Anda di halaman 1dari 9

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN

“Pembuatan Kemoceng Guna Meningkatkan


Kreativitas Dan Perekonomian Masyarakat Desa
Gununggede”
Kelompok 109
Desa Gununggede Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar

A. Pendahuluan
Kewirausahaan ialah suatu ilmu yang mengkaji
tentang pengembangan dan pembangunan semangat
kreativitas serta berani menanggung resiko terhadap
pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan hasil karya
tersebut. Mengasah kreativitas sangat diperlukan karena
pentingnya bagi keberasilan seseorang. Sedangkan istilah
Pelatihan (training) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti proses, cara, perbuatan melatih; pekerjaan melatih.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
pelatihan kewirausahaan adalah untuk melatih peserta
secara bertahap agar memiliki kompetensi kewirausahaan
dan bisnis, melatih wirausahawan agar mampu bertindak
mendirikan usaha yang layak dengan memanfaatkan
peluang yang ada pada saat tertentu dan di daerah tertentu
serta mengembangkan SDM yang mampu menciptakan
kesempatan kerja bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Seringkali ide usaha yang dikembangkan oleh
seorang wirausahawan dimulai dari ide praktis yang
diyakini memiliki kepastian untuk berhasil dan
keberhasilan tersebut banyak berawal dari sebuah usaha
berskala kecil. Ide usaha kecil tersebut antara lain adalah
usaha menjual hasil kerajinan tangan, yaitu kerajinana atau
barang yang dihasilkan dengan proses buatan tangan atau
aktifitas yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan
melalui keterampilan tangan, kerajinan yang dibuat
biasanya terbuat dari berbagai bahan baku untuk
menghasilkan barang yang memiliki nilai jual.
Desa Guunggede merupakan salah satu dari 8 desa
yang ada di Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Desa
Gununggede ini memiliki potensi Sumber Daya Alam
(SDA) yang melimpah dikarenakan luas wilayah yang
sangat luas dan belum banyak lahan yang terpakai untuk
pemukiman. Selain itu bisa dikatakan bahwa Desa ini
merupakan salah satu Desa yang memiliki banyak
penduduk. Desa Gununggede memiliki jumlah penduduk
sekitar 3.977 penduduk. Tetapi di Desa tersebut belum
memanfaatkan kualitas SDM dengan baik sehingga banyak
masyarakat yang memutuskan untuk menjadi TKI / TKW
dan bahkan menganggur. Tidak adanya lapangan
pekerjaan juga menjadi salah satu alasan mereka untuk
mengadu nasib keluar kota atau bahkan ke luar negeri.
Kondisi tersebut lah yang mengakibatkan perekonomian
Desa Gununggede yang kurang baik.
Berdasarkan kondisi tersebut, akhirnya peneliti
tertarik untuk mengadakan kegiatan berupa pelatihan
kewirausahaan yang bertemakan “Pembuatan Kemoceng
Guna Meningkatkan Kreativitas Dan Perekonomian
Masyarakat Desa Gununggede”.
B. Pembahasan
1. Gambaran Desa
Desa Guunggede merupakan salah satu dari 8 desa
yang ada di Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar.
Secara geografis terletak pada 111 25’ – 112 20’ BT
dan 7 57-8 9’51 LS berada di Barat Daya Ibu Kota
Provinsi Jawa Timur–Surabaya. Desa Gununggede
memiliki luas wilayah seluas 893,34 Ha. Desa
Gununggede Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar
merupakan sebuah desa yang berada di daerah
pedesaan dengan ketinggian 800 sampai dengan 900
m dari permukaan laut. Iklim Desa Gununggede
memiliki iklim kemarau dan hujan dengan suhu rata-
rata pada saat kemarau yakni 330C. Dalam pembagian
kewilayahan Desa Gununggede Kecamatan Wonotirto
Kabupaten Blitar terbagi menjadi 4 (empat) wilayah
dusun, antara lain:
a. Dusun Sumberbendo, terdiridari 10 RT dan 2
RW.
b. Dusun Kali Kuning, terdiri dari 9 RT dan 2 RW.
c. Dusun Kali Kenongo, terdiri dari 10 RT dan 2
RT.
d. Dusun Krajan, terdiri dari 5 RT dan 2 RW.
