Anda di halaman 1dari 9

http://ejournal.undip.ac.id/index.

php/kapal

pISSN : 1829-8370
eISSN : 2301-9069
KAPAL
JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

Pengaruh Sudut Kemiringan dan Jarak antar Daun Kemudi


Terhadap Kinerja Maneuvering KMP Bontoharu
Andi Haris Muhammad1)*), Daeng Paroka2), Sabaruddin Rahman2), Mohammad Rizal Firmansyah3)
1)
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
2)
Departemen Teknik Kelautan
3)
Departemen Teknik Perkapalan
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km.6, Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan 92171

disubmit pada : 14/08/19 direvisi pada : 16/10/19 diterima pada : 21/10/19

Abstrak
Kapal ferry ro-ro sesuai fungsinya sebagai kapal penyeberangan penumpang dan kendaraan antar pulau memiliki
karakteristik yang berbeda dibanding kapal niaga pada umumnya, khususnya pengunaan sistem kemudi ganda dengan
rasio jarak antar daun kemudi yang relatif besar, hal ini sangat berdampak terhadap kemampuan olah gerak kapal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan maneuvering kapal ferry melalui pengaturan sudut kemiringan
dan jarak antar daun kemudi. Program MATLAB-Simulink digunakan dalam simulasi turning circle dan zig-zag
maneuvering. Program simulasi telah dikembangkan dengan konsep time domain simulation berdasarkan persamaan
model matematika pergerakan kapal pada 3-DOF (Degres of Freedom) yang meliputi persamaan komponen lambung,
propeler dan daun kemudi beserta koefisien hidrodinamaka didalamnya. Hasil penelitian menujukan bahwa seiring
dengan bertambahnya sudut kemiringan daun kemudi dapat meningkatkan kemampuan turning circle kapal, namun
sebaliknya pada gerak zig-zag maneuvering. Selanjutnya dengan bertambahnya jarak antar daun kemudi dapat
meningkatkan kemampuan baik turning circle dan zig-zag maneuvering, namun dengan momen daun kemudi yang relatif
besar maka hal ini dapat membahayakan kapal.
Copyright © 2019, KAPAL, pISSN:1829-8370, eISSN : 2301-9069

Kata Kunci : Kapal ferry ro-ro, sudut daun kemudi, jarak daun kemudi, simulasi

1. PENDAHULAN kemampuan kapal untuk berbelok dan berputar saat


berlayar, khususnya saat kapal beroperasi di
Kelaiklautan kapal adalah hal yang mutlak perairan terbatas atau berada disekitar pelabuhan.
dipenuhi sebagaimana ketentuan yang disyaratkan Secara prinsip ship maneuverability sangat
International Safety Management (ISM) code [1]. dipengaruhi oleh desain bentuk lambung dibawah
Ketentuan ini sejalan dengan Undang-Undang No garis muat, sistem penggerak dan kendali yang
17 Tahun 2018 [2] tentang keselamatan pelayaran dipergunakan. Sejumlah komponen tersebut secara
kapal yang beroperasi di perairan Indonesia. langsung memberikan pengaruh yang signifikan
Kelaiklautan kapal adalah keadaan dimana kapal terhadap gaya dan momen hidrodinamika saat
memenuhi persyaratan keselamatan, diantaranya kapal bermanuver.
adalah aspek ship maneuverability atau Kapal ferry ro-ro sesuai fungsinya sebagai
kapal penyeberangan penumpang dan kendaraan
*) Penulis Korespondensi :
Email : andi_haris@ft.unhas.ac.id
antar pulau memiliki karakteristik yang berbeda
dibanding kapal niaga pada umumnya. Sejumlah

