Anda di halaman 1dari 10

Penanaman Kaliandra Sebagai Kayu Energi dan Hijauan Makanan

Ternak Pada Pertanaman Agroforestri Masyarakat Desa Gerbosari,


Samigaluh Kulon Progo
Eko Prasetyo1* , Wiyono2, Puji Lestari3, Rochmat Hidayat4, Silvi Nur Oktalina5, Agus
Ngadianto6, Prasetyo Nugroho7
1,2,3,4,5,6,7,8
Program Studi Pengelolaan Hutan, Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner,
Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada

*Email: eko.prasetyo@ugm.ac.id

Abstrak
Tujuan pengabdian ”Penanaman Kaliandra sebagai Kayu Energi dan Hijauan Makanan Ternak
(HMT) pada Pertanaman Agroforestri Masyarakat Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo”
adalah untuk 1) memberikan tambahan pengetahuan pemanfaatan kaliandra selain HMT yaitu
sebagai bahan baku sumber energi dan 2) mempraktekan teknik penanaman kaliandra pada
sistem agroforestri di Desa Gerbosari. Cara ternak yang dikembangkan di Dusun Keceme adalah
“cut and carry system” atau sistem merumput. Sistem merumput membuat petani harus
menyediakan lahan untuk ditanami HMT baik berupa rumput atau daun-daun pohon.
Sosialisasi dan diskusi dengan masyarakat menghasilkan kesepakatan yaitu program yang
dijalankan tidak sebatas penanaman kaliandra, tetapi aspek pemanfaatan kaliandra sebagai kayu
energi dan pengenalan wood pellet diperlukan oleh masyarakat Dusun Keceme. Metode
pelaksanaan pengabdian melalui 4 tahap dalam satu kesatuan skema. Metode yang dilakukan
adalah 1) sosialisasi program, 2) penyuluhan, 3) praktek penggunaan kompor wood pellet dan 4)
penanaman. Program pengabdian mampu memberikan pemahaman awal kepada masyarakat
Dusun Keceme mengenai manfaat kaliandra sebagai alternatif energi terbarukan yaitu dalam
bentuk pellet kayu. Teknik penanaman agroforestri kaliandra sudah lama dipraktekkan
masyarakat Dusun Keceme yaitu di tepi-tepi teras lahan.

Kata kunci: hijauan makanan ternak, kaliandara, penanaman, wood pellet

Abstract
The purposes of community service entitled "Kaliandra Planting as Energy Wood and Forage
Livestock Feed on Agroforestry Crops Gerbosari Village Community Samigaluh Kulon Progo" are
1). To provide additional knowledge of Kaliandra (Calliandracallothyrsus) utilisation other than
HMT that is as a raw material of energy source and 2). To practice the technique of Kaliandra
planting on agroforestry system in Gerbosari Village. The way cattle developed in Dusun Keceme
is "cut and carry system" or grazing system. Grazing systems make farmers provide land for HMT
planting either in the form of grass or tree leaves. Public dissemination and discussion with the
community resulted in an agreement that the program is not only Kaliandra planting, but the
utilisation of Kaliandra as an energy wood and wood pellet introduction is needed by Keceme
Hamlet community. Methods of implementation of community service are through 4 stages in one
unity of scheme. The methods are 1) program dissemination, 2) counselling, 3) practice of using a
wood pellet stove and 4) planting. The community service program can provide an initial
understanding of the community of Keceme Hamlet about the benefits of Kaliandra as an
alternative to renewable energy that is in the form of wood pellets. The technique of agroforestry
cultivation of Kaliandra has long been practised by the people of Keceme Hamlet that is on the
edge of the terrace of the land.

