Anda di halaman 1dari 13

SYSTEMATIC REVIEW

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA


PERAWAT DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Oleh :

Ana Lutfiah Hasanah (2017.02.049)

Angraini Wulandari (2017.02.050)

Kadek Trisna Damayanti (2017.02.067)

Ni Putu Erna Puspayani (2017.02.072)

Nur Dina Kamelia (2017.02.074)

Nur Vika Indah Sari (2017.02.075)

Vitta Juana (2017.02.092)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI

2020
SYSTEMATIC REVIEW

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERAWAT


DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan Yang Diampu Oleh Ns. Anang
Satrianto S. Kep

Oleh :

Ana Lutfiah Hasanah (2017.02.049)

Angraini Wulandari (2017.02.050)

Kadek Trisna Damayanti (2017.02.067)

Ni Putu Erna Puspayani (2017.02.072)

Nur Dina Kamelia (2017.02.074)

Nur Vika Indah Sari (2017.02.075)

Vitta Juana (2017.02.092)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI

2020
Abstrak

Latar Belakang : Kinerja perawat merupakan aplikasi kemampuan atau pembelajaran yang
telah diterima selama menyelesaikan program pendidikan keperawatan untuk memberikan
pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit
serta pelayanan terhadap pasien. Kinerja perawat berpengaruh langsung terhadap kualitas
pelayanan kesehatan. Perawat adalah pekerja yang memberikan kontribusi langsung terhadap
kualitas layanan untuk klien. Perawat merupakan ujung tombak rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan seharusnya dikelola secara profesional untuk
meningkatkan kinerja. Systematic Review ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kinerja perawat. Metode : Pencarian literatur mulai dari tahun 2010 –
2020 yang menggunakan kata kunci faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat. Dari
pencarian ditemukan sembilan jurnal dan lima jurnal yang dianalisis terkait dengan tema.
Penelusuran dilakukan di situs Google Schoolar. Hasil : Faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja perawat secara signifikan adalah motivasi, supervisi, kompetensi, kompensasi dan
lingkungan kerja. Kesimpulan : Kinerja perawat sangat berhubungan dengan motivasi,
supervisi, kompetensi, kompensasi dan lingkungan kerja sehingga aspek-aspek yang
memengaruhi kinerja perawat perlu dikelola dengan baik untuk mendapatkan hasil kinerja
perawat yang baik sehingga pelayanan keperawatan lebih maksimal dan dapat memberikan
kepuasan kepada masyarakat.
Kata Kunci : Perawat, Kinerja Perawat

1. INTRODUCE

UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 23 menjelaskan bahwa tenaga


kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki. Kemudian dalam pasal 24 dijelaskan bahwa tenaga
kesehatan tersebut harus memenuhi standar pelayanan. Dalam hal ini pelayanan
kesehatan merupakan upaya kesehatan diselenggarakan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi individu atau masyarakat. Hal ini sesuai dengan
bunyi pasal 51 UU No 36 tahun 2009. Berdasarkan data kemenkes RI tahun 2015
jumlah tenaga kesehatan terbanyak yaitu perawat sebanyak 147.264 orang (45,65%). Di
Indonesia, perawat profesional baru mencapai 2% dari total perawat yang ada. Angka ini
jauh lebih rendah dibandingkan dengan Filipina yang sudah mencapai 40% dengan
pendidikan strata satu dan dua (Sri, 2009). Tenaga perawat yang merupakan “the caring
profession” mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan
bio-psiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam
dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya
(Kemenkes RI, 2011).

Pelayanan keperawatan diberikan dalam bentuk kinerja perawat dan harus didasari
kemampuan yang tinggi sehingga kinerja mendukung pelaksanaan tugas dalam
pelayanan keperawatan. Kinerja merupakan suatu hasil kerja seseorang yang dilakukan
sesuai dengan tugas dalam suatu organisasi (Nursalam, 2011). Kinerja perawat
merupakan aplikasi kemampuan atau pembelajaran yang telah diterima selama
menyelesaikan program pendidikan keperawatan untuk memberikan pelayanan dan
bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit serta
pelayanan terhadap pasien (Mulati N, 2006).