KAPAL, Vol. 16, No. 3 Oktober 2019 106


karakteristik kapal ferry ro-ro yang berpotensi 2. METODE
dapat mempengaruhi tingkat kemampuan
maneuvering kapal diantaranya adalah: i) Kapal Kapal ferry ro-ro yang digunakan dalam
memiliki sarat yang rendah (T); ii) Kapal penelitian ini adalah KMP Bontoharu. Kapal
beroperasi pada perairan terbatas (pengaruh tingkat berkapasitas 1050 GT dengan panjang (LOA) 54,00
kedalaman perairan, angin dan gelombang); iii) m, daya motor penggerak (PB) 2x1000 HP dengan
Kapal memiliki bangunan atas dengan daerah kecepatan dinas (Vs) 6,618 m/s adalah milik PT
luasan tangkap angin yang relatif besar serta; iv) (Persero) ASDP Indonesia Ferry. Kapal diope-
Kapal dilengkapi dengan sistem penggerak ganda rasikan pada lintasan penyeberangan Bira-
dan daun kemudi ganda (TRTP) dengan rasio jarak Pamatata Provinsi Sulawesi Selatan. Kapal
antar sistem relatif besar. dioperasikan dengan jumlah 12 ABK tersebut
Hasil penelitian terdahulu menyebutkan adalah berkapasitas 400 penumpang yang
sejumlah pengaruh yang berpotensi terhadap seluruhnya ditempatkan pada geladak penumpang
pengurangan tingkat kemampuan maneuvering atau berada satu geladak dibawah geladak
kapal ferry ro-ro antara lain adalah kapal dengan anjungan dan 22 kendaraan (terdiri 8 sedan dan 14
sarat (T) yang relatif rendah [3], faktor lingkungan truk) yang ditempatkan pada geladak kendaraan
pelayaran seperti halnya tingkat kedalaman atau geladak utama kapal. Data ukuran utama
perairan [4], kecepatan angin dan tinggi gelombang kapal, propeler dan daun kemudi sebagaimana
[5 dan 6] serta bangunan atas yang relatif besar [7]. ditampilkan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Selanjutnya
Penomena diatas secara signifikan dapat mengubah rencana garis air dan rencana umum kapal
kecepatan dan arah gerak kapal sebagai akibat sebagaimana ditampilkan pada gambar 1 dan 2.
reaksi gaya dan momen yang ditimbulkan saat
kapal bermanuver, kondisi ini dapat lebih Tabel 1. Ukuran Utama Kapal
diperburuk dengan meningkatnya kemiringan Parameter Dimensi
kapal, namun dengan kecepatan operasi kapal yang Panjang keseluruhan kapal (LOA), m 54,00
rendah serta perbandingan B/T yang relatif besar Panjang antar garis tegak (LBP), m 47,45
hal ini dapat mengurangi kemiringan kapal ferry Lebar (B), m 14
ro-ro (atau ≤10 deg) sebagaimana penelitian Tinggi (H), m 3,4
Sarat (T), m 2,45
Muhammad et al. [8].
Kecepatan (V), m/s 6,618
Upaya yang telah dilakukan sejumlah peneliti Displasmen (Δ), ton 1148
dalam meningkatkan kemanpuan maneuvering
kapal sebagaimana ketentuan IMO [9] yaitu Tabel 2. Parameter Propeler dan Daun Kemudi
dengan melalui penggunaan daun kemudi ganda Parameter Dimensi
dan propeler ganda (TRTP) yang diyakini lebih Jumlah daun propeler (Z) 2x4
akurat dibanding penggunaan daun kemudi tunggal Diameter propeler (DP), m 1,422
dan propeler tunggal (SRSP) sebagai peralatan Putaran propeler (nP), put/s 8,764
penggerak dan pengendali kapal [10 dan 11]. Tinggi daun kemudi (H), m 1,550
Secara spesifik penelitian pengunaan TRTP ini Panjang daun kemudi (CL), m 0,900
terkonsentrasi dalam menentuan jarak antar daun Luas daun kemudi (AR), m2 2 x 1,395
kemudi pada kapal berdasarkan penomena aliran Daya motor (PB), HP 2 x 1000
dibelakang kapal saat maneuvering [12, 13 dan 14). Putaran motor (nE), put/m 1850
Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi
dan menganalisis kemampuan maneuvering KMP Untuk mengetahui pengaruh sudut kemiringan
Bontoharu melalui variasi sudut kemiringan dan daun kemudi () dan jarak antar daun kemudi (yR)
jarak antar daun kemudi pada 3-DOF (Degres of terhadap kemampuan maneuvering kapal pada
Freedom) yang meliputi gerak surge, sway dan kecepatan kapal (Vs). Sejumlah skenario yang
yaw. Selanjutnya melalui program MATLAB- digunakan dalam simulasi ditampilkan pada Tabel
Simulink dengan metode time domain simulation 3.
yang dikembangkan dalam memprediksi Prediksi gerak maneuvering kapal disimulasi
kemampuan maneuvering ini dapat bermanfaat melalui program MATLAB-Simulink pada 3-DOF
dalam perancangan desain kapal sejenis, (Degree of Freedom) yaitu gerak surge (X), sway
khususnya dalam penentuan peletakan daun (Y) dan yaw (N) sebagaimana kordinat sistem dan
kemudi ganda. persamaan gerak maneuvering pada Gambar 3 dan
Persamaan 1 [11].

