Anda di halaman 1dari 21

ISBN, ISSN, ISMN, DAN PENERAPAN CORRECTION MARKS (TANDA KOREKSI)

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Editing

Dosen pengampu Drs. Maman Abdul Jaliel, M.Ag

Disusun oleh

Ratna Juwita 1185020113

Rafly Saputra 1195020115

Siti Alawiyah 1185020128

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt. Yang telah memberikan kita
kesempatan dan kekuatan untu bisa menyelesaikan tugas mata kuliah Editing. Tak
lupa kita limpahkan sholawat dan salam kepada baginda Rasulullah sebagai suri
tauladan bagi umat manusia.

Dalam penyusunan makalah ini berjudul, ISBN, ISSN, ISMN, Dan Penerapan
Correction Marks (Tanda Koreksi) penulis menghadapi berbagai kesulitan
dikarenakan keterbatasan ilmu yang dimiliki, namun dari bimbingan berbagai pihak
maka makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, sudah sewajarnya
penulis mengucapkan terimakasih kepada Drs. Maman Abdul Jaliel, M. Ag sebagai
dosen pengampu mata kuliah editing dan telah membimbing penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis mengharapkan kritik maupun saran dari semua pihak terhadap


makalah ini. Harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, 20 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. ISBN........................................................................................................................
B. ISSN.........................................................................................................................
C. ISMN.......................................................................................................................
D. Penerapan Correction Marks (Tanda Koreksi)........................................................

BAB III PENUTUP

A. Simpulan..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia penerbitan pasti tidak asing lagi dengan kata ISBN, ISSN, ISMN
dan Correction Mark. ISBN (International Standard Book Number) atau dalam istilah
bahasa Indonesia disebut Nomor Buku Standar Internasional, merupakan nomor
identitas judul buku yang diterbitkan oleh suatu penerbit. ISSN (International
Standard Serial Number), merupakan nomor unik yang digunakan untuk
mengidentifikasi publikasi berkala pada media cetak ataupun elektronik. Terbitan
tersebut biasanya diterbitkan secara berurutan atau teritegrasi. Umumnya memiliki
tanda-tanda numerik dan/atau kronologis. Contoh yang umum dikenal termasuk
terbitan berseri, seperti koran, majalah, buletin, jurnal, dll.
ISMN adalah International Standard Music Number atau dalam Bahasa
Indonesia disebut dengan Nomor Musik Standar Internasional yang merupakan suatu
sistem penomoran internasional yang digunakan untuk mengidentifikasi karya musik
bernotasi (skor, bagian, skor usic, usic paduan suara, skor mini, folio pop, dll.) baik
yang diterbitkan di media cetak, online, atau di media lain. Setiap edisi atau versi
karya usic diberi ISMN tersendiri.
Correction marks atau tanda koreksi pada dasarnya digunakan untuk tujuan
memudahkan proses penyuntingan terkait kesalahan kebahasaan, seperti EBI yang
baik dan benar, pemilihan kata, kalimat yang tidak efektif, kesalahan paragraf, bahkan
sampai menyangkut masalah salah ketik dan inkonsistensi dalam penulisan.
Adanya penjelasan tersebut sangat diperlukan dan penulis memandang penting
mengenai perihal ini. Oleh karena itu sebagai mahasiswa prodi sastra harus mengerti
hal ini secara menyeluruh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ISBN?
2. Apa yang dimaksud dengan ISSN?
3. Apa yang dimaksud dengan ISMN?
4. Apa yang dimaksud dengan Correction marks?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan perihal ISBN
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan ISSN
3. Untuk mengetahu yang dinamakan ISMN
4. Untuk mengetahui maksud dari Correction Marks
BAB II
PEMBAHASAN
A. ISBN
1. Pengertian ISBN

ISBN (International Standard Book Number) atau dalam istilah bahasa


Indonesia disebut Nomor Buku Standar Internasional, merupakan nomor identitas
judul buku yang diterbitkan oleh suatu penerbit. Pengidentifikasian unik pada
umumnya digunakan untuk buku-buku yang dicetak secara komersial. Nomor yang
dipergunakan dalam ISBN bukanlah sembarang nomor. Nomor unik tersebut diatur
oleh sebuah lembaga Internasional yang berkedudukan di Berlin, Jerman. Penulisan
ISBN terdiri dari 13 digit yakni 978-kode negara-kode penerbit-kode buku-no
identifikasi.