Desa Gununggede memiliki jumlah penduduk
sekitar 3.977 penduduk. Dimana setiap penduduk
bermata pencaharian petani (jagung, cabe, dan padi),
perkebunan (tebu), dan peternakan (ayam). Selain itu,
penduduk desa Gununggede bermata pencaharian
berdasarkan sektor buruh tani dengan jumlah 1279
orang, buruh perkebunan 32 orang, pemilik usaha
perkebunan 11 orang, peternakan perorangan 4 orang,
buruh usaha peternakan 1 orang, tukang batu 18
orang, tukang kayu 26 orang, tukang jahit 5 orang, dan
karyawan perdagangan hasil bumi 21 orang.
Desa Gununggede memiliki jumlah penduduk
sekitar 3.977 penduduk. Dimana setiap penduduk
bermata pencaharian petani (jagung, cabe, dan padi),
perkebunan (tebu), dan peternakan (ayam). Selain itu,
penduduk desa Gununggede bermata pencaharian
berdasarkan sektor buruh tani dengan jumlah 1279
orang, buruh perkebunan 32 orang, pemilik usaha
perkebunan 11 orang, peternakan perorangan 4 orang,
buruh usaha peternakan 1 orang, tukang batu 18
orang, tukang kayu 26 orang, tukang jahit 5 orang, dan
karyawan perdagangan hasil bumi 21 orang.
2. Potensi Desa
Potensi desa yang ada di desa Gununggede
untuk mendukung kemajuan Desa, baik dari sumber
daya alam, sumber daya manusia, maupun sarana
prasarana.
a. Sumber Daya Alam
Desa Gununggede memiliki sumber daya
alam yang melimpah, terlebih banyak juga
masyarakat yang memanfaatkan sumber daya
alam yang terdapat di desanya. Yang menjadi
potensi utama penduduk yakni diantaranya,
jagung, tebu, singkong, dan yang lainnya.
Terdapat juga kayu jati yang tumbuh subur di
desa Gununggede.
Desa Gununggede juga memiliki sumber
mata air yang biasa digunakan juga untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain sumber
mata air, desa Gununggede juga memiliki puncak
pelangi yang cocok digunakan untuk bersantai
dan liburan bersama keluarga, teman, atau
pasangan.
b. Sumber Daya Manusia
Potensi SDM yang dimiliki Desa
Gununggede adalah tenaga, kader kesehatan, dan
kader pertanian. Ditambah dengan masyarakat
yang senang bergotong royong. Sedangkan
sumber daya sosial yang dimiliki Desa
Gununggede adalah banyaknya rutinan pengajian
atau yasinan yang ada di masyarakat, arisan,
posyandu, dan lain-lain.
3. Analisis dan Hasil
Dalam pelaksanaan program kali ini yaitu
kegiatan keterampilan pembuatan kemoceng,
dilaksanakan pada hari rabu tanggal 10 agustus 2022.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan bekerjasama
dengan Lembaga desa yaitu PKK (Pemberdayaan dan
KesejahteraanKeluarga), ibu-ibu Jam’iyah pengajian,
dan ibu-ibu masyarakat Desa Gununggede,
Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Kegiatan
tersebut dilaksanakan pada waktu pagi hari jam 09.00
wib dan di selesaikan pada jam 12.00. dan
dilaksanakan di pendopo kantor desa Gununggede.
Kegiatan tersebut mendapatkan anstusias yang
sangat baik dari pihak perangkat desa maupun yang
mengikuti kegiatan tersebut. Dalam pelaksanaan
pembuatan kemoceng tersebut ibu-PKK dll dibagi
menjadi empat kelompok yang terdiri kurang lebih
ada 10 anggota yang didampingi juga dari anggota
KKN Desa Gununggede. Sebelum melakukan
kegiatan terlebih dahulu menyiapkan seluruh bahan-
bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan
tersebut.
a. Bahan yang digunakan:
1) Tali rafia (3 warna)
2) Tongkat/rotan
3) Benang nilon
4) Plastik bungkus
b. Peralatan yang diperlukan:
1) Sisir kawat
2) Guntung
3) Cutter/Pisau
Setelah semua bahan dan peralatan sudah
disiapkan. Ibu-ibu PKK dan semua yang mengikuti
kegiatan pembuatan kerajinan kemoceng memulainya
dari Langkah pertama. Langkah pertama yang
dilakukan adalah memotong tali raffia sekitar 20 cm
dengan berbagai warna dengan jumlah sebanyak-
banyaknya. Kemudian memotong juga benang nilon
sepanjang 2,5 m.
