Anda di halaman 1dari 3

Edit 3. Ok.

Pada bacaan "Reconnecting Nature, Farm, and Society", koperasi hadir sebagai entitas kunci dalam
menejemen kegiatan petani desa secara keseluruhan, meliputi mediasi; melakukan perencanaan
produksi pertanian (penggunaan pupuk, peralihan ke pertanian organik), perencaaan lanskap dan
agroturisme; serta pendampingan pelaksanaannya. Hal utama yang dipelajari adalah adalah bahwa
menjaga dan mengelola alam sesuai karakteristiknya akan memberikan manfaat kepada manusia
yang tinggal di dalamnya, secara tangible maupun intangible. Alam yang terjaga akan menjadi lahan
pertanian yang produktif (sumber pangan dan energi untuk kelanjutan hidup), lanskap yang terjaga
dan terkelola secara indah menjadi potensi pariwisata (potensi pemasukan), menciptakan bisnis
lestari, dan manfaat-manfaat baik tersebut tetap ada sampai generasi selanjutnya. Aktivitas
pertanian modern tersebut dilakukan dengan perspektif ekologi yakni manusia bekerja sama dengan
alam (ko-produksi). Praktik koperasi lingkungan/petani di Belanda tersebut merupakan salah satu
bentuk perencanaan partisipatif dimana ide dan visi desa berasal dari desa itu sendiri, sehingga
identifikasi issu dan solusi menjadi lebih tepat. Contoh terkenal di Indonesia terdapat di Pasar
Papringan, Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Destinasi
wisata tersebut dimulai dengan fokus mengonservasi lingkungan dan lanskap agar kebun bambu
menjadi rapi (batang-batang bambu dibuang begitu saja), tidak menyeramkan, dan indah dipandang.
Setelah lanskap rapi, ide lanjutan datang untuk memanfaatkannya sebagai ruang wisata kultural
meliputi wisata kuliner lokal (yang sudah lama dilupakan), kerajinan bambu dari bambu-bambu yang
kemudian dimanfaatkan, dan kemudian pertunjukan gamelan. Kuliner dimasak dan dijual oleh
masyarakat setempat menggunakan pakaian tradisional, dan pasar dibuka sesuai hari penanggalan
jawa tertentu, yakni Minggu Wage dan Minggu Pon. Dalam perkembangan selanjutnya, bambu-
bambu tersebut kemudian diolah menjadi kerangka sepeda untuk dijual. Pasar Papringan
menunjukkan contoh bagaimana manusia bekerja sama dengan alam dan budaya lokal untuk
menciptakan penghidupan secara lestari.

Sumber:

Suranto, dkk. 2019. "Community Based Tourism: Revitalization Of Villages Through Bamboo
Plantation Conservation". Humanities & Social Sciences Reviews. eISSN: 2395-6518, Vol 7, No 2,
2019, pp 331-339. https://doi.org/10.18510/hssr.2019.7239.

Renting, H., Ploeg, J. D. V. D. 2001. "Reconnecting Nature, Farming and Society:Environmental


Cooperatives in the Netherlands as Institutional Arrangements for Creating Coherence". Journal of
Environmental Policy & Planning. 3: 85–101 (2001). DOI: 10.1002/jepp.75
Edit 2.

