Anda di halaman 1dari 7

STUDENT’S INTERPERSONAL SKILLS BASED ON JAVENESSE CULTURE’S

PERSPEKTIVE IN 4.0.

Sri Astutik
Program Studi Bimbingan dan Konseling, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
sastutik751@gmail.com

M. Ramli
Program Studi Bimbingan dan Konseling, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang,
m.ramli25@yahoo.com

Abstrak
Tujuan dari pembahasan artikel tentang keterampilan interpersonal berbasis pada pespektif budaya Jawa dalam
era revolusi industry 4.0 ini adalah untuk memaparkan tentang pentingnya keterampilan interpersonal dalam
perspektif budaya Jawa dalam menyongsong era revolusi industry 4.0. Era revolusi mengisyaratkan adanya
digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam era revolusi industri ini siswa dituntut untuk mengikuti
perkembangan dengan tetap mengedepankan falsafah budaya Jawa khususnya agar siswa tetap memiliki benteng
dalam menghadapi arus informasi global yang datang begitu cepat. Metode dalam pembahasan artikel ini adalah
kajian konseptual tentang keterampilan interpersonal siswa ditinjau dari falsafah budaya Jawa dalam
menghadapi era revolusi industry 4.0. Hasil pembahasan diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang
keterampilan interpersonal seperti apa yang diharapkan sesuai dengan budaya Jawa dalam menyongsong era
revolusi industry 4.0.
Kata Kunci: keterampilan interpersonal, budaya jawa, revolusi industri 4.0.

Abstract
The purpose of the discussion of articles on interpersonal skills based on the perspective of Javanese
culture in the era of industrial 4.0 revolution is to explain the importance of interpersonal skills in the
perspective of Javanese culture in welcoming the era of industrial revolution 4.0. The era of revolution
implies digitalization in various aspects of life. In this era of industrial revolution students are required to
keep abreast of developments while promoting the philosophy of Javanese culture in particular so that
students continue to have a fortress in the face of the rapid flow of information coming globally. The
method in the discussion of this article is a conceptual study of student interpersonal skills in terms of
Javanese cultural philosophy in the face of the era of industrial revolution 4.0. The results of the discussion
are expected to get an idea of what interpersonal skills are expected to be in accordance with Javanese
culture in welcoming the era of industrial revolution 4.0.
Keywords: interpersonal skills, javanese culture, industrial revolution 4.

Kajian ini dilakukan setelah penulis melakukan studi Sementara hasil penelitian terdahulu dapat
pendahuluan di lapangan. Studi pendahuluan dilakukan dsimpulkan bahwa ketrampilan komunikasi interpersonal
melalui pengamatan terhadap perilaku beberapa siswa. siswa dapat ditingkatkan melalui bimbingan kelompok
Hasil studi pendahuluan menunjukkan adanya beberapa dengan teknik sosiodrama, teknik permainan, games
kali kejadian salah paham, konflik dan perkelahian yang social. Model lain yang dikembangkan untuk
terjadi di lingkungan sekolah. Setelah dilakukan meningkatkan komunikasi interpersonal antara lain
wawancara terhadap siswa, di dapatkan informasi yang model bimbingan sebaya berbasis humanistic dan
melatar belakangi terjadinya salah paham, konflik dan ketrampilan pemberian penguatan. Selain itu juga
perkelahian yang terjadi antar siswa tersebut antara lain: ditemukan adanya factor-faktor yang mempengaruhi
perbedaan persepsi tentang hubungan interpersonal antar ketrampilan komunikasi interpersonal antara lain :
siswa, adanya pemilihan kata yang kurang tepat ketika konsep diri, manajemen diri, minat belajar dan
berkomunikasi dengan teman, adanya factor emosi dalam ketrampilan pemberian penguatan, prestasi belajar.
penyelesaian konflik, adanya kesalahan dalam Berdasarkan analisis studi lapangan dan hasil
menafsikan perilaku non verbal, adanya rasa tidak penelitian sebelumnya maka penulis memperhatikan
dihargai. adanya factor lain dalam hubungan interpersonal yang
belum diteliti yatu factor multikultural. Sesuai dengan