Contoh:

Judul : Psikologi Belajar

ISBN : 978-979-518-852-0

2. Latar Belakang Kemunculan ISBN

Kemunculan ISBN dilatarbelakangi pertama kali oleh adanya sebuah


Konferensi Internasional Ketiga tentang Riset Pasar Buku (Book Market Research)
dan Rasionalisasi dalam Perdagangan Buku, pada Novemver 1966 di Berlin.
Konferensi tersebut diadakan untuk menyelesaikan urgensi sejumlah penerbit dan
distributor Eropa yang mempertimbangkan penggunaan komputer dalam peroses
pemesanan dan pengendalian buku. Hal tersebut merupakan prasyarat yang harus
dilakukan agar sistem berjalan secara otomatik dan efisien. Maksudnya, dengan
adanya nomor unik tersebut akan mempermudah dalam mengidentifikasi produk yang
diterbitkan.

Pada 1967 sistem ISBN mulai dikenalkan di Inggris oleh J. Whitaker & Sons,
Ltd., dan di Amerika Serikat pada 1968 oleh R.R. Bowker. Pada saat yang bersamaan,
The International Organization for Standardization (ISO) Technical Commite 46 on
Information and Documentation membentuk kelompok kerja untuk meneliti
kemungkinan mengadaptasi sistem Inggris untuk penggunaan skala Internasional.
Selama 1968-1969 beberapa pertemuan dilakukan antara perwakilan dari negara
Amerika dan Eropa untuk menyebarkan laporan ke semua negara yang kemudian
disetujui pada 1970. Standar asli yang berlaku terus direvisi sehubungan dengan mulai
munculnya produk-produk yang menyerupai buku dalam media baru, seperti e-book
dan lainnya.

3. Fungsi ISBN

Berikut merupakan fungsi ISBN, di antaranya:

a. ISBN berguna untuk memberikan nomor penanda Internasional yang


menggantikan penanganan catatan bibliografi deskriptif sehinnga menghemat
waktu dan biaya staf serta mengurangi kesalahan penyalinan.
b. Penggunaan ISBN secara benar memungkinkan untuk membedakan dengan jelas
berbagai produk dan edisi buku. Sehingga pelanggan dapat memastikan versi yang
dibutuhkan secara mudah.
c. ISBN memudahkan penyusunan dan pemutakhiran direktori perdagangan buku dan
database bibliografi, seperti katalog books-in-print. Informasi mengenai buku yang
tersedia dapat ditemukan dengan mudah.
d. Pemesanan dan distribusi buku melalui ISBN dapat lebih cepat dan efisien.
e. ISBN dapat dibaca oleh mesin dalam bentuk barcode EAN-13, merupakan cara
cepat dan dapat menghindari kesalahan.
f. ISBN diperlukan untuk menjalankan sistem penjualan toko buku secara online.
g. Penggunaan ISBN pada akumulasi data penjualan dapat memantau keberhasilan
produk dan edisi yang harus dimonitor.
h. Hak pinjaman nasional di beberapa negara berdasarkan ISBN. Skema tersebut
memungkinkan penulis dan ilustrator untuk menerima pembayaran yang sepadan
dengan berapa kali buku-buku mereka dipinjamkan oleh perpustakaan umum.
4. Ruang Lingkup ISBN

