Anda di halaman 1dari 37

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Kesabaran dalam Puasa Sunah

1. Pengertian Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Kesabaran dalam Puasa

Sunah

a. Internalisasi

Internalisasi menurut KBBI dapat diartikan sebagai penghayatan,

proses falsafah negara secara mendalam berlangsung lewat

penyuluhan, penataran dan sebagainya. Penghayatan terhadap suatu

ajaran, doktrin, atau nilai-nilai sehingga merupakan keyakinan dan

kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai-nilai yang diwujudkan di

sikap dan perilaku.1

Menurut Ihsan yang memaknai internalisasi sebagai upaya yang

dilakukan untuk memasukkan nilai –nilai kedalam jiwa sehingga

menjadi miliknya.2 Masalah internalisasi ini tidak hanya berlaku pada

pendidikan agama saja, tetapi pada semua aspek pendidikan,

pendidikan sekolah, pendidikan menengah, pendidikan tinggi.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

internalisasi merupakan proses belajarnya seseorang sehingga

seseorang itu dapat diterima menjadi bagian dari masyarakat,

1
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),
hlm.439.
2
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka cipta, 1997), hlm. 155.

15
2

kemudian mengikat dirinya ke dalam nilai-nilai dan norma sosial dari

perilaku kelompoknya di masyarakat.

b. Pendidikan

Dari segi bahasa, pendidikan dapat diartikan perbuatan (hal, cara

dan sebagainya) mendidik; dan berarti pula mengetahui tentang

mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan,

batin dan sebagainya.

Dalam bahasa jawa, penggulawentah berarti mengolah, jadi

mengolah kejiwaannya ialah mematangkan perasaan, pikian, kemauan

dan watak sang anak. Dalam bahasa Arab pendidikan pada umumnya

menggunakan kata tarbiyah.

Adapun pengertian pendidikan dari segi istilah dapat merujuk

kepada berbagai sumber yang diberikan para ahli pendidikan. Dalam

Undang-Undang sistem pendidikan Nasional (Pasal 1 UU RI No.20 th.

2003) dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Menurut H.J. Langeveld pendidikan adalah memberi pertolongan

secara sadar dan sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa)

dalam pertumbuhannya menuju kearah kedewasaan, dalam arti dapat


3

berdiri dan bertanggung jawab susila atas segala tindakan-

tindakkannya menurut pilihannya sendiri. Ki Hajar Dewantoro

menggatakan bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan

pertumbuhan nilai moral (kekuatan batin, karakter), fikiran (intellect)

dan tumbuh anak yang antara satu dan yang lainnya saling

berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni

kehidupan dan penghidupan anak-anak yang didik selaras.

John Dewey mewakili aliran filsafat pendidikan modern

merumuskan Education is all one growing; it has no end beyond it

self, pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan,

pendidikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya. dalam

proses pertumbuhan ini anak mengembangkan diri ke tingkat yang

makin sempurna atau life long education, dalam artian pendidikan

berlangsung selama hidup. Pendidikan merupakan gejala insani yang

fundamental dalam kehidupan manusia untuk mengantarkan anak

manusia kedunia peradaban. Juga merupkan bimbingan eksistensial

manusiawi dan bimbingan otentik, supaya anak mengenali jati dirinya

yang unik, mampu bertahan memiliki dan melanjutkan atau

mengembangkan warisan sosial generasi terdahulu, untuk kemudian

dibangun lewat akal budi dan pengalaman. Neong Muhajir

merumuskan pendidikan sebagai upaya terprogram dari pendidik

membantu membantu subyek didik berkembang ketingkat yang

normatif lebih baik, dengan cara yang baik dengan konteks positif.
4

Sementara Zamroni memberikan definisi pendidikan adalah suatu

proses menanamkan dan mengembangkan pada diri peserta didik

pengetahuan tentang hidup, sikap dalam hidup agar kelak ia dapat

membedakan barang yang benar dan yang salah, yang baik dan yang

buruk, sehingga kehadirannya ditengah-tengah masyarakat akan

bermakna dan berfungsi secara optimal. Dari definisi tersebut dapat

diketahui bahwa pendidikan adalah merupakan usaha atau proses yang

ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusi seutuhnya agar

dapat melakukan perannya dalam kehidupan secara fungsional dan

optimal. Dengan demikian pendidikan pada intinya menolong

ditengah-tengah kehidupan manusia. Pendidikan akan dapat dirasakan

manfaatnya bagi manusia.3

Dari beberapa definisi pendidikan dapat diketahui bahwa

pendidikan adalah suatu proses pembelajaran pengetahuan,

keterampilan, dan kebiasaan yang diwariskan dari generasi ke generasi

secara sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan

suatu belajar-mengajar agar dapat mengembangkan potensi sumber

daya manusia. Dengan adanya pendidikan maka seseorang dapat

memiliki kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan spiritual,

dan keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan

masyarakat.

c. Nilai-Nilai Kesabaran

3
Zaim Elmubarok, Membumikan Pendidikan Nilai (Mengumpulkan yang terserak, Menyambung
yang Terputus, menyatukan yang Tercerai), (Bandung: ALFABETA, 2013), hlm. 1-3.
5

1) Nilai-Nilai

Nilai-nilai (value/qimah) dalam pandangan Brubacher tak

terbatas ruang lingkupnya. Nilai-nilai tersebut sangat erat

kaitannya dengan pengertian pengertian dan aktivitas manusia

yang kompleks, sehingga sulit ditentukan batasannya. Nilai-nilai

itu praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan

melembaga secara objektif di dalam masyarakat.

Nilai-nilai berarti harga, angka kepandaian, banyak

sedikitnya isi atau sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai

dengan hakekatnya.

Secara filosofis, nilai-nilai sangat terkait dengan masalah

etika dan biasa juga disebut filsafat nilai-nilai yang mengkaji nilai-

nilai moral sebagai tolak ukur tindakan dan perilaku manusia

dalam berbagai aspek kehidupannya.4 Artinya nilai-nilai itu

dianggap penting dan baik apabila sesuai dengan kebutuhan oleh

suatu masyarakat sekitar. Nilai-nilai tersebut dapat timbul dari

berbagai aspek baik agama, budaya, norma sosial, dan lain-lain.

Pemaknaan atas nilai-nilai inilah yang dapat mewarnai sikap

manusia terhadap diri, lingkungan dan kehidupan disekelilingnya.

4
Al Munawar, Said Agil Husain, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’an dalam Sistem Pendidikan Islam,
(Ciputat: Ciputat Press, 2005), Hlm. 3.
6

Sebagai contoh nilai-nilai yang terkandung dalam puasa

sunah, Sebagian para ahli membedakan bentuk nilai-nilai dengan

nilai-nilai instrumental dan nilai-nilai intrinsik,5 antara lain:

a) Nilai-nilai instrumental

Nilai-nilai instrumental adalah nilai-nilai yang dianggap

baik karena bernilai-nilai untuk sesuatu yang lain. Nilai-nilai

ini terletak pada konsekuensi konsekuensi pelaksanaannya

dalam usaha untuk mencapai nilai-nilai yang lain. Nilai-nilai

yang dimiliki suatu hal dalam menghasilkan akibat-akibat atau

hasil-hasil yang diinginkan.

