Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Nyoman Prana Jaya Semedi

NIM : 1401181233

Kelas : MB-42-01

Resume Webinar

AIIS Kebijakan Dan Strategi Nasional Percepatan Penyelenggaraan Kecerdasan Artificial

Pembicara : Dr Chaidir – ORPPT BRIN, Hammam Riza kepala BBPT, Hary Budiarto
Kabalitbang SDM kominfo

Salah satu faktor kunci dalam persaingan antar bangsa pada era industri 4.0 adalah
penggunaan kecerdasan artifisial. Dalam rangka memperkuat ekosistem inovasi dan pemanfaatan
teknologi kecerdasaan artifisial untuk pemulihan. Penggunaan kecerdasan artifisial akan
mendukung kemajuan bangsa terutama dalam bidang ekonomi penyelenggaraan kecerdasan
artificial harus dilakukan dalam suatu kebijakan dan strategi yang terkoordinasi sehingga dapat
memberikan manfaat yang menyeluruh bagi semua Pemangku kepentingan.

Beberapa tujuan Percepatan Penyelenggaraan Kecerdasan Artificial antara lain :

1. Untuk melakukan pendekatan kolaborasi desa dan inovasi serta pemanfaatan kecerdasan
artifisial bagi lembaga guna meningkatkan produksi pertumbuhan ekonomi.
2. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas ilmu pengetahuan dan teknologi nasional.
3. Guna mewujudkan ekosistem riset dan inovasi kecerdasan artificial yang terintegrasi
4. Mempercepat pemanfaatan teknologi kecerdasan artificial untuk kepentingan Pemangku
lainnya.

Presiden Republik Indonesia merancang peraturan tentang kebijakan dan strategi nasional
percepatan penyelenggaran AI yang dilatar belakangi oleh penguasaan AI yang meupakan
salah satu faktor kunci persaingan antar bangsa di segala bidang serta dalam rangka
memperkuat ekosistem inovasi dan pemanfaatan teknologi AI untuk pemulihan dan
pertumbuhan ekonomi nasional yang penyelenggarannya harus dilakukan dalam satu
kesatuan kebijakan dan strategi oleh seluruh pemangku kepentingan secara terkoordinasi oleh
suatu lembaga sebagai pusat penyelenggaran kecerdasan AI. Peraturan Presiden perlu
ditetapkan guna memberikan arah, sebagai landasan, dan kepastian hukum.

Terdapat lima arah kebijakan strategi nasional percepatan kecerdasan AI yaitu:


1. Penyusunan standar etika yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila
2. Penyusunan regulasi berdasarkan ideologi pancasila
3. Penyiapan talenta pengembang teknologi yang berdaya saing dan berkarakter
4. Melaksanakan riset dan inovasi kecerdasan AI yang berorientasi pada permintaan
dan kebutuhan menteri, lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan
lainnya.
5. Membangun data dan infrastruktur yang mendukung kontribusi kecerdasan AI

Bapak Hammam melanjutkan materi berikutnya mengenai akselerasi perumusan kebijakan


dan Regulasi AI di Indonesia. Menurut beliau Strategi Nasional standar etika KA memiliki
empat point yang mencakup perlindungan data pribadi, pengesahan standar etika KA,
pembetukan komisi Etika dan optimilisasi fungsi pengawawsan dan regulasi dari pemerintah dari
pemangku kepentingan lain. Untuk strategi nasional regulasi ada tiga point perlindungan data
pribadi, keamanaan siber dan sistem manajeman pengaman informasi. Strategi nasional peyiapan
talenta dengan lima point pemebuhan kebutuhan talenta KA nasional, pembangunan ekosistem
pembelajaran dan inovasi, manajemen talenta KA nasional, pegembangan ekosistem
pembelajaran terintegrasi dan pengembangan ekosistem inovasi. Strategi nasional riset dan
inovasi KA dengan empat point membangun ekosistem kolaborasi riset dan inovasi, mambentuk
orkestrator riset dan inovasi industri, teknologi KA di sektor Publik dan industri unggulan dan
meningkatkan implementasi sistem inovasi KA.

Menurut Bapak Harry, AI merupakan dasar pembuatan keputusan sehingga dalam


penyelenggaraannya perlu adanya akselerasi, khususnya di Indonesia yang menurut beliau
memiliki banyak peluang namun juga tantangan-tantangan dalam penyelenggaran kecerdasan
artifisial yaitu kesiapan tenaga kerja terampil, kesiapan regulasi, kesiapan infrastruktur, dan
kesiapan industri dan sektor-sektor publik. Agar mampu menjawab tantangan dan peluang,
Indonesia membangun strategi nasional kecerdasan artifisial yang dikenal dengan sebutan
STRANAS KA. STRANAS KA merupakan arah kebijakan nasional yang memuat area fokus
dan bidang prioritas teknologi kecerdasan artifisial yang menjadi acuan kementrian, lembaga,
pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan kegiatan di bidang
teknologi kecerdasan artifisial di Indonesia. Beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia dalam
melakukan akselerasi penyelenggaraan kecerdasan artifisial adalah :

1. kesiapan tenaga kerja terampil


2. kesiapan regulasi
3. kesiapan infrastruktur komputasi dan data
4. kesiapan industri dan sektor-sektor

Tranformasi digital nasional 2021-2045 dilakukan dengan lima arahan presiden yang terdiri
atas empat sektor strategis, lima arah strategi dan 100 inisiatif utama. Melalui Indonesia Smart
Society 2045 terdapat beberapa bidang prioritas inovasi Stranas KA Indonesia yang meliputi
bidang kesehatan, reformasi birokrasi, Pendidikan, ketahanan pangan dan mobilitas serta kota
pintar.

Peta jalan stranas KA 2021-2045 dimulai pada tahun 2020-2024 dengan peta jalan 4 area
fokus yang terdiri atas 18 ouput dan 45 program inisiasi, peta jalan 5 bidang prioritas untuk
tahun 2020-2045 yang terdiri dari 16 ouput dan 58 program inisiasi dan peta jalan 4 area fokus
yang terdiri dari 18 output dan 83 program inisiasi.
Lampiran Bukti Kehadiran

Anda mungkin juga menyukai