Keywords: forage, Kaliandra, planting, wood pellet

1
PENDAHULUAN
Luasan hutan rakyat di Kulon Progo ketahanan terhadap fluktuasi harga,
cenderung meningkat dari tahun ke tahun, pengaturan hasil dari jenis yang multi
data menunjukkan bahwa sejak tahun 2004- product menyebabkan hasil yang
2013 luasan hutan rakyat mengalami berkesinambungan, dan investasi yang
peningkatan sampai dengan 930 ha. Data murah bagi petani.
BPS tahun 2013, menunjukkan bahwa jenis Berdasarkan keadaan topografi (Tabel
jati memiliki produktivitas tertinggi yaitu 1.), salah satu kecamatan yang memiliki
mencapai 25.073 m3, sonokeling 4.028 m3, ketinggian 500 – 1.000 m dpl adalah
mahoni 6.309 m3, sengon 3.861 m3 dan Kecamatan Samigaluh. Salah satu desa di
lainnya 2.570 m3. Sebagian besar hutan Kecamatan Samigaluh yang potensial untuk
rakyat di Kulon Progo menggunakan sistem dikembangkannya jenis kaliandra sebagai
agroforestri yaitu pencampuran jenis jenis MPTS yang berkontribusi dalam
tanaman kehutanan dengan tanaman pengembangan alternatif energi dan sebagai
pertanian, herbal atau ternak. Kelebihan Hijauan Makanan Ternak adalah Desa
sistem agroforestri secara ekonomi adalah Gerbosari.
diversifikasi produk menyebabkan

Tabel 1. Keadaan Topografi Kabupaten Kulon Progo


Kelompok Keadaan Topografi Wilayah
Bagian Perbukitan Menoreh dengan Girimulyo, Samigaluh, Kokap dan sebagian
Utara ketinggian 500 - 1.000 m dpl Nanggulan
Bagian Daerah perbukitan dengan Kalibawang, Nanggulan, Girimulyo, sebagian
Tengah ketinggian 100 - 500 m dpl Samigaluh, sebagian Pengasih, dan sebagian
Kokap
Bagian Dataran rendah dengan Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, dan
Selatan ketinggian sampai 100 m dpl sebagian Pengasih
Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo, 2011

Desa Gerbosari adalah sebuah desa Sebelah Selatan : Desa Banjarsari,


yang terletak di daerah pegunungan Kecamatan Samigaluh
menoreh di Kabupaten Kulon Progo. Secara Sebelah Timur : Desa Ngargosari,
administrasi Desa Gerbosari dalam wilayah Kecamatan Samigaluh
Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Sebelah Barat : Desa Sidoharjo,
Progo. Luas wilayah Desa Gerbosari adalah Kecamatan Samigaluh
966,3 Ha. Desa Gerbosari terdiri dari 19 Pengembangan jenis Multipurpose
dukuh, yaitu Dukuh Sari Mulyo, Trees Spesies (MPTS) diperlukan untuk
Kemiriombo, Jeruk, Pengos A, Pengos B, mendukung sektor peternakan dan energi
Manggis, Ketaon, Ngroto, Clumprit, Jetis, di Desa Gerbosari. Salah satu jenis MPTS
Karang, Jati, Tlogo, Dukuh, Sumbo, Sendat, yang dapat diterapkan dengan sistem
Kayu Gede, Menggermalang dan Keceme. agroforestri terutama di daerah perbukitan
Kondisi Geografis desa Gerbosari berada adalah jenis kaliandra. Produksi biomassa
pada ketinggian rata-rata 740 m di atas kaliandra cukup tinggi terutama di areal
permukaan laut dengan suhu rata-rata 23- dengan ketinggian >800 m, sehingga
34º C. Topografi desa termasuk pada daerah memungkinkan optimasi penggunaan
dataran tinggi dan perbukitan. lahan-lahan di daerah tinggi yang tidak
Adapun batas-batas wilayah dari Desa datar termasuk di lereng-lereng bukit
Gerbosari adalah sebagai berikut: (Hendrati dan Hidayati, 2014). Pemanfaatan
Sebelah Utara : Propinsi Jawa Tengah tanaman kaliandra oleh petani sebagai