Nilai-nilai instrumental dalam puasa sunah yakni sebagai

berikut:

(1) Rendah hati

Dengan melakukan ibadah puasa, rendah hati yang

ada pada diri seseorang akan muncul. Rendah hati disini

merupakan merendahkan diri dihadapan Allah SWT dan

sopan santun terhadap sesama. Orang yang memiliki sikap

rendah hati tidak akan meremehkan orang lain dan tidak

akan bersikap sombong walaupun dirinya orang yang

mampu dan kuat.

5
Syam, Muhammad Noor, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hlm. 133.
7

(2) Rajin

Rajin berarti giat, sungguh-sungguh. Rajin itu bisa

dipengaruhi dari kebiasaan seseorang, karena dengan

terbiasa orang itu akan menjadi rajin dengan apa yang dia

kerjakan. Misalnya dia puasa dengan rajin otomatis dia

pasti tidak akan lupa dengan puasanya karena sudah

terbiasa, jika dia meninggalkan puasanya seperti dia

kehilangan sesuatu atau dia merasa tidak enak atau was-

was.

Rajin termasuk salah satu kunci kesuksesan, untuk

jadi orang yang sukses ada tantangan yang besar, sama

seperti orang yang rajin, rajin termasuk salah satu tantangan

yang besar jika sesorang terbiasa rajin otomatis semua

pekerjaan akan cepat selesai, jika malas otomatis pekerjaan

pun akan terabaikan. Begitu juga dengan rajin berpuasa,

ketika rajin berpuasa maka dengan otomatis akan rajin

untuk membantu orang, karena dengan rajin membantu

orang, apalagi orang yang kesusahan, maka akan

mendapatkan pahala yang berlipat. Rajin dalam kebaikan

insyaallah Allah SWT akan nyaman dan bahagia.

(3) Hormat-menghormati

Ibadah puasa menumbuhkan sikap saling menghormati

atau menghargai, Islam sangat menganjurkan umatnya agar


8

saling menghargai satu sama lain. Sikap menghargai

terhadap orang lain tentu didasari oleh jiwa yang santun

yang dapat menumbuhkan sikap menghargai orang diluar

dirinya. Kemampuan tersebut harus dilatih lebih dahulu

untuk mendidik jiwa manusia sehingga mampu bersikap

penyantun. Dengan saling menghormati juga dapat

mengikis perasaan dengki atau benci terhadap orang lain.

(4) Adil kepada orang lain

Berbuat adil kepada orang lain berarti memperlakukan

orang lain dengan layak, memberi hak orang lain dengan

jujur dan benar serta tidak menyakiti ataupun merugikan

orang lain. Jika seseorang mampu berbuat adil kepada

orang lain, maka akan mampu membangun relasi yang baik

sehingga disukai banyak orang, peka terhadap masalah

lingkungan, serta menjadikan lingkungan damai dan

tentram.

b) Nilai-nilai intrinsik

Nilai-nilai intrinsiklah yang dianggap baik, tidak untuk

sesuatu yang lain, melainkan untuk nilai-nilai di dalam dan dari

dirinya sendiri. Nilai-nilai ini bersifat pribadi ideal, dan

merupakan pusat dalam hirarki nilai-nilai yangterkandung di

dalam kodrat manusia. Nilai-nilai intrinsik dalam puasa sunah

yakni sebagai berikut:


9

(1) Meningkatkan kedisiplinan

Seperti tahu Islam adalah agama yang mengajarkan

disiplin di semua bidang. Puasa contohnya, seorang Muslim

diwajibkan disiplin terhadap waktu imsak, buka, dan shalat.

Demikian halnya, ketika meninggalkan sejumlah puasa

maka wajib hukumnya untuk diganti dengan jumlah hari

yang sama, di lain waktu.

(2) Adil kepada diri sendiri

Berbuat adil pada diri sendiri berarti menempatkan diri

sendiri pada tempat yang baik dan benar serta tidak

menuruti hawa nafsu yang dapat mencelakakan diri sendiri.

Jika seseorang mampu berbuat adil terhadap dirinya, maka

akan meraih keberhasilan dalam hidupnya, bahagia secara

batiniah, menjadi pribadi yang menyenangkan sehingga

disukai banyak orang, dapat meningkatkan kualitas dirinya

dan nantinya memperoleh kesejahteraan baik di dunia

maupun di akhirat.

2) Sabar

a. Definisi Sabaran

Kata “sabar” artinya menahan diri dari sesuatu yang tidak

berkenan di hati, sabar juga berarti ketabahan. Imam al-Ghazali

mendefinisikan sabar sebagai ketetapan hati melaksanakan

tuntutan agama menghadapi rayuan nafsu.


10

Secara umum kesabaran dapat dibagi dalam dua pokok: (1)

sabar jasmani yaitu kesabaran dalam menerima dan

melaksanakan perintah perintah keagamaan yang melibatkan

anggota tubuh, seperti sabar dalam melaksanakan ibadah haji

yang melibatkan keletihan atau sabar dalam peperangan

membela kebenaran. Termasuk pula dalam kategori ini, sabar

dalam menerima cobaan-cobaan yang menimpa jasmani seperti

penyakit, penganiayaan dan semacamnya. (2) sabar rohani

menyangkut kemampuan menahan kehendak nafsu yang dapat

mengantar kepada kejelekan, seperti sabar menahan amarah,

atau menahan nafsu lainnya.6

Dalam bahasa Indonesia, sabar berarti: “tahan menghadapi

cobaan, tabah, tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu-buru

nafsu. Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah mengemukakan, sabar

adalah menahan jiwa untuk tidak berkeluh kesah, menahan lisan

untuk tidak meratap dan menahan untuk tidak menampar pipi,

merobek baju dan sebagainya.

Quraish Shihab, dalam Tafsir Al-Mishbah, menjelaskan

bahwa sabar artinya menahan diri dari sesuatu yang tidak

berkenan di hati. Sabar juga berarti ketabahan. Selain itu, beliau

menjelaskan bahwa kesabaran secara umum dibagi menjadi

dua. Pertama, sabar jasmani yaitu kesabaran dalam menerima

6
M, Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’a (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), hlm.181.
11

dan melaksanakan perintah-perintah keagamaan yang

melibatkan anggota tubuh seperti sabar dalam menunaikan

ibadah haji yang menyebabkan keletihan. Termasuk pula, sabar

dalam menerima cobaan jasmaniyah seperti penyakit,

penganiayaan dan sebagainya. Kedua, sabar rohani menyangkut

kemampuan menahan kehendak nafsu yang dapat mengantar

kepada kejelekan semisal sabar dalam menahan marah, atau

menahan nafsu seksual yang bukan pada tempatnya.

Pendapat Quraish Shihab, sama dengan apa yang telah

disampaikan oleh Ibnu al-Qayyim bahwa sabar, berdasarkan

bentuknya terdiri dari dua macam, kesabaran jasmani dan

kesabaran jiwa.7 Kesabaran jasmani dibagi menjadi dua: 1)

kesabaran jasmani secara sukarela, misalnya sabar dalam

melakukan pekerjaan berat atas pilihan dan kehendaknya sendiri

dan 2) kesabaran jasmani oleh faktor keterpaksaan, misalnya

sabar dalam menahan rasa sakit akibat pukulan, sabar menahan

penyakit, menahan dingin, panas dan sebagainya.

