Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Atma Inovasia (JAI) p-ISSN: 2775-9385

Vol. 2, No. 2, Maret 2022 e-ISSN: 2775-9113


Pemanfaatan Media Sosial dan E-Commerce Sebagai Upaya Pemasaran Bakmi Jawa di Desa Piyaman

Pemanfaatan dan Strategi Pemasaran Olahan Bambu


Agam Nicholas1, Dimas Elang Wicaksono2, Febryanto Pratama3, Hans Audianto Kurniawan4, Hendrianto5, Hernandi Aditya
Prong6, Hizkia Pilar Tiarso7, Laksmay Alshika Purmitasari8, Satrio Adi Pamungkas9, Wemar Adhie Lovely10 , Meganusa
Ludvianto11
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No.44, Janti, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55281
Email : meganusa.ludvianto@uajy.ac.id

Abstract - This journal was created to fulfill the Abstrak - Jurnal ini dibuat dengan tujuan untuk
requirements for completing Kuliah Kerja Nyata ke 79 memenuhi ketentuan untuk menyelesaikan kegiatan
(KKN) activity that was carried out by Atma Jaya Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ke 79 yang dilaksanakan
Yogyakarta University in 2021. The location that was used oleh Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada tahun 2021.
as the object of KKN for the writing team was Serut village Lokasi yang dijadikan objek KKN untuk tim penulis
which is in Gedangsari sub-district, Gunungkidul district. adalah desa Serut yang berada di kecamatan Gedangsari,
, the province of the Special Region of Yogyakarta. The kabupaten Gunungkidul, provinsi Daerah Istimewa
theme raised by the writing team was the potential of Serut Yogyakarta. Tema yang diangkat oleh tim penulis adalah
village. The writing team searched for data and potensi dari desa Serut. Tim penulis mencari data dan
information about Serut village via the internet by informasi mengenai desa Serut melalui internet dengan
analyzing it through the official Serut village website and melakukan analisis melalui website resmi desa Serut dan
other related websites, and several related journals. The website lainnya yang berhubungan, dan beberapa jurnal
writing team found that Serut village's potential is the terkait. Tim penulis menemukan potensi yang dimiliki
potential for a tourism village and the potential for natural oleh desa Serut adalah potensi untuk desa wisata dan
resources, specifically the producer of Jati wood and potensi sumber daya alam yaitu penghasil kayu Jati dan
bamboo wood. This program is expected to be able to help kayu Bambu. Program yang tim penulis buat ini
Serut villagers to be able to further develop the potential diharapkan dapat membantu warga desa Serut untuk dapat
of their village. mengembangkan lagi potensi yang dimiliki oleh desanya.

Keywords - Village Potentials, Tourism Village, Village Kata Kunci - Potensi Desa, Desa Wisata, Potensi Sumber
Natural Resource Potentials. Daya Alam.