Berikut merupakan jenis terbitan monografi yang dapat diberikan ISBN, yaitu:

a. Buku tercetak dan pamflet


b. Terbitan Braille
c. Artikel individual
d. Peta
e. Film, video dan transparansi untuk pendidikan/ instruksi
f. Buku audio (audiobook)
g. Terbitan elektronik (disket, CD-ROM, unduhan atau untuk streaming)
h. Salinan digital terbitan monografi tercetak
5. Struktur ISBN

Sejak 1 Januari 2017, Badan Nasional ISBN merevisi angka ISBN menjadi 13
digit, yang meliputi 5 bagian yang masing-masing bagian dipisahkan dengan tanda
hyphen (-). Kelompok pembagian nomor ISBN ditentukan dengan struktur berikut ini.

Contoh: ISBN 978-602-8519-93-9

a. Angka 978 merupakan angka pengenal produk terbitan buku dari EAN (prefix
identifier)
b. Angka 602 merupakan kode kelompok (group identifier/ default)
c. Angka 8519 merupakan kode penerbit (publisher prefix)
d. Angka 93 merupakan kode judul (title identifier)
e. Angka 9 merupakan angka pemeriksa (check digit)
6. Lokasi dan Tampilan ISBN pada Publikasi

Pada publikasi percetakan, khususnya buku, penomoran ISBN harus ditampilkan pada:

a. Halaman balik judul atau halaman copyright (verso).


b. Bawah halaman judul, jika tidak terdapat ruang pada halaman balik judul.
c. Bagian bawah dari halaman sampul belakang (back cover)
d. Bawah halaman belakang kotak pelindung atau pembungkus (kemasan).
e. Pada bagian spine (punggung buku) untuk buku tebal bila keadaan memungkinkan.

Adapun untuk publikasi elektronik ISBN ditampilkan pada tampilan pertama di


mana judul ditampilkan atau layar yang memuat hak cipta. Dan jika film atau video
lainnya berupa kaset, maka ISBN ditampilkan pada kemasan. Dan untuk ISBN dalam
bentuk Barcode diawali dengan tanda keterangan ISBN yang dilanjut dengan nomor
ISBN dan kode barcode.

7. Cara untuk Memperoleh ISBN

Prosedur untuk mendapatkan ISBN secara general, yaitu:

a. Mengisi formulir surat penyataan disertai dengan stempel penerbit dengan


menunjukkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab (akta
notaris)
b. Membuat surat permohonan ke Tim ISBN/ KDT Perpustakaan Nasional Indonesia
atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang akan diterbitkan.
c. Mengirimkan salinan lampiran berupa:
1) Halaman judul dan balik halaman judul
2) Daftar isi
3) Kata pengantar

Lampiran tersebut dikirim ke alamat tim ISBN/ KDT Perpustakaan Nasional


RI di Jl. Salemba Raya No. 28A Jakarta. Atau melalui surat elektronik:
isbn@pnri.go.id

ISBN memiliki beberapa penanda lainnya seperti DOI (Digital Object


Identifier), GTIN, ISSN (International Standard Serial Number), ISMN, URN,
ISAN. Namun, pada pembahasan makalah ini hanya akan dibahas mengenai ISSN
dan ISMN.
B. ISSN
1. Pengertian ISSN

ISSN (International Standard Serial Number), merupakan nomor unik yang


digunakan untuk mengidentifikasi publikasi berkala pada media cetak ataupun
elektronik. Terbitan tersebut biasanya diterbitkan secara berurutan atau teritegrasi.
Umumnya memiliki tanda-tanda numerik dan/atau kronologis. Contoh yang umum
dikenal termasuk terbitan berseri, seperti koran, majalah, buletin, jurnal, dll.

Sama halnya dengan ISBN, ISSN terdiri dari 13 digit. Tetapi, kombinasinya
terdiri dari 8 angka dan huruf x. Dan yang menjadi nomor unik atau ISSN hanyalah 7
angka pertama, sedangkan angka/ huruf x terakhir adalah karakter cek ISSN.