Sebagaimana kesabaran jasmani, kesabaran jiwa juga

dibagi menjadi dua macam, yakni: 1) Kesabaran jiwa secara

sukarela, misalnya kesabaran menahan diri untuk melakukan

perbuatan yang tidak baik berdasarkan pertimbangan syariat

agama dan akal; dan 2) Kesabaran jiwa oleh faktor

7
Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah, Uddatu Ash-Shabirin Wa Dzakhiratu Asy-Syakirin, (Jakarta:
Maghfirah Pustaka, 2006), hlm. 37.
12

keterpaksaan, seperti kesabaran berpisah dengan orang yang

dikasihi jika cinta terhalang.

b. Macam-macam Sabar dalam Kehidupan Sehari-hari

Kehidupan manusia sebenarnya penuh dengan pergulatan,

dan kemenangan dalam pergulatan ini sangat tergantung pada

sejauh mana kesabaran yang dimiliki seseorang dalam

menghadapi pergulatan itu. Karena sabar merupakan jalan yang

bisa membawa seseorang pada kemenangan yang di inginkan,

senjata yang efektif untuk menaklukkan musuh, apapun

bentuknya, baik yang tersembunyi maupun yang tampak.

Jika ditelusuri berbagai ayat Al-Quran maupun Hadis, maka

akan dapati bahwa kata “sabar” kerap kali diungkapkan dalam

berbagai situasi dan kondisi. Namun kesemuanya tetap

bermuara pada satu tujuan, yaitu kesuksesan dan kemenangan.

Dan kesabaran tersebut antara lain meliputi tempat dan situasi

dalam buku ash-Shabr fi Al-Quran membagi sabar ke dalam

enam macam, yaitu:

1) Sabar menerima cobaan hidup

Cobaan seperti ini bersifat alam, tak ada satu

manusia pun yang dapat menghindarinya. Oleh karena itu,

harus dapat menerimanya dengan penuh kesabaran seraya

memulangkan segala sesuatunya kepada-Nya. Allah SWT.

berfirman:
13

‫ص ِّم َن اأْل َْم َو ِال‬


ٍ ‫وع َوَن ْق‬ ِ ُ‫ف َواجْل‬ ِ ‫ولَنَبلُونَّ ُكم بِشي ٍء ِّمن اخْل و‬
َْ َ ْ َ َْ َ
‫صيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّ ِه َوإِنَّا إِلَْي ِه َر ِاجعُو َن‬
ِ ‫س أَصابْتهم ُّم‬
ُ َ َ ِ ‫َواأْل َن ُف‬
‫ك ُه ُم‬ َ ِ‫ات ِّمن َّرهِّبِ ْم َوَرمْح َةٌ ۖ َوأُولَٰئ‬ َ ِ‫أُولَٰئ‬
َ ‫ك َعلَْي ِه ْم‬
ٌ ‫صلَ َو‬
‫الْ ُم ْهتَ ُدو َن‬
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun", mereka Itulah
yang mendapat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah
orangorang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-
Baqarah: 155-157).8

Apabila ditimpa ujian, seyogianya manusia

bersabar, bertahan, dan tidak menjadi lemah semangat

sehingga keyakinannya kepada Allah SWT bertambah

mantap dan tetap dapat melaksanakan segala kewajiban.

Kesabaran ini harus dipertahankan dalam segala hal. Oleh

karena itu, kaum Muslim sepakat bahwa kesabaran adalah

wajib hukumnya, baik dalam melaksanakan kewajiban

maupun meninggalkan yang haram. Termasuk kesabaran

untuk tidak berputus asa atas musibah yang menimpanya,

dan kesabaran untuk tidak mengikuti hawa nafsu yang

dilarang Allah SWT.

8
Ibid, hlm. 39.
14

Contohnya seperti dengan bersabar dapat berfikir

positif atas sebuah hal yang terjadi dalam kehidupan. Orang

yang mempunyai sifat sabar akan selalu mengingatkan

dirinya untuk bersyukur dikarenakan dirinya yang sabar

mendapatkan hasil sekecil apapun akan banyak bersyukur.

2) Sabar dari keinginan hawa nafsu

Hawa nafsu mempunyai kecenderungan untuk

menginginkan segala macam kenikmatan hidup,

kesenangan dan kemegahan dunia. Untuk

mengendalikannya diperlukan kesabaran, Al-Quran bahkan

mengingatkan agar jangan sampai harta benda dan anak-

anak dapat menyebabkan seseorang lalai dari mengingat

Allah SWT. berfirman:

‫ين َآمنُوا اَل ُت ْل ِه ُك ْم أ َْم َوالُ ُك ْم َواَل أ َْواَل ُد ُك ْم َعن ِذ ْك ِر‬ ِ َّ


َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
٩﴿ ‫اس ُرو َن‬ ِ ‫ك هم اخْل‬ ِ َ ِ‫﴾اللَّ ِه ومن ي ْفعل َذل‬
َ ُ ُ َ ‫ك فَأ ُْولَئ‬ ْ َ َ ََ
Artinya: “Hai orang-orang beriman, janganlah
hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah SWT. Barangsiapa yang berbuat
demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang
merugi.” ( QS. al-Munafiqun: 9).9
Sabar membangkitkan tetap pendirian menegakkan

agama di dalam menentangkan hawanafsu. Ketika

kesabaran itulah yang perlu di perhatikan alam berbagai

usaha dan kegiatan dalam memperjuangkan kehidupan dari


9
Ibid, hlm. 937.
15

godaan hawa nafsu untuk meperoleh kebahagiaan di dunia

dan kebahagian di akhirat kelak. Pada saat itulah akan

terhindar dari sifat yang sering mengeluh. Oleh karena itu

jalan terbaik untuk menghadapi berbagai macam urusan

adalah sabar, karena orang yang sabar akan memperoleh

pahala yang besar dan jalan kemudahan dari Allah SWT.

Contohnya seperti hawa nafsu menginginkan

manusia berbuat yang mungkar, lawan dengan tidak ikut

berbuat yang disuruh oleh nafsu itu namanya dikatakan

bersabar dari keinginan hawa nafsu.