KAPAL, Vol. 16, No. 3 Oktober 2019 107


Gambar 1. Rencana garis KMP Bontoharu

Gambar 2. Rencana umum KMP Bontoharu

Tabel 3. Skenario Simulasi


 yP=yR Vs
No. Jenis Simulasi
(deg.) (m) (m/s)
1 Turning circle (L) 35 0,9 6,618
2 Turning circle (R) 35 0,9 6,618
3 Turning circle (L) 20 2,3 6,618
4 Turning circle (R) 20 2,3 6,618
5 Turning circle (L) 35 2,3 6,618
6 Turning circle (R) 35 2,3 6,618
7 Zig-zag maneuvering 20/20 0,9 6,618
8 Zig-zag maneuvering 10/10 2,3 6,618
9 Zig-zag maneuvering 20/20 2,3 6,618 Gambar 3. Koordinat sistem [10]

KAPAL, Vol. 16, No. 3 Oktober 2019 108


Dimana; tP adalah koefisien pengurangan
𝑚(𝑢̇ − 𝑟𝑣 ) = 𝑋𝐻 + 𝑋𝑃{𝑆 } + 𝑋𝑅{𝑆 } (1) gaya dorong, n adalah putaran propeler (put/s), DP
𝑃 𝑃 adalah diameter propeler (m), KT adalah koefisien
𝑚(𝑣̇ − 𝑟𝑢) = 𝑌𝐻 + 𝑌𝑃{𝑆 } + 𝑌𝑅{𝑆 } gaya dorong, wP adalah koefisien fraksi arus ikut
𝑃 𝑃 propeler efektif, JP adalah angka maju dan C1, C2
𝐼𝑧𝑧 𝜓̈ = 𝑁𝐻 + 𝑁𝑃{𝑆 } + 𝑁𝑅{ 𝑆 } dan C3 adalah konstanta angka maju propeler.
𝑃 𝑃
Selanjutnya gaya dan momen pada daun
kemudi (XR, YR, dan XR) dapat dirumuskan seesuai
Dimana: u, v dan r adalah komponen kece-
Persamaan 4.
patan terhadap titik berat kapal (m/s). U adalah
resultan dari kecepatan kapal (m/s); m adalah
displasmen kapal (ton); IZZ adalah momen inersia. X R  S   (1  t R  S  ) FR Y  S  sin   S 
P P P  
X, Y dan N adalah gaya dan momen hidrodinamika P

kapal, tanda S dan P dalam kurung menunjukan YR  S   (1  aH ) FR Y  S  cos  S 


P P  
masing-masing peletakan daun kemudi / propeler P
(4)
kanan dan kiri. Gaya dan momen hidrodinamika N R  ( xR  aH xH ) FR Y  S  cos  S 
tersebut dapat didefinisikan secara terpisah P  
P
kedalam berbagai fisik komponen gaya dan momen
lambung (XH, YH, dan XH), propeler (XP, YP, dan XP)  y P  S  (1  t R  S  ) FR Y  S  sin   S 
P P P  
dan kemudi (XR, YR, dan XR). P