2
hijauan pakan ternak masih sangat rendah Vokasi Universitas Gadjah Mada di
mengingat masih kurangnya informasi dan Kabupaten Kulon Progo antara lain
sosialisasi. mengenai produk olahan kayu. Program
Selama ini pengelola hutan rakyat di Pengabdian Masyarakat Tahun 2016 yang
sebagian besar wilayah Gerbosari, berjudul “Penanaman Kaliandra sebagai
Samigaluh menggunakan sistem Kayu Energi dan Hijauan Makanan Ternak
agroforestri. Banyak jenis ditanam pada pada Pertanaman Agroforestri Masyarakat
lahan yang sama. Pencampuran dilakukan Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo”
karena kebutuhan masyarakat terhadap diharapkan menjadi langkah awal dalam
berbagai hal dapat terpenuhi dari lahan penyediaan bahan baku produk olahan kayu
yang dimiliki. Kebutuhan masyarakat pada terutama untuk kebutuhan energi. Hal di
lahan adalah antara lain untuk produksi atas melatarbelakangi perlu dilakukannya
kayu, produksi hijauan makanan ternak, penyuluhan dan pemberian informasi
produksi empon-empon/herbal dan kepada masyarakat Desa Gerbosari,
produksi perkebunan semisal cengkeh. Samigaluh Kulon Progo mengenai ragam
Pemanfaatan hasil agroforestri di Desa manfaat kaliandra dan proses
Gerbosari dapat ditingkatkan dengan variasi penanamannya dalam sistem agroforestri.
hasil panen. Selain untuk Hijauan Makanan
Ternak, keuntungan menanam kaliandra METODE
untuk produksi kayu energi antara lain Kerangka Pemecahan Masalah
pemanenannya dengan cara memangkas Langkah-langkah pemecahan
cabang-cabangnya yang dapat dilakukan masalah dilakukan secara terstrukur agar
secara berulang sehingga tidak perlu tujuan pengabdian masyarakat dapat
menanam pohon yang baru setelah tercapat. Langkah pemecahan masalah
pemanenan (Hendrati dan Hidayati, 2014). dapat dilihat dalam bagan berikut ini.
Gagasan Teaching Industry oleh Sekolah

•Diskusi
Penyuluhan •Penggunaan
Evaluasi
•Penyampaian •Kaliandra sebagai kompor •Antusiasme
Program bahan bakar •Penanaman •Umpan Balik
alternatif kaliandra
•Pemahaman
•Budidaya kaliandra
Sosialisasi Praktek

Gambar 1. Kerangka Pemecahan Masalah


Pengabdian Dusun Keceme

Realisasi Pemecahan Masalah pengembangannya.


a) Sosialisasi program
Sosialisasi program dilakukan dengan b) Penyuluhan
melakukan diskusi dengan masyarakat Penyuluhan dilakukan di Desa
Dusun Keceme Desa Gerbosari. Sosialisai Gerbosari dengan menghadirkan
dimaksudkan untuk menyeleraskan narasumber terkait dengan tema budidaya
program pengabdian dengan kondisi kaliandra sebagai bahan baku energi.
masyarakat, potensi wilayah dan Tujuan kegiatan ini adalah untuk
3
memberikan gambaran mengenai ragam d) Penyiapan bahan dan peralatan
manfaat tanaman kaliandra. Penyiapan bahan dan peralatan
terutama ditujukan untuk penanaman yaitu
c) Studi Banding dan Praktek berupa bahan tanaman (semai) kaliandra,
Penggunaan Kompor Pellet pupuk, ajir, cangkul, tali raffia. Penyiapan
Rencana studi banding dilakukan bahan berasal dari dua pihak yaitu pihak
dengan mengajak petani hutan rakyat ke Prodi Pengelolaan Hutan untuk pembelian
(PT Solar Park Indonesia) di Wonosobo, bahan dan pihak masyarakat Desa Gerbosari
Jawa Tengah. Perusahaan tersebut sudah untuk pengadaan bahan yang mudah
beroperasi memroduksi sebanyak 48 ribu diperoleh dari sekitar lokasi kegiatan.
ton pada tahun 2009 dan meningkat
menjadi 224 ribu ton pada tahun 2013, untuk e) Penanaman kaliandra
memenuhi kebutuhan pasar pelet yang Penanaman kaliandra dilakukan di
tinggi tersebut. Selama ini perusahaan sela-sela tanaman di lahan milik masyarakat
masih menggantungkan pasokan dari sisa Desa Gerbosari. Pola tanam menyesuaikan
industri kayu dan setoran masyarakat, lahan dan keinginan petani. Pemanfaata
sehingga berbagai upaya dilakukan dengan lahan dapat dilakukan dengan penanaman
mencari jenis tanaman yang cocok sebagai di batas milik. Apabila lahan dibuat teras-
sumber bahan baku pellet termasuk teras, maka penanaman kaliandra dilakukan
kaliandra (Hendrati dan Hidayati, 2014). di sepanjang teras pada posisi samping
Pelaksanaan studi banding diganti dengan teras. Berikut merupakan contoh
praktek penggunaan pellet. Pergantian penanaman pada lahan miring.
metode dipilih karena praktek penggunaan
kompor pellet diharapkan mampu
menumbuhkan kepercayaan masysrakat
Dusun Keceme mengenai sumber energi
alternatif terbaharukan.