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Sri Astutik


Psikologi Pendidikan 2019 51 M. Ramli
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Student’s Interpersonal Skills Based on Javanesse
pendapat Devito (2007:332) merumuskan bahwa salah penelitian Wahyuni & Sulaiman , dkk (2016)
satu elemen komunikasi interpersonal adalah etika, dalam mennjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara
hal ini etika dalam komunikasi yang dimaksudkan adalah kecerdasan interpersonal siswa dengan perilaku verbal
moralitas dari tingkah laku pesan. Konselor sering bullying.
berhadapan dengan siswa dengan latar belakang budaya Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan
yang berbeda (multicultural) sebelumnya dapat dsimpulkan bahwa keterampilan
Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo dan komunikasi interpersonal siswa dapat ditingkatkan
Harmiyanto (2016) menunjukkan bahwa Sebagian besar melalui bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama,
siswa memiliki keterampilan komunikasi interpersonal teknik permainan, games social. Model lain yang
tinggi. Sebagian besar siswa memiliki kepercayaan diri dikembangkan untuk meningkatkan komunikasi
tinggi. Terdapat hubungan yang signifikan antara interpersonal antara lain model bimbingan sebaya
keterampilan komunikasi interpersonal dan kepercayaan berbasis humanistik dan keterampilan pemberian
diri siswa kelas X SMAN Garum Kabupaten Blitar. penguatan. Dari penelitian sebelumnya telah ditemukan
Elmansyah (2015) meneliti tentang model bimbingan juga faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan
teman sebaya menunjukkan bahwa model bimbingan komunikasi interpersonal antara lain : konsep diri,
teman sebaya berbasis humanistikyang dikembangkan manajemen diri, minat belajar dan keterampilan
terbukti efektif meningkatkan ketrampilan interpersonal pemberian penguatan, prestasi belajar.
siswa. Berdasarkan analisis penelitian sebelumnya maka
Penelitian lain dilakukan oleh Suparmo (2016) penulis memperhatikan adanya faktor lain dalam
menunjukkan terdapat hubungan kemampuan hubungan interpersonal yang belum diteliti yaitu factor
manajemen diri dan kecerdasan interpersonal dengan budaya. Sesuai dengan pendapat Devito (2007:332)
kinerja guru MI se kecamatan Ampel dan Cepoga merumuskan bahwa salah satu elemen komunikasi
kabupaten Boyolali Tahun 2016. Selanjutnya Mufidah interpersonal adalah etika, dalam hal ini etika dalam
(2017) meneliti tentang komunikasi interpersonal dan komunikasi yang dimaksudkan adalah moralitas dari
keterampilan memberi penguatan menunjukkan bahwa tingkah laku pesan. Konselor sering berhadapan dengan
ada hubungan antara komunikasi interpersonal dengan siswa dengan latar belakang budaya yang berbeda
minat belajar, ada hubungan antara keterampilan (multicultural). Sebagaimana yang dikemukan oleh
memberikan penguatan dengan minat belajar dan ada Geertz (1973); Maruyama (1992); Seeley (2000)
hubungan antara komnikasi interpersonal dan menyatakan bahwa:
keterampilan memberi penguatan dengan minat belajar. “Becoming a multicultural counsellor does not only
Selanjutnya Fitria (2014) meneliti tentang mean gaining more knowledge of other cultures, but
pengaruh kemampuan interpersonal terhadap prestasi even more it means understanding the complex
belajar menunjukkan bahwa ada pengaruh yang processes through which people become members of
signifikan antara kemampan komunikasi interpersonal communities and societies and construct their
terhadap Prestasi belajar matematika siswa SMP worldviews, basic attitudes, values, norms, etc.”
Kemala Bhayangkari Medan Tahun pelajaran menjadi seorang konselor yang multikultural bukan
2014/2015. Muflichah (2016) meneliti tentang hanya mencakup pengetahuan tentang budaya konseli
hubungan kemampuan komunikasi interpersonal guru tetapi lebih dari pemahaman terhadap proses yang
dengan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian sangat kompleks bagaimana orang-orang menjadi
menunjukkan bahwa prestasi belajar mata pelajaran bagian dari komunitas dan masyarakat dalam era
fikih dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi revolusi industri dan pembentukan pandangan hidup
interpersonal guru. Penelitian Pribadi (2015) yang mendasari sikap, nilai, norma dan sebagainya.
menunjukkan bahwa layanan bimbingan keompok Berdasarkan hal tersebut maka penulis akan melakukan
metode games social dapat meningkatkan komuniasi kajian mendalam tentang keterampilan interpersonal
interpersonal siswa berbasis multikultural. Berdasarkan hal tersebut
Tahun 2016, Saukani menyimpulkan hasil maka penulis akan melakukan kajian tentang
penelitiannya yaitu ada hubungan yang signifikan antara keterampilan interpersonal siswa dalam perspektif
konsep diri dengan kemampuan komunikasi budaya Jawa dalam era revolusi industry 4.0.
interpersonal siswa kelas VII semester I SMPN
Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun pelajaran METODE
2016/2017.Penelitian Zuhara (2015) menunjukkan Metode dalam pembahasan artikel ini adalah kajian
bahwa teknik sosiodrama dapat meningkatkan konseptual tentang keterampilan interpersonal siswa
ketramilan komunikasi interpersonal siswa. Selanjutnya