Dengan melihat pentingnya peran perawat dalam menjalankan tugasnya, maka


perawat dituntut untuk lebih meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. Kinerja dalam
suatu organisasi dilakukan oleh segenap sumber daya manusia yang ada, baik pimpinan
maupun pekerja. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sumber daya manusia
dalam menjalankan kinerjanya. Baik itu faktor yang berasal dari dalam diri sumber daya
manusia maupun yang berasal dari luar dirinya. Setiap pekerja mempunyai kemampuan
berdasar pada pengetahuan dan keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan
pekerjaannya, motivasi kerja dan kepuasan kerja. Namun, pekerja juga mempunyai
kepribadian, sikap dan perilaku yang dapat mempengaruhi kinerjanya (Wirawan, 2009).
Gibson menyatakan bahwa kinerja individu perawat dipengaruhi oleh 3 variabel yaitu
variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Variabel individu, terdiri
dari kemampuan, keterampilan, pengalaman, demografi dan latar belakang keluarga.
Variabel psikologi terdiri dari persepsi, sikap, motivasi, kepribadian dan belajar. Variabel
organisasi terdiri dari sumber daya, imbalan, beban kerja, struktur, supervisi dan
kepemimpinan. Kinerja klinis perawat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal, faktor internal adalah keterampilan dan motivasi perawat, sedangkan faktor
eksternal adalah supervisi, kepemimpinan dan monitoring (Mandagi, dkk, 2015).
2. METODE
Metode yang digunakan dalam tinjauan sistematik ini dimulai dengan pemilihan
topik, kemudian menentukan kata kunci untuk mencari jurnal menggunakan bahasa
Indonesia melalui Google Scholar. Pencarian ini dibatasi dari 2010 hingga 2020. Kata
kunci yang digunakan adalah "Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perawat
Dalam Manajemen Keperawatan”. Dari semua jurnal yang sesuai dengan tema dan
kriteria untuk dimasukkan adalah 11 jurnal.
Jurnal dipilih untuk dilakukan review berdasarkan studi yang sesuai dengan kriteria
inklusi. Kriteria inklusi dalam Systematic Review ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja perawat. Ditemukan 11 jurnal, yang sesuai dengan tema, dan
semua merupakan dari jurnal yang dicari melalui Google Scholar. Sebelas jurnal
tersebut kemudian dicermati dan dilakukan Critical appraisal. Kemudian dilakukan
Systematic Review sesuai dengan hasil Critical Appraisal yang telah dilakukan
sebelumnya. Pada 11 jurnal yang memenuhi kriteria inklusi menggunakan 2 jurnal
observasional analitik dan 9 jurnal menggunakan cross sectional.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah mempelajari kualitas 11 jurnal dapat dikategorikan sebagai data tinggi
kemudian diekstraksi. Ekstraksi data ini dilakukan dengan menganalisis data berdasarkan
nama penulis, judul, tahun, dan hasil, yaitu pengelompokan data penting dalam artikel.

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA: SUPERVISI, PENGHASILAN, DAN


HUBUNGAN INTERPERSONAL MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT
PELAKSANA
Dari hasil Systematic Review oleh Yana Zahara, Ratna Sitorus dan Luknis Sabri tahun
2011 didapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik perawat pelaksana
dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RS yang mempunyai hubungan yang
bermakna adalah pendidikan dan umur, sedangkan faktor yang tidak ada hubungan yang
bermakna meliputi jenis kelamin, status perkawinan dan lama kerja. Faktor-faktor
motivasi dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap yang paling dominan
memiliki hubungan yang bermakna yaitu supervisi. Sedang faktor yang tidak ada
hubungan yang bermakna yaitu meliputi; kondisi kerja, dan kebijakan administrasi.
Peningkatan supervisi oleh kepala ruangan, komite keperawatan, dan bagian
keperawatan perlu untuk ditingkatkan, dengan cara pendekatan struktur organisasi.
Peningkatkan insentif dari pengelolaan sumber dana hasil usaha yang berasal dari swasta
yang di distribusikan secara adil dan merata pada perawat yang bertugas di pelayanan
klien. Selain itu, dinas atau bertugas dengan mempertimbangkan beban tugas yang
diberikan terhadap perawat perlu di perhatikan. Hubungan interpersonal antara perawat
dengan teman sekerja, atasan, bawahan, dan tim kesehatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KINERJA


PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL
Dari hasil Systematic Review oleh Lukken Januari Putri Rebanti, Jati Untari, Markus
Gelar Kumara Agni pada tahun 2017 mendapatkan hasil terdapat hubungan yang
signifikan pelatihan terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Nilai korelasi menunjukkan besarnya hubungan tersebut yaitu sebesar
0,417. Dapat diartikan terdapat hubungan yang positif pelatihan terhadap kinerja. Jika
perawat memiliki pelatihan yang tinggi maka kinerja perawat juga akan semakin tinggi.
Hal ini diperkuat dengan hasil kategori pada perawat yang memiliki pelatihan yang baik
juga memiliki kinerja yang baik yaitu sebanyak 55,1%.
Terdapat juga hubungan yang positif motivasi terhadap kinerja. Jika perawat memiliki
motivasi yang tinggi maka kinerja perawat juga akan semakin tinggi. Hal ini diperkuat
dengan hasil kategori pada perawat yang memiliki motivasi yang baik juga memiliki
kinerja yang baik yaitu sebanyak 72,5%. Hasil uji regresi menunjukkan variabel motivasi
merupakan variabel yang paling tinggi dalam mempengaruhi kinerja perawat.
Hubungan Isentif Terhadap Kinerja Perawat didapatkan hasil yaitu hubungan yang
signifikan karena jika perawat memiliki insentif yang tinggi maka kinerja perawat juga
akan semakin tinggi.

FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA PERAWAT DI


RUMAH SAKIT TINGKAT III 16.06.01 AMBON
Dari hasil Systematic Review oleh M. Hadi Mulyono, Asiah Hamzah dan A. Zulkifli
Abdullah pada tahun 2013 menunjukkan hubungan/pengaruh yang siqnifikan antara
kepuasan kerja (p= 0.000, r=1000) dan supervisi (p=0.039, r= -0.635) dengan kinerja
perawat. Tetapi tidak ada hubungan/pengaruh antara kompetensi (p= 0.599), motivasi
kerja (p= 0.615) dan kepemimpinan (p= 0.946) dengan kinerja perawat. Berdasarkan
hasil tersebut disarankan Rumah Sakit untuk meningkatkan upaya pemuasan kerja
perawat dan melakukan upaya pembenahan supervisi keperawatan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERAWAT DALAM


PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RSUD TOTO KABUPATEN BONE
BOLANGO
Dari hasil Systematic Review oleh Kartin Buheli pada tahun 2012 Hasil penelitian
menunjukkan bahwa :perawat memiliki motivasi yang cukup sebanyak 45,1 % dari 51
responden, pendapatan / gaji yang cukup sebanyak 51 %, perawat yang memiliki
supervisi yang cukup sebanyak 62,7 %, pengembangan karir yang cukup sebanyak
45,1% dan motivasi merupakan faktor yang paling kuat pengaruhnya terhadap kinerja
perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabupaten Bone Bolango Provinsi
Gorontalo. Hasil Penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja perawat dalam
penerapan proses keperawatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi,
pengembangan karir, supervise dan pendapatan/gaji. Untuk itu disarankan perlunya
peningkatan kinerja perawat dalam penerapan proses keperawatan melalui dukungan dari
pemerintah terkait dengan mengalokasikan anggaran terhadap jasa perawat dalam
pendokumentasian proses keperawatan serta mengadakan pelatihan kepada perawat yang
bertugas di Rumah Sakit, sehingga pelayanan keperawatan lebih maksimal dan dapat
memberikan kepuasan kepada masyarakat.

