Anda di halaman 1dari 15

Hati – Hati Bukan Hanya Pacar yang Bikin Candu

Tetapi Rokok Juga


( Siti Shofiyani O.M. , Muhammad Ali Sodik )
IIK STRADA INDONESIA
sitisofianioktavianamaesaroh@gmail.com , alisodik2012@gmail.com

Abstrak
Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang mengalami
kecenderungan terhadap rokok. Rokok merupakan salah satu bahan adiktif artinya dapat
menimbulkan ketergantungan bagi pemakainya. Sifat adiktif rokok berasal dari nikotin yang
dikandungnya. Setelah seseorang menghirup asap rokok, dalam 7 detik nikotin akan mencapai otak
(Soetjiningsih, 2010). Bahaya rokok sudah banyak diketahui, tetapi masih banyak remaja yang
menjadi perokok aktif. Kebiasaan merokok umumnya dilakukan pada saat usia remaja, kebiasaan
tersebut sebanyak 47% pada remaja usia 11-15 tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah
populasi wanita (Caldwell, 2009).

1. Latar Belakang
Menurut WHO (2008) merokok dalam jangka panjang menjadi penyebab utama penyakit yang
mematikan seperti serangan jantung, kanker, dan penyakit pada paru-paru. Laporan WHO ada 1,3
milyar orang yang merokok didunia. Pada tahun 2008 menyebutkan bahwa 2/3 perokok tinggal di 10
negara. Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2008 Indonesia ada diurutan ke 28 dengan angka
1.085 batang perorang/tahun. Pengguna rokok urutan pertama adalah di negara Serbia dengan jumlah
konsumsi rokok.
pada semua fakultas didapatkan sebanyak 29% mahasiswa adalah perokok yang disebabkan oleh
faktor stres. Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan Al Naggar et al (2011) pada
Management and Science University di negara Malaysia sebanyak 20% mahasiswa merokok
diakibatkan oleh stres dengan prevalensi paling banyak pada mahasiswa laki-laki dan pada tingkat
semester akhir. Menurut WHO (2015) pada tahun 2015 di Indonesia diperkirakan 36% atau sekitar 60
juta pendduduk Indonesia merokok secara rutin, hal ini berbeda dengan jumlah konsumsi rokok di
negara lain yang bisa diperkiran akan menurun, tetapi di Indonesia bahkan sudah diperkirakan oleh
WHO bahwa pada tahun 2025 akan meningkat hingga 90% penduduk Indonesia menjadi perokok
aktif. Jika konsumsi rokok setiap tahunnya tidak bisa diminimalkan maka angka kematian akibat
merokok di Indonesia juga akan terus meningkat. Melihat dari fenomena yang terjadi di Indonesia
masih banyak kalangan yang juga harus sadar terhadap bahaya rokok bagi kesehatan tubuh¸ seperti
halnya di kalangan mahasiswa dengan keadaan yang kebanyakan tinggal jauh dari orang tua serta
memiliki uang jajan yang dapat dikatakan lebih dari sedekar cukup mereka dengan mudahnya
menghisap rokok setiap hari tanpa memikirkan kesehatan tubuhnya. Rokok memang tidak berdampak
secara langsung bagi kesehatan tetapi dampak dari rokok akan terasa dalam waktu 10-20 tahun.
Meskipun demikian masih banyak orang-orang yang tentunya dikalangan mahasiswa yang masih
menyepelekan hal tersebut. Hal yang menjadi permasalahan dimasa yang akan dating memang belum
pasti diketahui tapi dengan memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan tubuh meminimalkan
angka kematian akibat merokok. Dikalangan mahasiswa ini mereka merupakan orang dengan
pendidikan yang cukup tinggi, tetapi sejauh mana pengetahuan mereka terhadap bahaya merokok,
sedangkan sudah adabeberapa iklan yang menayangkan korban akibat dari rokok, tetapi masih yang
merokok. Berdasarkan fenomena dan hasil observasi beserta wawancara pada beberapa mahasiswa
laki-laki yang sedang berada dilingkungan kampus mereka mengatakan bahwa dilingkungan kampus
bertemu dengan temanteman atau sedang jeda kuliah mereka merokok dilingkungan kampus.
Mahasiswa tersebut ada yang dari kalangan mahasiswa kesehatan dan non kesehatan. Sebenarnya
mereka sadar akan bahaya merokok tetapi perilaku merokok pada mahasiswa sulit dihindari. Hal ini
terjadi karena dikalangan mahasiswa tersebut ada yang sudah ketergantungan dengan rokok dan
berkumpul dengan teman-teman dalam waktu satu tahun terakhir dengan teman yang sudah merokok
sehingga bisa terjadi jika mahasiswa yang sebelumnya tidak merokok menjadi ikut merokok.
Berdasarkan dari hal-hal diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
hubungan antara pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok pada mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yang menjadi permasalahan dimasa yang akan datang
memang belum pasti diketahui tapi dengan memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan tubuh
meminimalkan angka kematian akibat merokok. Dikalangan mahasiswa ini mereka merupakan orang
dengan pendidikan yang cukup tinggi, tetapi sejauh mana pengetahuan mereka terhadap bahaya
merokok, sedangkan sudah ada beberapa iklan yang menayangkan korban akibat dari rokok, tetapi
masih yang merokok. Berdasarkan fenomena dan hasil observasi beserta wawancara pada beberapa
mahasiswa laki-laki yang sedang berada dilingkungan kampus mereka mengatakan bahwa
dilingkungan kampus bertemu dengan temanteman atau sedang jeda kuliah mereka merokok
dilingkungan kampus. Mahasiswa tersebut ada yang dari kalangan mahasiswa kesehatan dan non
kesehatan. Sebenarnya mereka sadar akan bahaya merokok tetapi perilaku merokok pada mahasiswa
sulit dihindari. Hal ini terjadi karena dikalangan mahasiswa tersebut ada yang sudah ketergantungan
dengan rokok dan berkumpul dengan teman-teman dalam waktu satu tahun terakhir dengan teman
yang sudah merokok sehingga bisa terjadi jika mahasiswa yang sebelumnya tidak merokok menjadi
ikut merokok. Berdasarkan dari hal-hal diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan antara pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok pada mahasiswa
di Universitas Muhammadiyah Surakarta mencapai 2.861 perorang/tahun sedangkan urutan
berikutnya diduduki oleh negara neraga maju. Selain banyaknya negara yang penduduknya mayoritas
merokok hal tersebut juga menjadi meningkatnya angka kematian pada negara negara tersebut akibat
merokok. Semua ahli kesehatan termasuk World Health Organization (WHO) telah lama
menyimpulkan, bahwa secara kesehatan rokok banyak menimbulkan dampak negatif, lebih bagi anak-
anak dan masa depannya. Rokok mengandung 4000 zat kimia dengan 200 jenis di antaranya bersifat
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini didapatkan pada asap utama yaitu
asap rokok yang terhisap langsung masuk keparu-paru perokok maupun asap samping yaitu asap
rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar, misalnya karbon monoksida, benzopiren, dan
amoniak (KPAI, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Small dan Hunter (2014) menunjukkan
bahwa pola komunikasi orang tua dengan anak-anak mereka bervariasi dalam hal kualitas dan
koherensi dengan rekomendasi dalam literatur. Sebagian besar orang tua berkomunikasi dengan anak-
anak mereka tentang merokok melalui interaksi verbal, menggunakan salah satu dari tiga pendekatan:
membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan anak-anak mereka tentang merokok, atau
mengakui pemahaman anak-anak mereka merokok.Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh
Ukwayi et al (2012) di University of Calabar, Nigeria dengan menyebarkan kuisioner secara random