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Sri Astutik


Psikologi Pendidikan 2019 52 M. Ramli
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Student’s Interpersonal Skills Based on Javanesse
ditinjau dari falsafah budaya Jawa dalam menghadapi era interpersonal, yaitu : (1) kemampuan untuk
revolusi industry 4.0. berinisiatif, (2) kemampuan untuk bersikap terbuka,
(3) kemampuan untuk bersikap asertif, (4)
PEMBAHASAN kemampuan untuk memberikan dukungan emosional
1. Keterampilan Interpersonal dan (5) kemampuan mengelola dan mengatasi
a. Pengertian Keterampilan Interpersonal konflik. Berikut ini akan dijelaskan:
Keterampilan adalah kegiatan yang a. Kemampuan berinisiatif : yaitu kemampuan
berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang dimiliki individu untuk memulai suatu
(neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Bentuk
kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah perilaku yang menunjukkan kemampuan
raga, dan lain-lain. Ketrampilan atau skill adalah berinisiatif antara lain : meminta atau
kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf mengusulkan pada kenalan baru untuk
dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya melakukan aktifitas bersama, misalnya pergi
tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, bersama atau belajar bersama, menawarkan
mengetik, olah raga, Menurut Reber (1998) yang sesuatu pada kenalan baru yang terlihat menarik
dikutip oleh Muchibbin Syah dalam Psikologi dan atraktif, melanjutkan percakapan dengan
Pendidikan dengan Pendekatan Baru, menjelaskan kenalan baru, menjadi individu yang menarik
bahwa keterampilan adalah kemampuan untuk dan menyenangkan ketika berkenalan dengan
melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks orang lain, mengenalkan diri pada orang yang
dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan ingin di kenal
kesadaran untuk mencapai hasil tertentu. b. Kemampuan untuk bersikap terbuka : yaitu
Keterampilan social merupakan hasil belajar, kemampuan yang dimiliki individu untuk
Keterampilan social adalah tingkah laku kompleks berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya,
yang terdiri atas berbagai perilak social tunggal tanpa ada yang disembunyikan. Bentuk perilaku
(single social behavior). Tingkah laku manusi dapat yang menunjukkan kemampuan untuk bersikap
dikaji menurut pinsip-prinsip operant conditioning terbuka antara lain : mengemukakan hal-hal
(Skinner, 95 dalam Handarini, 2000 ;47). yang bersifat pribadi ketika berbincang-bincang
Keterampilan social merupakan hasil belajar, dengan orang yang baru dikenal, mengatakan
Keterampilan sosial adalah tingkah laku kompleks kepada sahabat hal-hal yang membuat merasa
yang terdiri atas berbagai perilaku social tunggal malu, mempercayai seorang kenalan baru dan
(single social behavior). Tingkah laku manusia dapat membiarkannya mengetahui bagian dari
dikaji menurut pinsip-prinsip operant conditioni individu yang paling sensitive, memberikan
(Skinner, 95 dalam Handarini, 2000 :47). kesempatan pada teman yang baru untuk
Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk mengenali individu yang sebenarnya,
menciptakan hubungan sosial yang serasi dan melepaskan pertahanan diri untuk mempercayai
memuaskan, penyesuaian terhadap lingkungan sosial seorang sahabat dan mengungkapkan secara
dan memecahkan masalah sosial yang dihadapi serta terbuka kepada sahabat bahwa individu
mampu mengembangkan aspirasi dan menampilkan menghargai dan menyayangi.
diri, dengan ciri-ciri saling menghargai, mandiri, c. Kemampuan untuk bersikap asertif :
mengetahui tujuan hidup, disiplin, dan mampu kemampuan yang dimiliki individu untuk
membuat keputusan. mengungkapkan semua perasaan yang ada
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam dalam diri individu secara jelas disertai
Keterampilan Interpersonal kemampuan mempertahankan hak-haknya
Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan dengan tegas.
interpersonal menurut Nashori, (2000:35) adalah: d. Kemampuan memberikan dukungan emosional
a. Eksternal ; kontak dengan orang tua, kepada orang lain : kemampuan yang dimiliki
interaksi dengan teman sebaya, aktifitas dan individu untuk memberikan dukungan
partisipasi social emosional yang mencakup kemampuan
b. Internal : konsep diri memberikan rasa nyaman dan ketenangan
c. Aspek-aspek dalam Keterampilan kepada individu lain, termasuk dalam hal ini
Interpersonal adalah sikap empati.
Menurut Buhrmester dalam Nashori (2000) e. Kemampuan dalam mengatasi konflik : sikap-
mengemukakan ada asepek dalam keterampilan sikap untuk menyusun atau penyelesaian suatu