I. PENDAHULUAN update terakhir 2016 terdapat 5.164 penduduk yang


mendiami desa Serut.
Desa Serut merupakan desa yang terletak
di kecamatan Gedangsari kabupaten Gunung Kidul. Desa Serut memiliki beberapa potensi yang
Desa Serut berada di sebelah Utara Gunung Kidul dimanfaatkan masyarakat desa untuk menunjang
dengan ketinggian 200 mdpl. Utara desa Serut perekonomian mereka. Potensi tersebut berupa
merupakan desa Ngandong dan desa Kragilan potensi alam dan potensi usaha. Potensi alam yang
kecamatan Gantiwarno. Selatan desa Serut dimiliki desa Serut adalah wisata Gunung Jambu.
merupakan desa Terbah kecamatan Patuk. Barat Gunung Jambu merupakan upaya masyarakat desa
desa Serut merupakan desa Gayamharjo dan timur untuk memajukan pariwisata dengan memanfaatkan
desa Serut merupakan desa Sampang yang dimana potensi alam yang ada. Gunung Jambu merupakan
tempat yang menawarkan keindahan alam dari
masih satu kecamatan dengan desa Serut. Desa Serut puncak ketinggian. Selain itu Gunung Jambu juga
dengan luas tanah sebesar 858,8 Ha memiliki sering dimanfaatkan untuk wisata yang memacu
kondisi alam berupa dataran tinggi. Akses untuk adrenalin seperti offroad dan motor trail. Di dalam
masuk ke desa Serut sudah dapat dilalui oleh Gunung Jambu juga terdapat situs candi bersejarah
transportasi berupa motor dan mobil dikarenakan yakni Candi Manikmoyo yang sering digunakan
jalan utama telah beraspal. Sedangkan untuk masuk untuk ritual dan bertapa.
kedalam beberapa dusun dapat melewati jalan yang
sudah dicor beton. Potensi usaha yang dimiliki desa Serut adalah
potensi bambu dan potensi pohon jati. Tanaman
Desa Serut memiliki 7 dusun yang didalamnya bambu dapat dimanfaatkan menjadi berbagai
terdapat 7 RW dan 38 RT. Sedangkan untuk jumlah keperluan seperti furniture, kerajinan, bahan
penduduk menurut jenis kelamin yang diupdate bangunan, konsumsi, dan lainnya. Tanaman bambu
pada 2016, terdapat 2.516 penduduk laki laki dan merupakan tanaman yang masuk dalam kategori
2.648 penduduk perempuan. Sehingga menurut keluarga rumput-rumputan. Di Indonesia terdapat

131
Jurnal Atma Inovasia (JAI) p-ISSN: 2775-9385
Vol. 2, No. 2, Maret 2022 e-ISSN: 2775-9113
Pemanfaatan Media Sosial dan E-Commerce Sebagai Upaya Pemasaran Bakmi Jawa di Desa Piyaman

