Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Syok merupakan sindroma klinik yang disebabkan gangguan perfusi jaringan

sebagai akibatnya penurunannya daya pengeluaran jantung (COP) karena terganggunya

aliran darah efektif. Dengan kata lain syok yaitu satu keadaaan dimana pengaliran darah

yang tidak adekuat, menyebabkan aliran darah jaringan (perfusi jaringan) menurun atau

tidak memadai dan oleh karena itu akibatnya terjadi aliran darah yang tidak memadai

diseluruh tubuh (organ tubuh).

Jadi pada keadaan ini terjadi kegagalan sirkulasi yang disebut syok sirkulasi,

karena terjadinya syok ada hubungnnya dengan timbulnya kelainan hemodinamika

system sirkulasi. Peneyabab tidak memadainya perfusi jaringan pada syok sirkulasi yaitu

COP yang rendah disertai penurunan tekanan darah semikian rendah sehingga aliran

darah kejaringan tidak dapat dipertahankan secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan

organ dan jaringan tubuh itu. COP yang rendah menyebabkan tidak cukupnya volume

darah yang rendah sekali mengakibatkan pengaliran darah yang tidak adekuat.

Perfusi jaringan yang adekuat tergantung pada 3 faktor utama yaitu : curah

jantung, volume darah dan tonus vasomotor perifer. Jika salah satu dari ketiga factor

penentu ini kacau dan factor lain tidak dapat melakukan kompensasi maka akan terjadi

syok. Awalnya mungkin tekanan darah arteri mungkin normal sebagai kompensasi

peningkatan isi sekuncup dan curah jantung. Jika syok berlanjut, curah jantung menurun

dan vasokonstriksi perifer meningkat. Jika hipotensi menetap dan vasokonstriksi

berlanjut, hipoperfusi mengakibatkan asidosis laktat, oliguri dan ileus. Jika tekanan arteri

cukup rendah, terjadi disfungsi otot dan jantung.

1
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN
Syok adalah suatu keadaan dimana peredaran darah berkurang sehingga aliran
darah tidak memadai keseluruh tubuh yang menyebabkan jaringan tubuh menjadi
rusak sebagai akibat kurangnya oksigen keseluruh ke sel-sel jaringan.
Syok biasanya terjadinya karena curah jantung yang tidak memadai. Factor-faktor
yang dapat menyebabkan hal itu adalah :
a. Menurunya kemampuan jantung untuk memompa darah
b. Menurunya aliran darah vena :
a. Berkurangnya volume darah
b. Berkurangnya tonus vasomotor
c. Meningkatnya tahanan terhadap aliran darah

B. TANDA-TANDA SYOK
Tanda-tanda umum yang timbul pada penderita syok adalah seperti berikut :
a. Kesedaran menurun
b. Denyut nadi cepat (lebih dari 140X/menit) kemudian melemah, lambat
dan menghilang.
c. Merasa mual (mau muntah)
d. Kulit berkeringat, kental dan kebiru-biruan.
e. Nafas dangkal dan kadang-kadang tidak teratur
f. Pandangan mata hampa dan tidak bercahaya.

C. PATOFISIOLOGI SYOK
Jenis-jenis syok yang ditinjau dari penyebabnya
a. Syok hipovolemik
Terjadi karena penurunan volume darah atau karena kehilangan plasma
dan system sirkulasi seperti :

2
a) Obstruksi usus menyebabkan berkurangnya volume plasma akibat
obstruksi usus terjadi distensi usus menyebabkan cairan keluaran dari
kapiler usus masuk kedalam dinding dan lumen usus
b) Pada luka bakar atau keadaan mengelupasnya kulit, banyak plasma
yang menghilang melalui daerah kulit yang terkelupas sehingga
volume plasma menjadi berkurang.
c) Hilangnya cairan dari semua pangkalan cairan tubuh (dehidrasi) dan
menurunkan volume darah seperti :
1. Pengeluaran keringat yang berlebihan
2. Kehilangan cairan pada diare yang berat
3. Kekurangan cairan dan elektrolit yang masuk ketubuh
4. Keruakan korteks adrenal dengan akibat kegagalan ginjal
untuk mengabsorbsi natrium klorida dan air

b. Syok kardiogenik
Disebabkan karena gangguan pervusi jantung sebagai pompa seperti pada:
a) Infark Myocardium Akut (IMA)
b) Post operasi jantung terbuka
c) Aritmia
Hal tersebut diatas akan menyebabkan menurunkan curah jantung.

c. Syok septic
Seringkali disebut keracunan darah syok septic terjadi karena infeksi
tersebar luas keseluruh tubuh dan menyebar dari jaringan satu kejaringan
yang lainnya. Volume darah mungkin cukup, tetapi infeksi menganggu
metabolisme sel sehingga sel jaringa tidak dapat menggunakan glukosa
dan cairan yang diangkut darah secara adekuat.