Contoh:

Judul Jurnal : Acta Medical Indonesia

ISSN : 01259326
2. Latar Belakang Kemunculan ISSN

Pada 1 Juni 1965 pemerintah mendirikan Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional


(PDIN), yang 21 tahun kemudian diubah menjadi Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah
(PDDI). PDDI-LIPI memiliki tugas untuk melakukan pemantauan seluruh publikasi
berkala di Indonesia. Sebagai bentuk dari tanggung jawab tersebut, PDDI menerbitkan
ISSN untuk menjadi tanda pengenal unik setiap terbitan berkala yang berlaku secara
global.
ISSN diberikan oleh ISDS (Internasional Serial Data System) yang
berkedudukan di Paris, Perancis. ISDS mendelegasikan pemberian ISSN baik secara
regional maupun nasional. Untuk regional Asia dipusatkan di Thai National Library,
Bangkok, Thailand. Sedangkan di Indonesia dipusatkan di PDDI LIPI.

3. Fungsi ISSN

Berikut merupakan fungsi ISSN, yaitu:

a. Sebagai identitas dalam penghitungan ataupun pendataan jurnal ilmiah dari


berbagai negara.
b. Sebagai pembeda antar satu publikasi dengan lainnya.
c. Prasyarat untuk akreditasi publikasi ilmiah.
4. Cara untuk Memperoleh ISSN

Untuk mendapatkan ISSN dapat dilakukan dengan melakukan pendaftaran


secara online di http://issn.pdii.lipi.go.id. Adapun persyaratan yang harus dilampirkan
yakni:

a) Sampul depan
b) Daftar isi
c) Dewan redaksi
d) Bukti transfer pembayaran
e) Melengkapi formulir pendaftaran

C. ISMN
1. Pengertian ISMN
ISMN adalah International Standard Music Number atau dalam Bahasa
Indonesia disebut dengan Nomor Musik Standar Internasional yang merupakan suatu
sistem penomoran internasional yang digunakan untuk mengidentifikasi karya musik
bernotasi (skor, bagian, skor usic, usic paduan suara, skor mini, folio pop, dll.)
baik yang diterbitkan di media cetak, online, atau di media lain. Setiap edisi atau versi
karya usic diberi ISMN tersendiri.

2. Format Penulisan ISMN


Stuktur numerik ISMN terdiri dari 13 digit yang dibagi menjadi empat elemen:
- Prefix element (selalu diawali 970-0, yang menunjukkan musik);
- Publisher element (kode penerbit)
- Item element (kode musik yang terdaftar)
- Check digit (nomor identifikasi)