60 jenis bambu yang ditemukan di berbagai daerah yang digunakan untuk menganalisis data dengan
dataran rendah sampai dataran tinggi dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
ketinggian 300 mdpl. Tidak hanya bambu, terdapat yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
pula pohon jati yang dimanfaatkan menjadi bahan bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
baku pembuatan furniture dan bahan bangunan dari untuk umum atau generalisasi[2].
rumah tradisional. Jati merupakan tanaman yang
mendominasi hutan rakyat di Gunung Kidul. Pada
tahun 2007, terdapat 60.000 m3 kayu jati dari III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gunung kidul. Jati yang dihasilkan disalurkan ke A. Pengolahan bambu menjadi bahan
daerah industri pengolahan kayu yakni Klaten, anyaman
Jepara, Pekalongan, dan daerah di Jawa Tengah. Ide pengembangan usaha yang diusulkan oleh
Jenis pohon jati yang ditanam masyarakat desa Serut kelompok adalah ide kewirausahaan dengan
merupakan jenis Jati Unggul Nusantara. Jati Unggul memanfaatkan pengolahan tanaman bambu yang
Nusantara merupakan jenis tanaman jati yang ada di Desa Serut menjadi beberapa produk
memiliki tingkat pertumbuhan cepat dengan bayang kerajinan. Populasi dari tanaman bambu kurang
yang lurus dan bulat. dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat
sekitar. Tanaman bambu hanya dipakai sebagai
II. METODE PENGABDIAN keperluan pribadi saja dan tidak ada tujuan ke
pemasaran. Adapun beberapa hasil yang
Penelitian ini menggunakan metode dimanfaatkan oleh masyarakat tersebut seperti
penelitian kualitatif deskriptif yang menggunakan bahan baku pembuatan kandang ternak, pembuatan
analisis secara detail. Penelitian ini dilaksanakan di tampah, dan dijual kepada pihak ketiga yang
Desa Serut, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten membutuhkan.
Gunungkidul. Teknik pengumpulan data pada Sebelum dibuat menjadi beberapa kerajinan,
penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan
Seluruh data dan informasi yang digunakan pada untuk mengolah bambu menjadi bahan baku yang
penelitian ini bersumber dari berbagai website resmi siap digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan,
yang memuat berbagai data dan informasi mengenai antara lain : pemilihan bambu, pemotongan,
Desa Serut yang berarti penelitian ini memanfaatkan pembersihan, pengeringan, pewarnaan, pengawetan,
data sekunder sebagai sumber data dan informasi. dan proses penganyaman. Jenis bambu yang
Data sekunder sendiri merupakan data yang digunakan sebenarnya dapat bermacam-macam,
diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang akan tetapi jenis yang tersedia di daerah
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang Gunungkidul terkhusus Desa Serut ini adalah jenis
telah ada[1]. Pengumpulan data dilakukan bambu Jawa (bambu apus). Setelah didapatkan
menggunakan internet dikarenakan mengingat bambu dengan kualitas yang baik langkah
pelaksanaan penelitian pada kali ini terdapat selanjutnya yakni proses pemotongan bambu yang
berbagai kendala yang disebabkan oleh pendemi dapat memanfaatkan alat potong tradisional seperti
Covid-19 yang sedang dialami Indonesia dan parang ataupun alat potong menggunakan mesin
berbagai negara lainnya di seluruh dunia. serkel untuk mendapat hasil yang rapi. Langkah
Penelitian Mengenai Potensi Desa: selanjutnya yakni pembersihan, pembersihan
Tentunya setiap daerah memiliki potensi yang dilakukan dengan menggunakan alat boding proses
berbeda-beda yang dipengaruhi oleh banyak faktor pembersihan ini bertujuan untuk memperoleh hasil
di dalamnya. Maka sangatlah diperlukan suatu cara yang rapi dan menghilangkan serabut-serabut bekas
pengembangan meningkatkan potensi desa yang sisa dari pemotongan. Setelah dilakukan
dimiliki dengan harapan dapat menjadi suatu ciri pembersihan selanjutnya bambu tersebut
khas bagi daerah tersebut. Desa Serut memiliki dikeringkan dibawah sinar matahari secara langsung
banyak potensi yang dapat lebih dikembangkan untuk menghilangkan kadar air yang masih
seperti potensi dari sektor wisata, dan wirausaha. terkandung dalam bambu tersebut. Proses
Namun, kali ini kami ingin memberikan suatu pengeringan memakan waktu 1-3 hari tergantung
gambaran untuk meningkatkan potensi dari sektor dari cuaca. Setelah melalui proses pengeringan,
wirausaha dengan mengenalkan kerajinan bambu selanjutnya masuk ke dalam tahap pewarnaan.
yang bisa digunakan menjadi kerajinan yang Proses pewarnaan dilakukan dengan merebus bahan
bermanfaat. ke dalam larutan yang telah dicampur pewarna
Setelah proses pengumpulan data, maka untuk sintetis wenter. Dalam proses pewarnaan,
proses analisisnya penelitian ini menggunakan perbandingan air dengan pewarna disesuaikan
metode analisis deskriptif. Menurut Sugiyono dengan kebutuhan yang diinginkan. Bahan tersebut
(2014:21) metode analisis deskriptif adalah statistic dimasukkan ke dalam campuran yang mendidih

132
Jurnal Atma Inovasia (JAI) p-ISSN: 2775-9385
Vol. 2, No. 2, Maret 2022 e-ISSN: 2775-9113
Pemanfaatan Media Sosial dan E-Commerce Sebagai Upaya Pemasaran Bakmi Jawa di Desa Piyaman