3) Sabar dalam taat kepada Allah SWT

Diperlukan kesabaran dalam beribadah, karena

syaitan tak pernah berhenti menggoda hamba-Nya yang

taat melaksanakan perintahperintah-Nya. Allah SWT

berfirman:

‫صطَرِب ْ لِعِبَا‬ ِ ‫ات َوٱأل َْر‬


ْ ‫ض َوَما َبْيَن ُه َما فَٱ ْعبُ ْدهُ َوٱ‬
ِ ‫لسماو‬
َ َ َّ ‫ب ٱ‬ ُّ ‫َر‬
٦٥﴿ً‫﴾ َدتِِه َه ْل َت ْعلَ ُم لَهُ مَسِ يّا‬
Artinya: “Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi
dan apaapa yang ada di antara keduanya, Maka
sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam
beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui
ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut
disembah)?.” (QS. Maryam: 65).10

Mengerjakan semua yang diperintahkan Allah SWT

dan menghindari larangan-Nya. Pada dasarnya adalah


10
Ibid, hlm. 470.
16

kewajiban. Karena, itu merasa berat sehingga memerlukan

usaha yang gigih agar bisa mengalahkan musuhnya yang

nyata, sehingga ia kokoh dalam pendirian dan menjadikan

nafsunya mengikuti syari’at Allah SWT, kesungguhan

tersebut meliputi kesabaran, pengorbanan dan usaha yang

gigih. Tidak diragukan lagi bahwa orang yang mampu

menahan nafsunya sehingga sesuai dengan apa yang

diridhai Allah SWT, yang tercermin dalam ketaatan dan

konmitmennya dalam meninggalkan kemaksiatan,

mengalahkan nafsu dan syaitan yang selalu berusaha

menyesatkannya.

Contohnya seperti orang yang melaksanakan ibadah

setiap waktu shalat, maka tidak akan merasa sendirian

dalam menghadapi kesulitan. Walaupun tidak melihat

Allah SWT, namun sadar bahwa Allah SWT senantiasa

bersamanya dan selalu menjadi penolongnya. Dengan

kondisi kejiwaan tersebut mampu mengungkapkan

perasaannya kepada Allah SWT, berdoa memohon dan

mengadu kepada Allah SWT.

4) Sabar dalam berdakwah

Luqman Hakim menasehati putranya agar tetap

bersabar menerima cobaan ketika berdakwah. Saking


17

indahnya nasihat itu, Allah SWT menyampaikannya dalam

Al-Quran:

‫وف وانْهَ َع ِن الْمْن َك ِر و ْ رِب‬ ِ ِ ِ


ْ ‫اص‬ َ ُ َ ‫يَا بُيَنَّ أَق ِم الصَّاَل َة َوأْ ُم ْر بالْ َم ْع ُر‬
‫ك ِم ْن َع ْزِم اأْل ُُموِر‬ ِ
َ ‫ك ۖ إِ َّن َٰذل‬
َ َ‫َصاب‬
َ ‫َعلَىٰ َما أ‬
Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan
suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar
dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS.
Luqman: 17)11

Sebagai aktivitas muslim tahu bahwa harus tetap

berusaha menyampaikan berita gembira dan peringatan

(amar ma’ruf nahi munkar) kepada lingkungan sekitar.

Contohnya seperti yang telah diperintahkan oleh

Allah SWT harus menyadari, diingat-ingat dalam pikiran

dan terus dihujamkan ke dalam jiwa, bahwa dakwah akan

tetap terus berjalan mesti bersama atau pun tanpa diri

sendiri.

5) Sabar dalam perang

Dalam keadaan terdesak seorang prajurit Islam tidak

boleh lari meninggalkan medan perang, kecuali apabila itu

bagian dari siasat perang. Sebab di antara sifat-sifat orang

11
Ibid, hlm. 655.
18

yang bertaqwa adalah sabar dalam peperangan,

sebagaimana firman-Nya:

‫وه ُك ْم قِبَ َل الْ َم ْش ِرِق َوالْ َم ْغ ِر ِب َولَٰ ِك َّن‬


َ ‫س الْرِب َّ أَ ْن ُت َولُّوا ُو ُج‬
َ ‫لَْي‬
َ ِّ‫اب َوالنَّبِي‬
‫ني‬ ِ َ‫الْرِب َّ من آمن بِاللَّ ِه والْيوِم اآْل ِخ ِر والْماَل ئِ َك ِة والْ ِكت‬
َ َ َ َْ َ ََ َْ
ِ ِ
َ ‫َوآتَى الْ َم َال َعلَىٰ ُحبِّه َذ ِوي الْ ُق ْرىَب ٰ َوالْيَتَ َامىٰ َوالْ َم َساك‬
‫ني‬
َّ ‫اب َوأَقَ َام الصَّاَل ةَ َوآتَى‬
َ‫الزَكاة‬ ِ َ‫الرق‬
ِّ ‫ني َويِف‬ ِِ َّ ‫السبِ ِيل و‬
َ ‫السائل‬ َ َّ ‫َوابْ َن‬
‫ين يِف الْبَأْ َس ِاء َوالضََّّر ِاء‬ ِ َّ ‫اه ُدوا ۖ و‬
َ ‫الصاب ِر‬
ِ ِِ ِ
َ َ ‫َوالْ ُموفُو َن ب َع ْهده ْم إ َذا َع‬
ِ َّ ِ‫و ِحني الْبأْ ِس ۗ أُولَٰئ‬
‫ك ُه ُم الْ ُمَّت ُقو َن‬ َ ِ‫ص َدقُوا ۖ َوأُولَٰئ‬
َ ‫ين‬ َ ‫ك الذ‬ َ َ َ َ
Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke
arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-
minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya);
dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.”
(QS. al-Baqarah: 177)12
Ayat di atas sekaligus menegaskan bahwa sabar

bukanlah kepasrahan. Dalam peperangan sangat diperlukan

kesabaran, apalagi menghadapi musuh yang lebih banyak

atau lebih kuat. sebagaimana yang dipahami dalam perang


12
Ibid, hlm. 43.
19

maka pasti akan terbunuh dan tidak pernah menang. Karena

niscayanya perang kalau tidak membunuh pasti terbunuh.

Tapi sabar dalam peperangan maksudnya adalah walaupun

ada dalam medan peperangan maka seorang mukmin tetap

harus menjaga kesabarannya.

6) Sabar dalam pergaulan

Dalam pergaulan adakalanya tersinggung ketika

mendengar atau mendapatkan perlakukan yang kurang

menyenangkan dari orang lain. Namun, sebagai Muslim

diwajibkan untuk bersabar menghadapinya, karna boleh

jadi hal itu ternyata akan mendatangkan banyak kebaikan.

Allah SWT berfirman :

ِ ِ ِ َّ
َ ‫ين َآمنُوا اَل حَي ُّل لَ ُك ْم أَ ْن تَرثُوا الن‬
‫ِّساءَ َك ْرًها ۖ َواَل‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
‫ني بَِفا‬ ِ
َ ‫وه َّن إِاَّل أَ ْن يَأْت‬ ُ ‫ض َما آَتْيتُ ُم‬ ِ ‫ضلُو ُه َّن لِتَ ْذ َهبُوا بَِب ْع‬
ُ ‫َت ْع‬
ِ ِ ٍ ٍ ِ
ُ ‫وه َّن بِالْ َم ْع ُروف ۚ فَِإ ْن َك ِرْهتُ ُم‬
ٰ‫وه َّن َف َع َسى‬ ُ ‫ح َشة ُمَبِّينَة ۚ َو َعا ش ُر‬
‫أَ ْن تَكَْرُهوا َشْيئًا َوجَيْ َع َل اللَّهُ فِ ِيه َخْيًرا َكثِ ًريا‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, tidak
halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan
paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka
karena hendak mengambil kembali sebagian dari
apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali
bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata.
dan bergaullah dengan mereka secara patut.
kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
20

sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya


kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19)13
Di dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan

rumah, pekerjaan, maupun masyarakat luas aka ditemui

hal-hal yang tidak menyenangkan atau atau menyinggung

perasaan. Oleh sebab itu dalam pergaulan sehari-hari

diperlukan kesabaran, sehingga tidak cepat marah, atau

memutuskan hubungan apabila menemuihal yang tidak

disukai.