2. Kasus Masalah
Merokok dilingkungan kampus sudah menjadi larangan untuk seluruh mahasiswa. Namun, masih
ada mahasiswa yang tidak mematuhi aturan larangan merokok dilingkungan kampus. Berdasarkan
latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah peneliti alah: “Apakah ada hubungan antara
pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok pada mahasiswa di seluruh mahasiswa
Indonesia

3. Tinjauan Pustaka

1) Pengertian Rokok
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus dengan
kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya
dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia
berbahaya. Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat
diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40 diantaranya
bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker. Rokok juga termasuk zat
adiktif karena dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan dependensi (ketergantungan)
bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata lain, rokok termasuk golongan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif).

2) Alasan Orang Merokok


Alasan pertama kali merokok dari berbagai hasil penelitian antara lain :
 Coba-coba
 Ikut-ikutan
 Sekedar ingin merasakan
 Kesepian
 Agar terlihat gaya (gengsi)
 Meniru orang tua
 Iseng
 Menghilangkan ketegangan
 Biar tidak dikatakan banci
 Lambang kedewasaan
 Mencari inspirasi
 Sebagai penghilang stress
 Penghilang jenuh
Bagi kebanyakan pelajar, mulai merokok disebabkan oleh dorongan lingkungan.
Contohnya, pelajar tersebut merasa tidak enak kepada teman-temannya karena dia tidak
merokok. Sehingga dia pun mulai merokok dan akgirnya menikmati rokok tersebut.
Kebanyakan pelajar juga beranggapan bahwa dengan merokok dirinya merasa sangat
hebat, gaya, dan ditakuti. Padahal, jika dia tidak pandai-pandai menjaga dirinya, rokok
adalah awal dari terjerumusnya seseorang kepada obat-obatan terlarang.

3) Pengertian Perokok aktif


Perokok Aktif adalah seseorang yang dengan sengaja menghisap lintingan atau
gulungan tembakau yang dibungkus biasanya dengan kertas, daun, dan kulit jagung.
Secara langsung mereka juga menghirup asap rokok yang mereka hembuskan dari mulut
mereka. Tujuan mereka merokok pada umumnya adalah untuk menghangatkan badan
mereka dari suhu yang dingin. Tapi seiring perjalanan waktu pemanfaatan rokok disalah
artikan, sekarang rokok dianggap sebagai suatu sarana untuk pembuktian jati diri bahwa
mereka yang merokok adalah ”keren”.
 Ciri-ciri fisik seorang perokok :
 Gigi kuning karena nikotin
 Kuku kotor karena nikotin.
 Mata pedih.
 Sering batuk – batuk.
 Mulut dan nafas bau rokok.
4) Pengertian Perokok Pasif
Perokok Pasif adalah seseorang atau sekelompok orang yang menghirup asap rokok
orang lain. Telah terbukti bahwa perokok pasif mengalami risiko gangguan kesehatan
yang sama seperti perokok aktif, yaitu orang yang menghirup asap rokoknya sendiri.
Adapun gejala awal yang dapat timbul pada perokok pasif :
 Mata pedih
 Hidung beringus
 Tekak yang serak
 Pening / pusing kepala
Apabila perokok pasif terus-menerus ”menekuni” kebiasaanya, maka akan mempertinggi
risiko gangguan kesehatan, seperti :
 Kanker paru-paru,
 Serangan jantung dan mati mendadak,
 Bronchitis akut maupun kronis,
 Emfisema,
 Flu dan alergi, serta berbagai penyakit pada organ tubuh seperti yang
disebutkan di atas.