3
d. Syok anafilatik
Reaksi yang ditimbulkan cepat, dan berat yang kadang-kadang terjadi bila
individu yang sebelumnya disensitifasi oleh suatu antigen dan kemudian
berulang kembali terkena antigen tersebut.

Perfusi jaringan yang adekuat tergantung pada 3 faktor utama yaitu : curah
jantung, volume darah dan tonus vasomotor perifer. Jika salah satu dari ketiga
factor penentu ini kacau dan factor lain tidak dapat melakukan kompensasi maka
akan terjadi syok. Awalnya mungkin tekanan darah arteri mungkin normal
sebagai kompensasi peningkatan isi sekuncup dan curah jantung. Jika syok
berlanjut, curah jantung menurun dan vasokonstriksi perifer meningkat. Jika
hipotensi menetap dan vasokonstriksi berlanjut, hipoperfusi mengakibatkan
asidosis laktat, oliguri dan ileus. Jika tekanan arteri cukup rendah, terjadi
disfungsi otot dan jantung.
Perfusi organ secara langsung berhubungan dengan MAP yang ditentukan oleh
volume darah, curah jantung dan ukuran vaskuler.

MAP menurun (5 – 10 mmHg )

Aortic arc. dan Carotid sinus ( Baroreseptor )

Otak
( Perfusi dan oksigenasi organ vital )

Metabolisme anaerobic

Asam laktat meningkat


dan zat metabolic lain

Kerusakan jaringan
Depresi miocardial

4
D. AKIBAT SYOK TERHADAP TUBUH
a. Kelemahan otot
Salah satu gejala yang paling dini dari syok adalah kelemahan otot yang
berat yang juga disertai dengan keletihan yang hebat dan cepat, Karena
berkurangnya suplai nutrisi terutama O2 ke otot-otot tersebut.
b. Suhu tubuh
Karena menurunya metabolisme selama syok, maka jumlah panas yang
dilepaskan di dalam tubuh berkurang (kecuali pada syok septic) sebagai
akibatnya suhu tubuh cenderung menurun,
c. Penurunan fungsi ginjal
Aliran darah yang sangat rendah selama syok sangat mengurangi produksi
urine atau menyebabkan berhentinya pengeluaran urine karena tekanan
glomerulus turun dibawah nilai kritis yang diperlukan untuk filtrasi cairan.
Ginjal mempunyai kecepatan metabolisme yang tinggi sehingga
memerlukan nutrisi yang besar.

E. PENATALAKSANAAN SYOK
Memperbaiki penyebabnya serta membantu mekanisme fisiologi untuk
memperbaiki fungsi jaringan sampai pada tingkat yang adekuat :
1. Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuhnya.
a. Kecuali pada geger otak atau patah tulang kepala
b. Membantu venous return dan memperbaiki aliran dan otak
c. Jangan dilakukan pada waktu yang lama karena posisi kepala akan
menyebabkan visera abdomen menekan diafragma sehingga sulit
mempertahan ventilasi yang adekuat.
2. Pertahankan saluran nafas yang adekuat, mulailah memberikan oksigen 2-
5 liter/menit pastikan ventilasi normal.
3. Amati tanda-tanda vital

5
F. ASUHAN KEPERAWATAN SYOK SECARA UMUM
1. Pengkajian
a. Primery survey
Mengkaji ABC, apakah sudah benar-benar tidak bermasalah. Yaitu
: bersihan jalan nafas, pola nafas dan pertukaran gas. Yang biasa
disebut bantuan hidup dasar.
b. Secondary survey
Pengkajian lanjut berdasarkan ROS atau Head to Toe.
c. Focused survey
Pengkajian berfokus pada system yang terganggu. Dalam hal ini
syok.
2. Analisa/Diagnosa keperawatan
a. Penurunan volume cairan
b. Penurunan cardia out-put
c. Actual atau potensial penurunan volume cairan
d. Melemahnya pertukaran gas.
e. Potensial terjadinya perlukaan
f. Perubahan perfusi jaringan
3. Perencanaan/intervensi
a. Tentukan prioritas
a) Control dan pertahankan ABC
b) Control apakah adanya perdarahan internal atau eksternal.
c) Cegah komplikasi
d) Bantu menghilangkan / menurunkan kecemasan
e) Berikan penyuluhan pada korban tentang hal penting
b. Kembangkan NCP yang spesifik pada korban
c. Siapkan peralatan untuk :
f) Airway management
g) EKG
h) Cardiac monitor