kemudian dibiarkan direbus selama 15 menit dan bagian ujung-ujungnya untuk memperkuat
terus diaduk-aduk. Setelah proses perebusan, bahan rekatannya.
tersebut diangkat dan diangin-anginkan selama 12 f. Setelah direkatkan dengan menggunakan
jam agar warna dapat melekat dengan sempurna paku, rangka tersebut kemudian di lem
pada bahan. Selanjutnya adalah proses pengawetan dengan lem yang dicampur bensin untuk
bahan, pengrajin dapat menggunakan hidrogen merekatkan sisi-sisi yang masih belum
peroksida (H2O2) dengan cara mencampurkan menempel.
H2O2 dengan air bersih kemudian diaduk rata dan g. Setelah pengeleman hasil anyaman bambu
memasukkan bahan ke dalam campuran tersebut dan lalu ditempelkan pada kerangka yang
merendamnya selama 24 jam. Setelah itu diangkat berbentuk persegi dan merekatkannya
dan dibersihkan lalu dikeringkan dengan menggunakan lem, lalu biarkan
menjemurnya. tujuan dari pengawetan ini adalah mongering.
agar bahan tidak mudah rusak oleh jamur dan rayap. h. Setelah mengering dan produk sudah jadi,
produk dibersihkan serat yang masih
B. Ide pembuatan kerajinan menempel pada sisi-sisinya menggunakan
api kecil dengan cara menempelkan wadah
Pembuatan kerajinan muncul karena keinginan rokok ke api kecil lalu membersihkannya
untuk memaksimalkan pemanfaatan bambu menggunakan kuas.
sehingga dapat menambah nilai jual di pasaran. i. Setelah wadah rokok dibersihkan, langkah
Karena produksi sebelumnya menghasilkan produk selanjutnya adalah perendaman
setengah jadi, maka dalam pembuatan kerajinan ini menggunakan larutan H2O2 yang
tujuannya adalah memanfaatkan produk setengah dicampur dengan air selama semalaman,
jadi tersebut menjadi produk jadi untuk dijual ke yang berguna untuk
pasaran. memutihkan/mencerahkan warna dari
produk sehingga menarik ketika dilihat dan
1. Pembuatan wadah rokok bertujuan sebagai pengawetan agar tidak
terkena serangan rayap.
Dalam pembuatan wadah rokok, ada j. Setelah dikeringkan dari proses pemutihan,
beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk selanjutnya adalah pemberian impra
mengolah bambu anyaman menjadi sebuah produk dengan cara melumaskan larutan impra
kerajinan, berikut adalah prosesnya : menggunakan kuas ke seluruh bagian
a. Tahap pertama adalah penyiapan bahan wadah rokok. Impra adalah cairan yang
baku berupa hasil anyaman dari bambu biasa digunakan dalam finishing produk
apus yang sudah diraut dan melalui seluruh kayu yang bertujuan untuk mengkilapkan
proses pewarnaan dan pengawetan. dari suatu produk agar terlihat menarik.
b. Tahap kedua adalah pembuatan pola atau
desain pada anyaman bambu menggunakan
2. Pembuatan tudung lampu
pensil dan penggaris. Setelah pola berhasil
Cahaya merupakan suatu unsur penting
dibuat, selanjutnya pemberian garis luar
dalam suatu ruangan. Sumber cahaya bisa
untuk keperluan pemotongan
didapatkan secara alami maupun buatan. Sumber
menggunakan spidol. Anyaman bambu
cahaya alami didapatkan dari sinar matahari yang
tersebut dipotong menurut pola desain
masuk melalui sela-sela ruangan maupun jendela.
yang telah dibuat menggunakan alat potong
Sedangkan sumber cahaya buatan bisa didapatkan
berupa gunting.
dari lampu yang dialiri oleh listrik. Untuk
c. Tahap ketiga adalah mulai membuat
menambah unsur estetika ruangan, seringkali lampu
tangkai untuk wadah rokok dengan cara
dihiasi dengan tudung lampu agar terlihat lebih
meraut tangkai menggunakan pisau raut
menarik dan mempercantik ruangan. Salah satu
kemudian diberi lapisan lem dan bensin
bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai objek
agar tidak mudah dimakan oleh rayap.
pembuatan tudung lampu adalah bambu, karena
d. Tahap keempat yakni pembuatan lapisan
tanaman ini mudah ditemukan dan memiliki harga
tepi pada wadah rokok dengan anyaman
yang terjangkau serta memiliki daya tahan yang
dan dibantu dengan pisau raut hingga
relatif lama apabila diberikan perlakuan. Berikut
berbentuk menyerupai persegi.
adalah tahap-tahap pembuatan tudung lampu
e. Tahap kelima adalah pembuatan kerangka
berbahan bambu.
wadah rokok dengan cara menempelkan
a. Tahap pertama adalah pemilihan bambu,
hasil pemotongan tangkai yang sudah
bambu yang dipilih adalah bambu yang
berbentuk persegi dengan cara dipaku pada
berusia tidak terlalu tua dan sudah