5) Bahan-Bahan Rokok yang Berbahaya Bagi Kesehatan


Setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia berbahaya bagi
tubuh. Empat ratus diantaranya bisa berefek racun, sedangkan 40 diantaranya bisa
mengakibatkan kanker. Ini adalah sebagaian dari contoh-contohnya :
 Nikotin
Nikotin merupakan zat yang menyebabkan adiksi (ketagihan) dengan
toleransi tinggi, yaitu semakin lama dikonsumsi semakin bertambah. Gejala-
gejala ketagihan juga terjadi pada seseorang yang mulai berhenti merokok.
Memang pada awalnya nikotin dapat merangsang kerja otak, sehingga si perokok
menjadi cerdas. Namun, apabila hal ini terjadi secara terus-menerus, maka justru
akan melemahkan kecerdasan otak itu sendiri. Hal ini diakibatkan oleh nikotin
yang memacu produksi hormon adrenalin. Terpacunya produksi hormon ini akan
menyebabkan denyut jantung lebih cepat dan jantung bekerja lebih kuat. Jantung
akan memerlukan lebih banyak oksigen dari biasanya. Otomatis, risiko terjadinya
serangan jantung koroner akan lebih tinggi.
 Karbon monoksida (CO)
Gas berbahaya ini seharusnya hanya ada dalam pembuangan asap kendaraan.
Namun, dengan adanya sumbangan dari para perokok, gas yang juga dapat
berikatan kuat dengan haemoglobin darah ini menjadi lebih banyak di udara dan
di dalam tubuh manusia. Dengan adanya karbon monoksida (CO) yang berikatan
dengan haemoglobin darah, maka jantung seorang perokok yang memerlukan
lebih banyak oksigen ternyata mendapat oksigen lebih sedikit. Ini akan
menyebabkan bertambahnya risiko penyakit jantung dan paru-paru, serta
penyakit saluran nafas. Selain sesak nafas, batuk terus-menerus, stamina serta
daya tahan tubuh si perokok juga berangsur-angsur akan menurun. Terganggunya
sistem peredaran darah normal, yaitu dengan adanya gas karbon monoksida pada
darah, juga akan mengakibatkan rusaknya pembuluh darah sebagai distributor
aliran darah. Akan terdapat endapan-endapan lemak sehingga pembuluh darah
akan tersumbat. Hal ini meningkatkan lagi risiko terkena serangan jantung
ataupun mati mendadak.
 Tar
Tar biasanya digunakan untuk mengaspal jalan raya. Apabila terdapat pada
tubuh melalui menghisap rokok, maka secara berangsur-angsur dan pasti, akan
menyebabkan kanker. Beberapa contohnya adalah benzoa pyrene, nitrosamine,
B-naphthylamine, dan nikel.
 DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana)
DDT merupakan racun serangga, yang biasanya digunakan untuk membunuh
nyamuk, semut, atau kecoa.
 Aseton
Aseton adalah zat yang digunakan untuk melunturkan cat. Bisa dibayangkan
bahayanya, apabila zat ini berada dalam tubuh kita.
 Formaldehid
Formaldehid atau lebih sering kita kenal sebagai zat formalin, digunakan
untuk mengawetkan mayat.
 Kadmium
Kadmium adalah bahan kimia yang biasanya terdapat pada accu atau aki
kendaraan bermotor.
 Arsenik
Seperti DDT, arsenik merupakan bahan kimia yang sering digunakan untuk
membasmi seranga-serangga pengganggu. Biasanya kutu atau serangga
sekelasnya akan mempan bila diberantas dengan arsenik ini
 Ammonia
Ammonia merupakan bahan aktif yang terdapat dalam pembersih lantai
 Polonium-210
Bahan ini merupakan salah satu zat radioaktif, yaitu zat yang mampu
mengeluarkan radiasi aktif, yang bisa menyebabkan perubahan struktur dan
fungsi sel normal. Bahan -bahan radioaktif juga bisa menyebabkan kanker.
 Hidrogen sianida
Hidrogen sianida merupakan bahan yang digunakan sebagai racun dalam
bentuk gas

 Vinil klorida
Zat ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik.
 m. Naftalena
Seperti DDT dan arsenik, bahan ini terdapat pada obat-obat pembasmi
serangga.