6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
SYOK HIPOVOLEMIK

A. PENGKAJIAN
1. Riwayat
a) Keluhan yang penting (utama)
a. luka
1) Mekanisme
2) Waktu
3) Kekuatan
b. Ada gejala pusing
c. Kelemahan
d. Nausea dan vomiting
e. Diare
f. Perdarahan eksternal
1) Vaginal
2) Epistaksis
3) Insisi pembedahan
4) Luka tebuka
2. Masalah pengobatan yang lalu
3. Riwayat pengobatan
4. Alergi
5. Penggunaan obat / alcohol atau rokok

B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Permulaan syok (kehilangan volume cairan darah 15-20 %)
a. Penampilan
a) Dingin
b) Pucat

7
b. Tingkah laku
a) Nervus
b) Cemas
c. Penurunan hemodinamik
a) Takhikardia (100 X/menit)
b) Penurunan tekanan nadi
d. Peningkatan respiratori rate
e. Penurunan urinary out-put (20-30 ml/jam)
2. Syok sedang (kehilangan volume cairan 20-30 %)
a. Penampilan
a) Kulit dingin
b) Pucat
b. Tingkah laku
a) Binggung
b) Lemah/lelah
c) Mengeluh kehausan
c. Perubahan hemodinamik
a) Takhikardia (100-120 X/menit)
b) Hipotensi sedang (sist. 100 mmHg)
c) Penurunan out put urine
d) Peningkatan respiratori rate (20-30 X/menit)
3. Syok berat (kehilangan volume cairan >30-40%)
a. Penampilan
a) Kulit dingin
b) Membrane mukosa sianosis
b. Tingkah laku
Lelah
c. Perubahan hemodinamik
a) Takhikardia yang berat (130)
b) Hipotensi yang berat (sist. 60)
c) Mungkin bradikardi (preterminal)

8
d) Oliguri atau anuri

C. RESPON PSIKOSOSIAL
a. Perasaan tidak berdaya
b. Cemas

D. PROSEDUR DIAGNOSTIK
a. EKG
b. Pemeriksaan radiology
a) X - ray sesuai indikasi
b) Arteriogram
c) Intravenous Pyologram
d) CT-scan
c. Pemeriksaan laboratorium
a) Darah lengkap
b) Urinalisis
c) Elektrolit
d) Profile koagulasi

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak cairan
dari dalam tubuh.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan aliran darah
vena balik
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan perfusi
serebral.
4. Cemas berhubungan dengan stress psikologi.

9
F. INTERVENSI / EVALUASI
1. Penurunan Volume Cairan Berhubungan Dengan Kehilangan banyak
Cairan

Tujuan : Cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang


Kriteria : Turgor kulit baik.
Cairan yang keluar dan masuk seimbang.
Intervensi
1) Observasi tanda vital suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan
tiap 4 jam.
R/ dengan mengetahui TTV pasien, sehingga indicator untuk
mengetahui K U klien, sehingga dapat digunakan sebagai
pedoman untuk diberikan tindakan keperawatan selanjutnya
2) Observasi cairan yang keluar dan yang masuk.
R/ untuk mengetahui keseimbangan cairan.
3) Control perdarahan eksternal
R/ mencegah terjadinya kehilangan cairan berlanjut.
4) Infuse dengan menggunakan cairan RL
R/ kekentalan darah berkurang sehingga hipotensi tidak terjadi
5) Siapkan untuk tranfusi darah
R/ mencegah hipotensi
Evaluasi
Peningkatan volume cairan
Turgor kulit tampak baik.
TTV dalam batas normal.

2. Penurunan Curah Jantung Berhubungan Dengan Penurunan Aliran


Darah Vena Balik
Tujuan:
Pasien memiliki cardiag output yang adekuat ditandai dengan :
- Respon terhadap stimulus.

