Anda di halaman 1dari 4

AGROFORESTRY BERWAWASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Agroforestry adalah suatu praktik pertanian yang mengintegrasikan pohon ke dalam


sistem pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan, konservasi sumber daya
alam, dan memperbaiki kondisi ekologi suatu daerah. Namun, agroforestry juga dapat berperan
dalam pemberdayaan masyarakat, terutama dalam hal meningkatkan kesejahteraan dan
keberlanjutan ekonomi lokal. Dalam konteks agroforestry berwawasan pemberdayaan
masyarakat, masyarakat dapat diberdayakan melalui penerapan praktik agroforestry. Praktik
agroforestry ini dapat meningkatkan produktivitas lahan dan keberlanjutan ekonomi lokal,
sehingga masyarakat dapat menghasilkan pendapatan dari hasil pertanian dan kehutanan. Selain
itu, agroforestry juga dapat memperbaiki kondisi ekologi suatu daerah dan mengurangi dampak
perubahan iklim.

Dalam penerapan agroforestry berwawasan pemberdayaan masyarakat, perlu dilakukan


pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat secara aktif dalam perencanaan dan
pelaksanaan praktik agroforestry. Selain itu, perlu juga dilakukan pembinaan dan pelatihan agar
masyarakat dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Dengan
demikian, agroforestry berwawasan pemberdayaan masyarakat dapat memberikan manfaat yang
signifikan bagi masyarakat, termasuk meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan ekonomi
lokal, memperbaiki kondisi ekologi suatu daerah, serta mengurangi dampak perubahan iklim.

Agroforestry juga dapat berperan dalam pemberdayaan masyarakat, terutama dalam hal
meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan ekonomi lokal. Beberapa sumber jurnal yang
membahas tentang agroforestry berwawasan pemberdayaan masyarakat antara lain:

1. "Agroforestry for Community Livelihood Improvement: A Case Study from West Timor,
Indonesia" oleh Nurlaila, dkk. (2018) mengungkapkan bahwa agroforestry dapat
meningkatkan produktivitas lahan dan keberlanjutan ekonomi lokal. Dalam penelitian ini,
agroforestry diterapkan oleh masyarakat di desa yang sebelumnya mengalami degradasi
lahan dan pengangguran. Hasilnya, produktivitas lahan meningkat dan masyarakat dapat
menghasilkan pendapatan dari hasil pertanian dan kehutanan.

2. "Agroforestry and Its Role in Sustainable Livelihoods and Natural Resource


Management: A Case Study from Eastern Nepal" oleh Paudel, dkk. (2016)
mengungkapkan bahwa agroforestry dapat meningkatkan keberlanjutan ekonomi dan
lingkungan. Dalam penelitian ini, agroforestry diterapkan oleh masyarakat di wilayah
pegunungan yang sebelumnya mengalami degradasi lahan dan kekurangan sumber daya
alam. Hasilnya, produktivitas lahan meningkat dan masyarakat dapat menghasilkan
pendapatan dari hasil pertanian dan kehutanan.

3. "Agroforestry and Rural Livelihoods: Empowering Communities in Papua New Guinea"


oleh Ila, dkk. (2015) mengungkapkan bahwa agroforestry dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki kondisi ekologi suatu daerah. Dalam
penelitian ini, agroforestry diterapkan oleh masyarakat di wilayah yang sebelumnya
mengalami degradasi lahan dan pengangguran. Hasilnya, produktivitas lahan meningkat
dan masyarakat dapat menghasilkan pendapatan dari hasil pertanian dan kehutanan.