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Sri Astutik


Psikologi Pendidikan 2019 53 M. Ramli
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Student’s Interpersonal Skills Based on Javanesse
masalah dan mengembangkan konsep harga diri satu kesatuan yang utuh. Empat komponen
yang baru. yang dimaksud yaitu : manusia, masyarakat,
2. Perkembangan Sosial Remaja kebudayaan dan sejarah.
a. Karakteristik Remaja Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
Siswa adalah individu yang berusia antara majemuk, terdiri dari berbagai suku, budaya
12 - 15 tahun yang berada dalam satu lembaga dengan cirri budaya khas . Salah satu suku yang
dan melakukan hubungan interpersonal satu dimaksud adalah suku Jawa. Jawa merupakan
dengan lainnya. Siswa dalam hal ini ditinjau salah satu suku yang memiliki keragaman
latar belakang gender, social ekonomi, suku dan budaya yang khas. Masyarakat Jawa umumnya
pendidikan orng tua. mengaktualisasikan sikap dan perilaku hidupnya
b. Perkembangan Sosial Remaja dan disamarkan dan menggunakan simbol-
Sejumlah karakteristik remaja yang menonjol simbol tertentu. Penyampaian sikap dan perilaku
menurut Alexander A. Scheineider (dalam yang tidak jelas ini sebagai wujud dari
Syamsu Tusuf, 2002;1999) menjelaskan kehalusan budi masyarakat Jawa. Orang jawa
penyesuaian sosial remaja sebagai berikut: menggunakan bahasa yang semu ketika menjaga
Di lingkungan keluarga ditandai dengan : jarak dengan sesamanya. Masyarakat Jawa
menjalin hubungan yang baik dengan seluruh umumnya selalu menjaga keharmonisan
anggota keluarga, menerima otoritas orang tua hubungan dengan sesamanya . Budaya diajarkan
dan mau mentaati peraturan orang tua, melalui pembiasaan dan penanaman nilai-nilai
menerima tanggung jawab dalam batas norma secara inklusif terintegrasi dalam pendidikan
keluarga dan berusaha membantu anggota dalam keluarga. Sebutan Mancanegari
keluarga. Di lingkungan sekolah ditandai digunakan untuk daerah yang berada diluar
menerima dan respek terhadap peraturan sekolah Yogyakarta Hadiningrat, yaitu Madiun, Kediri
, berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah, dan Malang. Tiga daerah ini merupakan
menjalin persahabatan dengan teman-teman masyarakt pinggiran yang memiliki kebudayaan
sekolah, bersikap hormat dan patuh kepada guru khas dan berkembang di Jawa Mataram.
dan semua personil sekolah dan membantu Masyarakat Mancanegari memiliki kemiripan
sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuannya. dengan Negarigung antara lain: tutur bahasa dan
Di lingkungan masyarakat, remaja diharapkan kesenian yang ditonjolkan , keagamaan yang
dapat : mengakui dan respek terhadap hak-hak kejawen. Masyarakat Mancenegari merupakan
orang lain, memelihara jalinan persahabatan perpaduan antara Negarigung yang snkretik
dengan orang lain, bersikap empati terhadap dalam keagamaan dipadu dengan budaya
kesejahteraan orang lain dan bersikap respek masyarakat pesisir.
terhadap nilai-nilai, hukum , tradisi dan c. Era Revolusi Industri 4.0
kebijakan masyarakat. Pembahasan tentang era revolusi industry
3. Budaya Jawa 4.0 pernah dibahas dalam surat kebar
a. Konsep elektronik Jawa Pos.com (2019, 20 Maret) yang
Sulasman (2013:20) mendefinisikan dikemukan oleh Boyke, seorang politisi dari
budaya adalah suatu cara yang berkembang dan golongan karya. Boyke menjelaskan bahwa
dimiliki bersama oleh sekelompok orang dan masuknya perkembangan baru di dunia
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya teknologi dengan sebutan revolusi industry 4.0
menjadi hal yang penting karena telah diakui memberikan tantangan bagi dunia pendidikan
secara luas bahwa budaya memberikan pengaruh dalam menselaraskan pendidikan karakter
terhadap karakteristik individu dan kelompok berbasis kearifan lokal. Hal ini penting agar
individu. Budaya meliputi barbagai hal mulai budaya yang hadir di lingkungan masyarakat
dari tradisi, kebiasaan nilai-nilai, norma, bahasa, tidak tergerus oleh kecanggihan teknologi.
keyakinan dan berpikir yang telah terpola dalam Karakter yang terbentuk diharapkan
suatu masyarakat dan diwariskan dari generasi menjadi kepribadian menjadi kepribadian utuh
ke generasi serta memberikan identitas pada yang mencerminkan keselarasan dan
komunitas pendukungnya (Prosser) keharmonisan dari olah hati dan kejujuran serta
b. Karakteristik Budaya Jawa tanggung jawab, piker (kecerdasan), raga
Empat komponen yang dapat dibedakan (kesehatan dan kebersihan), rasa (kepedulian)
tetapi tidak dapat dipisahkan, karena merupakan dan karsa (keahlian dan kreativitas).