6) Penyakit yang Ditimbulkan Oleh Rokok


Kebiasaan merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit dan bahkan bisa
menyebabkan kematian. Berikut beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh rokok, yaitu :
1. Rambut rontok
Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih rentan terhadap
penyakit yang menyebabkan rambut rontok, sariawan mulut ,dll.
2. Katarak
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu memutihnya lensa
mata yang menghalangi masuknya cahaya dan menyebabkan kebutaan, 40 %
lebih terjadi pada perokok. Rokok dapat menyebabkan katarak dengan 2 cara,
yaitu cara mengiritasi mata dan dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru
yang oleh aliran darah dibawa sampai ke mata. Merokok dapat juga dihubungkan
dengan degrasi muscular yang berhubungan dengan usia tua yaitu penyakit mata
yang tak tersembuhkan yang disebabkan oleh memburuknya bagian pusat retina
yang disebut Mucula. Mucula ini berfungsi untuk memfokuskan pusat
penglihatan di dalam mata dan mengontrol kemampuan membaca, mengendarai
mobil, mengenal wajah dan warna dan melihat objek secara detail.
3. Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya
protein yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit, terkikisnya vitamin A,
terhambatnya aliran darah. Kulit perokok menjadi kering dan keriput terutama
disekitar bibir dan mata.
4. Hilangnya pendengaran
Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan pada dinding
pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam telinga bagian
dalam. Perokok dapat kehilangan pendengaran lebih awal dari pada orang yang
tidak merokok atau lebih mudah kehilangan pendengaran karena infeksi telinga
atau suara yang keras. Resiko untuk terkena infeksi telinga bagian tengah yang
dapat mengarah kepada kompliksi yang lebih jauh disebut Meningitis dan
Paralysis wajah bagi perokok 3 kali lebih besar dari pada orang yang tidak
merokok.
5. Kanker kulit
Merokok tidak menyebabkan melanoma (sejenis kanker kulit yang kadang-
kadang menyebabkan kematian) tetapi merokok mengakibatkan meningkatnya
kemungkinan kematian akibat penyakit tersebut. Ditengarai bahwa perokok
berisiko menderita Custaneus Scuamus Cell Cancer sejenis kanker yang
meninggalkan bercak merah pada kulit 2 kali lebih besar dibandingkan dengan
non perokok.
6. Caries
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut membentuk plak
yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan terjadinya caries, perokok
berisiko kehilangan gigi mereka 1,5 kali lipat.
7. Enfisema
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu pelebaran
dan rusaknya kantong udara pada paru-paru yang menurunkan kapasitas paru
untuk menghisap oksigen dan melepaskan karbondioksida. Pada kasus yang
parah digunakan Tracheotomy untuk membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu
sayatan untuk lubang ventilasi pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke
dalam paru-paru. Pada kasus Bronkhitis kronis terjadi penumpukan muncus
sehingga mengakibatkan batuk yang terasa nyeri dan kesulitan bernafas
8. Kerusakan paru
selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan batuk.
Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang menurunkan kapasitas paru
dan oksigen untuk melepas oksigen. Bila keadaan ini belanjut akan terjadi
penumpukan lendir sehingga mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan
bernafas.
9. Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung.
Pemakaian tembakau adalah salah satu faktor resiko terbesar untuk penyakit ini.
Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung lebih dari 40 macam zat racun.
Kemungkinan timbulnya kanker paru dan jantung pada perokok 22 kali lebih
besar daripada yang tidak merokok.
10. Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat pada
gas buangan mobil dan asap rokok lebih mudah terikat pada darah dari pada
oksigen sehingga kemampuan darah untuk mengangkat oksigen turun 15% pada
perokok. Akibatnya tulang pada perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih
mudah patah atau retak dan penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok juga
menjadi lebih rentan terhadap masalah tulang punggung. Sebuah studi
menunjukkan bahwa buruh pabrik yang merokok 5 kali lebih banyak mengalami
nyeri punggung setelah terjadi trauma.
11. Penyakit jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar
untuk penyakit ini. Di Negara yang sedang berkembang penyakit membunuh
lebih dari satu juta orang setiap tahun. Penyakit kardiovaskuler yang menyangkut
pemakaian tembakau di Negara-negara maju membunuh lebih dari 600.000 orang
setiap tahun. Rokok menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat, menaikkkan
tekanan darah dan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan penyumbatan
arteri yang akhirnya menyebabkan serangan jantung dan stroke.
12. Tukak lambung
Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang
menyebabkan tukak lambung juga meminimalisasi kemampuan lambung untuk
menetralkan asam lambung setelah makan sehingga sisa asam akan mengerogoti
dinding lambung. Tukak lambung yang diderita para perokok lebih sulit dirawat
dan disembuhkan.
13. Diskolori jari-jari
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku yang
meninggalkan warna coklat kekuningan.
14. Kanker uterus
Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok meneyebabkan
timbulnya masalah kesuburan pada wanita dan berbagai komplikasi selama masa
kehamilan dan kelahiran bayi. Merokok selama masa kehamilan meningkatkan
resiko kelahiran bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan masalah
kesehatan sesudahnya. Kegagalan hamil atau abortus terjadi 2-3 kali lebih besar
pada wanita perokok. Angka yang sama berlaku juga untuk kelahiran atau
kematian karena kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang menjadi
abnormal karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan Nikotin dalam asap
rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death) juga
dihubungkan dengan pemakaian tembakau. Tambahan pula, rokok dapat
menurunkan kadar estrogen yang menyebabkan terjadinya menopause dini.
15. Kerusakan sperma
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan kerusakan pada
DNA-nya sehingga mengakibatkan aborsi. Beberapa studi menemukan bahwa
pria yang merokok meningkatkan resiko menjadi ayah dari anak yang berbakat
kanker. Rokok juga memperkecil jumlah sperma dan infertilitas (ketidaksuburan)
banyak terjadi pada perokok.
16. Penyakit Buerger
Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di kaki, yang
mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika dibiarkan tanpa perawatan
akan mengarah ke gangrene (matinya jaringan tubuh) sehingga pasien perlu
diamputasi.
7) Cara Menghentikan Merokok dan Cara Menghindarinya
Agar terhindar dari kebiasaan merokok, maka sepatutnya kita menanamkan