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA


PERAWAT DALAM MENERAPKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH
SAKIT UMUM BETHESDA GMIM TOMOHON
Dari hasil Systematic Review oleh Fergie M. Mandagi, Jootje M. L. Umboh dan Joy
A. M. Rattu pada tahun 2015 Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara motivasi (OR 6,98, p=0,004), supervisi (OR 4,69, p=0,019) dan
penghargaan (OR 19,79, p=0,000) dengan kinerja perawat, sedangkan kompetensi (OR
1,91, p=0,409) tidak terdapat hubungan bermakna dengan kinerja perawat.Analisis
multivariat menunjukkan aspek penghargaan merupakan variabel paling dominan
mempengaruhi kinerja dengan nilai Odds Ratio 16,513 dan bermakna secara
statistik(p=0,004). Kinerja perawat sangat berhubungan dengan motivasi, supervisi dan
penghargaan kerja perawat, sehingga aspek-aspek yang memengaruhi motivasi, supervisi
dan penghargaan kerja perlu dikelola dengan baik untuk mendapatkan hasil kinerja
perawat yang baik.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT


DI RUMAH SAKIT ISLAM PDHI YOGYAKARTA
Dari hasil Systematic Review oleh Supriyadi pada tahun 2017 hasil penelitian
didapatkan semua variabel yaitu motivasi, etos kerja, lingkungan kerja, kompetensi dan
kepuasan kerja mempengaruhi kinerja perawat. Sedangkan yang paling berpengaruh
mempengaruhi kinerja perawat dengan uji multivariat yaitu kompetensi.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KINERJA PERAWAT DI


RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUD DATOE BINANGKANG
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
Dari hasil Systematic Review oleh Fisella Wilfin Kumajas, Herman Warouw, Jeavery
Bawotong pada tahun 2014 terdapat Hasil penelitian ini menunjukan terdapat hubungan
yang signifikan dari masing-masing karakteristik individu yaitu umur, pendidikan, masa
kerja, dan status pernikahan dengan kinerja perawat.
Hasil bahwa karakteristik seorang perawat berdasarkan umur sangat berpengaruh
terhadap kinerja dalam praktik keperawatan, dimana semakin tua umur perawat maka
dalam menerima sebuah pekerjaan akan semakin bertanggung jawab dan berpengalaman.
Hasil penelitian yang ada, peneliti berpendapat bahwa salah satu faktor yang dapat
meningkatkan produktifitas atau kinerja perawat adalah pendidikan formal perawat.
Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung dengan pelaksanaan
tugas, tetapi juga landasan untuk mengembangkan diri serta kemampuan memanfaatkan
semua sarana yang ada di sekitar kita untuk kelancaran tugas.
Pengalaman bekerja pada pekerjaan sejenis perlu mendapatkan pertimbangan dalam
penempatan tenaga kerja. Kenyataan menunjukkan makin lama tenaga kerja bekerja,
makin banyak pengalaman yang dimiliki tenaga kerja yang bersangkutan. Sebaliknya,
makin singkat masa kerja, makin sedikit pengalaman yang diperoleh. Pengalaman
bekerja banyak memberikan keahlian dan keterampilan kerja. Sebaliknya, terbatasnya
pengalaman kerja mengakibatkan tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki makin
rendah. Pengalaman bekerja merupakan modal utama seseorang untuk terjun dalam
bidang tertentu. Terlebih lagi pernikahan menyebabkan peningkatan tanggung jawab dan
pekerjaan tetap menjadi lebih berharga dan penting. Mayoritas pekerja yang loyal dan
puas terhadap pekerjaannya adalah pekerja yang telah menikah. Sama seperti dengan
hasil penelitian yang didapat bahwa perawat yang telah menikah memiliki kinerja baik
lebih besar dari perawat yang belum menikah.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERAWAT


PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT IV KENDARI
Dari hasil Systematic Review oleh Muhammad Ridho, H.M.Alimin Maidin, Nurdin
Perdana pada tahun 2019 Terdapat korelasi positif dengan hubungan yang bermakna
antara variabel kemampuan terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit
Bhayangkara Kendari sedangkan untuk variabel sikap perawat, motivasi perawat dan
supervisi kepala ruangan terdapat korelasi yang positif namun tidak memilki hubungan
yang bermakna. Variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja perawat pelaksana
di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat IV Kendari adalah variabel kemampuan perawat.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT


RAWAT INAP DI RSUD KOTA SEMARANG
Dari hasil Systematic Review Yohana Novitasari Sutrisno, Antono Suryoputro, Eka
Yunila Fatmasari tahun 2017 Terdapat Ada hubungan yang bermakna antara beban kerja,
kepemimpinan, insentif dan kesempatan promosi dengan kinerja perawat rawat inap di
RSUD Kota Semarang dan tidak ada hubungan yang signifikan bermakna antara
supervisi dengan kinerja perawat rawat inap di RSUD Kota Semarang.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT RUMAH