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Sri Astutik


Psikologi Pendidikan 2019 54 M. Ramli
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Student’s Interpersonal Skills Based on Javanesse
Sumber Nusabali.com (2018, 12 April) Ajaran Makna dan Peneraoan dalam Kehidupan
menyebutkan bahwa hasil LIPI menyatakan Budaya Penerapan dalam
Makna
bahwa masyarakat Indonesia hanya 2% yang Jawa kehidupan
berkunjung ke museum dan 5% yang Agni (Agni = wawasan yang luas dan
berkunjung ke tempat bersejarah. Semenjak Api) mampu mengatasi setiap
penggunakan teknologi virtual reality gejolak dengan baik,
diharapkan dapat meningkatkan minat penuh kearifan dan
kebijaksanaan.
masyarakat untuk berkunjung serta memberikan
Laku Hambeging Pemimpin memberikan
pengalaman dan pengetahuan baru. Indra kemakmuran rakyatnya
d. Ajaran Budaya Jawa dalam Keterampilan dalam membawa
Interpersonal dalam Era Revolusi Industri kesejukan dan penuh
4.0 kwibawaan
Dalam falsafah Jawa keterampilan Laku Hambeging mampu memberdayakan
interpersonal disimbolkan dengan adanya jiwa Yama (empowerment) yang
dipimpinnya,
kepemimpinan dalam diri seseorang. Seorang
membuatnya menjadi
yang boleh dijadikan pemimpin hendaklah lebih berarti
memiliki sifat-sifat yang tergambar dalam 1.Menghormati Seorang bawahan ada
Falsafah Asta Brata dan berkaitan dengan nilai- dan Menjaga Aib yang lebih pandai dari
Nilai Pimpinan (kena pimpinan , namun tetap
nilai ideal dan supranatural. Berikut garis besar
ideal cepet ning aja menjaga kesopanan
jiwa kepemimpinan dalam falsafah Asta Brata
dan ndhisiki, kena terhadap pimpinan
dan menurut nilai-nilai ideal dan supranatural.
supranat pinter ning aja
Penjelasan dari falsafah JAwa dapat dilihat ngguroni, kena
ural
dalam Tabel 1. Falsafah Jawa tentang takon ning aja
Kepemimpinan ngrusuhi)
Tabel 1. Falsafah Jawa tentang Kepemimpinan 2.Menempatkan Harga diri seseorang
(Sumber, Jawa Pos.com:2019) Diri (Ajining Diri tergantung dari
Ajaran Makna dan Peneraoan dalam Kehidupan Saka Pucuke Lati, ucapanya dan
Ajining Raga kemampuan
Budaya Penerapan dalam
Makna Saka Busana) menempatkan diri sesuai
Jawa kehidupan dengan
Pemimpin mampu busananya(situasinya)
menerangi dan 3.Bersikap Pemimpin hendaknya
.Laku Hambeging
Asta memberkan energinya Tenang dalam merespon suatu
Surya (Surya = menghadapi permasalahn dengan
Brata sehingan rakyatnya
Matahari), Masalah (Aja tenang dan memilikirkan
memiliki dinamika
Gumunan, Aja pemecahan permasalahn
dalam kehidupan
Kagetan lan Aja dengan cermat
Pemimpin harus Dumeh)
Laku Hambeging
memberkan penerangan 4.Menjadi Berkaiatan dengan
Candra (Candra =
yang menyejukkan pada Teladan yang bagaimana contoh sikap
Bulan) Baik (Kacang pemimpin akan
rakyatnya
Pemimpin selalu Mangsa berpengaruh pada
Manggala rakyatnya
memberikan kesegaran
.Laku Hambeging Lanjaran)
dan turun ke bawah 5.Memiliki Sikap Seseorang yang
Maruta (Maruta =
untuk mengikuti Dewasa dan mengalami pertikaian,
Angin)
perkembangan Legawa kemudian dibawa ke
rakyatnya (Addamara pemgadilan, selanjutnya
Pemimpin selalu Tanggal Pisan proses dibatalkan
Laku Hambeging Kapurnaman) dikarenakan kesadaran
berbelas kasih kepada
Bumi dari salah satu pihak
siapapun
6.Berani Berbuat Semua perbuatan akan
Laku Hambeging Pemimpin selalu bekerja Baik (Bener memperoleh ganjaran
Baruna (Baruna = keras tanpa pamrih Ketenger, Becik yang setimpal
Samudera) untuk kesejahteraan Ketitik, Ala
rakyatnya Ketara)
Laku Hambeging Pemimpin memiliki