Adanya komunikasi antara komunitas/warga setempat dengan pemerintah adalah hal yang
diperlukan, karena pemerintah terkadang menetapkan kebijakan yang tidak sesuai dengan kondisi
lokal. Pada bidang pertanian, komunikasi tersebut dilaksanakan oleh suatu entitas, misalnya
koperasi/asosiasi petani sehingga didapat kesepakatan antara pemerintah dan komunitas petani.
Koperasi sebagai entitas aktor kunci melakukan menejemen kegiatan petani desa secara
keseluruhan, seperti melakukan mediasi; melakukan perencanaan produksi pertanian (penggunaan
pupuk, peralihan ke pertanian organik), perencaaan lanskap dan agroturisme; serta pendampingan
pelaksanaannya. Banyak dampak positif dari gerak koperasi, hal utama yang dipelajari adalah bahwa
menjaga dan mengelola alam sesuai karakteristiknya akan memberikan manfaat kepada manusia
yang tinggal di dalamnya, secara tangible maupun intangible. Alam yang terjaga akan menjadi lahan
pertanian yang produktif (sumber pangan dan energi untuk kelanjutan hidup), lanskap yang terjaga
dan terkelola secara indah menjadi potensi pariwisata (potensi pemasukan), menciptakan bisnis
lestari, dan manfaat-manfaat baik tersebut tetap ada sampai generasi selanjutnya. Aktivitas
pertanian modern tersebut dilakukan dengan perspektif ekologi yakni manusia bekerja sama dengan
alam (ko-produksi). Praktik koperasi tersebut merupakan salah satu bentuk perencanaan partisipatif
dimana ide dan visi desa berasal dari desa itu sendiri, sehingga identifikasi issu dan solusi menjadi
lebih tepat. Contoh terkenal di Indonesia terdapat di Pasar Papringan, Dusun Ngadiprono, Desa
Ngadimulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Destinasi wisata tersebut dimulai dengan fokus
mengonservasi lingkungan dan lanskap agar kebun bambu menjadi rapi (batang-batang bambu
dibuang begitu saja), indah dipandang, dan tidak menyeramkan. Ide lanjutan datang Batang-batang
bambu yang tidak termanfaatkan
Edit 1.

Koperasi lingkungan/koperasi petani di Belanda adalah sebuah asosiasi petani lokal yang
menjembatani antara pemerintah dan komunitas petani terkait kebijakan modernisasi pertanian.
Beberapa kebijakan top-down dari pemerintah yang tidak tepat untuk dilaksanakan di lingkup lokal
dibicarakan ulang dan dinegosiasi oleh koperasi, sehingga didapat kesepakatan antara pemerintah
dan komunitas petani. Koperasi melakukan menejemen kegiatan petani di desa secara keseluruhan,
seperti melakukan mediasi; melakukan perencanaan produksi pertanian (penggunaan pupuk,
peralihan ke pertanian organik), perencaaan lanskap, perencanaan agroturisme; serta pendampingan
pelaksanaannya. Dampak dari gerak koperasi ini ialah menurunnya kontribusi nitrogen,
meningkatnya kualitas lanskap (bentuk konservasi lingkungan) dan nilai lingkungan, meningkatnya
pemasukan petani dari pertanian organik dan agroturisme, berkurangnya biaya monitoring oleh
pemerintah dan pihak ketiga (dalam hal agroturisme). Nilai penting yang dijelaskan disini adalah
menjaga dan mengelola alam sesuai karakteristiknya akan memberikan manfaat kepada manusia
yang tinggal di dalamnya, secara tangible maupun intangible.

Koperasi lingkungan/koperasi petani di Belanda adalah sebuah asosiasi petani lokal yang
menjembatani antara pemerintah dan komunitas petani terkait kebijakan modernisasi pertanian.
Beberapa kebijakan top-down dari pemerintah yang tidak tepat untuk dilaksanakan di lingkup lokal
dibicarakan ulang dan dinegosiasi oleh koperasi, sehingga didapat kesepakatan antara pemerintah
dan komunitas petani. Koperasi melakukan menejemen kegiatan petani di desa secara keseluruhan,
seperti melakukan mediasi; melakukan perencanaan produksi pertanian (penggunaan pupuk,
peralihan ke pertanian organik), perencaaan lanskap, perencanaan agroturisme; serta pendampingan
pelaksanaannya. Dampak dari gerak koperasi ini ialah menurunnya kontribusi nitrogen,
meningkatnya kualitas lanskap (bentuk konservasi lingkungan) dan nilai lingkungan, meningkatnya
pemasukan petani dari pertanian organik dan agroturisme, berkurangnya biaya monitoring oleh
pemerintah dan pihak ketiga (dalam hal agroturisme). Nilai penting yang dijelaskan disini adalah
menjaga dan mengelola alam sesuai karakteristiknya akan memberikan manfaat kepada manusia
yang tinggal di dalamnya, secara tangible maupun intangible.

Anda mungkin juga menyukai