Langkah kedua yaitu merentangkan benang
nilon ke tiang yang ada di pendopo Balai Desa
Gununggede. Kemudian setelah direntangkan, ibu-ibu
anggota pelatihan memulai dengan mengaitkan satu
persatu talirafia yang sudah dipotong terlebih dahulu
sebelumnya. Dalam mengerjakan pengaitan tali raffia
ini ibu-ibu sangat gembira karena bias bekerja sama
sekaligus bias sosialisasi dengan anggota yang lain.
Talirafia yang dikaitkan tersebut dibuat corak yang
menarik agar bias diterima oleh konsumen. Corak
tersebut dibuat dengan gradasi warna dari berbagai
warna yang didapat dari potongan raffia tersebut.
Langkah ketiga, setelah beberapa langkah
sebelumnya di selesaikan, kemudian melanjutkan ke
Langkah selanjutnya yaitu menyisir tali rafia yang
telah dikaitkan kebenang nilon. Kegiatan menyisir
tersebut juga dilakukan bersama-sama dan secara
bergantian oleh ibu-ibu anggota pelatihan tersebut.
Tali yang sudah dikaitkan tersebut disisir dengan sisir
kawat sampai tali tersebut memiliki tekstur yang
lembut.
Langkah keempat, setelah Langkah ketiga
dilakukan dengan baik, kemudian ibu-ibu anggota
pelatihan melanjutkan ke proses pelilitan rangkaian
rafia yang telah tersusun rapi pada benang nilon.
Dimulai dengan mengaitkan ujung rangkaian ke ujung
rotan yang sudah disiapkan. Kemudian dilanjutkan
dengan menyusun rangkaian tali rafia tersebut secara
memutar hingga hamper ujung yang lainnya. Dalam
pengaitan tersebut disisakan ruang pada rotan sekitar
15cm tujuannya ialah untuk pegangan tangan saat
kemoceng tersebut digunakan untuk bersih-bersih.
Setelah pengaitan sampai sisi ujung rotan, kemudian
pada ujung tersebut dilakukan penalian agar rangkaian
tersebut bias menempel rapat pada rotan dan tidak
lepas kembali.
Langkah kelima, jika dari serangkaian proses
dari awal selesai maka sudah nampaklah dari wujud
kemoceng. Dan pada tahapan ini anggota pelatiahan
melanjutkan pada perapian kemoceng. Kegiatan
perapian ini dilakukan agar kemoceng memiliki
bentuk yang rapi dan bias digunakan dengan efektif.
Perapian tersebut dilakukan dengan memotong
rangkaian rafia yang memiliki Panjang yang tidak
sama dengan menggunakan gunting yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Perapian tersebut dilakukan
sampai panjang rangkaian raffia memiliki Panjang
yang sama dan beragam.
Langkah keenam, kali ini tingal melakukan
finishing yaitu setelah kemocengnya sudah rapi
tinggal memasukkannya ke dalam plastik bungkus.
Dengan tujuan setelah dimasukkan ke dalam plastic
tersebut adalah menambah nilai jual, menjaga kualitas
produk, dan biar tahan lama.
Setelah diadakan kegiatan yang di ikuti oleh ibu-
ibu PKK, jam’iyah pengajian, dan masyarakat
diharapkan semua anggota agar bisa membuat
kemoceng sendiri dengan bahan-bahan yang ada di
sekitar kita, menambah solidaritas antar anggota dan
masyarakat sekitar, memupuk rasa saling gotong
royong dalam menyelesaikan pekerjaan. Tak hanya itu
kegiatan tersebut juga diharapkan bisa menambah
kreativit asanggota, dan bisa menjadikan pembuatan
kerajinan tersebut sebagai peluang usaha, dan bisa
menambah perekonomian dari anggota pelatihan
tersebut.
