Anda di halaman 1dari 8

Tugas Manajemen Disaster Kelautan

Emergency Plan untuk Bencana Kelautan

Di susun oleh : Kelompok 1 (Kelas D)

Nama-Nama Kelompok NPM


Alisya Zanty H Samangun 12114201190008
Antho Siahaya 12114201190021
Dewi A Luturmas 12114201190053
Ficka Winska Latulola 12114201190080
Lin Papilaya 12114201190147
Grheini D Reasoa 12114201190323
Kelvin Noya 12114201210105
Florensi M Akely 12114201190091
Fenryan Lodewyk Soumahu 1211420190076
Mahlatu F Faisal 12114201190152
Maria R Layaba 12114201190162
Susanty Saleky 12114201190255
Yulia A Syaranamual 12114201190292
Prisila Duganata 12114201190321

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

AMBON

2022
Ringkasan Materi
Emergency Plan untuk Bencana Kelautan
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh factor alam dan/atau factor
nonalam maupun factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dam psikologis. Emergency plan atau dikenal
juga dengan emergency response plan merupakan suatu tindakan yang sudah direncanakan untuk
dapat meminimalkan besarnya jumlah kerugian disaat terjadinya bencana.

Undang-undang nomor 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil tidak terlepas dari perhatian terhadap aspek social, ekonomi, dan budaya masyarakat,
kelestarian lingkungan hidup, kemanfaatan dan efektivitas serta lingkup luas wilayah.
Berdasarkan hal ini, maka diperlukan pengaturan lebih lanjut mengenai kegiatan pengurangan
risiko bencana di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan jenis, tingkat risiko dan
wilayah bencana. Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2010 disusun untuk
mengatur mengenai mitigasi bencana dalam perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil, mitigasi terhadap kegiatan yang berpotensi mengakibatkan kerusakan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil serta tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah termasuk
masyarakat.

Kesiapsiagaan diri diharapkan pada akhirnya mampu untuk mengantisipasi ancaman


bencana dan meminimalkan korban jiwa, korban luka, maupun kerusakan infrastruktur. Mulai
dari dalam diri sendiri, kita dapat membantu keluarga dan komunitas untuk membangun
kesiapsiagaan, maupun pada saat menghadapi bencana dan pulih kembali pasca bencana. Berikut
ini beberapa bencana kelautan yang dapat kita temui:

1) Gempa Bumi

Bencana ini bersifat tidak dapat diprediksi kapan terjadinya. Gempa bumi dapat
menimbulkan dampak korban jiwa, luka, maupun kerusakan infrastruktur yang sangat signifikan.
Mengidentifikasi potensi bahaya dan perencanaan yang berstandar aman dapat menyelamatkan
jiwa dan mengurangi korban luka maupun kerusakan infrastruktur.
Apa yang dilakukan sebelum terjadi gempa bumi? Kita tidak dapat mengetahui kapan gempa
akan terjadi sehingga persiapan menjadi sangat penting untuk menyelamatkan jiwa, mengurangi
korban luka, maupun kerusakan infrastruktur. Ada 6 langkah yang harus dilakukan untuk
mengantisipasi terjadinya bencana :

a) Cek potensi bahaya di rumah


b) Identifikasi tempat aman di dalam dan luar rumah
c) Bekali pengetahuan diri sendiri dan anggota keluarga
d) Siapkan dukungan logistic keluarga
e) Merencanakan mekanisme komunikasi darurat
f) Bantu komunitas untuk siap siaga

Apa yang dilakukan pada saat bencana? Tetap berada di tempat yang menurut anda aman
selama terjadi gempa. Waspadai gempa susulan yang terkadang guncangannya lebih kuat.
Perhatikan langkah ke tempat aman lain dan tetap berada di sekitar tempat itu sampai guncangan
berhenti dan dapat keluar dengan aman.