133
Jurnal Atma Inovasia (JAI) p-ISSN: 2775-9385
Vol. 2, No. 2, Maret 2022 e-ISSN: 2775-9113
Pemanfaatan Media Sosial dan E-Commerce Sebagai Upaya Pemasaran Bakmi Jawa di Desa Piyaman

dibiarkan selama 5-6 hari agar benar-benar keunggulan serta kelebihan dari produk yang
kering dimiliki ke masyarakat.
b. Memotong bambu menjadi berukuran 1-
1,5 meter sesuai kebutuhan b. Promosi tidak langsung
c. Menghaluskan permukaan bambu hingga Promosi secara tidak langsung adalah promosi
halus menggunakan amplas dengan memanfaatkan berbagai media seperti
d. Melakukan pelapisan permukaan bambu media cetak, media sosial, radio. Promosi yang
menggunakan cat sehingga tampilannya dilakukan melalui media sosial dinilai akan
lebih indah dan tahan terhadap serangan lebih efektif karena modal yang dikeluarkan
rayap untuk biaya promosi sangat terjangkau dan
e. Menentukan ruas yang akan dijadikan dapat menjangkau masyarakat lebih luas.
dudukan lampu hias kemudian Karena di era digitalisasi seperti sekarang
memotongnya menggunakan gergaji, mayoritas penduduk di Indonesia memiliki
selanjutnya melubangi ujung lain untuk akun media sosial mereka masing-masing.
dijadikan keluarnya cahaya lampu
f. Menghaluskan ujung yang telah digergaji IV. KESIMPULAN
menggunakan amplas
g. Melubangi bagian tengah bambu untuk Memandang desa sebagai basis potensial
jalur penyambungan kabel kegiatan ekonomi haruslah menjadi paradigma baru
h. Membuat dudukan dari semen agar lampu dalam program pembangunan ekonomi Indonesia
hias dapat berdiri secara tegak dengan secara keseluruhan. Perubahan kondisi internal dan
tinggi dudukan 8 cm. eksternal yang terjadi menuntut kebijakan yang
i. Untuk membuat tampilan lampu menjadi tepat dan matang dari para pembuat kebijakan dalam
lebih menarik, diberikan ukiran dan upaya pengembangan potensi wilayah pedesaan.
pahatan pada badan tudung lampu. Sudah saatnya menjadikan desa sebagai pusat-pusat
j. Selanjutnya masukkan bohlam lampu ke pembangunan dan menjadikan daerah ini sebagai
dalam tudung bambu dan menyambungkan motor utama penggerak roda perekonomian. Dalam
semua komponen kabel. hal ini desa serut dapat melakukannya melalui sektor
pariwisata dengan pengembangan desa sebagai desa
C. Strategi Pemasaran Produk wisata dan sektor industri sebagai penghasil kayu
Setelah produk kerajinan selesai dibuat, jati dan kayu bambu.
langkah selanjutnya adalah memasarkan produk
untuk dijual ke masyarakat. Pemasaran dilakukan Kedua sektor tersebut dapat menjadi
dengan langkah awal yaitu promosi. Promosi pilihan model modernisasi desa serut, dimana
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. modernisasi ini haruslah dapat meningkatkan
kesempatan kerja dan pendapatan wilayah setempat,
a. Promosi langsung untuk itu perancangan perencanaan pembangunan
Promosi langsung dilakukan dengan cara desa wisata dan industri kayu bambu dan jati perlu
menawarkan produk kepada konsumen secara disesuaikan dengan karakteristik wilayah dan
langsung tanpa melalui perantaraan apapun. ketersediaan teknologi tepat guna. Sehingga alokasi
Promosi secara langsung dapat dilakukan sumber daya dan dana yang terbatas, dapat
dengan beberapa cara yakni dari pintu ke pintu, menghasilkan output yang optimal, yang pada
bazar atau pameran, dan word of mouth. akhirnya wajib berdampak positif terhadap
Promosi pintu ke pintu dilakukan dengan cara kesejahteraan masyarakat. Agar model
interaksi antara individu yang saling bertatap pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dapat
muka yang bertujuan menimbulkan transaksi. terwujud diperlukan pedoman pengelolaan sumber
Tujuan promosi melalui bazar adalah agar daya melalui pemahaman wawasan pariwisata dan
menarik minat konsumen terhadap barang yang industri secara bijak, yaitu pemanfaatan aset-aset
diproduksi karena di dalam bazar memiliki untuk kegiatan ekonomi tanpa mengesampingkan
kemungkinan yang lebih besar untuk aspek-aspek pelestarian lingkungan.
mendapatkan konsumen. Selain itu di dalam
pameran juga akan mudah ditemui konsumen V. SARAN
terhadap produk kerajinan, karena mayoritas
dari konsumen akan mencari produk perabotan Dari kesimpulan yang kami simpulkan
kerajinan dalam pameran. Strategi word of diatas, maka kami bisa mengusulkan beberapa saran
mouth dilakukan melalui pembicaraan dari yang bisa menjadi acuan dalam penerapan konsep
mulut ke mulut dengan cara menceritakan dan strategi pengembangan yang akan diterapkan