Contoh ISMN:
ISMN 979-0-2600-0043-8

Berbeda dengan ISBN, ISMN tidak mengandung kode negara/wilayah/bahasa,


karena musik secara intrinsik bersifat universal dan dapat dinikmati oleh warga
negara atau bahasa manapun. Oleh karena itu ISMN menunjukkan tidak adanya
batasan geografis atau linguistik.
Penerbit yang sudah memiliki nama atau yang sudah terkenal biasanya
memiliki kode penerbit 3-4 digit, sedangkan penerbit-penerbit kecil atau di bawahnya
biasanya memiliki kode penerbit 5-7 digit.
3. Latar Belakang Munculnya ISMN
Sebenarnya, alasan mengapa munculnya ISMN tidak jauh berbeda dengan
ISBN. ISBN dan ISMN memiliki hubungan latar belakang secara kronologis. Jadi,
pada saat itu ketika ISBN sedang gencar-gencarnya melakukan proses penomoran
buku-buku, namun pada saat itu tidak terdapat standar khusus yang mengurus lembar-
lembar musik, sehingga rumah produksi musik di Inggris juga menggunakan ISBN
pada musik.
Kemudian setelah itu beberapa mulailah berusaha merumuskan standar
penomoran internasional di seluruh dunia khusus untuk musik. Pada saat itu terdapat
dua buah lembaga yaitu en vogue dari Amerika(USA) Serikat yang memiliki sistem
penomoran 13 digit, dan dari cabang Inggris (UK) ada International Association of
Music Libraries, Archieves and Documentation Centres (IAML) dengan sistem
penomoran 10 digit.
Proposal asli untuk ISMN dibuat oleh cabang Inggris yakni IAML yang
dikemukakan oleh Alan Pope (Departemen Musik Blackwell, Oxford), Malcolm
Lewis (seorang pustakawan music di Nottingham), dan Malcolm Jones (seorang
pustakawan music di Birmingham).
Kemudian, rancangan struktur dan aplikasi ISMN tersebut dipresentasikan
pada konferensi IAML pada tahun 1987 di Amsterdam, Belanda. Lalu diadakan lagi
konferensi kedua IAML pada tahun 1989 di Oxford, Inggris, sebagai diskusi lanjutan
dari konferensi pertama. Setelah itu akhirnya diputuskan bahwa sistem standar format
numerik ISMN adalah 10 digit. Hasil itu kemudian dipublikasikan oleh Badan ISO
1993 di perpustakaan nasional di Berlin, Jerman. Standar tersebut kemudian disebut
dengan Standar ISO 10957:1993.
Berselang beberapa tahun, pada tahun 2009 terjadi revisi standar terhadap
versi lama yakni ISO 10957:1993 yang menggunakan format numerik 10 digit
menjadi versi baru yakni ISO 10957:2009 yang menggunakan format numerik 13
digit.

Contoh ISMN versi ISO 10957:1993 (versi lama)

- Prefix element (awalan M, yang menunjukkan usic);


- Publisher element (kode penerbit)
- Item element (kode usic yang terdaftar)
- Check digit (nomor identifikasi)
4. Fungsi ISMN
ISMN berguna dalam penerbitan usic, perdagangan usic, dan perpustakaan.
Digunakan untuk inventarisasi, pemesanan, penagihan, penilaian hak, pencarian
informasi, sirkulasi perpustakaan, dan pinjaman antar perpustakaan. ISMN berfungsi
sebagai pengidentifikasi unik untuk publikasi monografi, dari tahap naskah melalui
proses editorial dan manufaktur hingga pekerjaan selesai.