Gambar 2. Contoh Penanaman pada Lahan Miring

Metode yang digunakan Dusun Keceme untuk menerima materi


Kegiatan pengabdian ini dilakukan yang disampaikan oleh para pembicara.
dalam beberapa metode yaitu penyuluhan Waktu, lokasi, materi dan pemateri
dan praktek penggunaan alat dan tercantum pada tabel berikut.
penanaman. Kegiatan pengabdian
dilakukan dengan mengundang warga

4
Tabel 2. Lokasi dan Materi Pengabdian Dusun Keceme
No Kegiatan Lokasi Metode Pemateri
1 Sosialisasi Kegiatan Dusun Ceramah, Penggalian Eko Prasetyo, M.Sc.
Keceme, informasi melalui
Gerboasri, diskusi
2 Penyuluhan kaliandra Dusun Ceramah dan tanya Agus Ngadianto,
sebagai energi Keceme, jawab M.Sc.
alternatif Gerboasri,
3 Praktek penggunaan Dusun Praktek Laboran/Teknisi
kompor wood pellet Keceme,
Gerboasri
4 Penanaman kaliandra Dusun Praktek Prodi, Masyarakat
Keceme, Dusun Keceme
Gerboasri,

HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut yaitu sosialisai kegitan,


penyuluhan, praktek penggunaan kompor
Kegiatan pengabdian ini dilakukan dan penanaman seperti terlihat pada tabel
dalam beberapa tahapan kegiatan. Kegiatan berikut.

Tabel 3. Waktu dan Durasi Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Keceme


No Kegiatan Lokasi Tanggal Peserta Durasi
Kegiatan
1 Sosialisasi Kegiatan Dusun Keceme, 2 September 28 6 jam
Gerboasri, 2016 orang
2 Penyuluhan kaliandra Dusun Keceme, 27 September 25 6 jam
sebagai energi alternatif Gerboasri, 2016 orang
3 Praktek penggunaan Dusun Keceme, 27 September 25 2 jam
kompor wood pellet Gerboasri 2016 orang
4 Penanaman kaliandra Dusun Keceme, 7 Oktober 12 orang 6 jam
Gerboasri, 2016

1. Sosialisasi Kegiatan Progo”. Susunan acara dalam kegiatan


Pelaksanaan sosialisasi kegiatan penyuluhan ini adalah sebagai berikut :
“Penanaman Kaliandra sebagai Kayu Energi - Pembukaan
dan Hijauan Makanan Ternak pada - Sambutan dari Prodi Pengelolan Hutan
Pertanaman Agroforestri di Desa Keceme, yang disampaikan Prasetyo Nugroho,
Samigaluh Kulon Progo”dilakukan S.Hut., M.Sc.
bersamaan dengan program pengabdian - Penyuluhan/Penyampaian materi
dengan judul “Pelatihan Pembuatan Pupuk - Penutup
Organik di Desa Keceme, Samigaluh Kulon