keyakinan yang kuat bahwa kebiasaan merokok tidak akan pernah menguntungkan diri
sendiri dan orang lain. Kita harus terbiasa untuk bersikap asertif, untuk tetap mengatakan
tidak pada rokok. Apabila telah mampu kita terapkan, maka teman sebaya atau kelompok
kita bisa dijadikan kader pendidik sebaya.
Bagi para perokok, khususnya remaja, untuk berhenti dari kebiasaan merokok
bukanlah suatu hal yang mustahil. Apabila remaja meninggalkan kebiasaan merokok hari
ini, maka badan akan terbebas dari nikotin dalam masa 8 jam. Setelah satu minggu efek
dari kebiasaan merokok tersebut akan hilang. Lama-kelamaan, tubuh akan memperbaiki
kerusakannya akibat tembakau dan bahan kimia lain yang pada rokok. Menghentikan
kebiasaan merokok, bisa tetap dilakukan, antara lain dengan cara sebagai berikut :
 Berhenti secara mendadak
Tidak ada suatu cara terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok,
karena pengaruhnya terhadap setiap perokok adalah berbeda. Namun, hanya
ada satu hal yang sama diantara mantan perokok yang berhasil, yaitu mereka
semua memang berkeinginan untuk berhenti merokok. Sebagaian besar,
perokok memilih cara ini untuk menghentikan kebiasaannya. Cara ini bisa
dipilih sebagai salah satu alternatif.
 Cara menunda secara perlahan
cara ini mengajak anda menunda masa menghisap batang rokok yang
pertama sehingga anda tetap dapat bertahan tanpa rokok. Atau anda bisa
menunda untuk menyalakan batang rokok dalam beberapa menit, sampai
anda bisa bertahan sepenuhnya setiap kali anda ingin merokok.
 Cara mengurangi
Cara ini dilakukan dengan mengurangi jumlah batang rokok yang
anda hisap setiap merokok. Dalam satu hari, setiap kali merokok, bisa
dikurangi jumlah rokok yang anda hisap, mulai dari hitungan satu batang, dua
batang, hingga separuh dari jatah rokok anda setiap harinya, atau bahkan
mengurangi sepenuhnya
 Tidak mengikuti kebiasaan perokok
Pada umumnya, merokok identik dengan minum kopi ataupun
minuman keras. Apabila seseorang mengkonsumsi kopi ataupun minuman
beralkohol, maka biasanya dilengkapi dengan sebatang atau sebungkus
rokok. Dengan mengurangi atau sama sekali tidak mengkonsumsi kopi atau
minuman beralkohol secara berlebihan, maka keinginan untuk merokok bisa
dikurangi.
 Terapi penggantian nikotin
Terapi ini memanfaatkan koyo atau tempelan nikotin yang bisa
menembus kulit ke dalam tubuh dan bisa mengurangi efek adiksi (ketagihan)
akibat merokok. Cara ini bisa ditempuh tanpa anda harus berhenti secara
mendadak. Cara ini juga menolong anda untuk menghadapi kebiasaan
merokok serta ketergantungan psikologis. Konsultasikan dengan dokter anda
untuk keterangan lebih lanjut.
 Pengalihan aktivitas
Biasanya, remaja mulai merokok karena ada waktu yang tersisa. Pada
waktu tersebut bisa dilakukan aktivitas-aktivitas lain, yang tentunya lebih
positif, untuk menghindari kebiasaan merokok. Bagi perokok yang ingin
berhenti, alternatif ini juga bisa ditempuh setiap anda ingin merokok.
Misalnya, melakukan aktivitas-aktivitas yang anda senangi, mulai dari
berolah raga, rekreasi bersama teman, membaca majalah atau komik
kesukaan, bermain atau mendengarkan musik, mengikuti kegiatan organisasi
remaja, seperti OSIS di sekolah-sekolah,organisasi kemahasiswaan di
kampus, Sekeha Teruna-Teruni di masyarakat, hingga mengerjakan tugas
bersama teman-teman kelompok belajar.
Tentunya hal ini akan berhasil apabila kodisi keluarga dan tempat
bergaul saling mendukung untuk mengurangi atau bahkan menghentikan
sama sekali kebiasaan merokok remaja. Tentu masih banyak cara lain yang
bisa dilirik untuk mengalihkan kebiasan merokok. Yang terpenting,
kebiasaan merokok tetap dialihkan pada aktivitas lain yang positif dan
bermanfaat.
Menanamkan sikap asertif pada diri serta pemahaman akan dampak
negatif rokok terhadap kesehatan
Sikap tegas untuk tidak merokok atau memang akan menghentikan
sama sekali kebiasaan ini, sangat diperlukan untuk menunjang upaya berhenti
merokok. Dengan pemahaman yang cukup tentang berbagai dampak negatif
merokok bagi kesehatan, akan semakin menambah keyakinan serta motivasi
diri untuk tetap berusaha menghentikan kebiasaan merokok. Secara
berangsur-angsur, pemahaman ini akan semakin kuat karena setiap kita mulai
terbiasa berhenti merokok, akan terasa manfaatnya
 Konsumsi makanan dengan menu seimbang
Menu seimbang adalah seperangkat makanan yang mengandung
hampir seluruh zat makanan yang diperlukan tubuh. Terdiri dari nasi, sayur-
sayuran, lauk-pauk, buah-buahan, air, serta dilengkapi dengan susu. Sayur
dan buah-buahan serta air mineral mengandung antioksidan yang dapat
mengurangi efek negatif bahan kimia pada rokok. Nasi, lauk-pauk dan susu
pun memiliki sejumlah vitamin, mineral, protein, serta serat yang diperlukan
tubuh.Untuk menambah keinginan mengkonsumsi menu ini, bisa disiasati
dengan tampilan menu yang menarik. Potongan lauk-pauk ataupun sayuran
bisa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menarik bentuknya. Buah-
buahan tertentu juga bisa dikonsumsi dalam bentuk jus buah segar.
 Membentuk kelompok sebaya
Kelompok ini bisa dibentuk berdasarkan kesamaan prinsip para
remaja, yaitu terdiri dari sekelompok remaja yang sama-sama menginginkan
berhenti merokok. Selain memberi ruang yang cukup bagi para remaja yang
ingin berhenti merokok, kelompok ini juga bisa menampung segala
permasalahan yang dialami remaja, khususnya yang berkaitan dengan upaya
menghentikan kebiasaan merokok. Kelompok ini bisa dikepalai oleh seorang
pendidik ataupun kolsultan yang mampu menggerakkan dan menampung
remaja yang ingin berhenti merokok, misalnya psikiater ataupun mahasiswa
yang peduli. Secara berangsur-angsur, kelompok ini akan menghasilkan
remaja-remaja yang benar-benar telah terbebas dari kebiasan merokok,
sehingga hal ini akan berguna bagi remaja yang lain yang mempunyai
keinginan yang sama untuk berhenti merokok Apabila kelompok semacam
ini mendapat perhatian khusus dari pihak yang berwenang, dan diberi
kemudahan atau fasilitas tertentu, maka lama-kelamaan akan dihasilkan kader
pendidik sebaya yang semakin bertambah dan tentunya semakin bermanfaat.
 Senantiasa berdoa
Upaya sekeras apapun tidak akan pernah membuahkan hasil, apabila
tidak diikuti dengan doa. Selain bisa menambah keyakinan diri, doa bisa
memberikan semacam kekuatan pelindung, terutama bagi remaja perokok
untuk tetap melanjutkan upaya berhenti merokok, dan tidak akan pernah
merokok lagi. Selain itu, dukungan keluarga, serta teman-teman dan
masyarakat sekitar akan sangat membantu remaja untuk menghentikan
kebiasaan merokok.
Masih banyak terdapat cara-cara lain yang bisa ditempuh untuk berhenti
merokok. Remaja juga bisa memilih waktu yang tepat untuk mulai berhenti.
Anda boleh memilih hari atau tanggal tertentu yang bermakna dalam hidup
anda, misalnya hari ulang tahun, tahun baru, atau hari-hari lain, seperti bulan
Ramadhan, Galungan atau hari-hari besar lainnya.