5. Ruang Lingkup ISMN


a. Lembaran Partiture
b. Nyanyian atau lirik lagu yang diterbitkan dengan notasi usic (angka atau balok)
c. Buku nyanyian atau kumpulan lagu-lagu yang dibukukan
d. Terbitan usic dalam bentuk mikro atau braile
e. Notasi usic yang diterbitkan secara elektronis
Namun ISMN tidak sesuai untuk identifikasi di media lain yang dikeluarkan
secara terpisah, seperti produk audiovisual atau produk sound, contoh seperti CD atau
DVD. Untuk identifikasi standar media tersebut dapat menggunakan standar yang
lebih sesuai seperti International Recording Code (IRC) untuk sound, atau
International Standard Audiovisual Number (ISAN).
6. Manfaat ISMN
Adapun manfaat dari ISMN adalah sebagai berikut:
a. Menjadi identitas unik dari sebuah partiture lagu/buku
b. Melindungi copyright pencipta lagu
c. Menjadi alat temu kembali informasi
d. Melestarikan, menyimpan dan melindungi keaslian partiture musik
D. Correction Mark
1. Pengertian Correction mark
Correction marks atau tanda koreksi pada dasarnya digunakan untuk tujuan
memudahkan proses penyuntingan terkait kesalahan kebahasaan, seperti EBI yang
baik dan benar, pemilihan kata, kalimat yang tidak efektif, kesalahan paragraf, bahkan
sampai menyangkut masalah salah ketik dan inkonsistensi dalam penulisan.
Oleh sebab itu, maka kesamaan tanda-tanda koreksi antara penyunting dan
pengetik sangat diperlukan agar tercipta kerja sama yang baik sehingga proses
penyuntingan dapat terselesaikan dengan cepat.
2. Tanda-Tanda Koreksi
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
1. ISBN (International Standard Book Number) atau dalam istilah bahasa Indonesia
disebut Nomor Buku Standar Internasional, merupakan nomor identitas judul buku
yang diterbitkan oleh suatu penerbit.
2. ISSN (International Standard Serial Number), merupakan nomor unik yang digunakan
untuk mengidentifikasi publikasi berkala pada media cetak ataupun elektronik.
Terbitan tersebut biasanya diterbitkan secara berurutan atau teritegrasi. Umumnya
memiliki tanda-tanda numerik dan/atau kronologis. Contoh yang umum dikenal
termasuk terbitan berseri, seperti koran, majalah, buletin, jurnal, dll.
3. ISMN adalah International Standard Music Number atau dalam Bahasa Indonesia
disebut dengan Nomor Musik Standar Internasional yang merupakan suatu sistem
penomoran internasional yang digunakan untuk mengidentifikasi karya musik
bernotasi (skor, bagian, skor usic, usic paduan suara, skor mini, folio pop, dll.) baik
yang diterbitkan di media cetak, online, atau di media lain. Setiap edisi atau versi
karya usic diberi ISMN tersendiri.
4. Correction marks atau tanda koreksi pada dasarnya digunakan untuk tujuan
memudahkan proses penyuntingan terkait kesalahan kebahasaan, seperti EBI yang
baik dan benar, pemilihan kata, kalimat yang tidak efektif, kesalahan paragraf, bahkan
sampai menyangkut masalah salah ketik dan inkonsistensi dalam penulisan.
DAFTAR PUSTAKA

Develop LIPI. ISSN. Dipetik November 21, 2021, dari LIPI: issn.lipi.go.id

Rahmawati, M. S. DOI ISSN ISBN. Dipetik November 21, 2021, dari Scribd:
scribd.com/document

TIM ISBN. Informasi Umum Tentang ISBN. Dipetik November 21, 2021, dari Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia: isbn.perpusnas.go.id

Tim ISBN Internasional. (2012). Pedoman ISBN. London: International ISBN Agency.

Library of Congress, U.S. ISMN Agency. About the ISMN. Diakses pada 21 November
2021, pukul 22.03 WIB, link: loc.gov/ismn/about.html

Tim ISMN. ISMN International Standard Music Number. Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia. Diakses pada 21 November 2021, pukul 22.27 WIB, link: ismn.perpusnas.go.id

International Organization for Standardization (ISO). 2009. ISO 10957:2009 Information and
documentation - International standard music number (ISMN). Geneva, Switzerland. Diakses
pada 18 November 2021, pukul 16.21 WIB, link: iso.org/standard/43173.html

Sunaryo, Adi dan Maulana, Hermanu. 1994. Pedoman Penyuntingan Kamus Bahasa
Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Blog. 2016. Tanda Koreksi. Diakses pada 22 November 2021, pukul 08.24 WIB, link:
daftarbuku.blogspot.com/2016/07/tanda-tanda-koreksi.html?m=1
Sumber Referensi

Library of Congress, U.S. ISMN Agency. About the ISMN. Diakses pada 21 November 2021,
pukul 22.03 WIB, link: loc.gov/ismn/about.html

Tim ISMN. ISMN International Standard Music Number. Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia. Diakses pada 21 November 2021, pukul 22.27 WIB, link: ismn.perpusnas.go.id
International Organization for Standardization (ISO). 2009. ISO 10957:2009 Information and
documentation - International standard music number (ISMN). Geneva, Switzerland. Diakses
pada 18 November 2021, pukul 16.21 WIB, link: iso.org/standard/43173.html

Anda mungkin juga menyukai