5
Gambar 3. Sambutan Prodi Pengelolaan Hutan dan Penyuluh Kabupaten Kulon Progo

Sosialisasi mengenai penanaman dijadikan kayu bakar baik untuk memenuhi


kaliandra dilakukan dengan metode kebutuhan sendiri maupun untuk
interaktif yaitu melibatkan peserta menambah pendapatan masysrakat dengan
sosialisasi untuk berpendapat. Contoh cara dijual. Metode ternak yang
interaksi yang terjalin antara lain dikusi dikembangkan di Dusun Keceme adalah
mengenai teknik budidaya yang sudah “cut and carry system” atau sistem
dikembangkan dan pemanfaatan kaliandra merumput. Sistem merumput membuat
yang sudah dilakukan. Sosialisasi dilakukan petani harus menyediakan lahannya untuk
dengan tujuan menggali potensi Dusun ditanami HMT baik berupa rumput atau
Keceme terhadap tanaman kaliandra. daun-daun pohon. Sosialisasi dan diskusi
Kaliandra dimanfaatkan daunnya untuk dengan masyarakat menghasilkan
Hijauan Makanan Ternak (HMT). Ternak kesepakatan yaitu program yang dijalankan
yang dikembangkan di Dusun Keceme tidak sebatas penanaman kaliandra, tetapi
adalah ternak Kambing Etawa. Ranting- aspek pemanfaatan kaliandra sebagai kayu
ranting sisa-sisa makanan ternak energi dan pengenalan wood pellet
dikumpulkan oleh masyarakat untuk diperlukan oleh masyarakat Dusun Keceme.