4. Pembahasan

A. Kecanduan Nikotin
Kecanduan nikotin adalah kondisi ketika seseorang mengalami ketergantungan pada zat
nikotin yang umumnya terdapat pada produk hasil tanaman tembakau, seperti rokok. Penderita
kecanduan nikotin sulit lepas dari ketergantungan, meski ia sadar bahwa hal tersebut bisa
menimbulkan bahaya bagi kesehatannya. Nikotin menimbulkan efek kesenangan sementara di otak,
yang membuat seseorang menjadi ketergantungan terhadap zat ini. Orang yang kecanduan biasanya
akan merasa cemas dan mudah marah ketika tidak mendapat asupan nikotin. Doctor breaking
cigarette on white background
Rokok merupakan produk yang dikenal mengandung nikotin. Rokok mengandung banyak zat beracun
yang dapat menyebabkan para perokok lebih berisiko terkena serangan jantung, stroke, dan kanker.

 Penyebab Kecanduan Nikotin


Kecanduan nikotin umumnya disebabkan karena merokok atau mengonsumsi produk
hasil tembakau lainnya, seperti permen karet dengan kandungan tembakau. Individu yang
tidak terlalu sering merokok juga bisa mengalami kecanduan nikotin, karena sifat nikotin
yang sangat adiktif. Ini merupakan salah satu alasan mengapa para perokok susah
berhenti merokok. Setiap kali seseorang merokok, nikotin akan diserap oleh darah lalu
mengalir menuju otak. Umumnya, perokok menyerap 1–1,5 mg nikotin dari satu batang
rokok. Setelah berada di otak, nikotin akan meningkatkan pelepasan dopamin, zat kimia
yang berfungsi membantu memperbaiki suasana hati dan menimbulkan rasa puas.

Siapa pun yang merokok atau menggunakan produk lain yang mengandung nikotin
berpotensi mengalami kecanduan. Namun, beberapa faktor berikut ini dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kecanduan nikotin :
 Tidak sanggup berhenti merokok
Penderita tidak berhasil meski sering mencoba berhenti merokok. Tetap
merokok saat menderita penyakit penderita tetap merokok meski sedang
mengalami gangguan paru-paru atau jantung dan tahu bahwa merokok dapat
memperburuk kondisi penyakitnya. Menghindari lingkungan bebas rokok
Penderita menghindari berkunjung ke tempat-tempat yang tidak
diperbolehkan merokok, atau berhenti berkumpul bersama orang-orang
tertentu yang membuat penderita tidak dapat merokok. Ketika jumlah zat
nikotin di dalam tubuh berkurang, misalnya akibat penderita tidak bisa
merokok karena sedang berada di dalam ruangan bebas rokok, penderita
kecanduan nikotin biasanya juga akan mengalami beberapa gejala fisik dan
mental, seperti:
o Rasa cemas
o Diare
o Gelisah
o Depresi
o Frustrasi
o Insomnia
o Konstipasi
o Mudah marah
o Sulit berkonsentrasi

B. Kapan harus ke dokter?


Banyak perokok yang sering gagal saat mencoba melepaskan diri dari kecanduannya terhadap
nikotin. Oleh karena itu, konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami kecanduan nikotin dan ingin
memperoleh bantuan dalam membuat rencana yang sesuai untuk mengatasinya. Menjalani program
untuk mengatasi kecanduan nikotin, yang mencakup aspek fisik dan perilaku, serta menggunakan
obat-obatan dari dokter akan meningkatkan peluang Anda untuk sembuh.
Diagnosis Kecanduan Nikotin
Kecanduan nikotin kini disebut juga sebagai gangguan penggunaan tembakau. Untuk
mendiagnosis kecanduan nikotin, dokter akan bertanya kepada pasien tentang kebiasaannya
menggunakan produk yang mengandung zat nikotin, juga tentang riwayat kesehatan pasien.
Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, yang meliputi pemeriksaan
suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, serta suara napas dan suara jantung. Seseorang dinyatakan
kecanduan nikotin jika dalam 12 bulan terakhir mengalami atau memiliki setidaknya 2 dari 11 kriteria
di bawah ini:
 Merokok dalam jumlah besar atau periode waktu yang lama
 Telah berupaya untuk berhenti merokok, tetapi gagal
 Membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakan sesuatu karena dilakukan
sambil merokok
 Memiliki keinginan yang mendesak untuk segera merokok
 Merokok berulang-ulang hingga menyebabkan kegagalan dalam
menyelesaikan pekerjaan
 Terus merokok meski berulang kali menyebabkan masalah dengan
lingkungan sosialnya, misalkan berdebat dengan orang lain karena masalah
rokok
 Mengurangi interaksi sosial jika kegiatan itu mencegahnya untuk merokok
 Tetap merokok meski di lingkungan yang memungkinkan munculnya bahaya,
misalnya di tempat tidur
 Tidak berhenti merokok meski sudah mengetahui bahaya dan merasakan
dampak buruk karena merokok
 Keinginan untuk terus merokok hingga mencapai efek yang diinginkan
 Mengalami sindrom putus zat, yaitu gejala yang timbul jika seseorang yang
terbiasa merokok mulai berhenti merokok, atau mulai merokok lagi untuk
menghindari gejala sindrom putus zat