Gaya dan momen yang ditimbulkan lambung


(XH, YH, dan XH) dapat dipresentasikan sebagai- dimana:  adalah sudut daun kemudi (deg.); xR
mana Persamaan 2 [15] adalah posisi jarak daun kemudi (m), tR, aH dan xH
adalah koefisien gaya interaksi lambung, propeler
XH  1
2
LdU 2 ( X 0  X 
 2 dan daun kemudi. Reaksi gaya normal daun
kemudi pada poros daun kemudi (FRY) dapat
 ( X  r  my )  r   X rr r  2  X 
   4 )
diekspresikan sebagaimana Persamaan 5:
YH  1
2
LdU 2 (Y   (Yr  mx )r  (2)
    Y
 r  r   Yrr  r   Yrrr FRY  S   12 ARU R  S  f sin  R  S 
2
 Y 3 2
 r ) 2 3
(5)
P P P
NH  1
2
L dU ( N    N r r   N 
2 2
  3
 r  2 r   N  rr  r  2  N rrr
 N   r 3 ) Dimana: AR adalah luas permukaan daun kemudi
(m2), f adalah koefisien lift daun kemudi secara
Dimana: β = tan-1(v/u) adalah persamaan sudut gradien sebagai fungsi dari aspek rasio daun
belok kapal (deg.) dan rt=r(L/U) adalah persamaan kemudi (f=6.13/(2.25). Resultan kecepatan
perubahan sudut putar kapal per detik (turning rate, aliran (UR) dan sudut serang aliran efektif (αR)
tanpa dimensi). terhadap permukaan daun kemudi dapat
Gaya dan momen yang ditimbulkan propeler diekspresikan sebagaimana Persamaan 6.
(XP, YP, dan NP) dan kemudi (XR, YR, dan NR) ganda
dengan jarak antar propeler (yP) dan kemudi (yR)
U R  S   u R  S   vR  S 
2 2
terhadap garis tengah membujur kapal dapat P P P
diprediksi sebagaimana persamaan 3 dan 4 [11 dan (6)
 
17].  R  S     S    R  S    R  S  
 P  P 
  (3) P  
P
X P  S     (1  t P  S  )nP  S  DP  S  KT  S   J P  S   
2 4

P  P P P P  P   Kecepatan aliran terhadap daun kemudi pada
YP  0 arah surge (uR) dapat dieksperikan sebagaimana
Persamaan 7.
N P  S   yP  S  X P  S 
P P P
u R  S     S u P  S 
P   P
dimana: P

KT  S  ( J P  S  )  C1  C2 J P  S   C3 J P  S 
2 2
  8K T  S  
P P P P   
  P  S  1    1  P
 1  (1   P  S  )
J P  S   (u  yP r (1  wP  S  ) /( nP  S  DP  S  ) P    J P  S  2
 P
P P P P   P  (7)

dimana:

KAPAL, Vol. 16, No. 3 Oktober 2019 109


1  wR  S  DP  S  Y'rrr -0.0510
kx N'β
 S   P
;  ;  P  S   P
; 0.1033 1-tr 0.6100
 
P
1  wP  S   S  P H R  S  N'r -0.0451 αh 0.7309
P   P N'βββ 0.1852 ε 0,7470
P
N'ββr -0.4453 K 0,5500
  
u P  S   1  wP  S   u  y P  S  r  N'βrr -0.0187 l'R -0.9000
P   P   P  N'rrr -0,1068 γr 0,5583

Selanjutnya kecepatan aliran terhadap daun Selanjutnya untuk memperoleh karakteristik


kemudi pada arah sway (vR) dapat diekspresikan gerak turning circle dan zig-zag maneuvering
masing-masing sebagaimana Persamaan 8. pengaruh sudut kemiringan () dan jarak antar daun
  kemudi (yR) melalui simulasi numerik dengan
vR S   uR S  tan   R S   (8)
   menggunakan konsep time domain simulation [4
 
P
 
P  P  dan 8]. Metode simulasi numerik adalah salah satu
dimana: metode yang dirokomendasi IMO [8] dalam
 yR  memprediksi maneuvering kapal disamping
  S   melalui pengujian model (free running test). Alur
 R S    R S   R S   tan   P 
1
 yang dilalui kapal melalui simulasi numerik
 
P
 
P
 
P
 xR S   diperoleh dari dua kali integrasi persamaan gerak
  P   kapal (surge, sway dan yaw) sebagai mana proses
 R S     L'R S  r ' integrasi pada gerak surge pada Persamaan 9.
   