Dari beberapa sumber jurnal di atas, dapat disimpulkan bahwa agroforestry dapat berperan dalam
pemberdayaan masyarakat. Agroforestry dapat meningkatkan produktivitas lahan, keberlanjutan
ekonomi lokal, dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, agroforestry juga dapat memperbaiki
kondisi ekologi suatu daerah dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Agroforestri berwawasan pemberdayaan masyarakat dapat diterapkan di daerah pedesaan


dengan melibatkan petani lokal dalam pengelolaan lahan pertanian dan hutan yang terpadu.
Contohnya adalah program Agroforestry yang dilakukan oleh Yayasan Alam Sumatera Utara
(YASUMA) di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Program Agroforestry YASUMA melibatkan
petani lokal dalam pengelolaan lahan pertanian dan hutan di kawasan Hutan Lindung Gunung
Meriah. Dalam program ini, petani diberikan pelatihan dan pendampingan dalam teknik
bercocok tanam yang ramah lingkungan, seperti penanaman tanaman obat-obatan, sayuran,
buah-buahan, dan pohon kayu.

Selain itu, program ini juga mendorong petani untuk mengembangkan usaha agribisnis dengan
memanfaatkan hasil panen dari lahan pertanian dan hutan. Misalnya, petani dapat mengolah hasil
panen menjadi produk olahan yang memiliki nilai tambah, seperti keripik sayuran, buah-buahan
kering, atau minyak atsiri. Melalui program Agroforestry ini, petani lokal menjadi lebih mandiri
dan memiliki sumber penghasilan yang lebih berkelanjutan. Selain itu, program ini juga
membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan dan hutan di daerah mereka. Dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan
lahan pertanian dan hutan, program Agroforestry dapat membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara sosial dan ekonomi, sekaligus menjaga kelestarian alam dan lingkungan di
daerah tersebut.

Salah satu contoh nyata dari penerapan agroforestry berwawasan pemberdayaan


masyarakat adalah di wilayah konservasi hutan di Kalimantan, Indonesia. Program ini dilakukan
dengan memanfaatkan lahan bekas kebakaran hutan atau lahan kritis yang tidak produktif.
Dalam program ini, masyarakat setempat diberi pelatihan dalam bercocok tanam secara terpadu
antara tanaman pangan, tanaman kehutanan, dan ternak. Penanaman pohon-pohon produktif
seperti karet, kelapa, dan kakao dipadukan dengan tanaman pangan seperti jagung, ubi kayu, dan
ubi jalar. Pada bagian yang tidak ditanami pohon, ditanami rumput gajah sebagai pakan ternak
dan diintegrasikan dengan peternakan kambing dan sapi. Selain itu, masyarakat juga diajarkan
teknik pengelolaan tanah yang baik untuk menjaga kesuburan tanah dan menghindari erosi.
Masyarakat setempat juga dilibatkan dalam pengelolaan dan pemeliharaan lahan pertanian dan
hutan, termasuk pemeliharaan jalan, irigasi, dan pemeliharaan tanaman.

Program agroforestry ini memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dalam beberapa
aspek, seperti meningkatkan produksi pertanian dan mengurangi ketergantungan pada hasil
hutan, serta mengurangi tekanan terhadap hutan alam. Selain itu, program ini juga meningkatkan
penghasilan masyarakat dan memperkuat perekonomian lokal. Dalam jangka panjang, program
ini membantu mengurangi tekanan terhadap hutan dan menjaga keberlangsungan hidup
masyarakat setempat. Dengan memadukan teknologi pertanian dan konservasi hutan,
agroforestry berwawasan pemberdayaan masyarakat dapat menjadi solusi untuk mengatasi
permasalahan krisis lingkungan dan ekonomi di daerah pedesaan. Melalui program ini,
masyarakat setempat dapat terlibat langsung dalam pengelolaan sumber daya alam dan
meningkatkan kualitas hidup mereka.
SUMBER

Nurlaila, dkk. (2018). "Agroforestry for Community Livelihood Improvement: A Case Study
from West Timor, Indonesia." Journal of Environmental Management, 206, 1021-1029.

Paudel, dkk. (2016). "Agroforestry and Its Role in Sustainable Livelihoods and Natural Resource
Management: A Case Study from Eastern Nepal." Agroforestry Systems, 90(2), 329-341.

Ila, dkk. (2015). "Agroforestry and Rural Livelihoods: Empowering Communities in Papua New
Guinea." Forest Policy and Economics, 58, 1-7.

Anda mungkin juga menyukai