Pengobatan Kecanduan Nikotin


Pengobatan pada penderita kecanduan nikotin dapat dilakukan dengan atau tanpa obat.
Memiliki keinginan yang kuat, motivasi, komitmen, dan konsisten dalam menjalani pengobatan
merupakan aspek terpenting untuk mengatasi kecanduan nikotin. Kecanduan nikotin dalam bentuk
rokok dapat diatasi dengan menghentikan kebiasaan merokok. Hal ini dapat dilakukan dengan 3 cara,
yaitu:
1. Berhenti seketika
Penderita berhenti merokok saat itu juga tanpa mengurangi rokok secara
bertahap. Untuk perokok berat, cara ini membutuhkan bantuan medis guna mengatasi
efek ketagihan.

2. Menunda
Penderita menunda mengisap rokok pertama 2 jam setiap harinya. Misalnya,
jika penderita terbiasa mengisap rokok pertama pukul 7 pagi, maka esoknya mulai
merokok pukul 9 pagi, kemudian lusa mulai merokok pukul 11 siang. Dengan cara ini,
berhenti merokok bisa direncanakan dalam 7 hari.
3. Mengurangi
Penderita secara bertahap mengurangi jumlah rokok yang dihisap setiap
harinya. Jika penderita biasa mengisap rokok 24 batang sehari, kurangi 2–4 batang
setiap hari. Sekitar 90% penderita kecanduan nikotin mencoba berhenti dari
kecanduannya tanpa bantuan obat atau terapi. Namun, metode ini dinilai kurang efektif,
karena hanya 5–7% penderita yang benar-benar bisa berhenti.
Oleh karena itu, beberapa metode di bawah ini mungkin diperlukan guna meningkatkan
keberhasilan dalam berhenti merokok dan mengatasi kecanduan nikotin:
 .Konseling
Dalam konseling, dokter akan menilai riwayat kecanduan pasien, tingkat
kecanduan, dan kondisi kesehatan pasien. Berdasarkan penilaian tersebut, dokter akan
memberi saran dan bantuan yang sesuai ke pasien, agar pasien semakin termotivasi
untuk berhenti merokok. Jika diperlukan, dokter juga akan merujuk pasien untuk
konseling secara berkelompok dengan penderita lain atau mengikuti terapi perilaku.
Peran konseling bagi pasien kecanduan nikotin adalah untuk membangkitkan
motivasi pasien agar mengubah kebiasaannya. Dokter akan membantu pasien
membuat rencana untuk berhenti merokok dan memberi saran terkait cara
menghindari situasi yang membuat pasien ingin merokok. Tak hanya itu, pasien juga
akan dibantu dalam mengatasi masalah mental yang timbul karena berhenti merokok.
 Terapi Perilaku
Dalam terapi perilaku, dokter akan membantu pasien mencari faktor yang
menyebabkan pasien merokok, serta menyusun rencana untuk menghindari faktor
tersebut dan menghadapi gejala putus zat.
Terdapat 5 fase perubhana perilaku dari seorang perokok, yaitu :
1) Fase prakontemplasi
Pada fase ini, pasien belum berniat untuk berhenti sehingga harus
diarahkan untuk berhenti merokok. Pasien akan dijelaskan kerugian
merokok dan keuntungan dari berhenti merokok agar pasien memiliki
niat untuk berhenti
2) Fase kontemplasi
Di fase kontemplasi, dokter akan mendorong keyakinan pasien bahwa
berhenti merokok bisa dilakukan dan akan membantu pasien untuk mulai
berhenti merokok.
3) Fase persiapan
Pada fase persiapan, pasien sudah siap berhenti merokok. Dokter akan
membantu pasien mengenali hambatan untuk melakukannya dan
memberikan solusinya.
4) Fase aksi
Pada tahap ini, pasien sudah berhenti merokok hingga 6 bulan. Dokter
akan membantu pasien agar tetap konsisten dan mencegah keinginan
merokok datang kembali.
5) Fase pemeliharaan
Pasien sudah berhenti merokok lebih dari 6 bulan dan terbiasa tidak
merokok dalam kesehariannya. Dokter akan membantu agar pasien tidak
merokok lagi dan siap membantu jika pasien membutuhkan dukungan.
 Terapi pengganti nikotin (nicotine replacement therapy)
Dalam terapi ini, dokter bisa memberikan plester, permen karet, obat semprot
atau obat hisap yang mengandung nikotin dalam jumlah kecil, sehingga secara
perlahan tubuh pasien mampu terlepas dari kecanduan nikotin.

