Secara umum, kepatuhan (adherence) diartikan sebagai sejauh mana seseorang menerima pengobatan, mentaati diet, dan membuat perubahan gaya hidup sesuai dengan anjuran pelayanan kesehatan. Ketidakpatuhan diet merupakan masalah utama dalam pelayanan kesehatan yang diakibatkan oleh pengobatan medis dan status sosial ekonomi pasien, terutama pasien dengan penyakit ginjal kronis. Selain itu, ketidakpatuhan diet pasien yang menjalani hemodialisa dapat berdampak pada terjadinya malnutrisi. Pasien yang rutin menjalani hemodialisa akan mengalami malnutrisi, asupan protein yang tidak adekuat, kadar albumin dalam darah rendah, gangguan gastrointestinal seperti muntah, mual dan menurunnya nafsu makan. Pasien yang menjalani secara rutin menjalani hemodialisa juga memiliki masalah dengan retensi garam dan cairan, retensi fosfat, hiperparatiroidisme sekunder, anemia kronis, hipertensi, hiperlipidemia dan penyakit jantung. Oleh sebab itu, kepatuhan diet sangat penting untuk mengatasi masalah malnutrisi pada pasien hemodialisa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yulinda (2015), menunjukkan bahwa separuh (67,7%) responden tidak patuh dalam menjalani pola diet dan (32,4%) responden patuh dalam menjalani pola diet. Penelitian lain oleh Nurul (2014) menemukan kategori patuh menjalani diet ( 43,8%) dan (56,2%) responnden masuk dalam kategori tidak patuh menjalani diet. Dalam menjalani hemodialisa yang cukup lama sering kali menurunkan semangat hidup pasien, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalani diet. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pasien yang menjalani hemodialisa. Menurut Desitasari et al (2014) , faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pada pasien hemodialisa adalah sikap, dukungan keluarga dan tingkat pengetahuan yang kurang. Berdasarkan beberapa penelitian, faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketidakpatuhan terhadap pengaturan diet antara lain : usia, jenis kelamin, kurangnya pengetahuan tentang peraturan asupan makanan , tingkat pendidikan pasien, lama menjalani hemodialisa, motivasi dan sikap pasien. Berdasarkan gambaran masalah yang mendasari pada pasien gagal ginjal kronis dan berdasarkan banyaknya pasien yang menjalani terapi hemodialisa serta ketidakpatuhan pasien hemodialisa terhadap pola diet, maka peneliti sangat tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketidakpatuhan pasien hemodialisa dalam menjalani pola diet. Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah penelitian ini meneliti lebih banyak variabel dan mengambil lebih banyak sampel.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini “ Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi ketidakpatuhan pasien hemodialisa dalam menjalani pola diet?”
1.3. Tujuan penelitian
Setelah merumuskan permasalahan dalam penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi ketidakpatuhan pasien hemodialisa dalam menjalani pola diet 1.3.2. Tujuan Khusus Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang memengaruhi ketidakpatuhan pasien yang menjalani hemodialisa terhadap pola diet
1.4. Manfaat penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti Diharapkan penelitian ini dapat menjadi landasan bagi peneliti selanjutnya dengan memperluas wawasan pengetahuan dan ide penelitian serta memberikan pengalaman yang berharga.
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan informasi atau referensi pada mahasiswa keperawatan tentang faktor-faktor yang dapat memengaruhi pola diet pada pasien hemodialisa.
1.4.3. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi atau wawasan bagi masyarakat terutama pada masyarakat yang menjalani terapi hemodialisa.
1.5. Keaslian penelitian
Berikut ada beberapa Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya sebagai berikut : a. Penelitian ini dilakukan oleh (Naryati Naryati, Mahdalena Eni Nugrahandari 2021) dengan judul “ Factor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidakpatuhan Diet Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Melalui Terapi Hemodialisa”. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian yaitu deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Ruang Hemodialisa RSUD Koja Jakarta Utara. Dengan menggunakan teknik sampling Accidental Sampling dengan jumlah sampel yaitu 96 orang. Penelitian ini mengukur sejumlah variabel yaitu : Pengetahuan (X1), Motivasi (X2), dan Dukungan yang diberikan oleh keluarga (X3) terhadap kepatuhan diet pada pasien yang menjalani terapi Hemodialisa (Y). Uji statistik yang digunakan uji Chi Square . Hasil penelitian ini diketahui bahwa mayoritas pasien GGK di ruang Hemodialisa berusia 21 hingga 50 tahun dengan tingkat pengetahuan baik sebesar 60,4%, memiliki motivasi baik sebesar 65,5% dan didukunng oleh keluarga sebesar 62,5%. Semua variabel pengetahuan, motivasi dan dukungan keluarga memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepatuhan diet pasien GGK disamping ada faktor peran perawat di luar penelitian yang ditelti namun ikut mempengaruhi ketiga variabel bebas tersebut. b. Penelitian ini dilakukan oleh ( Fitria Masulili, Serly 2017) dengan judul “ Factor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidakpatuhan Pasien Hemodialisa Dalam Menjalani Diet di RSUD Undata Palu”. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian yaitu analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 32 pasien yang menjalani hemodialisa. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi dan uji Fisher’s Exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kepatuhan diet pada pasien hemodialisa (pv=0,004;α=0,05);. Ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan asupan makanan pasien yang menjalani hemodialisa (pv=0,002; α=0,05); tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dan asupan makanan pada pasien hemodialisa (pv=0,098; α=0,05). Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dan diet pada pasien hemodialisa (pv=1,00; α=0,05). Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan diet pada pasien hemodialisa (pv=0,053; α=0,05).