P P

Dimana: R adalah sudut kemiringan daun kemudi 𝑋𝐻 + 𝑋𝑃{ 𝑆 } + 𝑋𝑅{ 𝑆 } = 𝑚(𝑢̇ − 𝑟𝑣) (9)
𝑃 𝑃
efektif (deg), βR adalah adalah sudut belok kapal 𝑋𝐻 + 𝑋𝑃{ 𝑆 } + 𝑋𝑅{ 𝑆 }
efektif (deg.), R dan LR adalah masing-masing 𝑢̇ = ( 𝑃 𝑃
) + 𝑟𝑣
koefisien flow-straightening terhadap arah sumbu 𝑚
y (sway) dan z (yaw rate), P adalah efisiensi
𝑢 = ∫ 𝑢̇ 𝑑𝑡
propeler efektif dan DP/H adalah rasio diameter
propeler terhadap tinggi daun kemudi. 𝑥 = ∫ 𝑢 𝑑𝑡
Koefisien turunan hidrodinamika lambung
(non-linear) dan koefisien interaksi lambung-
propeler dan kemudi yang digunakan dalam
penelitian ini sebagaimana terdapat pada Tabel 4 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
diprediksi berdasarkan model persamaan regresi
yang dikembangkan oleh Yoshimura dan KMP Bontoharu dengan panjang kapal
Masumoto [16]. Model regresi ini adalah salah satu (LBP=47,45 m) dilengkapi konfigurasi sistem pro-
model yang digunakan Sukas et al. [18] dalam pulsi dan daun kemudi ganda dengan jarak antar
pengembangan Program SINMAN (MANeuvering daun kemudi (yR=2,3 m) serta sudut kemiringan
SIMulation) untuk memprediksi turning circle dan daun kemudi maksimum (=±350). Pengaruh sudut
zig-zag maneuvering pada kapal dengan sistem kemiringan dan jarak antar daun kemudi
kemudi dan propeler SRSP dan TRTP serta dipertimbangkan dalam analisis ini.
validasinya melalui pengujian model atau free Gambar 4 menampilkan perbandingan
running test. Prediksi koefisien tahanan kapal (X’o) kemampuan turning circle kiri (TL) dan kanan (TR)
dengan Metode Holtrop [19], massa tambahan KMP Bontoharu dengan perbedaan sudut
kapal (mX dan mX) pada sumbu x dan y sebagimana kemiringan daun kemudi (=±200 dan ±350) pada
yang diprediksi Yoshimura [15]. jarak antar daun kemudi (yR=2,3 m). Hasil simulasi
numerik menunjukan bahwa pengunaan sudut
Tabel 4. Koefisien turunan hidrodinamika kapal kemiringan daun kemudi ±200 (atau sudut
kemiringan yang umum digunakan dalam
Koefisien Nilai Koefisien Nilai
pengoperasian kapal) memiliki diameter tactical
X’o -0.0250 Y'β 0.4464
(DT) kanan dan kiri masing-masing sebesar 180,20
X'ββ -0.4135 Y'r-m'x 0.1015
m (3,80L) dan 181,20 m (3,82L) serta advance
X'βr-m'y 0.3216 Y'βββ 1.1070 diameter (AD) kanan dan kiri sebesar 133,10 m
X'rr -0.0093 Y'ββr -0.7500 (2,81L) dan 134,10 m (2,83L). Selanjutnya untuk
X'ββββ -0.2563 Y'βrr 0.3848 sudut kemiringan daun kemudi ±350 (atau sudut

KAPAL, Vol. 16, No. 3 Oktober 2019 110


kemiringan maksimum sebagaimana yang kemiringan daun kemudi, perbedaan karakter ini
disyarankan IMO), pada sudut ini kemampuan sangat dipengaruhi reaksi gaya normal pada
maneuver KMP Bontoharu lebih baik masing-masing daun kemudi (kiri dan kanan) saat
dibandingkan pada sudur kemiringan daun kemudi kapal manuver.
±350 dengan pengurangan diameter taktical (DT) Gambar 5 menampilkan gerak zig-zag
masing-masing sebesar 9,1% (2,80L) dan 8.9% maneuver 100/100 dan 200/200, dengan melalui
(3,48L) serta advance diameter (AD) kanan dan kiri penambahan sudut kemiringan kemudi (yaitu dari
sebesar 5,2% (2,66L) dan 5,1% (2,68L). 100/100 menjadi 200/200), hal ini berdampak
Meningkatnya kemampuan ini sangat terhadap penurunan kemampuan heading kapal
dipenggaruhi reaksi gaya normal daun kemudi saat zig-zag maneuver yang ditandai dengan
(FX), namun dengan nilai tactical dan advance bertambahnya nilai sudut simpang (1st overshoot
diameter yang relatif kecil hal ini sangat berpotensi dan 2nd overshoot) dan waktu (time) yang diper-
membahayakan kapal dengan meningkatkan sudut lukan masing-masing 40,56% (1st overshoot) dan
kemiringan (heeling) kapal saat maneuver [8]. 21,07% (2nd overshoot) serta 24,73% (Time)
Pada Gambar 4 menampilkan pula perbedaan sebagaimana ditampilkan pada Tabel 5. Secara
nilai taktical (DT) dan advance diameter (AD) umum hasil simulasi turning circle (=±350) dan
antara turning kanan dan kiri yaitu masing-masing zig-zag maneuver (=100/100 dan 200/200)
sekitar 1%. Turning kanan memiliki karakter lebih memenuhi sesuai dengan ketentuan IMO [9].
kecil dibanding turning kiri pada masing-masing
150 50