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Sri Astutik


Psikologi Pendidikan 2019 55 M. Ramli
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Student’s Interpersonal Skills Based on Javanesse
Ajaran Makna dan Peneraoan dalam Kehidupan Adil (Denta Denri Kusumawarsa Sarira Cakra) , 3)
Budaya Penerapan dalam Kemampuan untuk bersikap asetif dapat diambilkan dari
Makna
Jawa kehidupan falsafah jawa yang berbunyi Laku Hambeging Yama dan
7.Bersikap Adil Seseorang yang benar Menjaga Kata-kata (Aja Nomong Waton, Nanging
(Denta Denri tidak bisa disalahkan. Ngomongo Nganggo Waton, 4) Kemampuan memberikan
Kusumawarsa Seseorang yang salah dukungan emosional kepada orang lain dapat dilihat dari
Sarira Cakra) tidak bisa dibenarkan falsafah jawa yang berbunyi Laku Hambeging Indra,
8.Bersedia Seseorang yang
Laku Hambeging Yama Menempatkan Diri (Ajining Diri
Mengalah (Wani mengalah akan
Ngalah Luhur memperolah kebaikan Saka Pucuke Lati, Ajining Raga Saka Busana) dan
Wekasane) pada akhirnya Menjadi Teladan yang Baik (Kacang Mangsa Manggala
9.Menjaga Kata- Seorang pemimpin Lanjaran) dan 5) Kemampuan dalam mengatasi konflik
kata (Aja Nomong hendaknya menjaga dapat diambil dari falsafah jawa yang berbunyi, Laku
Waton, Nanging kata-kata dengan penuh Hambeging Agni (Agni = Api), Bersikap Tenang dalam
Ngomongo pemikiran dan menghadapi Masalah (Aja Gumunan, Aja Kagetan lan
Nganggo Waton) pertimbangan
Aja Dumeh), .Bersedia Mengalah (Wani Ngalah Luhur
10.Jangan Seorang pemimpin harus
Jumawa dan memiliki pengalaman Wekasane) dan Tidak Tergesa-gesa dalam Mengambil
Serba Bisa (Aja melakukan sesuatu hal Keputusan (Kebat Kliwat Ngangsa Marakaka brakala).
Rumangsa Bisa, dan berhasil baru boleh
Nanging Bisa menyatakan dirinya bisa Ucapan Terima Kasih
Rumangsa) melakukan hal tersebut Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih
11.Gemar Pemimpin hendaknya kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam
Menyantuni memahami aspirasi
penyelesaian artikel ini., yaitu:
Rakyat (Curiga bawahan dan mengenal
Manjing dengan baik rakyatnya Dr. Ramli, M.A., selaku dosen pembimbing Bimbingan
Warangken, nkemudian menyantuni dan Konseling, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
