,05(P;dbg) = Nilai baku q pada lever 5%;
jumlah pelakuan p dan derajat bebas galat’ KTg = Kuadrat Tengah Galat dan r = Jumlah
Ulangan.
Plot Tanam
Urea SP-36 dan KCl (cm x cm)
3.5 Pengamatan
Adapun perubahan-perubahan yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang yang diberi tanda hingga sampai ke
titik tumbuh tertinggi pada umur 30, 45 dan 60 HST.
2. Diameter pangkal batang (mm)
Diameter pangkal batang diukur pada umur 30, 45 dan 60 HST, dengan menggunakan
jangka sorong.
3. Jumlah cabang (buah)
Jumlah cabang diamati pada umur 30 dan 45 HST, dengan cara menghitung jumlah
cabang per tanaman.
4. Berat buah per tanaman
Berat buah per tanaman dihitung dengan menjumlahkan berat buah dari panen 1 sampai
panen ke 5, panen dilakukan 7 hari sekali.
5. Produksi (ton ha-1 )
Produksi perhektar dihitung dengan mengkoversikan produksi per plot kedalam satuan
ton ha-1
Hasil uji F pada analisis sidik ragam (Lampiran genap 2 sampai 20) menunjukkan bahwa
faktor jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap diameter pangkal batang dan jumlah
cabang umur 30 HST dan berat buah pertanaman dan produksi, namun berpengaruh tidak
nyata terhadap peubah lainnya.
1. Tinggi Tanaman
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan bahwa jarak tanam
berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 30, 45 dan 60 HST.
Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan jarak tanam umur
30, 45 dan 60
Tabel 3 menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi
tanaman cabai rawit umur 30, 45 dan 60 HST, namun secara statistik menunjukkan
perbedaan yang tidak nyata. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa
tinggi tanaman berpengaruh tidak nyata. Hal ini diduga karena jarak tanam yang
diperlukan merupakan jarak tanam yang optimal, sehingga tidak ada pengaruh
kompetisi baik air,cahaya maupun unsur hara didalam tanah, Jarak tanam yang lebar
akan memberikan ruang yang cukup bagi tanaman untuk mendapatkan cahaya
matahari karena tidak ternaungi.
Tabel 4 menunjukkan bahwa diameter pangkal batang tanaman cabai rawit umur 30 HST
berpengaruh sangat nyata terhadap jarak tanam pada perlakuan J2 yang tidak berbeda nyata
dengan perlakuan J3 dan J1, Pada umur 45 berpengaruh tidak nyata terhadap diameter
pangkal batang. Namun secara statistik menunjukkan perbedaan diameter pangkal batang
yang tidak nyata, dan umur 60 HST berpengaruh nyata terhadap jarak tanam pada perlakuan
J3 yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan J2 dan J1.
3. Jumlah Cabang
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan bahwa jarak tanam
berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang 30, dan 45 HST.
Tabel 5. Rata-rata jumlah cabang cabai rawit pada berbagai perlakuan jarak tanam umur
30 dan
Jarak Tanam
Berat buah per tanaman (gr)
Simbol cm x cm
J1 60 x 70 37,59 a
J2 60 x 80 47,56 b
J3 60 x 90 67,01 c
BNJ 0.05 5,19
5. Poduksi
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan bahwa jarak tanam
berpengaruh sangat nyata terhadap produksi.
Tabel 7. Rata-rata produksi cabai rawit pada berbagai perlakuan jarak tanam.
Jarak Tanam
Produksi (ton ha-1)
Simbol cm x cm
J1 60 x 70 3,25 a
J2 60 x 80 4,58 b
J3 60 x 90 5,87 c
BNJ 0.05 0,49
Tabel 8 menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit tinggi tanaman umur 30 HST dijumpai
pada perlakuan P3 yang berbeda nyata dengan perlakuan laianya, yang pada umur 45 dan 60
HST, dijumpai pada P3 yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 dan P1, namun
berbeda nyata dengan perlakuan P0
.
50.00
41.33 39.56 40.00
40.00 32.6 7
45 HST
10.00
60 HST
0.00
0 5 10 15
Gambar 1 ; Tinggi tanaman umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagai perlakuan pupuk
kandang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa tinggi tanaman cabai rawit
dijumpai pada P3 (15 ton ha-1 ). Hal ini diduga karena pupuk kandang merupakan jenis
pupuk yang diberikan pada tanah dan membawa unsur-unsur penting untuk pertumbuhan
tanaman. Pupuk kandang mempunyai banyak kelebihan di antaranya, mengandung zat
tertentu seperti mikro organisme. Pupuk kandang apabila dicampur dengan pupuk organik
padat lain dapat mengaktifkan unsur hara yang ada dalam pupuk organik tersebut. Pupuk
kandang dapat memperbaik sifat kimia tanah mengandung unsur hara makro maupun unsur
hara mikro walaupun jumlahnya lebih rendah jika di bandingkan dengan pupuk anorganik,
pupuk kandang merupakan peranan penting dalam pertumbuhan tanaman cabai rawit.