100 25
Advanced (m)

FX (P)(N)

50 0

0 -25

-50 -50
-150 -100 -50 0 50 100 150 0 20 40 60 80 100 120 140
Tactical (m) Time (s)
5 50
Turning rate (deg/s)

2.5 25
FX (S) (N)

0 0

TL (yp=2.3m; RA=35deg)
-2.5 -25 TR (yp=2.3m; RA=35deg)
TL (yp=2.3m; RA=20deg)
TR (yp=2.3m; RA=20deg)
-5 -50
0 20 40 60 80 100 120 140 0 20 40 60 80 100 120 140
Time (s) Time (s)

Gambar 4. Perbandingan turning circle antara 20 dan 35 deg.

30 50

20
Heading & Rudder (deg)

25
10
FX (P)(N)

0 0

-10
-25
-20

-30 -50
0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 10 20 30 40 50 60 70 80
Time (s) Time (s)
5 50

2.5 25
Turning rate (deg/s)

FX (S) (N)

0 0

-2.5 -25
Zig-zag 20/20deg (yp=2.3m)
Zig-zag 10/10deg (yp=2.3m)
-5 -50
0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 10 20 30 40 50 60 70 80
Time (s) Time (s)

Gambar 5. Perbandingan Zig-zag manuver antara 10/10 dan 20/20 deg.

KAPAL, Vol. 16, No. 3 Oktober 2019 111


Gambar 6 menampilkan kemampuan turning daun kemudi (yR=2,3m). Berkurangnya
circle kiri dan kanan KMP Bontoharu dengan kemampuan ini seiring dengan pengurangan jarak
perbedaan jarak antar daun kemudi terhadap garis antar daun kemudi yang menyebabkan
tengah membujur kapal (yR=2,3 m dan 0,9 m) pada berkurangnya momen yang dihasilkan daun
sudut kemiringan daun kemudi ±350. Penggunaan kemudi saat kapal bermanuver
jarak antar daun kemudi terhadap garis tengah Selanjutnya untuk gerak zig-zag maneuver
membujur kapal (yR=0,9 m) atau jarak antar daun 200/200 sebagaimana Gambar 7, dengan melalui
kemudi sebagaimana yang direkomendasikan Gim pengurangan jarak antar daun kemudi, hal ini
[12]. Hasil simulasi menunjukan bahwa dengan mengurangi pula kemampuan heading kapal saat
jarak antar daun kemudi kapal memiliki tactical zig-zag maneuver yang ditandai dengan
diameter (DT) kanan dan kiri masing-masing meningkatnya nilai sudut simpang sebesar 3,04%
sebesar 167,50 m (3,53L) dan 169,90 m (3,58L) (1st overshoot) dan 2,84% (2nd overshoot)%
serta advance diameter (AD) kanan dan kiri sebesar sebagaimana ditampilkan pada Tabel 5. Secara
128,70 m (2,81L) dan 130,10 m (2,83L) Hasil umum hasil simulasi numerik (turning circle dan
turning circle ini lebih besar masing-masing 2,15% zig-zag maneuvering) memiliki kesamaan
dan 2,88% untuk tactical diameter dan 1,98% dan karakteristik dengan hasil simulasi numerik dan
2,15% untuk advance diameter dibanding dengan free running sebagaimana penelitian Khanfir et al.
kemampuan turning circle kapal dengan jarak antar [11].
150 50

100 25
Advanced (m)

FX (P)(N)

50 0

0 -25

-50 -50
-150 -100 -50 0 50 100 150 0 20 40 60 80 100 120 140
Tactical (m) Time (s)
5 50
Turning rate (deg/s)

2.5 25
FX (S) (N)

0 0

TL (yp=2.3m; RA=35deg)
-2.5 -25 TR (yp=2.3m; RA=35deg)
TL (yp=0.9m; RA=35deg)
TR (yp=0.9m; RA=35deg)
-5 -50
0 20 40 60 80 100 120 140 0 20 40 60 80 100 120 140
Time (s) Time (s)

Gambar 6. Perbandingan turning circle 35 deg. antara yP=2,3 m dan 0,9 m.