C. Penutup
1. Hambatan
Hambatan yang ditemui dalam pelatihan
kewirausahaan yaitu kurangnya koordinasi antara
panitia pelaksana dengan pihak desa, kemudian
kurangnya antusias warga Desa Gununggu di dalam
mengikuti pelatihan kewirausahaan, serta fasilitas pada
Desa Gununggede kurang memadai.
2. Solusi
Sebaiknya dari panitia lebih mempersiapkan
kegiatan yang akan dilaksanakan dengan lebih matang
agar acara berjalan dengan lancar tanpa adanya
halangan, seharusnya dari panitia juga mendorong
warga agar lebih tertarik mengikuti pelatihan ini, dan
untuk fasilitas sendiri pihak panitia lebih tanggap
dalam mencari alternatif lain.
3. Saran
Bagi panitia pelaksana semoga kedepannya bisa
mengkonsep dan mengatur acara dengan lebih baik lagi,
agar bisa meningkatkan antusias peserta dalam
mengikuti pelatihan kewirausahaan. Sedangkan untuk
pihak desa lebih meningkatkan fasilitas/ sarana
prasarana yang dimiliki, supaya dikemudian hari jika
terdapat kegiatan yang membutuhkan fasilitas dari desa
tidak lagi kesulitan

Daftar Pustaka
Ratnasati, Sri. 2021. “Pemberdayaan perempuan melalui
pelatihan kewirahusaan menjahit PKBM Bhina
Swakarya”. DIKLUS : Jurnal Pendidikan luar sekolah
Vol. 5 No. 1.
Kusuma, I. L. 2014. "Pelatihan Kewirausahaan Sebagai
Peluang Bisnis Untuk Generasi Milenial Di Solaraya
Selama Masa Pandemi Covid-19". Angewandte Chemie
International Edition, 6(11).
Rumawas, W. 2019. Pelatihan Kewirausahaan Wanita Kaum
Ibu Dan Pemuda Remaja Putri Jemaat Bukit Moria
Malalayang. Jurnal Lppm Bidang Ekososbudkum Vol. 4
No. 2.
Winarsih, Sulis Setiani dan Mufida Windy Istiani. 2017.
“Pengolahan Cengpo (Komoceng Kelopo) Untuk
Menunjang Perekonomian Masyarakat Desa Ploso
Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan”.
Equilibrium Vol. 5 No. 2.
Nama DPL dan Nama Kelompok
Nama DPL : Yuliani, MM.
Kelompok 109
1. M. Ary Esa Mahendra (Prodi Komunikasi dan
Penyiaran Islam)
2. MustainYanis (Prodi HukumKeluarga Islam)
3. Atiqotul Maula Al-Fajriyah (Prodi Psikologi Islam)
4. Mifthaqul Lia Fitriana MS (Prodi Ekonomi Syariah)
5. Ika Mei Leni (Prodi Perbankan Syariah)
6. Sari Anata Dewi (Prodi Manajemen Pendidikan
Islam)
7. Miftakul Khasanah (Prodi Hukum Keluarga Islam)
8. Galih Buana Mahardika (Prodi Psikologi Islam)
9. Faricha Hamida Kamalin (Prodi Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir)
10. Laili Rizki Amalia (Prodi Pendidikan Agama Islam)
11. Rizky Wulansari (Prodi Pendidikan Agama Islam)
12. M. Sabiqul Fahmi Amalia (Prodi Pendidikan Agama
Islam)
13. Eka Putri Lestari (Prodi Pendidikan Bahasa Arab)
14. Susanti (Prodi Ekonomi Syariah)
15. Lutfi Nur Faidah (Prodi StudiAgama-agama)
16. Muhammad Bagus (Prodi Tasawuf dan Psikoterapi)
17. Titin Dwi Ratna Sari (Prodi Tadris Bahasa Inggris)

Anda mungkin juga menyukai