10
- Pulsasi teraba.
- B.P systolik _ 90 mmHg
a. Intervensi
Tingkatkan venous return
1) Tinggikan kaki dari anggota badan
R/ aliran darah lebih banyak mengalir ke tubuh ekstremitas atas
sehingga otak cukup akan oksigen.
2) Berikan cairan melalui IV
R/ darah yang kental akan memperlambat aliran darah.
3) Berikan obat sesuai kolaborasi (Dobutamin)
R/ menstimulasi aliran darah vena.
b. Evaluasi
Peningkatan cardiac out-put
1) Lebih tinggi tekanan dari arteri
2) Kulit hangat serta warna merah muda
3) Cardiac rate meningkat

3. Penurunan Perfusi Jaringan Berhubungan Penurunan TD


Sistemik/Hipovolemia
Tujuan:
 Mempertahankan tingkat kesadaran biasa/perbaikan, kognisi, dan
fungsi motorik/sensorik.
Kriteria hasil :
 Tanda vital stabil dan tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK
Intervensi :
o Berikan cairan yang adekuat
R/ cairan yang terpenuhi dengan adekuat maka perfusi jaringan akan
kembali normal/tidak terjadi syok.
o Tentukan faktor-faktor yg menyebabkan koma/penurunan perfusi
jaringan otak dan potensial peningkatan TIK.

11
R/ Penurunan tanda/gejala neurologis atau kegagalan dalam
pemulihannya setelah serangan awal, menunjukkan perlunya pasien
dirawat di perawatan intensif.
o Pantau /catat status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan
nilai standar GCS.
R/ Mengkaji tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK dan
bermanfaat dalam menentukan lokasi, perluasan dan perkembangan
kerusakan SSP.
o Pantau tanda-tanda vital: TD, nadi, frekuensi nafas, suhu.
R/ Peningkatan TD sistemik yang diikuti oleh penurunan TD diastolik
(nadi yang membesar) merupakan tanda terjadinya peningkatan TIK,
jika diikuti oleh penurunan kesadaran. Hipovolemia/hipertensi dapat
mengakibatkan kerusakan/iskhemia cerebral.
o Pantau intake dan out put, turgor kulit dan membran mukosa.
R/ Bermanfaat sebagai indikator dari cairan total tubuh yang
terintegrasi dengan perfusi jaringan. Iskemia/trauma serebral dapat
mengakibatkan diabetes insipidus. Gangguan ini dapat mengarahkan
pada masalah hipotermia atau pelebaran pembuluh darah yang
akhirnya akan berpengaruh negatif terhadap tekanan serebral.
o Turunkan stimulasi eksternal dan berikan kenyamanan, seperti
lingkungan yang tenang.
R/ Memberikan efek ketenangan, menurunkan reaksi fisiologis tubuh
dan meningkatkan istirahat untuk mempertahankan atau menurunkan
TIK
o Bantu pasien untuk menghindari /membatasi batuk, muntah, mengejan.
R/ Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan intrathorak dan
intraabdomen yang dapat meningkatkan TIK.

Evaluasi
1) Peningkatan tekanan darah arteri
2) Warna kulit dan mukosa membrane berwarna merah jambu

12
3) Kulit hangat
4) Peningkatan Hb darah sampai dengan 10 gr%
5) Peningkatan out-put urine 30 ml/jam

4. Cemas Berhubungan Dengan Kurangnya Pengetahuan Tentang


Penyakitnya
Tujuan : Cemas klien berkurang/hilang setelah diberikan
penjelasan.
Kriteria Hasil : Klien tenang & kooperatif terhadap tindakan yg akan
diberikan.
Intervensi :
o Jelaskan klien tentang penyakitnya.
R/ Mengorientasikan klien tentang yang dihadapinya sekarang
o Berikan ketentraman dan kenyamanan.
R/ Agar klien merasa terlindungi dan merasa bahwa ia mendapatkan
pertolongan yg tepat.
o Dampingi klien setiap akan dilakukan prosedur tindakan
R/ Agar klien tdk merasa tegang & tdk khawatir

Evaluasi
1) Tenang, wajah tampak rileks
2) Ungkapan verbal tenang.

13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Syok merupakan sindroma klinik yang disebabkan gangguan perfusi

jaringan sebagai akibatnya penurunannya daya pengeluaran jantung (COP) karena

terganggunya aliran darah efektif. Dengan kata lain syok yaitu satu keadaaan

dimana pengaliran darah yang tidak adekuat, menyebabkan aliran darah jaringan

(perfusi jaringan) menurun atau tidak memadai dan oleh karena itu akibatnya

terjadi aliran darah yang tidak memadai diseluruh tubuh (organ tubuh).

Jadi pada keadaan ini terjadi kegagalan sirkulasi yang disebut syok

sirkulasi, karena terjadinya syok ada hubungnnya dengan timbulnya kelainan

hemodinamika system sirkulasi. Peneyabab tidak memadainya perfusi jaringan

pada syok sirkulasi yaitu COP yang rendah disertai penurunan tekanan darah

semikian rendah sehingga aliran darah kejaringan tidak dapat dipertahankan

secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan organ dan jaringan tubuh itu. COP

yang rendah menyebabkan tidak cukupnya volume darah yang rendah sekali

mengakibatkan pengaliran darah yang tidak adekuat.