134
Jurnal Atma Inovasia (JAI) p-ISSN: 2775-9385
Vol. 2, No. 2, Maret 2022 e-ISSN: 2775-9113
Pemanfaatan Media Sosial dan E-Commerce Sebagai Upaya Pemasaran Bakmi Jawa di Desa Piyaman

dalam perencanaan di Desa Serut pada masa yang 6db270732e28968cac4520db34a9f4f2_buku profil


akan datang antara lain : inves 2016.pdf.

1. Membuat pemasaran dan promosi wisata [7] R.- Hidayat, “‘Sejuta Bambu Untuk
dan hasil olahan dari desa serut yang sesuai Indonesiaku’ Socio-Ecopreuneur Untuk
dengan masa kini, bisa menggunakan sosial Mensejahterakan Pengrajin Bambu Di Desa
media instagram, facebook, twitter, ataupun Hargomulyo, Gedangsari, Gunung Kidul,
hingga membuat website khusus untuk desa Yogyakarta Dalam Momentum Masyarakat
wisata serut. Ekonomi Asean( Mea),” J. Pengabdi. Barelang, vol.
1, no. 01, p. 16, 2019, doi: 10.33884/jpb.v1i01.959.
2. Mengelola sarana dan prasarana yang ada
di tiap tempat wisata dengan baik, bisa dimulai [8] Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri,
dari akses jalan menuju tempat wisata, sarana “Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19
kebersihan seperti kamar mandi di tempat Bagi Pemerintah Daerah : Pencegahan,
wisata, hingga kebersihan dan keasrian dari Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen,” J.
masing-masing tempat wisata Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699,
2013, doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
3. Memberikan penyuluhan dan pelatihan
kepada masyarakat mengenai pengolahan kayu [9] “STUDI MUTU KAYU JATI DI HUTAN
jati dan bambu hingga dapat menghasilkan RAKYAT GUNUNGKIDUL I. PENGUKURAN
luaran yang bisa diperjual belikan dalam bentuk LAJU PERTUMBUHAN SRI NUGROHO
mentah maupun bentuk jadi seperti kerajinan MARSOEM Bagian Teknologi Hasil Hutan,
tangan. Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta,” pp. 108–122.
DAFTAR PUSTAKA
[10] A. S. Widiastuti et al., “Potensi Masyarakat
[1]A. Khozin, “Persepsi Pemustaka Tentang Kinerja Desa Serut melalui Peremajaan Pariwisata Gunung
Pustakawan Pada Layanan Sirkulasi Di Jambu,” vol. 1, pp. 515–516, 2019.
Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen,”
Menejemen, pp. 30–39, 2013, [Online]. Available: [11] M. Dzakiyah, U. Latifatuzzahro, E. Ritonga,
http://eprints.undip.ac.id/40779/3/BAB_III.pdf. and ..., “Pendampingan Kelompok Sadar Wisata dan
Strategi Pengembangan Objek Wisata Gunung
[2]K. Adam and D. Steffi, “Metopen,” 12, p. 12, Jambu Gunungkidul, DIY,” Pros. Konf. …, vol. 1,
2015. pp. 327–332, 2019, [Online]. Available:
http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/abdim
[3]S. Asti Mulasari, M. Waldami Dwi Wibowo, A. as/article/download/250/227.
Irjayanti, and E. Nurmalasari, “Peningkatan
Sumberdaya Manusia Melalui Gedangsari [12] M. Dzakiyah, U. Latifatuzzahro, E. Ritonga,
Festival,” BERDIKARI J. Inov. dan Penerapan and ..., “Pendampingan Kelompok Sadar Wisata dan
Ipteks, vol. 7, no. 1, pp. 90–97, 2019, doi: Strategi Pengembangan Objek Wisata Gunung
10.18196/bdr.7160. Jambu Gunungkidul, DIY,” Pros. Konf. …, vol. 1,
pp. 327–332, 2019, [Online]. Available:
[4]D. Andriani, “Seminar hasil penelitian,” pp. 1– http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/abdim
13, 2007. as/article/download/250/227.

