1. Filsafat merupakan ilmu yang mempelajari tetang bagaimana berusaha memperoleh
pemahaman tentang suatu hal secara jelas, benar dan lengkap, serta mendasar untuk dapat menemukan kerangka pokok serta unsur-unsur hakiki yang kiranya menjadi ciri khas yang sebenarnya. Sehinga kita dapat menentukan identitas ilmu pengetahuan dengan benar, dapat menentukan mana yang termasuk ilmu pengetahuan, dan mana yang tidak termasuk dalam lingkup ilmu pengetahuan. Filsafat yang didasari semangat mencari kejelasan, kebenaran serta kebijaksanaan, tentu saja tidak puas terhadap kebiasaan-kebiasaan serta pendapat-pendapat yang dikemukakan begitu saja tanpa adanya landasan pemikiran rasional dan obyektif yang dapat dipertanggungjawabkan. Filsafatlah merupakan pelopor yang pertama-tama berani mendobrak dan membongkar pandangan-pandangan tradisional dan mitis yang sejak lama hanya diterima begitu saja tanpa adanya penjelasan rasional. Filsafat dengan pertanyaan-pertanyaannya yang rasional (kritis, logis, sistematis), obyektif, menyeluruh dan radikal berusaha membongkar pandangan-pandangan yang dikemukan begitu saja tanpa adanya penjelasan rasional, serta membongkar kebiasaan-kebiasaan yang tidak memiliki orientasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. 2. Keterkaitan dengan ilmu Membicarakan tentang ilmu adalah suatu hal yang tidak akan berkesudahan karena kita akan mendapatkan ilmu dari berbagai hal entah apapun yang kita lakukan, dimanapun kita berada. ilmu-ilm itu adalah suatu hal yang saling berkaitan satu sama lain. Bagi seorang ilmuwan diperlukan pengetahuan dasar yang memadai tentang ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu sosial, supaya para ilmuwan memiliki landasan berpijak yang kuat. Hal ini berarti ilmuwan sosial perlu mempelajari ilmu-ilmu kealaman secara garis besar, demikian pula seorang ahli ilmu kealaman perlu memahami dan mengetahui secara garis besar tentang ilmu- ilmu sosial. Sehingga antara ilmu yang satu dengan lainnya saling menyapa, bahkan dimungkinkan terjalinnya kerja sama yang harmonis untuk memecahkan persoalan-persoalan kemanusiaan, dan juga Menyadarkan seorang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir yang hanya berpikir murni dalam bidangnya tampa mengaitkannya dengan kenyataan yang ada di luar dirinya. Padahal setiap aktivitas keilmuan nyaris tidak dapat dilepaskan dari konteks kehidupan sosial-kemasyarakatan. 3. Pertumbuhan ilmu dan teknologi dewasa ini sangat pesat dan dampaknya amat besar terhadap kehidupan setiap orang. Sehingga boleh dikatakan kini setiap segi dan tahap kehidupan seseorang tersentuh oleh kemajuan ilmu dan perkembangan teknologi. Ilmu dan teknologi bukanlah entitas yang sederhana karena bersangkut paut dengan dorongan hakiki dan naluri kreatif dalam diri manusia. llmu sebagai hasil aktivitas manusia yang mengkaji berbagai hal, baik diri manusia maupun realitas di luar dirinya, sedangkan teknologi merupakan instrument bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Pada zaman kontemporer ilmu pengetahuan mengalami kemajuan sangat cepat dengan penemuan pelbagai teknologi canggih. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berimplikasi dalam perubahan peradaban manusia. Hubungan antara ilmu dan teknologi yang saling pengaruh satu sama lain yaitu: Baik ilmu dan teknologi merupakan komponen dari kebudayaan; Baik ilmu dan teknologi memiliki aspek ideasional maupun faktual, dimensi abstrak maupun konkret, dan aspek teoretis maupun praktis; Terdapat hubungan dialektis antara ilmu dan teknologi. Pada satu sisi, ilmu menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi yakni berupa teori-teori. Pada sisi lain penemuan teknologi sangat membantu perluasan cakrawala penelitian ilmiah, yakni dengan dikembangkannya perangkat penelitian berteknologi mutakhir. 