 Obat-obatan
Obat yang umum digunakan untuk menghentikan kecanduan nikotin adalah
bupropion dan varenicline. Kedua obat tersebut meniru efek nikotin pada tubuh
dan mencegah timbulnya gejala putus zat.
Selain dengan menjalani terapi di atas, pasien juga bisa melakukan berbagai hal berikut untuk
membantu proses penyembuhan:
o Berolahraga secara rutin
o Memilih makanan sehat untuk dikonsumsi
o Membuang semua rokok yang dimiliki
o Menentukan target untuk berhenti dan hadiah jika berhasil mencapai target tersebut
o Menghindari situasi yang bisa membuat pasien merokok kembali, misalnya berada di
sekitar perokok
o Beberapa terapi lain, seperti hipnosis, akupuntur, dan konsumsi obat herbal,
sebaiknya dikonsultasikan lebih dahulu dengan dokter sebelum menjalaninya.

Komplikasi Kecanduan Nikotin


Rokok merusak hampir semua organ tubuh dan sistem kekebalan tubuh Anda. Hal
tersebut dikarenakan rokok mengandung lebih dari 60 zat kimia penyebab kanker dan ribuan
zat berbahaya lainnya.
Berikut ini hanyalah beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada individu yang
kecanduan rokok:
a) Penyakit saluran pernapasan
Perokok lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan, seperti pilek, flu,
dan bronkitis.
b) Penurunan sistem kekebalan tubuh
Rokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga perokok lebih
rentan terkena penyakit, termasuk penyakit yang menyerang sistem imun.
c) Diabetes
Merokok bisa meningkatkan risiko seseorang menderita diabetes tipe 2 dan
mempercepat terjadinya komplikasi diabetes, seperti gagal ginjal.
d) Masalah mata
Katarak atau kehilangan penglihatan karena penyakit degenerasi makula
lebih berisiko dialami perokok.
e) Penyakit jantung dan pembuluh darah
Rokok meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung, gagal
jantung, dan stroke.
f) Kanker paru-paru dan penyakit paru lainnya
Sembilan dari sepuluh kasus kanker paru-paru disebabkan oleh rokok. Rokok
juga menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis dan memperburuk
penyakit asma.
g) Berbagai jenis kanker
Rokok adalah penyebab utama kanker mulut dan kerongkongan, kanker
laring, kanker faring, kanker kandung kemih, kanker pankreas, kanker ginjal,
kanker serviks, dan kanker darah. Secara keseluruhan, rokok menjadi
penyebab 30% dari semua kematian akibat kanker.
h) Infertilitas dan impotensi
Rokok meningkatkan risiko kemandulan pada wanita dan disfungsi ereksi
pada pria.
i) Komplikasi kehamilan dan kelahiran
Wanita hamil yang merokok berisiko tinggi mengalami keguguran,
melahirkan prematur, memiliki bayi dengan berat lahir rendah, dan kematian
mendadak pada bayi.
j) Penampilan fisik yang memburuk
Racun kimia dalam rokok bisa membuat kulit tampak menua dan gigi
menguning.
k) Risiko pada orang terdekat
Orang yang tidak merokok tetapi hidup berdekatan dengan perokok lebih
berisiko terkena kanker paru-paru dan penyakit jantung daripada orang yang
tidak berdekatan dengan perokok.

Pencegahan Kecanduan Nikotin


Cara terbaik untuk mencegah kecanduan nikotin adalah menghindari penggunaan
nikotin sejak awal. Jangan pernah mencoba nikotin dalam bentuk apa pun dan dalam jumlah
berapa pun. Pencegahan penggunaan nikotin sebaiknya dilakukan sejak remaja, karena
kelompok usia tersebut paling rentan terpengaruh untuk menggunakan nikotin, khususnya
dalam bentuk rokok.
Beberapa cara di bawah ini juga dapat dilakukan secara bersama-sama untuk mencegah
penggunaan nikotin yang dapat menyebabkan kecanduan:
 Membatasi akses terhadap rokok untuk anak di bawah umur
 Membatasi akses merokok di ruang public
 Membatasi iklan produk rokok
 Meningkatkan harga rokok dengan menaikkan pajaknya
 Meningkatkan kesadaran akan bahaya merokok terhadap Kesehatan

C. Faktor – Faktor Penyebab Merokok


o Usia
Semakin muda usia seseorang saat mulai merokok, semakin besar kemungkinannya
menjadi perokok berat saat dewasa.

o Genetik
Faktor genetik dapat memengaruhi reseptor otak untuk merespons nikotin dalam dosis
tinggi.
o Depresi
Banyak penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dan
gangguan mental, seperti depresi, skizofrenia, atau PTSD.

o Lingkungan
Anak-anak yang tumbuh di lingkungan perokok cenderung menjadi perokok.

o Penyalahgunaan NAPZA
Orang yang kecanduan alkohol dan ketergantungan NAPZA juga cenderung merokok.

5. Kesimpulan
Hamper semua kalangan remaja di Indonesia kecanduan merokok, dan bisa mengakibatkan
dampak buruk bagi Kesehatan, ataupun bagi orang lain, penyakitpun tidak bisa hingga
menyebabkan kematian, dorongan untuk berhenti merokok untuk remaja yaitu niat dari diri
sendiri dan juga dorongan dari orang lain. Yang bisa dilakukan yaitu mengadakan penyuluhan
tentang kecanduan merokok. Jika tidak dihentikan sejak dini akan berdampak buruk di hari tuan
anti

6. Daftar Pustaka

- Sodik,M.A.(2018).Kecanduannikotin.http://alodokter.com
- Perdana,S.8 kandungan dalam rokok dan bhaya bagi tubuh
http://dedynha.blogspot.co.id/201/203/makalah-perilaku-merokok-padaremaja.html.?
m=1.26mei2010(11.02)
- Randukan,p.2013 karya tulis ilmiah
Bahaya merokok
http://pratiwirandukan.blogspot.com/2013/02/karya-tulis-ilmiah-bahaya-merokok.html?
m=27mei2010(15:29)

Anda mungkin juga menyukai