[5] G. W. Setiawan, S. D. Susanto, M. E. Rachmadi,


B. M. Enda, and F. T. Adevita, “Edukasi pengolahan [13]K. AYU HARI MURTI, “Kerajinan Anyam
dan pemasaran sebagai bentuk pemanfaatan Bambu Di Sanggar Hamid Jaya Desa Gintangan
tanaman bambu di desa Melikan,” vol. 1, no. 1, pp. Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi,” J.
53–58, 2021. Seni Rupa, vol. 6, no. 01, pp. 634–644, 2018.

[6] D. P. M. dan P. Terpadu, “Deskripsi Wilayah


Kabupaten Gunungkidul,” Profil Investasi
Kabupaten Gunungkidul, vol. 53, no. 9, pp. 1689–
1699, 2016, [Online]. Available:
https://dpmpt.gunungkidulkab.go.id/upload/gallery/

135
Jurnal Atma Inovasia (JAI) p-ISSN: 2775-9385
Vol. 2, No. 2, Maret 2022 e-ISSN: 2775-9113
Pemanfaatan Media Sosial dan E-Commerce Sebagai Upaya Pemasaran Bakmi Jawa di Desa Piyaman

Hernandi Aditya Prong, Prodi Agam Nicholas Prodi Teknik


Ilmu Hukum, Fakultas Sipil, Fakultas Teknik
Hukum,Universitas Atma Jaya ,Universitas Atma Jaya
Yogyakarta. Yogyakarta.

Hendrianto, Prodi Informatika, Febryanto Pratama Prodi


Fakultas Teknologi Industri, Teknik Sipil, FAKULTAS
Universitas Atma Jaya TEKNIK,Universitas Atma
Yogyakarta. Jaya Yogyakarta.

Hizkia Pilar Tiarso, Prodi


Informatika, Fakultas Teknologi
Industri, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Laksmay Alshika Purmitasari,
Departemen Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.

Hans Audianto Kurniawan,


Prodi Sistem Informasi, Fakultas
Teknologi Industri, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta. Wemar Adhie Lovely, Prodi
Teknik Industri, Fakultas
Teknologi Industri, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta

Satrio Adi Pamungkas, Prodi


Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Meganusa Ludvianto,
dan Politik,Universitas Atma Departemen Ilmu Komunikasi,
Jaya Yogyakarta. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta

136

Anda mungkin juga menyukai