Tabel 9 menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit diameter pangkal batang umur 30 HST
dijumpai pada perlakuan P3 tidak beda dengan perlakuan lainnya yang pada umur 45 dan 60
HST di jumpai pada perlakuan P3 (15 ton ha-1 ), yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan
P2 dan P1 namun berbeda nyata dengan perlakuan P0.
9.00
7.29 7.6 6
8.00 7.28
) Batang
7.00
5.3 5 5.7 4
6.00
5.00 5.76 5.88
Diameter Pangkal
4. 71
mm
4.00 4.53 30 HST
4.12 4.40
3.00 3. 92 45 HST
(
2.00
60 HST
1.00
0.00
0 5 10 15
Dosis Pupuk Kandang (ton ha 1)
Gambar 2. Diameter pangkal batang umur 30, 45 dan 60 HST pada berbagai perlakuan
pupuk kandang Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa diameter pangkal
batang tanaman cabai rawit dijumpai pada dosis P3 (15 ton ha-1 ). Hal ini diduga bahwa
penambahan pupuk kandang pada tanah dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti
kemampuan mengikat air, porositas dan berat volume tanah. Interaksi antara pupuk kandang
dan mikro organisme tanah dapat memperbaiki agregat dan struktur tanah. Hal ini dapat
terjadi karena hasil dekomposisi oleh mikro organisme tanah seperti polisakarida dapat
berfungsi sebagai lem atau perekat antar partikel tanah. Keadaan ini berpengaruh langsung
terhadap porositas tanah. Pada tanah berpasir, pupuk kandang dapat berperan sebagai
pemantap agregat yang lebih besar dari pada tanah liat.
3. Jumlah Cabang
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan bahwa pupuk kandang
berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang pada umur 30, dan 45 HST.
Tabel 10. Rata-rata jumlah cabang tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan pupuk
kandang umur 30, dan 45HST .
18.00
16.00
14.00 16.00
12.00 13.11
10.00 12.3 3 11.78
8.00
30 HST
6.00 7.64
4.00 5.64 6.31 45 HST
4.85
2.00
0.00
0 5 10 15
Dosis Pupuk Kandang (ton ha -1 )
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa jumlah cabang tanaman cabai rawit
dijumpai pada P3 (15 ton ha-1 ). Hal ini diduga pupuk kandang merupakan golongan pupuk
mikro. Selain itu pupuk kandang sebagai sumber bahan organik memiliki kelebihan jika di
bandingkan dengan pupuk anorganik seperti (1) dapat meningkatkan kadar bahan organik
tanah. (2) meningkatkan nilai tukar kation, (3) memperbaiki struktur tanah, (4) meningkatkan
aerasi dan kemampuan tanah dalam memegang air, (5) menyediakan lebih banyak macam
unsur hara seperti nitrogen, fosfor, kalium dan unsur mikro lainnya dan, (6) penggunaannya
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (Sutanto, 2008). Pada umumnya
pupuk kandang Sapi mengandung nitrogen (N) 2 - 8 %, fosfor (P2 O5 ) 0,2-1 %, kalium (K2
O5) 1-3 %, magnesium (Mg) 1,0 - 1,5 % dan unsur mikro .
4. Berat Buah Per tanaman
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan bahwa pupuk
kandang berpengaruh sangat nyata terhadap berat buah pertanaman
Tabel 11. Rata-rata berat buah per tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan pupuk
kandang.
Pupuk Kandang
Berat buah per tanaman (gr)
Simbol Ton ha-1
P0 0 30,93 a
P1 5 36,36 b
P2 10 41,25 c
P3 15 43,63 c
BNJ 0.05 4,07
Tabel 11. menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit berat buah pertanaman di jumpai pada
perlakuan P3 yang tidak berbeda dengan perlakuan P2 dan P1 namun berbeda nyata dengan
perlakuan P0.
50.00
40.00 43.63
41.25
30.00 36.36
30.93
Berat Buah Per tanaman
20.00
)
gr
(
10.00
0.00
0 5 10 15
Gambar 4. Berat buah pertanaman pada berbagai perlakuan pupuk kandang Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa berat buah pertanaman cabai rawit dijumpai
pada P3 (15 ton ha-1 ). Hal ini diduga karena pupuk kandang dapat memberikan tambahan
bahan organik, memperbaiki sifat fisik tanah, serta mengembalikan hara yang terangkut hasil
panen. Selain itu juga dapat mencegah kehilangan air dalam tanah dan laju infiltrasi air.
Beberapa unsur hara yang terkandung di dalam pupuk kandang adalah N, P, K, Ca, Mg, S, Fe
dan masih banyak unsur-unsur yang lainya.
5. Produksi
Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran 2 sampai 20) menunjukkan bahwa pupuk
kandang berpengaruh sangat nyata terhadap produksi.