Warangka rakyatnya dengan baik Dra. Khosyi’in, M. M. Pd, selalu Koordinator Guru
Manjing Curiga) Bimbingan dan Konseling di SMPN 11 Malang.
12.Mencintai Masyarakat Jawa pada Seluruh teman-teman Off C Bimbingan dan Konseling ,
Kehidupan Yang umumnya tidak
Pascasarjana, Universitas Negeri Malang.
Rukun (Rukun menyukai konflik
Agawe Santoso, Seluruh teman sejawat di SMPN 11 Malang
Crah Agawe
Bubrah) PENUTUP
13.Tanpa Pamrih Seorang yang bekerja Simpulan
(Sepi Ing Pamrih, mengutamakan karya Pembahasan artikel ini menyiratkan adanya ciri khas
Rame Ing Gawe) bukan materi yang di
keterampilan interpersonal siswa dalam pespektif Budaya
dapat dari hasil bekerja.
14.Tidak Tergesa- Seseorang mengerjakan Jawa, terutama berkaitan dengan jiwa kepemimpinan
gesa dalam sesuatu dengan cepat yang bisa diadopsi dari tokoh pewayangan jawa dengan
Mengambil dengan tetap menjaga berbagai sifat dasar kepemimpinan tersebut. Mengingat
Keputusan (Kebat kualitas dan perhitungan semakin derasnya perkembangan era revolusi industry
Kliwat Ngangsa yang matang. 4.0 maka dengan pembahasan artikel ini diharapkan
Marakaka dapat memberikan gambaran tentang keterampilan
brakala)
interpersonal seperti apa yang diharapkan sesuai dengan
budaya Jawa dalam menyongsong era revolusi industry
Jika ditinjau dalam aspek keterampilan interpersonal 4.0
siswa yang diindikasikan dalam lima aspek, maka dapat
diselaraskan dengan falsafah Jawa berikut ini: 1) Saran
Kemampuan berinisiatif dapat diambilkan dalam falsfah Pembahasan tentang keterampilan interpersonal berbasis
jawa yang berbunyi Laku Hambeging Agni (Agni = pada perspektif budaya jawa ini masih terbatas pada dua
Api), Bersikap Tenang dalam menghadapi Masalah (Aja dasar falsafah yaitu astabrata dan nilai ideal dan
Gumunan, Aja Kagetan lan Aja Dumeh), 2) Kemampuan supranatural. Untuk artikel berikutnya, perlu
untuk bersikap terbuka dapat diambilkan dari falsafah pengembangan materi dari berbagai sumber, untuk
jawa yang berbunyi .Laku Hambeging Surya (Surya = melengkapi pembahasan pada artikel berikutnya.
Matahari), Memiliki Sikap Dewasa dan Legawa
(Addamara Tanggal Pisan Kapurnaman dan Bersikap