SAKIT PABATU DI SERDANG BERDAGAI
Dari hasil Systematic Review Sonny Pramudya Taringan,Asyiah Simanjorang2,
Megawati Tahun 2020 bahwasanya faktor-faktor yang mencakup pelatihan,
kepemimpinan, lingkungan kerja dan kompesansi berpegaruh terhadap kinerja perawat
Rumah Sakit Pabatu di Serdang Berdagai.
Kinerja Perawat Calon Kontrak kinerja merupakan hasil proses yang dapat diukur dan
mengacu dalam waktu tertentu berdasarkan persyaratan dan menjelaskan peran fungsi
perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan melalui tahapan
pengkajian, merumuskan diagnosa, merencanakan, melakukan implementasi dan
mengevaluasi tindakan asuhan keperawatan (Mangkunegara, 2011). Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan rendahnya kinerja perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan rumah sakit Pabatu di Serdang berdagai. Hasil observasi peneliti, untuk
ketidaklengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah sakit Pabatu Serdang
Bedagai dapat disimpulkan bahwa pada pengkajian, diagnosa keperawatan dan evaluasi
keperawatan masih belum terisi dengan baik. Selain itu dokumentasi ini pentingnya bagi
perawat untuk sebagai catatan akhir keperawatan dan kepentingan hukum.
Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Perawat Pendidikan dan pelatihan berpengaruh
terhadap kinerja perawat. Adapun besar pengaruh variabel pelatihan terhadap kinerja
perawat berdasarkan nilai Odds Ratio membuktikan bahwa pelatihan memiliki 4 kali
besar pengaruhnya terhadap kinerja di Rumah Sakit Pabatu di Serdang Berdagai. Hal ini
sejalan dengan latar belakang peneliti dalam peningkatkan kemampuan, perawat
mengatakan bahwa rumah sakit tidak pernah mengikutsertakan perawat kontrak dalam
acara pelatihan ataupun seminar. Sejalan dengan penelitian Siahaan statistik
menunjukkan bahwa ada perbedaan kinerja perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan sebelum dan sesudah pelatihan putaran keperawatan (p = 0,00 <0,05 dan
perbedaan rata-rata = 27,56) (Hartati, 2015). Penelitian lain yang sejalan yaitu Elentika.
menunjukkan bahwa variabel pelatihan, kompetensi dan insentif berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja perawat RS Bunda Thamrin Medan (Elentika, 2015)
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Perawat. Kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan. Seorang
pemimpin harus menyatukan berbagai keahlian, pengalaman, kepribadiandan motivasi
setiap individu yang dipimpinnya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kepimpinan di
rumah sakit Pabatu di Serdang berdagai tidak efektif, sejalan dengan latar belakang
penulis kepala ruangan kurang memberikan perhatian dan kurang mendorong perawat
dalam meningkatkan kinerjanya. Selain itu supervisi juga tidak berjalan efektif yang
diberikan oleh kepala ruangan.
Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Perawat. Kompensasi karyawan adalah
semua bentuk pembayaran atau hadiah yang diberikan kepada karyawan dan muncul dari
pekerjaan mereka (Rahayu, 2018). Analisis akhir pada variabel kompensasi dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja perawat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Kompensasi berpengaruh positif signifikan terhadap
Kinerja Karyawan pada RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Kompensasi juga
merupakan hal penting, yang merupakan dorongan atau motivasi utama seorang
karyawan untuk bekerja (Isneini, 2017).
Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Perawat. Lingkungan kerja fisik yang
bagus akan berbanding lurus dengan kepuasan kerja ataupun hasil dari kinerja karyawan
(Hasanah,2015). Hasil akhir analisis menunjukkan terhadap variabel lingkungan kerja di
dapatkan nilai p<0,05 (0,031). Dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat dan Odds Ratio pada variabel ini
menunjukkan bahwa lingkungan kerja 3 kali besar pengaruhnya terhadap kinerja
perawat.