4. Filsafat, sesuai ciri dasarnya sebagai, prinsip dan landasan berpikir bagi setiap usaha manusia di dalam mengenal dan mengembangkan eksistensinya, melakukan tugasnya dengan bertitik tolah pada beberapa ciri pemikiran, yaitu: Berpikir Rasional, Sebagaimana diketahui, berfilsafat adalah berpikir. Meskipun demikian, tidak semua kegiatan berpikir dan hasil berpikir dimaksud dapat dikategorikan sebagai berfilsafat. Ciri pemikiran filsafat pertama-tama harus bersifat rasional, bukan perasaan subyektif, khayalan, atau imajinasi belakah. Ciri pemikiran rasional menunjukkan bahwa baik kegiatan berpikir maupun hasil pemikiran filsafat itu sendiri harus dapat diterima secara akal sehat, bukan sekedar mengikuti sebuah common sense (pikiran umum) Berpikir Radikal (radix = akar). Artinya, ciri berpikir filsafat yang ingin menggali dan menyelami kenyataan atau ide sampai keakar- akarnya, untuk menemukan dan mengangkat dasar-dasar pemikirannya secara utuh ke permukaan. Melalui cara pemikiran yang demikian itu, diperoleh suatu hasil berpikir yang mendasar dan mendalam, serta sebuah pertanggunganjawaban yang memadai di dalam membangun pemikiran filsafat dan pikiran keilmuan itu sendiri. Ciri pemikiran dimaksud, mengisyaratkan bahwa orang tidak perlu terburu-buru mengambil kesimpulan pemikiran sebelum menemukan hakikat kebenarannya secara fundamental, dan dengan demikian, ia tidak muda terjebak ke dalam pemikiran yang sesat dan keliru atau kejahatan. Berpikir Sistematis dan analitis. Artinya, ciri berpikir filsafat selalu berpikir logis (terstruktur dan teratur berdasarkan hukum berpikir yang benar). Pemikiran filsafat tidak hanya melepaskan atau menjejerkan ide-ide, penalaran, dan kreatifitas budi secara serampangan (sporadis). Justru, pemikiran filsafat selalu berusaha mengklasifikasi atau menggolonggolongkan, mensintesa (mengkompilasi) atau mengakumulasikan, serta menunjukkan makna terdalam dari pikiran, merangkai dan menyusunnya dengan kata (pengertian), kalimat (keputusan), dan pembuktian (konklusi) melalui sistim-sistim penalaran yang tepat dan benar. Berpikir Universal. Artinya, pemikiran filsafat selalu mencari gagasan- gagasan pemikiran yang bersifat universal, yang dapat berlaku di semua tempat. Pemikiran filsafat tidak pernah akan berhenti dalam sebuah kenyataan yang terbatas, ia akan menerobos mencari dan menemukan gagasan-gagasan yang bersifat global dan menjadi rujukan pemikiran umum. Komprehensif dan holistik. Artinya, pemikiran filsafat selalu bersifat menyeluruh dan utuh. Baginya, keseluruhan adalah lebih jelas dan lebih bermakna daripada bagian-perbagian. Holistik artinya, berpikir secara utuh, tidak terlepas-lepas dalam kapsul egoisme (kebenaran) sekoral yang sempit. Cara berpikir filsafat yang demikian perlu dikembangkan mengingat hakikat pemikiran itu sendiri adalah dalam rangka manusia dan kemanusiaan yang luas dan kaya (beraneka ragam) dengan tuntutan atau klaim kebenarannya masing-masing, yang menggambarkan sebuah eksistensi yang utuh.
5. Metode ilmiah adalah Ilmu yang menjawab banyak permasalahan berlandaskan
eksperimen dan penalaran akal sehat. Eksperimen yang dilakukan harus sistematis dan logis. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode standar dalam pelaksanaannya, maka digunakanlah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan suatu prosedur atau cara pemecahan masalah dengan menggunakan langkah- langkah yang telah tersusun secara sistematis. Langkah-langkah tersebut dilaksanakan melalui konsep dasar berpikir ilmiah, yaitu analitis, logis, objektif, konseptual, dan empiris.
Contoh percobaan fisika yang menggunakan metode ilmiah.
1. Masalah :
Pengaruh manusia sebagia faktor luar terhadap pertumbuhan pada
tumbuhan
2. Rumusan masalah :
Apakah manusia berpengaruh terhadap pertumbuhan pada tumbuhan?
Bagaimanakah keadaan tumbuhan yang dirawat secara baik oleh manusia dan keadaan tumbuhan yang tidak dirawat oleh manusia?
3. Observasi :
Mengamati timbuhan yang selalu dipelihara, dirawat dan diberi air
serta diberi pupuk oleh manusia. Tumbuhan tersebut tumbuh dengan subur.
4. Hipotesis :
Mungkin tumbuhan akan tumbuh subur oleh manusia
5. Eksperimen :
1. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh manusia luar terhadap
pertumbuhan pada tumbuhan 2. Alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen ini adalah : 2 pot yang berukuran sama, 2 tanaman sejenis dan seukuran, tanah, pupukm air, dan alat tulis 3. Cara kerja : Isi pot 1 dengan tanah, tanaman dan pupuk kemudian disiram. Isi pot 2 dengam tanah, tanaman tanpa diberikan pupuk, lalu diberi air. Rawat tanaman dalam pot 1 secara baik, sementara itu biarkan pot 2 tumbuh dengan sendirinya. Amati tanaman pot 1 dan 2, lalu bandingkan keduanya
6. Kesimpulan
Tanaman pot 1 tumbuh dengan baik sedangkan tanaman pot 2