Tabel 12. Rata-rata produksi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan pupuk
kandang.
Pupuk Kandang
Produksi (ton ha-1)
Simbol Ton ha-1
P0 0 2,93 a
P1 5 3,36 b
P2 10 3,53 b
P3 15 3,86 c
BNJ 0.05 0,38
Tabel 12. menunjukkan bahwa tanaman cabai rawit produksi (ton ha-1 ) dijumpai pada P3
(15 ton ha-1 ) yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2 dan P1 namun berbeda dengan
perlakuan P0.
4.50
-1 )
4.00
3.50 3.86
3.53
Produksi (ton ha
3.00 3.36
2.50 2.9 3
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0 5 10 15
-1 )
Dosis Pupuk Kandang (ton ha
Gambar 9. Produksi tanaman cabai rawit pada berbagai perlakuan pupuk kandang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa produksi (ton ha-1 ) tanaman cabai
rawit dijumpai pada P3 (15 ton ha-1 ). Hal ini diduga kandungan P3 paling tinggi maka hasil
lebih tinggi, tapi tidak beda nyata dengan P2 dan P1 namun berbeda dengan P0. Susunan
kimia pupuk kandang berbeda di setiap tempat. Susunan tersebut tergantung dari macam
ternak, umur dan keadaan hewan, serta cara mengurus dan menyimpan pupuk sebelum
dipakai. Pupuk kandang memiliki keunggulan dibandingkan dengan pupuk lain, yaitu;
merupakan humus yang dapat menjaga tanah sehingga tanah mudah diolah dan terisi banyak
oksigen, sebagai sumber hara makro (nitrogen, fosfor, dan kalium). Meningkatkan daya
menahan air (water holding capacity). Banyak mengandung mikro organisme. Semua
keunggulan pupuk kandang tersebut membuat pupuk kandang dianggap sebagai pupuk yang
lengkap. Pupuk kandang dapat berasal dari: sapi, kuda, kambing, babi, unggas dan lain-lain.
C. Pengaruh Interaksi
Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 2 sampai dengan 20) menunjukkan bahwa terdapat
interaksi yang tidak nyata antara jarak tanam dan pupuk kandang terhadap semua peubah
pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit yang diamati. Hal ini menunjukan bahwa
perbedaan respon beberapa jarak tanam tidak tergantung pada dosis pupuk kandang
begitupun sebaliknya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
A. Jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap diameter pangkal batang umur 30
HST dan jumlah cabang umur 30 HST, berat buah pertanaman dan produksi per
hektar. Berpengaruh nyata terhadap diameter pangkal batang umur 60 HST, serta
berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 30,45 dan 60 dan diameter
pangkal batang umur 45 HST, jumlah cabang umur 45 HST. Produksi cabai rawit
tertinggi didapati pada jarak tanam (60 cm x 90 cm).
B. Pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman 45, 60 HST,
diameter pangkal batang 45,60 HST, jumlah cabang umur 30, 45 HST,berat buah
pertanaman dan produksi per hektar. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
umur 30 HST, serta berpengaruh tidak nyata terhadap diameter pangkal batang umur
30 HST. Produksi cabai rawit tertinggi didapati dengan pemberian pupuk kandang 15
ton ha1 .
C. Terdapat interaksi yang tidak nyata antara faktor jarak tanam dan pupuk kandang
terhadap tanaman cabai rawit.
4.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penggunaan jarak tanam dan pupuk
kandang terhadap tanaman cabai rawit dan holtikultura lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2006. Jagung. http// Warintek. Progressio. or. Id./pertanian/cabai rawit. Htm.
Diakses 29 September 2013.
Gerry, Dian, S, 2004, Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Nitrogen dan PupukKandang Sapi
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis padaJarak Tanam yang Berbeda,
Universitas Brawijaya, Malang.
Gardner, FP., R.B. Pearse dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.H. Susilo
(Penerjemah) Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 428 hlm. Terjemah dari:
Fisiollogi Of Crop Plants.
Hidayat, H. 2011. Buku Panduan Praktikum Fisiologi Tanaman. Politeknik Negeri Lampung.
Bandar Lampung
Hartatik, W. Dan L.R. Widowati.2002. Pupuk Kandang Balai Besar Litbang Sumberdaya
Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.
Irfan, M. 1999, Respon Tanaman Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pengolahan tanah dan
Kerapatan Tanam Pada Tanah Andisol dan Ultisol. Pasca Sarjana Universitas
Sumatra Utara. Medan.
Jakarta.
Leiwakabessy FM, dan Sutandi A. 2004. Diktat Kuliah Pupuk dan Pemupukan. Departemen
Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Marjenah, 1998. Pertumbuhan dan Respon Morfologi Terhadap perbedaan intensitas cahaya.
Laporan penelitian lembaga penelitian universitas mulawarman samarindra
Yogyakarta.224 hlm