Contonya seperti suami diingatkan untuk bersabar

terhadap hal-hal yang disukai pada diri isterinya, karena

boleh jadi yang dibenci itu ternyata mendatangkan banyak

kebaikan. Sedangkan Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam

kitabnya Mendulang Faidah dari lautan Ilmu (Fawa’idul-

Fawa’id) berkata, “Sabar menghindari syahwat lebih

mudah daripada sabar menghadapi akibat dari syahwat,

karena akibatnya itu bisa berupa:

a) Siksaan dan penderitaan

b) Hilangnya kenikmatan secara total

c) Kerugian dan penyelesalan

13
Ibid, hlm. 119.
21

d) Kehormatan diri yang terkoyak, yang andaikan

kehormatan itu dijaga akan lebih bermanfaat bagi

hamba.

e) Harta yang melayang, yang andaikan harta ituntetap

ada akan lebih baik bagi hamba

f) Merendahkan kedudukan, yang andaikan kedudukan itu

terjaga akan lebih baik kedudukan itu jatuh

g) Menghilangkan nikmat, yang andaikan nikmat itu tetap

ada akan lebih baik dari pada mengumbar syahwat

h) Membuka jalan kea rah kehinaan, yang tidak pernah

dilalui sebelumnya

i) Menimbulkan kekhawatiran, kesedihan, kesusahan dan

ketakutan, yang tidak sebanding dengan kenikmatan

syahwat

j) Melalaikan ilmu

k) Menyenangkan musuh dan menyedihkan penolong

l) Memotong nikmat yang akan datang

m) Mendatangkan aib yang sifatnya sulit dihilangkan.

Karena amal itu tentu akan mendatangkan sifat dan

akhlak.”
22

Contohnya, seorang pemuda yang bersabar

menjalankan ibadah kedapa Allah SWT, padahal ia berada

dalam desakan hawa nafsunya. Imam ‘ali bin Abi Thalib

berkata, “Sabar adalah tirai untuk menutupi, dan akal

adalah pedang yang tajam. Karena itu simpanlah

kelemahan dalam perilaku anda dengan kesabaran dan

bunuhlah hawa nafsu anda dengan akal anda.”14

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesabaran

1) Kesabaran tidak dapat dipaksakan begitu saja dalam pribadi

seseorang, melainkan ada beberapa faktornya: 1) Syaja’ah

atau keberanian: seseorang dapat bersabar terhadap sesuatu

jika dalam jiwanya ada keberanian menerima musibah atau

keberanian dalam mengerjakan sesuatu. Dari seorang

pengecut.

2) Al-quwwah atau kekuatan: seseorang dapat bersabar

terhadap segala sesuatu jika dalam dirinya cukup tersimpan

sejumlah kekuatan. Dari orang yang lemah kepribadian

sukar diharapkan kesabarannya menghadapi sesuatu.

3) Kesadaran dan pengetahuan: kesadaran adalah sumber

kesabaran. Jika seseorang tahu dan sadar akan manfaat

14
Asfa Davi Bya, Jejak Langkah Mengenal Allah, (Jakarta: Maghfirah, 2005), hlm. 411-

412.
23

sesuatu pekerjaan, barulah dapat bersabar dalam

mengerjakannya.15

B. Puasa sunah senin kamis

1. Pengertian Puasa

Puasa dapat diartikan sebagai menghindari makan, minum dsb

dengan sengaja (terutama bertalian dengan keagamaan), salah satu

rukun Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makaminum,

dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam

matahari.

Puasa, dalam bahasa Arab, disebut shiyam dan shaum, yang berarti

menahan (imsak) sesuatu. Menurut syara’, puasa berarti menahan diri

dari perbuatan tertentu dengan niat dan menurut aturan tertentu sejak

terbit matahari hingga terbenam.

Puasa “saumu” menurut bahasa arab adalah “menahan dari segala

sesuatu”, seperti makan, minum, nafsu, menahan bicara yang tidak

bermanfaat dan sebagainya. Menurut istilah yaitu “menahan diri dari

segala sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari

terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa

syarat.16 Shiyaam berasal dari kata ‘shaama’ yang artinya ‘amsaka’

(menahan). Puasa (shiyaam) secara istilah adalah menahan diri dari

sesuatu yang khusus (misalnya, menahan diri dari makanan, minuman,

dan berhubungan badan) dan dilakukan dengan niat puasa. Jika


15
Abdullah Taslim, “Atasi Marahmu Gapai Ridho Rabbmu”, http://muslim,or,id/6169-atasi-
marahmu-gapai-ridho-rabbmu,html, diakses 5 November 2019,
16
Sulaiman Rasid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2012) hlm, 220.
24

seorang menahan diri dari berbicara, maka dia dikatakan “orang yang

berpuasa” (shaim). Karena, puasa secara bahasa adalah menahan diri.

Allah SWT berfirman dalam Surat Maryam : 26.

ِ ِ
ُ ‫َح ًدا َف ُقويِل إِيِّن نَ َذ ْر‬
‫ت‬ ِ
َ ‫فَ ُكلي َوا ْشَريِب َوَقِّري َعْينًا ۖ فَإ َّما َتَريِ َّن م َن الْبَ َش ِر أ‬
‫ص ْوًما َفلَ ْن أُ َكلِّ َم الَْي ْوَم إِنْ ِس ًّي‬ ِ
َ ‫ل َّلرمْح َٰ ِن‬
Artinya: “Jika kamu melihat seorang manusia, maka
katakanlah,’sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk
tuhan yang maha pemurah, maka aku tidak akan berbicara
dengan seorang manusia punpada hari ini.” (QS. Maryam:26).17

Orang yang disebut shaaim, artinya sedang menahan diri dari

perkataan. Dalam istilah syariat islam, puasa atau shaum berarti suatu

bentuk ibadah berupa menahan diri dari makan, minum, hubngan seks,

dan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai waktu

maghrib dengan niat mencari Ridha Allah SWT.

Puasa merupakan pendidikan dan pelurusan jiwa dan penyembuh

bagi berbagai penyakit jiwa dalam tubuh. Hal ini dikarenakan

pencegahan dari makan dan minum, sejak sebelum fajar hingga

terbenamnya matahari pada semua hari bulan ramadhan, merupakan

latihan bagi manusia dalam melawan dan menundukkan hawa

nafsunya. Dengan ini, dapat tertanam semangat ketakwaan pada

dirinya. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 183 :

‫ين ِم ْن َقْبلِ ُك ْم‬ ِ َّ


َ ‫ب َعلَى الذ‬
ِ
َ ‫الصيَ ُام َك َما ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَْي ُك ُم‬ ِ ِ َّ
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
َ ‫ين َآمنُوا ُكت‬
‫لَ َعلَّ ُك ْم َتَّت ُقو َن‬
17
Ibid, hlm. 465.
25

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu


berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertaqwa.” (Al-baqarah: 183).18

Dengan kata lain, puasa dapat menghindarkan diri dari berbagai

maksiat. Sebab puasa bisa menundukkan hawa nafsu yang mendorong

tindakan maksiat. puasa juga merupakan latihan bagi manusia untuk

bersabar dalam menahan lapar, haus, dan mencegah hawa nafsu.