Gambar 4. Pemberian Materi

2. Penyuluhan dari segi budidayanya dan


Penyuluhan merupakan tindak lanjut penggunaan/pemanfaatan wood pellet
program pengabdian setelah sosialisasi secara umum. Kaliandra untuk kayu bakar
dilakukan. Penyuluhan bertema “Kaliandra sudah ditanam di lahan-lahan pribadi dan
sebagai Kayu Energi dan Hijauan Makanan milik umum di Jawa. Kayunya yang
Ternak pada Pertanaman Agroforestri berkerapatan tinggi dengan berat jenis 0,5
Masyarakat Keceme, Gerbosari, Samigaluh, – 0,8 membuatnya cepat kering dan mudah
Kulon Progo” disampaikan oleh Agus dibakar, dapat menghasilkan energi yang
Ngadianto, S.Hut., M.Sc. Materi yang memenuhi syarat komersial yakni sekitar
disampaikan mengenai tanaman kaliandra 46.00 kkal per kg kayu kering dan 7.200 kkal
6
panas per kg arang. Untuk produksi kayu kadar air yang tinggi, banyak mengeluarkan
bakar, kaliandra biasanya ditanam dengan asap, banyak abu, dan nilai kalornya rendah
jarak tanam 1 x 1 m atau 1 x 2 m. Untuk (Zam dkk, 2009). Analisis SWOT terhadap
merangsang tunas baru, pohon sebaiknya produk pellet kayu menurut (Sylviani dan
dipangkas setinggi 30 - 50 cm pada akhir Suryandari, 2013) adalah keunggulan
musim kemarau, agar pada musim produk pelet kayu lainnya adalah mudah
penghujan trubusan sudah mulai muncul. dalam pengepakan dan pengangkutan.
Tanaman kaliandra dapat membentuk Peluang permintaan pelet kayu ini
trubus dengan cepat setelah dipangkas, dan dimungkinkan karena bahan bakar yang
dengan pemangkasan tiap tahun pada tidak terbarukan (minyak tanah,gas) saat ini
cabang diameter 3-5 cm, tanaman dapat harganya terus meningkat dan terkadang
bertahan hidup sampai bertahun-tahun. sulit didapat di pasar. Kelemahan dari pelet
Wood pellet dikenalkan kepada kayu adalah belum dikenal oleh masyarakat
masyarakat Dusun Keceme dengan tujuan khususnya para Industri Kecil Menegah
memberikan informasi mengenai alternatif (IKM). Sementara itu dari pelet kayu adalah
pemanfaatan kayu kaliandra. Masyarakat dari sisi harga harus bersaing dengan bahan
Dusun Keceme memanfaatkan ranting dan bakar yang tidak terbarukan.
dahan kaliandra sebagai kayu bakar dan Penggunaan kompor pellet
sebagian dijual dengan harga Rp 10.000,- per dikenalkan kepada masyarakat dengan
ikat bila dijual di Dusun Keceme dan Rp harapan memberikan informasi dan
15.000,- per ikat bila dijual di Kecamatan pengetahuan peluang penghematan bahan
Borobudur Magelang. Pengenalan wood bakar dengan menggubakan pellet kayu.
pellet dari berbagai bahan baku menarik Pelet kayu 5 kg pellet setara dengan 3 kg gas
perhatian masyarakat Keceme. Bahan baku (“tabung melon”), sedangkan harga pellet
yang dapat digunakan untuk pembuatan kayu sekitar Rp 2.000,- per kg. Kompor
wood pellet antara lain sekam padi, serbuk pellet diharapkan mampu mensubstitusi
gergaji, daun tebu, kayu mahoni bahkan ketergantungan masyarakat Keceme
digunakan limbah uang kertas yang telah terhadap energi fosil (minyak dan gas) dan
dihancurkan. Diskusi mengenai wood pellet beralih menjadi masyarakat mandiri energi.
didominasi oleh pertanyaan bagaimana Pengenalan kompor yang bersifat
proses pembuatan dan proses pengadaan percontohan dan percobaan tidak
wood pellet untuk masyarakat Keceme. Hal menurunkan antusias masyarakat Keceme
ini menjadi suatu tantangan untuk dapat untuk menggunakan dan mencoba
menyatukan produk hulu yaitu kaliandra menggunakan kompor pellet. Hasil praktek
dengan produk hilir berupa wood pellet. kompor pellet menghasilkan panas yang
merata dan tahan lama, tetapi mempunyai
3. Praktek Penggunaan Kompor Pellet kelemahan dalam mematikan kompor
Kayu merupakan salah satu sumber karena akan menghasilkan banyak asap.
energi yang diharapkan dapat Penggunaan pellet memerlukan pemantik
menggantikan sumber bahan bakar minyak, berupa kertas atau minyak tanah untuk
namun apabila kayu langsung dijadikan memulai dan menstimulasi terbakarnya
sebagai bahan bakar mempunyai sifat-sifat pellet.
yang kurang menguntungkan, antara lain

7
Gambar 5. Penyerahan dan Praktek Penggunaan Kompor Pellet

4. Penanaman Kaliandra ada. Pola ini dapat memperbaiki pola yang


Penanaman kaliandra dilakukan pada sudah diterapkan masyawakat yaitu pola
tanggal 7 Oktober 2016. Budidaya kaliandra random mixture. Tipologi agroforestri hutan
menjadi kebutuhan warga Dusun Keceme rakyat di Desa Gerbosari (termasuk Dusun
terutama kebutuhan Hijauan Makanan Keceme) berbentuk random mixture, yaitu
Ternak. Pertanaman kaliandra sudah sejak pertanaman acak dengan kombinasi
lama dilakukan masyarakat Keceme. berbagai jenis tanaman kayu di suatu unit
Budidaya kambing etawa menyebabkan lahan dengan jarak tanam dan struktur yang
masyarakat Keceme menanam kaliandra kompleks (Utomo et al.,2013). Program
sebagai Hijauan Makanan Ternak. Pola penyuluhan dan penanaman kaliandra
tanam yang ada di dusun ini adalah pola memberikan perspektif baru mengenai pola
agroforestri. Tanaman kaliandra ditanam di tanam yang lebih terencana dan tidak acak.
tepi-tepi teras pada lahan. Terasiring Selain kaliandra jenis yang banyak ditemui
diterapkan pada lahan masyarakat Keceme di Dusun Keceme antara lain sengon,
karena topografi di lokasi tersebut relatif cengkeh, mahoni, nangka, kopi dan petai.
curam. Metode ini termasuk dalam pola Tanaman herbal berupa kapulaga banyak
agroforestry alley cropping. Alley cropping ditemukan di sela-sela teras pada lahan. dan
adalah penanaman larikan pohon dengan Penanaman Kaliandra
tujuan memberi ruang (berbentuk lorong) Penanaman kaliandara dilakukan
untuk tanmanan pertanian maupun bersama antara Prodi Pengelolaan Hutan
holtikultura (USDA, 2017). Pola ini Sekolah Vokasi UGM, Kelompok Tani Sedyo
diharapkan mampu memberikan hasil yang Rukun, Kepala Dusun Keceme dan warga
optimal dengan keterbatasan lahan yang masyarakat. Penanaman kaliandra yang