a) Ketika di dalam ruangan


a. Merunduk hingga menyentuh lantai; cari perlindungan di bawah meja atau perabot lain
yang kuat; dan tunggu hingga guncangan berhenti. Apabila tidak ada meja atau perabot
untuk berlindung, lindungi kepala anda dengan lengan kemudian merayap menuju
ruangan.
b. Jauhi gelas, jendela, atau apa pun yang mungkin memjatuhi Anda.
c. Tetap di tempat tidur apabila terjadi gempa, lindungi kepala Anda dengan bantal. Apabila
ada kemungkinan benda berat akan menimpa Anda, segera menuju ke sisi terdekat yang
aman.
d. Tetap di dalam ruang hingga guncangan berhenti, dan keluarlah ketika sudah aman.
Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang terluka karena mereka berusaha untuk
menuju ke lokasi yang berbeda atau berusaha ke luar bangunan.
e. Waspadai segala kemungkinan yang timbul akibat arus pendek.
f. Jangan menggunakan lift.
b) Ketika di luar ruangan
a. Tetaplah di luar
b. Jauhi gedung, lampu jalan, atau jaringan berkabel.
c. Ketika di luar, tetaplah di luar hingga guncangan berhenti. Bahaya paling besar berada
langsung di luar bangunan; pada pintu keluar, exterior sepanjang dinding luar.
c) Di dalam kendaran
a. Menepi dan berhenti segera. Tetap tinggal di dalam kendaraan. Hindari berhenti di dekat
atau di bawah bangunan, pohon, jembatan, atau pun jaringan berkabel.
b. Lanjutkan berkendara setelah gempa berhenti. Hindari jalan, jembatan, atau halangan
yang telah rusak akibat gempa.
d) Ketika terjebak di dalam reruntuhan
a. Jangan menyalakan api
b. Jangan bergerak atau apa pun yang menimbulkan debu
c. Tutupi mulut Anda dengan sapu tangan atau kain
d. Munculkan suara pada pipa atau dinding sehingga tim SAR dapat mencari posisi Anda.
Gunakan peluit apabila tersedia. Berteriak adalah jalan terakhir yang dapat dilakukan,
tapi hal ini dapat menyebabkan akan menghirup debu.

Apa yang dilakukan setelah terjadi bencana gempa bumi?

a) Siaga kemungkinan yang terjadi setelah gempa. Gelombang guncangan kedua biasanya
kurang mematikan tetapi dapat lebih kuat untuk memberikan kerusakan tambahan hingga
memperlemah struktur bangunan dan dapat terjadi pada satu jam pertama, beberapa hari,
minggu, bahwa bulan setelah gempa.
b) Dengarkan radio atau televisi yang bisa diakses. Perhatikan informasi terkini terkait respon
darurat.
c) Gunakan telpon untuk panggilan darurat
d) Buka laci lemari secara hati-hati. Waspadai benda-benda yang dapat menjatuhi Anda.
e) Jauhi area yang hancur. Jauhi area yang hancur kecuali memang kehadiran Anda
dibutuhkan oleh pihak berwenang, seperti kepolisian, pemadam kebakaran, atau tim SAR.
Kembalilah ke rumah apabila pihak berwenang mengatakan bahwa kondisi telah aman.
f) Bantu korban luka atau yang terjebak. Ingat untuk selalu membantu tetangga atau siapa pun
yang membutuhkan pertolongan khusus seperti anak-anak, orang tua, atau orang cacat.
Berikan pertolongan pertama secara tepat. Jangan pindahkan korban yang terluka serius
untuk menghindari luka yang lebih parah. Carilah bantuan kepada tim medis yang lebih
ahli.
g) Bersihkan cairan yang berbahaya. Tinggalkan lokasi yang berbau cairan berbahaya seperti
gas atau cairan kimia.
h) Periksa beberapa peralatan, seperti :
a. Periksa apabila terjadi kebocoran gas. Jika tercium bau gas, segera buka jendela dan
segera keluar bangunan.
b. Periksa kerusakan listrik. Apabila ditemukan jaringan kabel yang rusak dan tercium bau
panas listrik, segera matikan listrik.
c. Periksa kerusakan tempat pembuangan kotoran dan saluran pipa. Apabila terjadi
kerusakan pada tempat pembuangan kotoran dan saluran pipa, hindari penggunaan toilet
dan panggil tukang di bidangnya. Hubungi instansi yang berwenang untuk antispasi
pencemaran air yang lebih luas.