Selanjutnya, kesabaran yang dipelajari dari puasa akan diterapkan

diseluruh aspek kehidupannya. Kesabaran merupakan tindakan terpuji

yang diperintahkan Allah SWT kepada manusia untuk menjadikannya

sebagai perhiasan.

2. Pengertian Sunah

Sunah, secara bahasa berarti tata cara. Kata sunah sering

disebutkan seiring dengan kata “kitab.” Di kala kata sunah

dirangkaikan dengan kata “kitab”, maka sunah berarti: “cara-cara

beramal dalam agama berdasarkan apa yang dinukilkan dari Nabi

Muhammad SAW.”; atau “suatu amaliah agama yang telah dikenal

oleh semua orang.” Sunah dalam istilah ulama ushul adalah: “apa-apa

yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW., baik dalam bentuk

ucapan, perbuatan maupun pengakuan dan sifat Nabi.” Sedangkan

sunah dalam istilah ulama fiqh adalah: “sifat hukum bagi suatu

perbuatan yang dituntut melakukannya dalam bentuk tuntutan yang

tidak pasti” dengan pengertian diberikan pahala orang yang

melakukannya dan tidak berdosa orang yang tidak melakukannya.


18
Ibid, hlm. 44.
26

Sunah dapat pula diartikan sebagai perbuatan yang apabila

dilakukan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa.

Sunah dapat pula diartikan sebagai perbuatan yang apabila dilakukan

mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa.

Puasa tathawwu’ (sunah) yaitu puasa yang dikerjakan para muslim

untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan wajib, seperti puasa

‘Asyura, puasa ‘Arafah, puasa senin kamis dan lain-lainnya.19

Puasa sunah adalah puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

untuk melakukannya di luar bulan Ramadlan dan bukan dalam hari-

hari yang diharamkan (dilarang) melakukan puasa. Puasa sunah itu

adapula dilakukan pada hari-hari tertentu atau bulan-bulan tertentu,

dimana Rasulullah SAW. membiasakan melakukannya semasa

hidupnya.

Menurut kebanyakan fuqaha’ niat puasa sunah (tathawwu’) itu

tidak harus malam hari sebelum fajar seperti puasa fardlu. Tetapi

cukup diniatkan pagi (siang) hari sebelum sawal, yakni tergelincirnya

matahari, demikian apabila seseorang belum lagi makan atau minum.

Puasa Tathawwu’ disini juga merupakan puasa sunah yang

bersumber dari Nabi dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada

Allah SWT dan mengharap keridhaan-Nya.

3. Puasa Sunah Senin Kamis

19
Tengku Muhammad Hasbi Ash Siddieqy, Pedoman puasa, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra,
2006), hlm. 76.
27

Pengertian puasa sunah senin kamis, puasa dalam bahasa Arab

adalah ṣaum ( ‫وم‬MM‫( ص‬dan bentuk plural-nya adalah ṣiyām (( ‫يام‬MM‫ص‬

Secara bahasa, ṣaum sering diartikan sebagai:

‫الش ْي ٍء‬
َ ‫ف َع ِّن‬ ُ ‫اَإْلِ ْم َس‬
َّ ‫اك َولْ ُك‬

Artinya: “Menahan diri dan meninggalkan dari melakukan


sesuatu.”20

Puasa artinya: menahan, mengekang, diam, berhenti, atau

menahan diri dari sesuatu, baik dalam perkataan maupun

perbuatan.

Sedangkan menurut istilah syariah, ṣaum itu adalah:

ِ ُ‫ات بِنِيَّ ٍة ِم ْن اَ ْهلِ ِه ِم ْن طُل‬


‫وع اَل َف ْج ِر إِىَل غُُرْو ِب‬ ِ ‫اك نَهأر ع ِن الْم َفطِّر‬
َ ُ َ ً َ ُ ‫اَإْل ْم َس‬
ِ
‫س‬ِ ‫َّم‬
ْ ‫الش‬
Artinya: “Menahan diri pada siang hari dari hal-hal yang
membatalkan puasa dengan niat ibadah sejak terbit fajar
hingga terbenam matahari.”21

Puasa menurut istilah (Syariat) adalah mencegah diri dari segala

perkara yang membatalkan, mulai terbit fajar hingga terbenamnya

matahari dengan niat ibadah kepada Allah SWT.

Sulaiman Rasjid mengartikan puasa adalah menahan diri dari

suatu yang membukakan, satu hari lamanya mulai dari terbit fajar

sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat,

serta dalam rangka mendidik dan melatih nafsu, dalam rangka

20
E-book: Ahmad Sarwat, Seri Fiqih Kehidupan (5): Puasa, (Jakarta: DU Publishing, 2011), hlm.
21.
21
Ibid, hlm. 1.
28

menyiapkan diri untuk menjadi insan yang bertakwa.22 Jadi dapat

disimpulkan bahwa puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang

bisa membatalkan puasa dari terbitnya fajar sampai terbenamnya

matahari dengan niat karena Allah SWT.

Sedangkan puasa sunah senin kamis adalah puasa sunah yang

dilakukan pada hari senin kamis. Dari pemaparan beberapa

pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa puasa sunah

senin kamis adalah suatu ibadah kepada Allah SWT. dengan jalan

menahan makan, minum, hubungan seksual, dan meninggalkan hal-

hal yang bisa membatalkan puasa dari terbitnya fajar sampai

terbenamnya matahari pada hari senin dan kamis.

4. Waktu Puasa dan Keistimewaan Hari Senin dan Kamis

Hari senin adalah hari kelahiran manusia yang paling sempurna

yang diutus oleh Allah SWT. untuk menyampaikan risalah-Nya. Ya,

dialah Nabi Muhammad SAW. beliau dilahirkan dari keluarga Bani

Hasyim. Beliau dilahirkan di Makkah pada hari Senin pagi tanggal

9 Rabiul awwal permulaan tahun dari peristiwa gajah. Bertepatan

dengan tanggal 20 April tahun 571 Masehi. Ada pula yang

berpendapat tanggal lahir beliau tanggal 12 Rabiul awwal, seperti

yang dijadikan tanggal merah di kalender Muslim.

Puasa senin dan kamis adalah puasa yang dilakukan pada hari

senin dan kamis. Waktu, adab, dan tata cara puasa ini tidak ada

bedanya dengan puasa pada bulam Ramadhan. Secara khusus, puasa


22
Winarno, Hidup Sehat dengan Puasa, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 1-2.
29

ini dinyatakan Rasulullah saw dalam hadis yang diriwayatkan

Muslim dan Tirmidzi:

Abu Qatadah ra berkata, “pernah Rasulullah ditanya tentang


puasa di hari senin. Jawabnya: ”hari itu saya dilahirkan dan
hari itu saya diutus serta Qur’an diturunkan kepadaku,” (HR.
Muslim).

Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim tersebut menegaskan

bahwa hari senin adalah kelahiran Nabi Muhammad saw,

dipilihnya ia sebagai Nabi Allah SWT, dan hari diturunkannya Al-

Quran. Oleh karenanya, Nabi gemar berpuasa dihari senin.23

Dalam kitab Riyadush Shalihin, hari kamis tersebut diucapkan

nabi dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh At-tirmidzi berikut ini

Abu Hurairah ra berkata: “bahwa Rasulullah saw bersabda:


“Amal perbuatan itu diperiksa setiap hari Senin dan Kamis,
maka aku suka diperiksa amalku ketika sedang berpuasa,” (HR.
At-Tirmidzi).

Berdasarkan pada hadis riwayat Tirmidzi di atas, hari kamis juga

mempunyai historisita yang tidak kalah agungnya dengan hari

senin, apalagi dengan hariraya selain itu. Ditegaskan dalam hadis

tersebut bahwa amal perbuatan manusia akan diperiksa pada kedua

hari senin dan kamis.24

Berbeda dengan puasa di bulan Ramadhan, puasa sunah Senin

Kamis relatif sulit dan berat untuk dilakukan. Melakukan puasa

sendirian serta tidak didukung oleh lingkungan. Hanya orang yang

23
Suyadi, Keajaiban Puasa Senin Kamis, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2007), hlm. 19.
24
Ibid, hlm. 25.
30

memiliki kesadaran yang kuat saja yang mampu menjalankannya

dengan rutin.

Di samping itu, menjalankan puasa sunah Senin Kamis juga

membutuhkan perjuangan dan motivasi yang tinggi. Harus bisa

melampaui rintangan dan godaan yang tidak ringan. Harus mampu

menahan rasa lapar dan haus, lemah dan lunglai di tengah

banyaknya makanan dan minuman yang mudah didapat di mana-

mana.

5. Macam-macam Puasa Sunah

a. Puasa Senin Kamis

Puasa senin kamis adalah puasa sunah yang hanya

dilaksanakan pada hari senin dan kamis. Puasa tersebuat

merupakan puasa yang paling sering diamalkan oleh Rasulullah

SAW. Semasa hidupnya. Sebagai puasa sunah, puasa Senin Kamis

tentu saja memiliki posisi yang sangat tinggi di mata Allah SWT.

Allah SWT memberikan berkah kepada setiap hambanya yang

mengamalkannya.

‫ فِْي ِه‬:‫ال‬
َ ‫صلَّى الَلَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ااْلِ ْثَننْي ِ ؟ َف َق‬ ِ
َ ‫ اَ ْن َر ُس ْوالُلَّه‬: َ‫َع ْن اَيِب ْ َقتَ َادة‬
‫ت َوفِْي ِه اُنْ ِزَل َعلَ ّي‬ ِ
ُ ‫ُول ْذ‬
Dari Abu Qotadah ra, bahwa Rasulullah SAW pernah
bertanya tentang puasa padahari Senin? Lalu beliau
menjawab. “Pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari
itu pula diturunkan wahyu kepadaku.” (Muslim 3/168).25
Al Albani, Muhammad Nashiruddin, Ringkasan Shahih Muslim, Terjemahan oleh KMCP Imron
25

Rosadi, 2013, (Jakarta Selatan: Al Maktab Al Islami, Beirut dan Pustaka Azzam Anggota IKAPI
DKI, Tanpa Tahun), hlm. 449.
31

b. Puasa Daud

Jika ada puasa sunah yang paling utama dan istimewa,

maka adalah puasa Daud. Memang secara definitif

Tidak dijelaskan ganjaran apa yang akan diperoleh bagi

penegak puasa Daud. Ini berbeda dengan puasa sunah lainnya yang

banyak disebutkan keutamaannya.

Puasa Daud adalah puasa sunah yang dilakukan secara

berselang-seling, yakni sehari berpuasa dan sehari kemudian tidak.

Jika hari ini berpuasa, maka esok hari tidak berpuasa, sedang lusa

berpuasa lagi, dan begitu seterusnya. Puasa Daud merupakan puasa

yang ditujukan untuk meneladani puasa Nabi Daud As. Hukumnya

adalah sunah. Jadi, barang siapa yang menjalankannya, niscaya

akan mendapatkan pahala. Namun, barang siapa yang tidak

menjalankannya, maka tidak dikenai dosa.

c. Puasa Asyura’

‫ص ْوُم‬ َّ ‫ث عُْرَوةَ َع ْن َعائِ َشةَ َر ِضي اهللُ َعْن َها أ‬ ِ‫ح‬


ُ َ‫ت ت‬ ْ َ‫َن ُقَريْ ًشا َكان‬ َ ُ ‫ي‬
ْ ‫د‬ َ
‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ِ ِِ
َ ‫وراءَ يِف اجْلَا هليَّة مُثَّ أ ََمَر َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ ‫اش‬
ُ ‫َع‬
‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ ‫ضا َن َف َق‬ َ ‫ض َرَم‬
ِِ ِ
َ ‫بِصيَامه َحىَت فُِر‬:
"ُ‫ص ْمهُ َوَم ْن َشاءَ َف ْلُي ْف ِط ْره‬
ُ َ‫"م ْن َشاءَ َف ْلي‬
َ

Dari Aisyah ra, bahwasanya orang-orang Quraisy di


masa Jahiliyah berpuasa pada hari Asyura, kemudian
32

Rasulullah memerintahkan berpuasa pada hari tersebut


sampai diwajibkannya puasa Ramadhan, lalu Rasulullah
SAW bersabda, “Barang siapa yang menghendaki waktu
berpuasa pada hari Asyura’, maka hendaknya ia
berbuka” (Muslim 3/147).26

Puasa Asyura’ adalah puasa sunah yang dilaksanakan pada

10 Muharram. Syarat dan rukun puasa tersebut sama dengan puasa

sunah lainnya. Sebagai salah satu jenis puasa sunah, puasa Asyura’

memiliki keistimewaan yang sangat besar, diantaranya menghapus

dosa satu tahun yang telah lalu dan Allah SWT juga akan

melipatgandakan pahala bagi hamba-Nya yang menjalankan puasa

Asyura’ secara ikhlas. Keistimewaan puasa Asyura’ tersebut tentu

saja tidak terlepas dari keberadaan hari Asyura’ (10 Muharram)

yang mulia. Karena pada hari itu, Allah SWT telah menyelamatkan

Bani Israil (umat Nabi Musa as) dari kejaran musuhnya.27

d. Puasa Sya’ban

Puasa Sya’ban adalah puasa yang dijalankan pada bulan

sya’ban. Puasa ini hukumnya sunah dan merupakan amalan yang

paling utama menjelang datangnya Ramadhan. Allah SWT.

Menganjurkan kepada hamba-Nya untuk memperbanyak puasa

pada bulan Sya’ban tersebut tanpa ketentuan hari atau bebas

memilih hari sesuai keinginan. Rasulullah SAW. semasa hidupnya

senantiasa berpuasa Sya’ban dan beliau jarang sekali

meninggalkannya.28
26
Ibid, hlm. 441.
27
Ibid, hlm. 60.
28
Ibid, hlm. 60-61.
33

Puasa Sya’ban adalah puasa sunah yang dimaksudkan

sebagai latihan atau pemanasan sebelum memasuki Ramadhan.

