Anda di halaman 1dari 6

EKSISTENSI PENDIDIKAN ISLAM DALAM

MEMBANGUN GENERASI UNGGUL

Zein Chairul Mahfiz, S.Pd.


SMK 17 Parakan

Pentingnya pendidikan islam seringkali terabaikan dalam


pandangan masyarakat muslim saat ini. Hal ini dipengaruhi
oleh berbagai hal, salah satunya adalah budaya dan pola
berfikir masyarakat yang orientasinya adalah bertumpu pada
materi. Berdasarkan beberapa data lapangan yang saya
temukan, tentang pentingnya orang tua memilih antara
pendidikan formal dan pendidikan islam menyebutkan
bahwa, 60 dari 100 orang lebih mengutamakan pendidikan
formal, dengan alasan pendidikan islam tidak mampu
menjamin karier anak mereka di masa depan, pendidikan
islam cukup dipelajari ketika mereka masih di usia kanak-
kanak, selebihnya tidak begitu diperlukan, dan ironisnya
pendidikan islam yang sesingkat itu dirasa cukup untuk
bekal anak-anak mereka di masa depan.
Berbicara tentang pendidikan islam sebenarnya
cakupannya sangat luas. Mulai dari sejarah hingga
perkembangannya sampai saat ini. Pada masa awal
perkembangan pendidikan islam di Indonesia, pendidikan
islam identik dengan surau dan pondok pesantren, inilah
yang sampai saat ini menjadi system pendidikan islam
tradisional yang tersebar luas di berbagai daerah, terutama
di pedesaan. System pendidikan islam ini identik dengan
masjid, dan taman pendidikan al-quran atau madin
(madrasah diniyah). Pendidikan inilah yang menjadi wadah
anak-anak mengenyam pendidikan agama secara lebih
mendalam dari muatan pelajaran agama yang termuat di
kurikulum sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Di
dalam pendidikan inilah mereka diberikan wawasan tentang
keagamaan dan pembentukan karakter sejak dini.
Dengan pendidikan yang semacam ini masyarakat
umum pedesaan merasa sudah cukup untuk memberikan
bekal ilmu agama kepada anak-anak mereka, kesadaran
mereka akan pentingnya studi lanjut ke jenjang pendidikan
islam yang lebih tinggi sangat rendah, seperti yang sudah
saya sebutkan di depan bahwa masyarakat umum lebih
memilih pendidikan formal untuk masa depan anak-anak
mereka. Dirasa bahwa pendidikan yang berbasis islam tidak
begitu memberikan jaminan yang bagus untuk karir anak-
anak mereka di kemudian hari.
Orang ‘Ndeso’ dengan mata pencaharian yang
mayoritas adalah petani, buruh dan pedagang, yang
bepenghasilan tidak menentu menyebabkan mereka enggan
untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih
tinggi, dengan alasan bahwa mereka takut jika nantinya
tidak mampu membayar biaya sekolah yang kian hari
semakin berat, dan juga pandangan bahwa pendidikan yang
terpenting adalah bisa mengantarkan anak-anak mereka
mendapatkan pekerjaan yang mapan dan menghasilkan uang
banyak. Pola fikir seperti inilah yang akhirnya melahirkan
kecenderungan masyarakat lebih mengutamakan pendidikan
formal dari pada memilih pendidikan yang berbasis islam,
karena dengan pendidikan formal mereka memiliki lebih
banyak peluang dan kesempatam kerja yang menjanjikan.
Seiring berjalannya waktu, ternyata kesedaran
masyarakat akan pentingnya pendidikan islam semakin
meningkat, hal ini dibuktikan dengan mulai timbulnya
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan islam
yang mampu mencetak generasi unggul, beberapa hal yang
menyebabkan meningkatnya kepercayaan masyarakat
terhadap pendidikan islam adalah semakin berkembangnya
system pendidikan islam yang semula hanya identik dengan
ke-tradisionalannya menuju perubahan yang lebih
transformative dan komprehensif, yaitu penggabungan
antara system pendidikan tradisional dan pendidikan
modern. System pendidikan ini diterapkan di beberapa
pondok pesantren semi-modern. Saat ini lembaga pondok
pesantren mulai mengembangkan system pendidikannya
dengan menggabungkan sitem tradisional dan system
modern, inilah yang membuat sebagian masyarakat muslim
mulai mempercayai lembaga pendidikan islam sebagai
poros pembentukan karakter unggul dan kompeten pada
anak-anak mereka.
Berdasarkan analisis terbatas, data lapangan
menyatakan bahwa para alumni pondok pesantren, dan para
sarjana muslim dari perguruan tinggi islam, ternyata
memiliki kesadaran yang lebih tinggi terhadap hajat
membangun kehidupan umat manusia yang lebih maju.
Banyak dari para alumni pondok pesantren yang sekaligus
lulusan perguruan tinggi islam menduduki posisi penting di
berbagai instansi baik formal maupun non-formal di
masyarakat. Mereka bahu membahu untuk membangun
msyarakat untuk lebih maju, dan terutama menyadarkan
masyarakat umum bahwa output dari pendidikan islam juga
mampu bersaing dengan output pendidikan formal pada
umumnya. Hal ini tentu menjadi fakta yang tidak dapat kita
pungkiri, ini menunjukkan bahwa output dari pendidikan
islam tidak selamnya hanya berkonsentrasi pada
pembentukan generasi yang ber-takwa dan memiliki
karakter islami saja, namun kini pendidikan islam juga
memiliki peran penting dalam mencetak generasi yang
kompeten dalam berbagai bidang.
Artikel ini saya tulis berdasarkan kehidupan sosial
nyata di desa Banjarsasi, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten
Temanggung, Jawa Tengah. Semakin berkembangnya
zaman, tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
membuat terkikisnya karakter generasi unggul, dan
pendidikan islam mampu menjawab sebagai solusi dari
tantangan ini, sehingga masyarakat umum kini mulai
tersadarkan akan eksistensi pendidikan islam dalam
membangun masa depan bangsa, mereka berbondong-
bondong mengantarkan putra-putrinya masuk di berbagai
lembaga pendidikan islam, pendidikan islam unggul,
Indonesia maju.
IOGRAFI PENULIS

Nama
saya Zein Chairul Mafiz, lahir 25 juli 1998 di kota
Temanggung, lulusan MAN 1 Temanggung dan S1
Pendidikan Agama Islam di IAIN Salatiga, pendidikan non-
formal ; Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin, Cekelan
Madureso, Temanggung dan Pondok Pesantren Tarbiyatul
Islam Al-Falah Salatiga.

Anda mungkin juga menyukai