B. Saran

Syok merupakan penyakit kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan yang

segera, karena bila tidak diberi penanganan yang segera maka akan menyebabkan

kerusakan pada organ vital korban. oleh karena itu kita sebagai perawat harus

cepat, tepat dan cermat.dalam menangani kasus penyakit Syok. Begitu pula dalam

14
menerapkan asuhan keperawatan harus dengan teliti dan cepat menegakkan

diagnosa.

DAFTAR PUSTAKA

 Emergency Nursing Association. (1993). Trauma nursing core course: Provider


manual. (4th ed.). Park Ridge: Author.
 Proehl, J.A. (1999). Eemergency nursing procedures. (2nd ed.). Philadelphia:
W.B. Saunder Company.
 www.google.com
 Database of injury mechanism and diagnoses : http://www.cis.upenn.edu/

15

Anda mungkin juga menyukai

  • KESEHATAN LANSIA
    KESEHATAN LANSIA
    Dokumen12 halaman
    KESEHATAN LANSIA
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Uas Kmb-Nerlyn
    Uas Kmb-Nerlyn
    Dokumen10 halaman
    Uas Kmb-Nerlyn
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • UAS KMB III (Thelma)
    UAS KMB III (Thelma)
    Dokumen8 halaman
    UAS KMB III (Thelma)
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Tugas KMB Iii - Gracya
    Tugas KMB Iii - Gracya
    Dokumen4 halaman
    Tugas KMB Iii - Gracya
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Salinan KUNCI BAGIAN 9 - KOREKSI FISKAL
    Salinan KUNCI BAGIAN 9 - KOREKSI FISKAL
    Dokumen5 halaman
    Salinan KUNCI BAGIAN 9 - KOREKSI FISKAL
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Pandangan Agama dalam Perawatan Paliatif
    Pandangan Agama dalam Perawatan Paliatif
    Dokumen7 halaman
    Pandangan Agama dalam Perawatan Paliatif
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • LP Supervisi Hipertensi Rina
    LP Supervisi Hipertensi Rina
    Dokumen3 halaman
    LP Supervisi Hipertensi Rina
    Yayah Agung Fadilah
    0% (1)
  • LAPORAN KEGIATAN KKN-PPM 56 Jemaat Sersing Siwang
    LAPORAN KEGIATAN KKN-PPM 56 Jemaat Sersing Siwang
    Dokumen26 halaman
    LAPORAN KEGIATAN KKN-PPM 56 Jemaat Sersing Siwang
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • EMERGENCY PLAN
    EMERGENCY PLAN
    Dokumen8 halaman
    EMERGENCY PLAN
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • SKP DOKUMEN
    SKP DOKUMEN
    Dokumen5 halaman
    SKP DOKUMEN
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Syok Hipovolemi
    Syok Hipovolemi
    Dokumen15 halaman
    Syok Hipovolemi
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Askep Infertilitas
    Askep Infertilitas
    Dokumen9 halaman
    Askep Infertilitas
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Grid
    Grid
    Dokumen6 halaman
    Grid
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Grid
    Grid
    Dokumen6 halaman
    Grid
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • SKP Keperawatan
    SKP Keperawatan
    Dokumen4 halaman
    SKP Keperawatan
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Grid
    Grid
    Dokumen6 halaman
    Grid
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Grid
    Grid
    Dokumen4 halaman
    Grid
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Grid
    Grid
    Dokumen3 halaman
    Grid
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Dokumentasi Tindakan Keperawatan Harian
    Dokumentasi Tindakan Keperawatan Harian
    Dokumen6 halaman
    Dokumentasi Tindakan Keperawatan Harian
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Grid
    Grid
    Dokumen4 halaman
    Grid
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • SKP Keperawatan
    SKP Keperawatan
    Dokumen6 halaman
    SKP Keperawatan
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Grid
    Grid
    Dokumen6 halaman
    Grid
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Grid
    Grid
    Dokumen3 halaman
    Grid
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Grid
    Grid
    Dokumen6 halaman
    Grid
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Grid
    Grid
    Dokumen3 halaman
    Grid
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Grid
    Grid
    Dokumen4 halaman
    Grid
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Grid
    Grid
    Dokumen4 halaman
    Grid
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • Grid
    Grid
    Dokumen5 halaman
    Grid
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat
  • SKP DOKUMEN
    SKP DOKUMEN
    Dokumen5 halaman
    SKP DOKUMEN
    Dewi A Luturmas
    Belum ada peringkat