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Sri Astutik


Psikologi Pendidikan 2019 56 M. Ramli
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Student’s Interpersonal Skills Based on Javanesse
DAFTAR PUSTAKA Ketrampilan Komunikasi Interpersonal dan
Kepercayaan Diri Siswa Kelas X SMAN 1
Creswell, J. W. 2010. Research desaign: pendekatan
Garum Kabupaten Blitar. Jurnal Kajian
kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogjakarta: PT
Bimbingan dan Konseling. 1(2): 55-59
Pustaka Pelajar.
Saukani. 2016. Hubungan Konsep Diri dengan
Devito, J.A. 2011. Komunikasi Antarmanusia.
Kemampuan Interpersonal Siswa Kelas VII
Tangerang Selatan: Karisma.
Semester Ganjil SMPN 1 Sukoharjo KAbupaten
Pringsewu Tahun Pelajaran 2016/2017. Laporan
Elmansyah, T.2015. Model Bimbingan Teman
Penelitian tidak diterbitkan. Lampung: STKIP
Sebaya Berbasis Humansitik Untuk
Muhammadiyah Lampung
Meningkatkan Keterampilan Interpersonal
Siswa.Tesis tidak dipublikasikan.
Sulasman dan Gumilar, S. 2-13. Teori-teori Kebadayaan
Semarang:Pascasarjana Universitas Negeri
Dari Teori Hingga Aplikasi. Bandung: Pustaka
Semarang
Setia.
Suparmo. 2016. Hubungan antara Kemampuan
Fitria, A.2014. Pengaruh Kemampuan Komunikasi
Manajemen Diri dan Kecerdasan Interpersonal
Interpesonal Terhadap Prestasi Belajar
dengan Kinerja Guru MI se Kecamatan Ampel dan
Matematika Siswa SMP Kemala Bhayangkari 1
Cepoga Kabupaten Boyolali TAhun 2016. Tesis
Medan Tahun Ajaran 2014/2015.Jurnal MAntik
tidak dipublikasikan. Surakarta: Pascasarjana Institut
Penusa. 15 (1): 1-11.
Agama Islam Negeri
Tehnologi.id. 2018. Keterampilan yang Perlu Kamu
Handarini, Dany. M. 2000. Pengembangan Model
Miliki untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0.
Pelatihan Keterampilan Sosial Bagi SIswa
Diakses: 13 Maret 2019.
Sekolah Menengah Umum Terpadu. Tesis :
Tidak diterbitkan. Malang:Universitas Negeri
Wahyuni, A & Sulaiman, dkk. 2014. Hubungan
Malang
Kecerdasan Interpersonal Siswa dengan Perilaku
Verbal Bullying di SD Negeri 40 Banda Aceh.
Hanurawan, F. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam
Jurnal Pesona Dasar. 15 (1) ; 1-11
Ilmu Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Iswan dan Herwina. Penguatan Pendidikan Karakter


Perspektif Islam dalam Era Milenial IR. 4.0.
Artikel disampaikan dalam Seminar Nasional
Pendidikan Era Revolusi “Membangun
Sinergitas dalam Penguatan Pendidikan
Karakter pada Era IR 4.0” tanggal 24 Maret 2018
(Tidak diterbitkan). Universitas Muhammadiyah
Jakarta, Indonesia.

Jawa Pos.com. Era Revolusi Industri 4.0, Peran


Pendidikan Karakter Amat Penting. Edisi 12
April 2018. Diakses 20 Maret 2019

Muflichah, I. 2016. Hubungan Kemampuan


Komunikasi Interpersonal Guru dengan Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih di MIN
Kabupaten Sleman. Jurnal Pendidikan
Madrasah. 1(1): 15-

Munawaroh, S dan Lubis, R.M. 2015. Meningkatkan


Keterampilan Komunikasi Interpersonal Siswa
Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Teknik
Sosiodrama Kelas VII MTSN 2 Medan. Jurnal
Diversita. 2: 76-82

NusaBali.com. Dampak Kebudayaan Indonesia


dalam Revolusi Industri 4.0. Edisi 12 April
2018. Diakses 20 Maret 2019

P urnomo. D. P dan Harmiyanto. 2016. Hubungan

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Sri Astutik


Psikologi Pendidikan 2019 57 M. Ramli
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019

Anda mungkin juga menyukai