Jika terbiasa berpuasa Sya’ban, maka akan lebih siap dan kuat

untuk berpuasa wajib di bulan Ramadhan. Semoga dengan

berpuasa Sya’ban, termasuk hamba yang mendapatkan berkah-

Nya.

e. Puasa Tiga Hari Pada Pertengahan Bulan

Puasa tiga hari pada pertengahan bulan adalah puasa yang

dijalankan pada tanggal 13, 14 dan 15 dibulan-bulan Hijriah

(Qomariyah). Puasa tersebut hukumnya sunah dan disebut sebagai

Ayyamul Baidh yang berarti puasa hari putih. Sebab, malam pada

tanggal-tanggal itu bulan purnama bersinar terang berwarna putih.29

Pada waktu-waktu tersebut, keimanan cenderung surut,

sehingga akan lebih banyak berbuat keburukan dari pada kebaikan.

Oleh karena itulah, Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya untuk

berpuasa pada hari-hari tersebut dengan tujuan agar emosi tetap

berada pada kondisi stabil. Sungguh, suatu perintah atau anjuran

dari Allah SWT. Tidak ada yang kebetulan semata. Semua

memiliki maksud agar para hamba tetap tidak lalai kepada Allah

SWT, Sang Maha Pencipta.

6. Tujuan Puasa

Tujuan berpuasa lebih dari sekedar untuk keperluan survive, sebab

manusia adalah makhluk yang dikaruniai akal pikiran, jiwa, dan nafsu.
29
Ibid, hlm. 67.
34

Berpuasa untuk tujuan yang lebih tinggi dan lebih mulia, yaitu supaya

menjadi insan yang bertakwa, sebagai mana yang disebutkan Allah

SWT. Dalam firman-Nya:

‫ين ِم ْن َقْبلِ ُك ْم‬ ِ َّ


َ ‫ب َعلَى الذ‬
ِ
َ ‫الصيَ ُام َك َما ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَْي ُك ُم‬ ِ ِ َّ
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
َ ‫ين َآمنُوا ُكت‬
‫لَ َعلَّ ُك ْم َتَّت ُقو َن‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah : 183).30
Takwa berarti memelihara diri dari siksaan Allah SWT dengan

mengikuti segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, serta

ridha (menerima dan menjalani dengan ikhlas) atas hukum-hukum

dan ketentuan Allah SWT.

7. Hikmah Puasa

Hikmah puasa terangkum dalam penutup ayat-ayat pertama

tentang puasa, yaitu firman Allah SWT: “agar kamu bertakwa.” Di

sini, Allah SWT tidak berfirman: Agar kamu sekalian menderita, atau

sehat, atau bersahaja (hemat). Akan tetapi, Allah SWT berfirman agar

hambanya bertakwa. Dengan demikian, Allah SWT menjadikan

puasa sebagai ujian ruhani (spiritual) dan moral, dan sebagai media

(sarana) untuk mencapai sifat orang-orang bertakwa (al-muttaqin).

Allah SWT menjadikan pulatakwa sebagai tujuan hakiki dari

pengalaman puasa tersebut.31


30
Ibid, hlm. 44,
31
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqih Ibadah (Thaharah,
Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji), (Jakarta : AMZAH, 2015), Hlm. 440,
35

Penyiapan puasa sebagai laboratorium pencetakan ketakwaan

tampak dalam berbagai aspek yang agung sebagai berikut:

a. Puasa membiasakan manusia agar takut terhaap Allah SWT baik

secara rahasia maupun terang-terangan, dalam kesendirian

maupun keramaian, sebab orang yang berpuasa tidak ada yang

mengawasi kecuali hanyalah Allah SWT.

b. Puasa menundukkan keganasan hawa nafsu dan menjadikan diri

mampu menguasainya sesuai syariat islam.

c. Puasa membiasakan empati dan kasih sayang terhadap kaum fakir

miskin dengan memberikan bantuan. Ia memperbaikinya dengan

amal shaleh. Dengan berpuasa ia merasakan lapar dan susah.

d. Puasa menghilangkan zat-zat merugikan yang mengendap dalam

tubuh, terutama dalam tubuh orang-orang yang biasa hidup

mewah karena mereka kurang aktivitas, mengeringkan bagian-

bagian yang lembab dalam tubuh yang membahayakan,

membersihkan lambung dari racun, mengeluarkan lemak yang

sangat berbahaya bagi hati.

e. Puasa melatih kesabaran, dan kesabaran merupakan jalan menuju

takwa. Orang yang berpuasa, ketika menahan diri dari keinginan

nafsu perut dan kemaluan karena menjalankan perintah Allah

SWT, berarti ia telah menyerahkan diri kepada Allah SWT dan


36

terlatih untuk sabar dan tabah. Oleh karena itu, ia layak

mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT:

ُّ ‫َح َسنُوا يِف َهٰ ِذ ِه‬


ٌ‫الد ْنيَا َح َسنَة‬ ِِ
َ ‫ين َآمنُوا َّات ُقوا َربَّ ُك ْم ۚ للَّذ‬
ْ ‫ين أ‬
ِ َّ ِ ِ
َ ‫قُ ْل يَا عبَاد الذ‬
‫اب‬ ٍ ‫َجرُهم بِغَرْيِ ِحس‬ ِ َّ ‫ض اللَّ ِه و ِاس َعةٌ ۗ إِمَّنَا يوىَّف‬
َ ْ َ ْ ‫الصاب ُرو َن أ‬ َُ َ ُ ‫َوأ َْر‬
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS, Az-Zumar (39):
10)32
8. Faktor Penghambat Dan Pendunkung Proses Internalisasi Pendidikan

Kesabaran

a. Definisi penghambat

Kata penghambat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau penyebab lain yang

menghambat (merintangi, menahan, menghalangi). Sedangkan

pengertian dari hambatan adalah sesuatu yang dapat menghalangi

kemajuan atau pencapaian suatu hal.33 Pada penelitian ini faktor

penghambat proses pelaksanaan internalisasi nilai-nilai

pendidikan kesabaran dalam puasa sunah senin kamis

didefinisikan sebagai hal, keadaan yang dapat merintangi,

menahan dan menghalangi proses pelaksanaan puasa sunah senin

kamis.

b. Definisi pendukung

32
Ibid, hlm. 747,
33
http://e-journal,uajy,ac,id/1507/3/2TS11548,pdf, diakses pada tanggal 20 November 2019, pukul
13,56 WIB
37

Kata pendukung dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

diterjemahkan sebagai hal atau kondisi yang dapat mendorong

atau menumbuhkan suatu kegiatan, usaha, atau produksi.34 Pada

penelitian ini faktor pendukung proses pelaksanaan internalisasi

nilai-nilai pendidikan kesabaran dalam puasa sunah senin kamis

didefinisikan sebagai hal, keadaan yang dapat memperlancar,

proses pelaksanaan puasa sunah senin kamis.

https://kbbi,kata,web,id/?s=faktor+pendorong, Kamus KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia


34

Online), diakses pada tanggal 20 November 2019, pukul 14,27 WIB

Anda mungkin juga menyukai