Gambar 6. Pola Agroforestri (Utomo, 2012)

8
sudah sejak lampau menjadikan masyarakat Berbagai Karakter Agroforestri
sudah terbiasa dan tidak mengalami Kapulaga di Desa Gerbosari
masalah dalam pembudidayaan kaliandra. ,Kecamatan Samigaluh, Kabupaten
Penanaman kaliandra sudah merupakan Kulon Progo. Proseding Seminar
kebutuhan masyarakat keceme sehingga Nasional Agroforestry “Agroforestri
penanaman pada program pengabdian ini untuk Pangan dan Lingkungan Lebih
bersifat simbolis. Baik”. Universitas Brawijaya. Malang.
Hal: 270-275
SIMPULAN Utomo, S. (2012). Kajian Biofisik Agroforestri
Kapulaga (Amomum cardomomum
1. Program Pengabdian Masyarakat Willd.) di Hutan Rakyat Pegunungan
dengan judul “Penanaman Kaliandra Menoreh Kabupaten Kulon Progo
sebagai Kayu Energi dan Hijauan D.I.Yogyakarta. Tesis. Program Studi
Makanan Ternak pada Pertanaman Ilmu Kehutanan. Fakultas Kehutanan.
Agroforestri Masyarakat Desa Universitas Gadjah Mada. (tidak
Gerbosari Samigaluh Kulon Progo” dipublikasikan)
mampu memberikan pemahaman Zam HA, Syahidah, dan B. Putranto. (2009).
awal kepada masyarakat Dusun Karakteristik Pellet Kayu Gmelina
Keceme mengenai manfaat kaliandra (Roxb.) Fakultas Kehutanan
sebagai alternatif energi terbarukan Universitas Hasanudin Makassar.
yaitu dalam bentuk pellet kayu.
2. Program pengabdian memberikan
pembaruan mengenai teknik
penanaman agroforestri kaliandra
yang sudah lama dipraktekkan
masyarakat Dusun Keceme yaitu pola
random mixture (acak) dengan pola
yang lebih terencana yaitu
penanaman di tepi-tepi teras lahan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kulon


Progo. (2011). Kulon Progo dalam
Angka. Badan Pusat Statistik Republik
Indonesia
Hendrati,R.L dan Hidayati,N. (2014).
Budidaya Kaliandra (Calliandra
calothyrsus) untuk Bahan Baku
Sumber Energi. IPB Press. Bogor
Sylviani dan E.Y. Suryandari. (2013). Potensi
Pengembangan Industri Pelet Kayu
sebagai Bahan Bakar Terbarukan,
Studi Kasus di Kabupaten Wonosobo.
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi
Kehutanan Vol 10, No 4.Hal 235-246.
USDA. (2017). Alley Cropping: An
Agroforestry Practice. Agroforestry
Note#12. USDA National Agroforestry
Center.
Utomo, S., P. Nugroho, Budiadi.2013.
Kapasitas Infiltrasi Tanah pada
9
10

Anda mungkin juga menyukai