Perkembangan bahasa
Bayi yang baru lahir pastinya belum bisa untuk berbicara atau berbahasa, akan tetapi
bayi akan belajar dari lingkungan di sekitarnya. Dari suara-suara yang ada, lalu ia
membedakan suara atau bunyi yang ada disekitarnya, mulai dari bunyi dari suatu
benda, binatang, atau suara manusia. Dengan bayi tumbuh dan berkembang hingga
usia kanak-kanak, anak akan belajar dan mulai menemukan bahasanya sendiri. Dalam
proses penerimaan bahasa, anak memperoleh bahasa dengan menirukan, melihat dan
menirukan orang disekitarnya. Dan proses tersebut terjadi terus menerus hingga usia
selanjutnya.
Pada tahap selanjutnya, anak mulai menerima cerita, cerita tentang apa saja yang
sesuai dengan pola pikir anak, yang mampu dipahami anak. Dengan cerita untuk
memperkenalkan dunia, dengan sudut pandang yang sesuai denga anak.
Perkembangan bahasa anak juga berkaitan dengan perkembangan intelektual dan
aspek personalitas yang lainnya. Hal ini bisa digunakan untuk memahami bahwa
setelah anak mampu memahami dan menggunakan bahasa, anak dapat menerima dan
mengembangkan tentang pengetahuan dan pemahaman terhadap dunia.[5]
Anak yang terbiasa dengan sastra sejak dini akan memberikan dampak yang baik bagi
perkembangan anak dan sastra tidak hanya menjadi suatu sarana hiburan saja, akan
tetapi anak akan mengambil pendidikan dan pelajaran dari berbagai nasihat yang
terkandung. Selain itu sastra anak memiliki fungsi khusus terhadap perkembangan
anak yaitu; melatih dan memupuk kebiasaan membaca anak, membantu
perkembangan intelektual anak, karena memahami suatu bacaan bagi anak bukanlah
hal yang mudah, dengan kebiasaan membaca anak, anak akan lebih mudah memahami
karena sudah terbiasa. Selain itu, sastra mempercepat anak dalam perkembangan
belajar bahasa dan memingkatkan daya imajinasi anak