30 50

20
Heading & Rudder (deg)

25
10
FX (P)(N)

0 0

-10
-25
-20

-30 -50
0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 10 20 30 40 50 60 70 80
Time (s) Time (s)
5 50

2.5
Turning rate (deg/s)

25
FX (S) (N)

0 0

-2.5 -25
Zig-zag 20/20deg (yp=2.3m)
Zig-zag 20/20deg (yp=0.9m)

-5 -50
0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 10 20 30 40 50 60 70 80
Time (s) Time (s)

Gambar 7. Perbandingan Zig-zag manuver 20/20 deg. antara yP=2,3 m dan 0,9 m

KAPAL, Vol. 16, No. 3 Oktober 2019 112


Tabel 5. Hasil Simulasi Turning circle dan Zig-zag Maneuvering
 yP=yR yP=yR Vs DT AD U 1st Time 2nd Time
No. Jenis Simulasi
(deg.) (m) (m) (m/s) (m) (m) (m/s) (deg) (s) (deg.) (s)
1 Turning circle (L) 35 0,9 0,9 6,618 169,90 130,10 3,61 - - - -
2 Turning circle (R) 35 0,9 0,9 6,618 167,50 128,70 3,55 - - - -
3 Turning circle (L) 20 2,3 2,3 6,618 181,20 134,10 3,89 - - - -
4 Turning circle (R) 20 2,3 2,3 6,618 180,20 133,10 3,89 - - - -
5 Turning circle (L) 35 2,3 2,3 6,618 165,00 127,30 3,50 - - - -
6 Turning circle (R) 35 2,3 2,3 6,618 163,90 126,20 3,47 - - - -
7 Zig-zag maneuvering 20/20 0,9 0,9 6,618 - - - 5,92 6,70 8,32 23,94
8 Zig-zag maneuvering 10/10 2,3 2,3 6,618 - - - 3,41 4,90 6,22 18,11
9 Zig-zag maneuvering 20/20 2,3 2,3 6,618 - - - 5,74 6,51 7,88 19,48

4. KESIMPULAN [2] [Kemenhub RI] Kementerian Perhubungan


Republik Indonesia. Undang-Undang
Berdasarkan hasil simulasi numerik pengaruh Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran.
sudut kemiringan dan jarak antar daun kemudi
Jakarta (ID): Kemenhub RI.2008.
KMP Bontoharu disimpulkan bahwa dengan
meningkatnya sudut kemiringan daun kemudi, hal [3] D. Paroka, A.H. Muhammad and S. Asri,
ini sangat signifikan terhadap peningkatan “Maneuverability of Ships with Small
kemampuan gerak turning cicle kapal, namun Draught in Steady Wind.” Makara J.
sebaliknya pada gerak zig-zag maneuvering. Technol. Vol. 20, No 1, pp24-30. 2016
Selanjutnya dengan bertambanya jarak antar daun [4] A. Maimun, A. Priyanto, A.H Muhammad,
kemudi, hal ini dapat peningkatkan baik C.C. Scully, Z.L. Awal, “Maneuvering
kemampuan turning circle maupun zig-zag ma-
Prediction of Pusher Barge in Deep and
neuvering, namun pertambahan jarak antar daun
kemudi yang relatif besar dapat membahayakan Shallow Water”. Ocean Engineering, Vol.
keselamatan kapal. 38(11–12), pp. 1277-1356, 2011.
[5] D. Paroka, A.H. Muhammad, S. Asri, “Steady
UCAPAN TERIMA KASIH State Equilibrium of Ship Maneu-vering
under Combined Action of Wind and
Penulis pertama mewakili seluruh peneliti Wave.” Jurnal Teknologi (Science and
mengucapkan terima kasih kepada Lembaga
Engineering), Vol. 76, pp. 67-75. 2015
Penelitian dan Pengabdian (LP2M) Universitas
Hasanuddin yang telah mendanai kegiatan pene- [6] D. Paroka, A.H. Muhammad and S. Asri,
litian ini, melalui pendanaan hibah Penelitian “Prediction of Ship Turning Maneuvers in
Dasar Unhas Sesuai SK Rektor Unhas No. Constant Wind and Regular Wave.”
2006/UN4.1/KEP/2019 Tahun Anggaran 2019. International Journal of Technology. Vol 8
Terima kasih pula kepada PT (Persero) ASDP (3), pp 387-397. 2017
Indonesia Ferry yang telah mendukung data kapal
[7] T. Fujiwara and M. Ueno, “Cruising
sebagai objek dalam penelitian ini. Selanjutnya
terimakasih pada mahasiswa yang tergabung dalam Performance of a Large Passenger Ship in
kelompok penelitian bersama pada LBE Propulsi Heavy Sea.” In. Proceedings of the Sixteenth
Kapal Program Studi Teknik Sistem Perkapalan International Offshore and Polar
Universitas Hasanuddin yang telah membantu Engineering Conference San Francisco,
selama proses simulasi dan pemrograman California, USA. 2006
komputer. [8] A.H. Muhammad, M. Hasbullah, M.A.
Djabbar, Handayani, “Comparison Between
DAFTAR PUSTAKA
Conventional and Azimuthing Podded
[1] [IMO] International Maritim Oranization. Propulsion on Maneuvering of A Ferry
ISM Code, International Safety Utilizing Matlab Simulink Program,”
Management Code with Guidelines for its International Journal of Technology. Vol, 6,
Implementation. London (UK): IMO.2014. Issue 3, pp. 452-461, 2015.