2) Tsunami

Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut
secara vertical dengan tiba-tiba. Berbeda dengan gelombang laut biasa, tsunami memiliki
panjang gelombang antar puncaknya lebih dari 100km di laut lepas dan selisih waktu antar
puncak-puncak gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1 jam. Saat mencapai pantai yang
dangkal, teluk atau muara sungai gelombang ini menurun kecepatannya, namun tinggi
gelombangnya meningkat puluhan meter dan bersifat merusak.

Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat dibawah
laut, letusan gunung berapi (yang berada dilautan), longsoan atau hantaman meteor di laut. Dari
beberapa penyebab tersebut, gempa bumi yang terjadi di dasar laut lah yang paling sering
menjadi penyebab terjadinya gelombang tsunami. Walaupun erupsi vulkanik juga dapat
meninmbulkan tsunami dahsyat, seperti letusan gunung Krakatau pada tahun 1883. Gempa yang
dapat menimbulkan tsunami seperti gempa bumi yang terjadi di dasar laut, kedalaman pusat
gempa kurang dari 30km, magnitude gempa lebih dari 6,0 SR dan jenis pergerakan gempa
tergolong sesar naik atau sesar turun.
Lalu apa yang menjadi tanda-tanda akan terjadi bencana tsunami? Berikut ini tanda-tanda
yang terjadi:

a) Diawali dengan adanya gempa bumi.


b) Dengarkan suara-suara gemuruh
c) Perhatikan penurunan air laut
d) Selalu waspada pada gelombang pertama
e) Selain tanda-tanda ini, alam juga dapat memberi tanda sebelum terjadi bencana
seperti gerakan angina yang tidak biasa, tekanan udara atau cuaca yang ekstrem dan
perilaku hewan yang berubah.

Lalu apa yang perlu dipersiapkan dalam menghadapai bencana tsunami? Berikut beberapa hal
yang perlu diperhatikan:

a) Mengetahui pusat informasi bencana, seperti BPBD, BMKG, PVMBG dan Instansi
lainnya.
b) Kenali area rumah, sekolah, tempat kerja atau tempat lain yang beresiko dan mengetahui
wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko terkena tsunami.
c) Jika sedang melakukan perjalanan ke wilayah pesisir pantai, kenali hotel, motel dan pusat
pengungsian yang ada. Sangat penting mengetahui rute evakuasi yang telah dibuat ketika
peringatan dikeluarkan.
d) Siapkan persediaan pengungsian dalam suatu tempat yang mudah dibawa (tas siaga
bencana) dan tempatkan di area yang mudah terjangkau.

Ada beberapa upaya penyelamatan diri saat terjadi tsunami :

a) Jika anda berada disekitar pantai dan terasa guncangan gempa bumi dan disusul air laut
surut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang
tinggi. Dapat juga mengikuti rute evakuasi yang sudah ditetapkan oleh pihak yang
berwenang.
b) Jika gelombang pertama yang datang telah surut, jangan segera turun ke tempat yang
rendah, karena gelombang tsunami bisa jadi tidak datang sekali, bisa jadi gelombang
yang datang kemudian justru lebih tinggi dan berbahaya.
c) Jika tsunami terjadi pada saat sedang menyetir kendaraan, segera keluar dan cari tempat
yang tinggi dan aman.
d) Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas penyebaran
informasi tentang tsunami. Penting untuk tidak mempercayai berita dengan sumber yang
tidak jelas kebenarannya.
e) Utamakan keselamatan terlebih dahulu, tinggalkan barang yang tidak perlu dan
menghambat anda dalam melakukan evakuasi diri. Selanjutnya bisa memastikan tidak
ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi, jika bisa ajaklah
tetangga atau kerabat untuk menyelamatkan diri bersama.