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI


BANGSAL RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM FATIMAH KABUPATEN
CILACAP
Dari hasil Dian Kurniawati dan Solikhah tahun 2012, dapat disimpulkan penelitian ini
menunjukan ada hubungan antara kelelahan kerja dengan kinerja perawat di bangsal
rawat inap Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap. Meningkatnya kelelahan dapat memicu
menurunnya kinerja, dilihat dari kelelahan tersebut muncul diakibatkan oleh peningkatan
pasien setiap periodenya. Peningkatan pasien tersebut dapat menuntut perawat untuk
dapat bekerja secara maksimal dan profesional.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan 11 jurnal yang telah dilakukan systematic review didapatkan beberapa
faktor yang mempengaruhi kinerja perawat, yaitu motivasi, supervisi, pengembangan
karir, supervise dan pendapatan/gaji, penghargaan kerja perawat, etos kerja, lingkungan
kerja, kompetensi, kepuasan kerja, beban kerja, kepemimpinan, insentif, karakteristik
individu dan kesempatan promosi dan kelelahan. Dengan adanya banyak faktor yang
telah diteliti di dalam 11 jurnal dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja perawat secara signifikan adalah motivasi, supervisi, kompetensi,
kompensasi dan lingkungan kerja. Kompensasi juga merupakan hal penting, yang
merupakan dorongan atau motivasi utama seorang karyawan untuk bekerja (Isneini,
2017). Di salah satu jurnal menjelaskan bahwa lingkungan kerja memiliki 3 kali besar
pengaruhnya terhadap kinerja perawat lalu meningkatnya kelelahan dapat memicu
menurunnya kinerja, dilihat dari kelelahan tersebut muncul diakibatkan oleh peningkatan
pasien setiap periodenya. Peningkatan pasien tersebut dapat menuntut perawat untuk
dapat bekerja secara maksimal dan profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Buheli, K. (2012). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PERAWAT DALAM


PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RSUD TOTO KABUPATEN BONE
BOLANGO. 1-9.

Dian Kurniawati, S. (2012). Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Bangsal
Rawat Inap Rumah Sakit Islam Fatimah Kabupaten Cilacap. Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta , 6(2), 162-232.

Fergie M. Mandagi, J. M. (2015). ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG


BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MENERAPKAN
ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA GMIM
TOMOHON. Jurnal e-Biomedik (eBm), 3(3) , 884-894.

Fisella Wilfin Kumajas, H. W. (2014). HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU


DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM
RSUD DATOE BINANGKANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW. 1-8.

I Gusti Ngurah Truly Mahendra, I. A. (2014). Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin


Kerja, Motivasi Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSJ
Menur Surabaya. Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen, 1(1) , 22-42.

Jufrizen. (2017). Pengaruh Kemampuan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Perawat: Studi Pada
Rumah Sakit Umum Madani Medan, 1(1). Jurnal Riset Sains Manajemen , 27-34.

Lukken Januari Putri Rebanti, J. U. (2017). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN TINGKAT KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL. Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas
Respati, 2(2) , 29-38.

M. Hadi Mulyono, A. H. (2013). FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP


KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT TINGKAT III 16.06.01 AMBON. Jurnal
AKK, 2(1) , 18-26.

Muhammad Ridho, H. M. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
TINGKAT IV KENDARI. 1-13.
Sonny Pramudya Taringan, A. S. (2020). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kinerja Perawat
Rumah Sakit Padatu Di Serdang Berdagai. Jurnal Komunitas Kesehatan Masyarakat ,
2(1) , 48-55.

Sri Handayani, P. F. (2018). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA


TENAGA KESEHATAN DI RAWAT INAP RSUD BATUSANGKAR. Jurnal
Endurance, 3(3) , 440-448.

Supriyadi. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit
Islam PDHI Yogyakarta. Health Sciences and Pharmacy Journal, 1(1) , 30-37.

Yana Zahara, R. S. (2011). FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA:SUPERVISI,


PENGHASILAN, DAN HUBUNGAN INTERPERSONALMEMENGARUHI
KINERJA PERAWAT PELAKSANA. Jurnal Keperawatan Indonesia, 14(2) , 73-82.

Yohana Novitasari Sutrisno, A. S. (2017). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KINERJA PERAWAT RAWAT INAP DI RSUD KOTA SEMARANG.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, 5(1) , 142-149.

Anda mungkin juga menyukai