KAPAL, Vol. 16, No. 3 Oktober 2019 113


[9] [IMO] International Maritim Oranization,. national Shipbuilding Progress. Vol. 62 pp
Standards for Ship Maneuverability. Report 57–111, 2015.
of the Maritime Safety Committee on its [18] Theoretical background and application of
Seventy-Sixth Session-Annex 6 (Resolution MANSIM for ship maneuvering simulations
MSC. 137(76)). London (UK): IMO. 2002. ,”Ocean Engineering, In press, available
[10] S. Khanfir, V. Nagarajan, K. Hasegawa, S.K. online 19 September 2019
Lee, “Estimation of mathematical model and [19] J. Holtrop, “A Statistical Re-analysis of
its coefficients of ship manoeuvrability for a Resistance and Propulsion Data,”Journal of
twin propeller twin-rudder ship.” In. International Shipbuilding Progress,
International Conference on Marine Volume 31, pp. 272-276, 1984
Simulation and Ship Maneuverability.
Panama City, Panama. vol. 8. pp. 159–166.
2009.
[11] S. Khanfir, K. Hasegawa, V. Nagarajan, K.
Shouji, S,K Lee. “Manoeuvring
Characteristics Of Twin-Rudder Systems:
Rudder-Hull Interaction Effect On The
Manoeuvrability Of Twin-Rudder Ships”. J
Mar Sci Technol. Vol 16. pp472–490. 2011
[12] O.S. Gim, “Assessment Of Flow
Characteristics Around Twin Rudder With
Various Gaps Using PIV Analysis In
Uniform Flow.” Ocean Eng. vol 66, pp1–11.
2013
[13] J. Liu and R. Hekkenberg. “Hydrody-Namic
Characteristics Of Twin-Rudders At Small
Attack Angles” in The 12 th International
Marine Design Conference (IMDC, Tokyo,
2015.
[14] L. Chen, X. Zhu, and L. Zhou, “Hydro-
Dynamic Characteristics Of Twin Rudders”
in The 9th International Conference on
Computational Methods. 2013
[15] Y. Yoshimura, “Investigation into the Yaw-
checking Ability in Ship Maneuverability
Standard.” In Proceeding Prediction of Ship
Maneuvering Performance, Tokyo, Japan,
2001
[16] Y. Yoshimura and Y. Masumoto,
“Hydrodynamic Database And
Manoeuvring Prediction Method With
Medium High-Speed Merchant Ships And
Fishing Vessels.” In Proceeding
International Conference on Marine
Simulation and Ship Maneuverability 2012,
Singapura.
[17] A.K. Dash, V. Nagarajan and O.P. Sha, “
Uncertainty Assessment For Ship
Maneuvering Mathematical Model.” Inter-

KAPAL, Vol. 16, No. 3 Oktober 2019 114

Anda mungkin juga menyukai