Lalu apa yang dilakukan setelah terjadi bencana tsunami?

a) Pastikan anda telah memperoleh informasi bahwa ancaman tsunami sudah berakhir dari
BMKG, informasi dapat melalui TV Nasional, radio daerah ataupun pengumuman di
sekitar.
b) Jauhi area yang tergenang, karena kemungkinan terdapat kubangan atau adanya
kontaminasi dari zat-zat yang berbahaya
c) Jauhi area terdampak yang rusak (banyak puing-puing) kemungkinan adanya benda-
benda tajam yang dapat melukai.
d) Jauhi jaringan instalasi listrik dan pipa gas
e) Hati-hati saat memasuki gedung, karena ancaman kerusakan yang tidak terlihat seperti
pada fondasi bangunan.
f) Jika anda terluka, dapatkan perawatan pada pos kesehatan terdekat
g) Periksalah ketersediaan makanan dengan hati-hati, makanan yang telah terkontaminasi air
genangan tsunami bisa jadi sudah tercemar dan tidak layak dikonsumsi.
h) Berikan bantuan P3K pada korban luka ringan dan panggil bantuan, mintalah pertolongan
evakuasi jika terdapat korban dnegan luka serius
i) Jika rumah anda dinyatakan masih layak huni, bersihkan rumah dari sampah yang
terbawa gelombang tsunami dan menjernihkan sumber air bersih.
j) Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan rumah sudah tidak
memungkinkan untuk dihuni atau kembalilah ke tempat pengungsian.
3) Gelombang Pasang

Gelombang pasang merupakan salah satu bencana alam yang cukup menghantui indonesia
sebagai salah satu Negara maritime yang terdiri dari banyak pulau kecil dan dikelilingi dengan
hamparan lautan yang luas. Meskipun secara kuantitas, gelombang pasang di Indonesia berada di
kondisi yang terlalu sering, namun dampak yang ditimbulkan tidak jarang menyebabkan
masyarakat terdampak kehilangan harta benda hingga nyawa.

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, maka berikut ini merupakan langkah-langkah


penanganan yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh masyarakat sebelum gelombang pasang
yang berada dilaut sampai ke bibir pantai dan membahayakan masyarakat.

a) Apabila mendengarkan adanya peringatan dini mengenai adanya gelombang pasang yang
akan terjadi melalui radio atau TV, masyarakat diharapakan bisa segera memberikan
pengumuman kepada seluruh warga agar bersiap untuk menghadapi adanya potensi
gelombang pasang tersebut.
b) Apabila seseorang sedang melakukan pelayaran atau sedang berada di tengah laut,
diusahakan untuk segera menjauh dari lokasi laut yang sedang berada di cuaca yang
buruk.
c) Ketika gelombang sudah mencapai bibir pantai, segera rencanakan evakuasi diri atau
barang-barang berharga lainnya.
d) Membuat infrastruktur pemecah ombak yang berfungsi untuk mengurangi kekuatan
ombak yang sedang menuju ke daratan
e) Usahakan untuk tetap tenang apabila melihat adanya gelombang laut ditengah, maupun
yang sudah sampai ke bibir pantai.

Dengan memahami tips penanganan diatas, diharapkan gelombang besar yang terjadi
tidak memakan korban baik dari harta maupun nyawa seseorang. Apabila terdapat korban jiwa,
atau korban luka selama melakukan evakuasi, diharapkan masyarakat segera memberitahu dan
melakukan pengobatan di fasilitas-fasilitas kesehatan yang tidak terdampak dengan gelombang
pasang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai