Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin1

Pondok pesantren merupakan warisan ulama’ kuno yang harus

dilestarikan karena di tempat itulah dicetak ulama-ulama pemimpin

umat yang terus melestarikan budaya Islam murni yang bersumber dari

al-quran dan hadis Rasul. Oleh sebab itu KH. Tohir Mukhlasin pada

tahun 1991 hijrah dari tempat beliau tinggal yaitu Desa Bandarsedayu,

Windusari Megelang menuju Lingkungan Cekelan Madureso,

Temanggung. Di sinilah beliau mendirikan pondok pesantren yang

diberi nama dengan Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin. Nama

tersebut diambil dari dua orang tokoh ulama yang dahulu berdomisili

di tempat tersebut yang bernama Simbah Abdurrosyad dan Simbah

Abdul Fatah.

Di tempat ini KH Tohir Mukhlasin berdakwah dan berjihad demi

menegakkan agama Islam. Beliau mulai mengajar dari usia anak-anak,

remaja, dewasa hingga orang tua. Seiring dengan berjalannya waktu

banyak orang-orang dari luar daerah yang mulai menimba ilmu dari

1
Lampiran Profil Pondok Pesantren Miftakhurrosyidi Tahun 2019

63
2

beliau. Atas latar belakang itu, beliau kemudian mendirikan sebuah

pondok pesantren yang berhaluan ahl al sunnah wa al jamaah.

2. Sistem Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin

menerapkan sistem belajar klasikal memiliki empat tingkatan kelas.

Tingkatan kelas tersebut meliputi: 1) Kelas Jurumiyah, 2) Kelas,

Umrithy, 3) Kelas Alfiyah Ula, dan 4) kelas Alfiyah Tsani. Setiap

tingkatan kelas memiliki waktu belajar satu tahun, dengan sistem ujian

kenaikan kelas untuk dapat naik ke tingkat berikutnya. Terdapat dua

kali ujian semester di tiap-tiap tingkatan kelas yang dilaksanakan pada

bulan Rabiul Awal dan bulan Sya’ban.

Tujuan pendidikan di Pesantren Miftakhurrosyidin lebih

mengedepankan pada kemampuan membaca dan memahami fikih

melalui kitab-kitab klasik yang lazim disebut kitab kuning. Seperti

pesantren salaf pada umumnya, pembelajaran di Pesantren

Miftakhurrosyidin dilakukan dengan teknik pengajaran yang unik

yang biasa dikenal dengan metode sorogan dan bandongan atau

wetonan, mengedepankan hafalan serta menggunakan sistem halaqah.

Proses pembelajaran di Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin

dilakukan pada waktu; bakda subuh, bakda ashar, bakda maghrib dan

bakda isya. Ada pula tambahan waktu pada pagi hari pukul 08.00,
3

09.00 dan bakda dzuhur untuk santri-santri yang tidak bersekolah

formal serta santri-santri mahasiswa.

3. Jumlah Santri

Secara keseluruhan jumlah santri Pondok Pesantren

Miftakhurrosyidin pada tahun ajaran 2018/2019 sebanyak 259 orang.

Jumlah santri putra sebanyak 114 dan santri putri 142 orang.

Tabel 1

Rekapitulasi Jumlah Santri

Jumlah Santri
Kelas
Putra Putri

Ibtid’ 7 -

Jurumiyah 20 40

‘Imrithy 26 27

Alfiyah ‘Ula 26 27

Alfiyah Tsani 15 25

Man Ba’dahum 20 23
Sumber: Dokumen Pondok Pesanten Miftakhurrosyidin Tahun 2019

B. Paparan Data Hasil Penelitian

Setelah peneliti melakukan penelitian di Pondok Pesantren

Miftakhurrosyidin Kecamatan Temanggung dengan metode

wawancara, observasi, dan dokumentasi, wawancara itu sendiri


4

fokus pada pengurus dan santri yang melaksanakan puasa sunah

senin kamis baik santri mukim maupun santri sekolah.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk melihat

kondisi alami suatu fenomena. Penelitian kualitatif merupakan

prosedur yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau di dasari oleh tulisan atau pelaku yang diamati, untuk

tahap analisi, yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat daftar

pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan

menganalisis data yang dilakukan oleh penelitian itu sendiri.untuk

dapat mengetahui sejauh mana informasi yang di berikan oleh

informan penelitian.

1. Internalisasi nilai-nilai pendidikan kesabaran dalam puasa

sunah senin kamis.

Pendidikan adalah suatu proses menanamkan dan

mengembangkan pada diri peserta didik, begitu pula dengan

menanamkan dan mengembangkan pendidikan kesabaran.

Kesabaran pada diri seseorang dapat dibentuk dan

dikembangkan melalau beberapa aspek, diantaranya melalui

aspek pendidikan keagamaan yang salah satunya adalah

pengamalan puasa sunah senin kamis.


5

Sebagaimana hasil wawancara ketua Pondok Pesantren Putri

Atika Jihan:

“ yaa, dengan pengamalan puasa sunah senin kamis


secara otomatis santri akan mendapatkan suatu nilai
pendidikan salah satunya pendidikan tentang sabar,
karena sabar pada diri seseorang tidak semata-mata
terbentuk begitu saja tanpa dilatih secara istiqomah,
naah... dengan melaksanakan puasa senin kamis ini
santri dapat melatih kesabaran pada dirinya.”2

Ditambah oleh wakil pengurus oleh Anisatul Azizah:

“tentu, puasa sunah senin kamis akan membentuk


kesabaran diri seorang santri, karena mereka akan
terbiasa bersabar menahan rasa haus, lapar bahkan
tubuh terasa lemah belum lagi dengan cobaan
disekitarnya, seperti contoh untuk santri yang sekolah
melihat teman-teman makan di dalam kelas awalnya
mungkin belum terbiasa namun lama-lama juga akan
terbiasa karena yang namanya pendidikan itukan
proses, begitu pula dengan pembentukan kesabaran”3

Selain bentuk pendidikan dan pengembangan kesabara

diri dengan ibadah puasa, iman seorang hamba akan melesat

naik. Puasa adalah salah satu ketaatan kepada Allah, dan setiap

ketaatan memberi dampak pada meningkatnya keimanan

seorang hamba kepada Allah. Dengan meningkatnnya Iman,

2
Hasil wawancara dengan Atika Jihan. Internalisasi nilai-nilai pendidikan kesabaran dalam puasa
sunah senin kamis. Tanggal 5 November 2019. Jam 14.36 WIB
3
Hasil wawancara dengan Anisatul Azizah. Internalisasi nilai-nilai pendidikan kesabaran dalam
puasa sunah senin kamis. Tanggal 5 November 2019. Jam 15.45 WIB
6

seseorang akan merasa lebih dekat dengan Allah. Hal ini sesuai

dengan hasil dari wawancara oleh Alfi Rahmania :

“Jelas ada mbak, dalam tingkat spiritual lebih merasa


dekat dengan Allah, terjaga tingkah lakunnya, lisannya
Sehingga sangat mempengarui spiritual kita”4

Pengembangan kesabaran diri sesorang melalui

internalisasi puasa sunah senin kamis diantaranya:

a. Melatih kesabaran menerima cobaan hidup

Dalam ibadah puasa, kesabaran sangat diperlukan, lebih

diperlukan dari ibadah-ibadah yang lainnya. Orang yang

berpuasa secara otomatis akan bersabar. Sebagaimana hasil

wawancara oleh Faza Arifiana:

“Pasti ada, saya percaya dan kadang mengalami


ketika saya puasa dimudahkan apa yang saya inginkan
saat itu, karena saya juga dari awal percaya akan hal
itu. Puasa yang berarti menahan memang benar
adanya, saya lebih bisa bersabar ketika berpuasa,
sering mengingat kesalahan-kesalahan untuk intropeksi
diri saya ketika saya sedang berpuasa”5

Ditambah oleh Fika Rahmania:

4
Hasil wawancara dengan Alfian Rahmania. Meningkatkan Iman. Tanggal 5 November 2019. Jam
15.45 WIB
5
Hasil wawancara dengan Faza Arifiana. Melatih kesabaran menerima cobaan hidup. Tanggal 8
November 2019. Jam 13.15 WIB
7

“Ada, bisa lebih menahan dari segala hal seperti


mudah marah dan menggunjing orang, secara otomatis
terkendali dengan sendirinya”6
Hendaknya saat berpuasa seseorang tidak mengumbar

emosi negatif seperti marah, iri, dengki, sombong, takut, dan

lain-lain. Hadapi hal kurang menyenangkan dengan sabar

dan tebarkan emosi positif, seperti tersenyum, optimis,

membantu orang lain, melakukan amal kebaikan, besedekah,

dan lain-lain. Sebagaimana hasil wawancara bersama Naila

Zahrotun:

“Ada misalnya, jadi lebih disiplin dan sabar, terus juga


melatih tubuh untuk menghadapi puasa Ramadhan
mbak. Biar gak kaget nanti. Hehe”7
b. Menekan dari keinginan Syahwat dan Mengendalikan Hawa

Nafsu

Hawa nafsu mengandung pengertian kecenderungan

hati kepada hal-hal yang disukai dan dicintai, yang tidak

berkaitan dengan urusan akhirat, seperti perkara yang

melalaikan, menggiurkan, melenakan, takabur, riya’,

sombong, rakus terhadap kekuasaan, cinta dunia, suka

berkata kasar, makan berlebihan, mengumbar syahwat, dan

6
Hasil wawancara dengan Fika Rahmania. Melatih kesabaran menerima cobaan hidup. Tanggal 8
November 2019. Jam 14.04 WIB
7
Hasil wawancara dengan Naila Zahrotun. Melatih kesabaran menerima cobaan hidup. Tanggal 8
November 2019. Jam 14.45 WIB
8

sifat-sifat tercela lainnya. Sebagaimana hasil wawancara

bersama Kholifatul Mu’awanah:

“Ya ada, dari sikap kita menjadi lebih terkontrol


emosinya, dari segi berbicara lebih terjaga dan
lainlain”8
Ditambahkan oleh Lian Aidiana:

“Ada, yaitu lebih dapat menahan amarah dan dapat


berfikir dengan tenang kemudian lebih bisa mengontrol
emosi, nafsu yang burukburuk, membuat peka terhadap
kondisi sosial yang ada”9
c. Sabar dalam taat kepada Allah SWT

Diperlukan kesabaran dalam beribadah, karena syaitan

tak pernah berhenti menggoda hamba-Nya yang taat

melaksanakan perintah-perintah Allah SWT. Sebagaimana

hasil wawancara Ganjar Tri Rejeki:

“Kadang pas waktunya solat tapi masih tidur itu mau


bangun suka malas banget mbak, apa lagi waktunya
ngaji kadang tu kayak ngak mau ikut ngaji
rasanya..hehe”10

Ditambah oleh Hasna Rahmawati:

8
Hasil wawancara dengan Kholifatul Mu’awanah. Menekan Syahwat dan Mnegendalikan Hawa
Nafsu. Tanggal 12 November 2019. Jam 13.20 WIB
9
Hasil wawancara dengan Lian Aidiana. Menekan Syahwat dan Mnegendalikan Hawa Nafsu. Tanggal
12 November 2019. Jam 13.55 WIB
10
Hasil wawancara dengan Ganjar Tri Rejeki. Sabar dalam taat kepada Allah SWT. Tanggal 12
November 2019. Jam 11.20 WIB
9

“iya mbak, apa lagi di pesantren yang hanya


beribadah terus hampir setiap waktu kalau ngak di
paksakan sama pengurus dan diri sendiri rasanya mau
mutung saja...hhe”11
d. Sabar dalam berdakwah

Sebagai aktivis muslim, tahu bahwa harus tetap

berusaha menyampaikan berita gembira dan peringatan

(amar ma’ruf nahi munkar) kepada lingkungan sekitar.

Seperti yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. seorang

muslim harus menyadari, diingat-ingat dalam pikiran dan

terus dihujamkan ke dalam jiwa, bahwa dakwah akan tetap

terus berjalan meski bersama atau pun tanpa diri kita.

Maka, tetaplah teguh di jalan dakwah. Karena jalan

inilah yang akan mengantarkan menuju surga Allah. Manusi

hanya perlu sedikit menahan diri dari keputusasaan dan

lebih bersabar dalam menghadapi setiap problematika dan

tantangan dakwah yang datang silih berganti. Sebagaimana

hasil wawancara Rafida Rizki:

“ketika di pondok sedang masalan biasanyakan pulang


mbak, kadang ketika di kampung disuruh ngajar TPQ,
mereka suka menganggap santri itu serba, tapi bagi
saya ngajar di TPQ juga termasuk dakwah karena kita
mengajarkan ajaran yang diperintahkan Allah SWT”12
11
Hasil wawancara dengan Hasna Rahmawati. Sabar dalam taat kepada Allah SWT. Tanggal 12
November 2019. Jam 13.20 WIB
12
Hasil wawancara dengan Hasna Rahmawati. Sabar dalam berdakwah. Tanggal 12 November 2019.
Jam 16.20 WIB
10

Ditambah oleh Anisatul Azizah:

“ketika kami sebagai pengurus mengopak-oprak santri


yang menunda-nunda untuk jama’ah kadang ada yang
gantian malah memarahi, nah dari situ kita belajar
bersabar juga, mengajak solat kan juga termasuk
dakwah”13
e. Sabar dalam pergaulan

Manusia dicitakan oleh Allah SWT sebagai makhluk

sosial, artinya tidak bisa hidup sendiri, antara manusia yang

satu dengan yang lain saling membutuhkan. Dalam bergaul

sering terjadi kesalah fahaman bahkan terkadang mendengar

atau mendapatkan perlakukan yang kurang mengenakkan

dari orang lain. Sebagai Muslim diwajibkan untuk bersabar

menghadapinya. Sebagaimana hasil wawancara Agnes Diah

Novitasari:

“seing banget mbak ketika bicara dengan orang lain


kadang orangnya ngak sadar kata-katanya membuat
saya sakit hati, tapi saya juga sering sadar mungkin ini
balasan dari Allah SWT ketika saya juga tanpa sengaja
membuat sakit hati orang lain.”14

Ditambah oleh Lutfiana Reka Sari:

13
Hasil wawancara dengan Hasna Rahmawati. Sabar dalam berdakwah. Tanggal 12 November 2019.
Jam 16.40 WIB
14
Hasil wawancara dengan Agnes Diah Novitasari. Sabar dalam pergaulan. Tanggal 13 November
2019. Jam 15.20 WIB
11

“memang mbak dalam bergaul ketika kita tidak


menambah banyak kesabaran malah akan membuat
sakit hati sendiri kadang dijahati teman padahal saya
juga ngak pernah ngejahatin dia”15
2. Faktor penghambat dan pendukung proses internalisasi nilai-nilai

pendidikan kesabaran puasa sunah senin kamis

a. Faktor penghambat pelaksaan puasa sunah senin kamis

Hambatan merupakan keadaan yang dapat

menyebabkan pelaksanaan terganggu jalannya pelaksanaan

puasa sunah senin kamis. Sebagaimana hasil wawancara

bersama Kurnia Laili Hamidah santri yang berstatus sekolah:

“biasanya yang menjadi faktor penghambat ketika


hendak menjalankan puasa senin kamis adalah jadwal
olahraga, ketika lagi olahraga kok dengan puasa
rasanya badan jadi lemas, soalnya mengeluarkan
tenanga ekstra”16
Ditambah oleh Nadia Safitri santri mukim di pondok :

“sejauh ini paling yang menjadi penghambat ketika


ada undangan seperti nikahan tapi pas hari senin atau
kamis, atau ada undangan untuk acara lain yang
menurut saya penting untuk dihadiri mbak”17
b. Faktor pendukung pelaksaan puasa sunah senin kamis

15
Hasil wawancara dengan Lutfiana Reka Sari. Sabar dalam pergaulan. Tanggal 13 November 2019.
Jam 15.50 WIB
16
Hasil wawancara dengan Kurnia Laili Hamidah. Faktor Penghambat Pelaksanaan Puasa Sunah
Senin Kamis. Tanggal 15 November 2019. Jam 15.23 WIB
17
Hasil wawancara dengan Nadia Safitri. Faktor Penghambat Pelaksanaan Puasa Sunah Senin Kamis.
Tanggal 15 November 2019. Jam 14.02 WIB
12

Faktor pendukung merupakan hal atau kondisi yang

dapat mendorong atau menumbuhkan rasa semangat ketika

melaksanakan puasa sunah senin kamis. Sebagaimana hasil

wawancara bersama Kurnia Laili Hamidah santri sekolah:

“faktor pendukung pelaksanaan puasa senin kamis


seperti ketika hendak sahur sudah ada yang
menyiapkan makanan, lingkungan pesantren juga
mendukung”18
Ditambah oleh Fika Rahmania santri sekolah:

“faktor pendukungnya bagi saya yang masih sekolah


lebih irit juga soalnya di sekolah juga ngak jajan,
intinya lebih enak”19
Ditambah oleh Nadia Safitri santri mukim :

“faktor pendukungnya bagi saya yang utama Abah dan


Umi, kemudian faktor lingkungan disini juga
mendukung, teman-teman juga mendukung, teman
seperjuangan”20
C. Analisis Hasil Penelitian

Analisis penelitian di maksudkan untuk menyajikan data yang dimiliki

sesuai permasalah yang dikaji pada penelitian yaitu Internalisasi Nilai-

Nilai Pendidikan Kesabaran dalam Puasa Sunah Senin Kamis di Pondok

Pesantren Miftakhurrosyidin Kecamatan Temanggung Kabupaten


18
Hasil wawancara dengan Kurnia Laili Hamidah. Faktor Pendukung Pelaksanaan Puasa Sunah
Senin Kamis. Tanggal 17 November 2019. Jam 15.10 WIB
19
Hasil wawancara dengan Fika Rahmania. Faktor Pendukung Pelaksanaan Puasa Sunah Senin
Kamis. Tanggal 17 November 2019. Jam 15.10 WIB
20
Hasil wawancara dengan Nadia Safitri. Faktor Pendukung Pelaksanaan Puasa Sunah Senin Kamis.
Tanggal 17 November 2019. Jam 15.20 WIB
13

Temanggung Tahun 2019. Sumber yang digunakan untuk mengetahui

internalisasi nilai-nilai pendidikan kesabaran adalah melalui kegiatan

puasa sunah senin kamis. Selain itu juga akan dibahas mengenai faktor

penghambat dan pendukung dalam proses internalisasi nilai-nilai puasa

sunnah dalam menumbuhkan pendidikan kesabaran.

Oleh karena itu, pembahasan mengenai Internalisasi Nilai-Nilai

Pendidikan Kesabaran dalam Puasa Sunah Senin Kamis di Pondok

Pesantren Miftakhurrosyidin Kecamatan Temanggung Kabupaten

Temanggung Tahun 2019 yaitu meliputi internalisasi nilai-nilai pendidikan

kesabaran, faktor penghambat dan pendukung dalam kegiatan puasa sunah

senin kamis di pondok pesantren miftakhurrosyidin Kecamatan

Temanggung Kabupaten Temanggung Tahun 2019 seperti yang telah

dijelaskan pada kajian teori. Akan tetapi peneliti perlu ditegaskan lagi

bahwa Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Kesabaran dalam Puasa Sunah

Senin Kamis di Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin Kecamatan

Temanggung Kabupaten Temanggung Tahun 2019 diperoleh dari

wawancara terhadap pengurus dan santri Pondok Pesantren

Miftakhurrosyidin.

Sesuai yang telah dipaparkan dalam rumusan masalah peneliti

membagi dua, yaitu:


14

Internalisasi nilai-nilai pendidikan kesabaran santri dalam puasa sunah

senin kamis di Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin Cekelan Madureso

Kecamatan Temanggung Tahun 2019, Faktor apa saja yang menjadi

penghambat dan pendukung proses internalisasi nilai-nilai pendidikan

puasa sunah dalam menumbuhkan kesabaran santri dalam puasa sunah

senin kamis di Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin Cekelan Madureso

Kecamatan Temanggung Tahun 2019.

Adapun analisis dua point pertayaan internalisasi nilai-nilai pendidikan

kesabaran santri dalam puasa sunah senin kamis, faktor apa saja yang

menjadi penghambat dan pendukung proses internalisasi nilai-nilai

pendidikan puasa sunah dalam menumbuhkan kesabaran diantaranya

adalah:

1. Internalisasi nilai-nilai pendidikan kesabaran santri dalam puasa sunah

senin kamis

Informan memberi jawaban mengenai bagaimana internalisasi

nilai-nilai pendidikan kesabaran santri dalam puasa sunah senin kamis

dengan pendapat yang berbeda. Berikut pendapat mengenai

internalisasi nilai-nilai pendidikan kesabaran santri dalam puasa sunah

senin kamis.

Menurut pendapata Atika Jihan:


15

“ yaa, dengan pengamalan puasa sunah senin kamis secara


otomatis santri akan mendapatkan suatu nilai pendidikan
salah satunya pendidikan tentang sabar, karena sabar pada
diri seseorang tidak semata-mata terbentuk begitu saja tanpa
dilatih secara istiqomah, naah... dengan melaksanakan puasa
senin kamis ini santri dapat melatih kesabaran pada dirinya.”
Menurut pendapata Anisatul Azizah:

“tentu, puasa sunah senin kamis akan membentuk kesabaran


diri seorang santri, karena mereka akan terbiasa bersabar
menahan rasa haus, lapar bahkan tubuh terasa lemah belum
lagi dengan cobaan disekitarnya, seperti contoh untuk santri
yang sekolah melihat teman-teman makan di dalam kelas
awalnya mungkin belum terbiasa namun lama-lama juga akan
terbiasa karena yang namanya pendidikan itukan proses,
begitu pula dengan pembentukan kesabaran”
Menurut pendapat Alfi Rahmania :

“Jelas ada mbak, terjadi proses pendalaman dalam tingkat


spiritual lebih merasa dekat dengan Allah, terjaga tingkah
lakunnya, lisannya. Sehingga sangat mempengarui spiritual
kita”
Hal ini sesuai dengan pendapat Ihsan dalam bukunya Dasar-

Dasar Kependidikan, yang memaknai internalisasi sebagai upaya yang

dilakukan untuk memasukkan nilai-nilai kedalam jiwa sehingga

menjadi miliknya.

Dalam pelaksanaan kegiatan puasa sunah senin kamis terdapat

internalisasi pendidikan kesabaran diri seorang santri dalam

pelaksanaan puasa sunah senin kamis. Untuk mengetahui hasil

internalisasi nilai-nilai pendidikan kesabaran dalam puasa sunah senin


16

kamis di Pondok Pesantren Miftakhurrosyidin peneliti melakukan

wawancara, berikut adalah hasil wawancara dengan santri Pondok

Pesantren Miftakhurrosyidin meliputi beberapa macam kesabaran :

a. Sabar menerima cobaan hidup

Allah SWT telah menjadikan antara sabar dan kemenangan

adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Karena itu, Allah akan

menguji hamba-Nya untuk membuktikan kualitas kesabaran yang

dimiliki. Jika saat dilanda bencana, dia justru berpaling ke arah

kekufuran, berarti orang seperti ini tidak mempunyai kesabaran

yang luas dan kadar keimanannya sangat tipis. Sungguh merugi

dia di dunia dan akhirat.

Namun sebaliknya, jika dia mampu bersabar terhadap

cobaan yang diberikan Allah, maka dia termasuk orang-orang

yang mendapatkan kemenangan di dunia dan akhirat, sukses

dalam meraih kenikmatan lahiriah dan batiniah serta mendapatkan

pahala yang besar.

Menurut Faza Arifiana:

“Pasti ada, saya percaya dan kadang mengalami ketika saya


puasa dimudahkan apa yang saya inginkan saat itu, karena
saya juga dari awal percaya akan hal itu. Puasa yang berarti
menahan memang benar adanya, saya lebih bisa bersabar
17

ketika berpuasa, sering mengingat kesalahan-kesalahan untuk


intropeksi diri saya ketika saya sedang berpuasa”

Menurut oleh Fika Rahmania:

“Ada, bisa lebih menahan dari segala hal seperti mudah


marah dan menggunjing orang, secara otomatis terkendali
dengan sendirinya, serta cobaan bagi saya sebagai santri
biasanya terkena penyakit gatal”
Menurut Naila Zahrotun

“Ada misalnya, jadi lebih disiplin dan sabar, terus juga


melatih tubuh untuk menghadapi puasa Ramadhan mbak. Biar
gak kaget nanti. Hehe”
Hasil wawancara ini, bahwasannya dalam menghadapi ujian

yang diberikan Allah SWT manusia harus lebih bersabar demi

mencapai ridho-Nya kelak diakhirat nanti. sesuai dengan firman

Allah SWT dalam QS. al-Baqarah ayat 155-157:

‫س إِ َذا‬ ِ ‫ص ِّم َن اأْل َْم َو ِال َواأْل َن ُف‬ٍ ‫وع َونَ ْق‬ ِ ُ‫ف َواجْل‬ ِ ‫ولَنَبلُونَّ ُكم بِشي ٍء ِّمن اخْل و‬
َْ َ ْ َ َْ َ
‫ات ِّمن َّرهِّبِ ْم‬ ِ ِ
ٌ ‫صلَ َو‬ َ ‫ك َعلَْي ِه ْم‬ َ ِ‫صيبَةٌ قَالُوا إِنَّا للَّ ِه َوإِنَّا إِلَْي ِه َراجعُو َن أُولَٰئ‬ ِ ‫أَ ُّم‬

‫ك ُه ُم الْ ُم ْهتَ ُدو َن‬ َ ِ‫َوَرمْح َةٌ ۖ َوأُولَٰئ‬


Hal ini sesuai dengan pendapat Asfa Davi Bya, dalam bukunya

Jejak langkah mengenal Allah, apabila ditimpa ujian, seyogianya

manusia bersabar, bertahan, dan tidak menjadi lemah semangat

sehingga keyakinannya kepada Allah SWT bertambah mantap


18

dan tetap dapat melaksanakan segala kewajiban. Kesabaran ini

harus dipertahankan dalam segala hal.

b. Sabar dari keinginan hawa nafsu

Di dunia modern saat ini, simbol-simbol dosa dan perangkap

setan untuk menyimpangkan pemikiran dan moral manusia sudah

semakin banyak dan beragam. Satu-satunya cara untuk

menghadapi godaan ini adalah kesabaran. Karena sekalipun

seorang manusia memiliki kesempurnaan, tapi tidak sabar dalam

menghadapi kecenderungan dan ajak hawa nafsu, maka dengan

mudah ia akan kehilangan imannya hanya dengan sedikit

menunjukkan kelemahan. Dengan sedikit kelezatan yang

didapatkan dari berbuat dosa, ia harus melewati seluruh usianya

dalam penyesalan.

Menurut Kholifatul Mu’awanah:

“Ya ada, dari sikap kita menjadi lebih terkontrol emosinya,


dari segi berbicara lebih terjaga dan lainlain”21
Menurut Lian Aidiana:

“Ada, yaitu lebih dapat menahan amarah dan dapat berfikir


dengan tenang kemudian lebih bisa mengontrol emosi, nafsu
yang burukburuk, membuat peka terhadap kondisi sosial yang
ada”

Hasil wawancara dengan Kholifatul Mu’awanah. Menekan Syahwat dan Mnegendalikan Hawa
21

Nafsu. Tanggal 12 November 2019. Jam 13.20 WIB


19

Hasil wawancara ini, sesuai dengan QS. al-Munafiqun ayat 9:

‫ين َآمنُوا اَل ُت ْل ِه ُك ْم أ َْم َوالُ ُك ْم َواَل أ َْواَل ُد ُك ْم َعن ِذ ْك ِر اللَّ ِه َوَمن‬ ِ َّ
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
٩﴿ ‫اس ُرو َن‬ ِ ‫ك هم اخْل‬ ِ َ ِ‫﴾ي ْفعل َذل‬
َ ُ ُ َ ‫ك فَأ ُْولَئ‬ َْ َ
Hal ini sesuai dengan pendapat Asfa Davi Bya, dalam bukunya

Jejak langkah mengenal Allah bahwasannya nafsu dapat

membutakan segalanya akan tetapi Sabar membangkitkan tetap

pendirian menegakkan agama di dalam menentangkan hawa

nafsu. Ketika kesabaran itulah yang perlu di perhatikan alam

berbagai usaha dan kegiatan dalam memperjuangkan kehidupan

dari godaan hawa nafsu untuk meperoleh kebahagiaan di dunia

dan kebahagian di akhirat kelak. Pada saat itulah kita akan

terhindar dari sifat yang sering mengeluh.

c. Sabar dalam taat kepada Allah SWT

Hidup di dunia, manusia seharusnya berlomba-lomba dalam

berbuat kebaikan. Namun, dalam setiap langkah yang dijalani

akan menghadapi berbagai rintangan sebagai penguji. Ujian

tersebut terdiri dari berbagai hal mulai dari nafsu, rasa takut,

misalnya, takut miskin atau kehilangan jabatan serta rasa lapar.


20

Bersabar di atas ketaatan karena orang menulusi keluhuran Allah

dia akan menghadapi sekian lika-liku

Menurut Ganjar Tri Rejeki:

“Kadang pas waktunya solat tapi masih tidur itu mau bangun
suka malas banget mbak, apa lagi waktunya ngaji kadang tu
kayak ngak mau ikut ngaji rasanya..hehe”
Menurut Hasna Rahmawati:

“iya mbak, apa lagi di pesantren yang hanya beribadah terus


hampir setiap waktu kalau ngak di paksakan sama pengurus
dan diri sendiri rasanya mau mutung saja...hhe, tapi kalau
ngak dipaksa dosa juga soalnya udah kewajiban”
Hasil wawancara ini, sesuai dengan QS. Maryam ayat 65:

‫صطَرِب ْ لِعِبَ َادتِِه َه ْل َت ْعلَ ُم‬


ْ ‫ض َوَما َبْيَن ُه َما فَٱ ْعبُ ْدهُ َوٱ‬
ِ ‫لسماو‬
ِ ‫ات َوٱأل َْر‬ َ َ َّ ‫ب ٱ‬ ُّ ‫َر‬
٦٥﴿ ً‫﴾لَهُ مَسِ يّا‬
Hal ini sesuai dengan pendapat Asfa Davi Bya, dalam bukunya

Jejak langkah mengenal Allah, mengerjakan semua yang

diperintahkan Allah SWT dan menghindari larangan-Nya. Pada

dasarnya adalah kewajiban. Karena, itu merasa berat sehingga

memerlukan usaha yang gigih agar bisa mengalahkan musuhnya

yang nyata, sehingga ia kokoh dalam pendirian dan menjadikan

nafsunya mengikuti syari’at Allah SWT, kesungguhan tersebut

meliputi kesabaran, pengorbanan dan usaha yang gigih.


21

d. Sabar dalam berdakwah

Dalam konteks dakwah, kita biasa menemui berbagai

problematika dakwah. Ada masalah yang datang dari diri kita

sendiri yang mungkin sedang lemah dan futur. Ada juga masalah

yang hadir di antara sesama penggiat dakwah. Ada juga tantangan

dakwah yang datang dari lingkungan di luar sistem dakwah.

Menurut Rafida Rizki:

“ketika di pondok sedang masalan biasanyakan pulang mbak,


kadang ketika di kampung disuruh ngajar TPQ, mereka suka
menganggap santri itu serba, tapi bagi saya ngajar di TPQ
juga termasuk dakwah karena kita mengajarkan ajaran yang
diperintahkan Allah SWT”

Menurut Anisatul Azizah:

“ketika kami sebagai pengurus mengopak-oprak santri yang


menunda-nunda untuk jama’ah kadang ada yang gantian
malah memarahi, nah dari situ kita belajar bersabar juga,
mengajak solat kan juga termasuk dakwah”
Hasil wawancara ini, sesuai dengan QS. Luqman ayat 17:

‫اصرِب ْ َعلَ ٰى َما‬ ِ ِ


ْ ‫يَا بُيَنَّ أَق ِم الصَّاَل َة َوأْ ُم ْر بِالْ َم ْع ُروف َوانْهَ َع ِن الْ ُمْن َك ِر َو‬
‫ك ِم ْن َع ْزِم اأْل ُُموِر‬ ِ
َ ‫كۖ إِ َّن ذَٰل‬
َ َ‫َصاب‬
َ‫أ‬
Hal ini sesuai dengan pendapat Asfa Davi Bya, dalam bukunya

Jejak langkah mengenal Allah, sebagai aktivitas muslim, kita tahu


22

bahwa kita harus tetap berusaha menyampaikan berita gembira

dan peringatan (amar ma’ruf nahi munkar) kepada lingkungan

sekitar.

e. Sabar dalam pergaulan

Bersabar dalam pergaulan adalah sifat mukmin sejati. Dalam

bergaul kita menemui banyak orang dengan ragam watak dan

perilakunya: ada yang menyenangkan, ada pula yang

menyebalkan; ada yang pemarah dan angkuh, ada pula yang

pemaaf dan rendah hati. Terhadap yang tidak menyenangkan atau

“nyebelin”, juga yang suka mengganggu, kita diharuskan bersabar

menghadapi sikap mereka.

Menurut Agnes Diah Novitasari:

“sering banget mbak ketika bicara dengan orang lain kadang


orangnya ngak sadar kata-katanya membuat saya sakit hati,
tapi saya juga sering sadarmungkin ini balasan dari Allah
SWT ketika saya juga tanpa sengaja membuat sakit hati orang
lain.”

Menurut Lutfiana Reka Sari:

“memang mbak dalam bergaul ketika kita tidak menambah


banyak kesabaran malah akan membuat sakit hati sendiri
kadang dijahati teman padahal saya juga ngak pernah
ngejahatin dia”
Hasil wawancara ini, sesuai dengan QS. al-Nisa’ ayat 19:
23

‫وه ُك ْم قِبَ َل الْ َم ْش ِرِق َوالْ َم ْغ ِر ِب َوٰلَ ِك َّن الْرِب َّ بِاللَّ ِه َوالَْي ْوِم‬
َ ‫س الْرِب َّ أَ ْن ُت َولُّوا ُو ُج‬
َ ‫لَْي‬
ٰ ‫ال َعلَ ٰى ُحبِّ ِه ذَ ِوي الْ ُق ْرىَب‬
َ ‫ني َوآتَى الْ َم‬ ِ َ‫اآْل ِخ ِر والْماَل ئِ َك ِة والْ ِكت‬
َ ِّ‫اب َوالنَّبِي‬ َ َ َ
ِ َ‫الرق‬
‫اب َوأَقَ َام الصَّاَل ةَ َوآتَى‬ ِّ ‫ني َويِف‬ ِِ َّ ‫السبِ ِيل و‬ ِ
َ ‫السائل‬ َ َّ ‫ني َوابْ َن‬ َ ‫َوالْيَتَ َام ٰى َوالْ َم َساك‬
ِ ِ ِ ِ َّ ‫اه ُدوا ۖ و‬ ِ ِِ ِ
َ ‫ين يِف الْبَأْ َساء َوالضََّّراء َوح‬
‫ني‬ َ ‫الصاب ِر‬ َ َ ‫الزَكا َة َوالْ ُموفُو َن ب َع ْهده ْم إ َذا َع‬ َّ
ِ َّ ِ‫الْبأْ ِس ۗ أُوٰلَئ‬
‫ك ُه ُم الْ ُمَّت ُقو َن‬َ ِ‫ص َدقُوا ۖ َوأُوٰلَئ‬
َ ‫ين‬
َ ‫ك الذ‬َ َ
Hal ini sesuai dengan pendapat Asfa Davi Bya, dalam bukunya

Jejak langkah mengenal Allah, di dalam kehidupan sehari-hari,

baik dilingkungan rumah, pekerjaan, maupun masyarakat luas aka

ditemui hal-hal yang tidak menyenangkan atau atau menyinggung

perasaan. Oleh sebab itu dalam pergaulan sehari-hari diperlukan

kesabaran, sehingga tidak cepat marah, atau memutuskan

hubungan apabila menemuihal yang tidak disukai.

Dari hasil penelitian yang telah dijelaskan diatas, hal ini sesuai

dengan teori Asfa Davi Bya dalam bukunya Jejak langkah mengenal

Allah, yang membagi sabar menjadi 6, yaitu:

1) Sabar menerima cobaan hidup,

2) Sabar dari keinginan hawa nafsu,

3) Sabar dalam taat kepada Allah SWT,


24

4) Sabar dalam berdakwah,

5) Sabar dalam perang,

6) Sabar dalam pergaulan.

Akan tetapi dari hasil penelitian, penulis menemukan

perbedaan poin dari macam-macam kesabaran menurut Asfa Davi Bya

seperti yang telah dipaparkan, yaitu: Sabar dalam perang, medan

pertempuran (Ma’rakatul Jihad) penuh dengan ujian, tak hanya ujian

dalam bentuk fisik, tapi juga ujian dalam bentuk rohani. Keduanya

amat diperlukan sebuah kesabaran dalam menghadapi. Ujian fisik

menyentuh sisi-sisi yang nampak dalam diri mujahid. Sedangkan ujian

ruhani, hanya mujahid sendiri lah yang mengetahui. Manajemen

kesabaran dalam pertempuran, hendaknya dimiliki oleh dirinya.

Agama lahir di dunia ini sebagai berkah semesta. agama

mengajarkan hubungan manusia dengan penciptanya, hubungannya

dengan semua mahluk serta hubungannya dengan diri sendiri. Agama

mengajarkan kedamaian dan cinta, baik ke dalam diri maupun kepada

semua mahluk. agama membuat hidup manusia menjadi seimbang.

Di era globalisasi ini, agama masih memiliki peranan besar di

dalam peradaban manusia. Ini terjadi, setelah di era modern lalu,

agama disingkirkan dari peradaban manusia, karena dianggap


25

memperbodoh dan mempermiskin. Kembalinya agama-agama di

panggung politik dunia merupakan sebuah tanda, bahwa akal budi dan

peradaban modern tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rohani

manusia. Agama, dengan pengalaman akan kesatuan dan tata nilai

yang ditawarkan, bisa memberikan secercah kepastian di tengah hidup

yang terus berubah ini.

Perang adalah sesuatu yang tidak disukai oleh jiwa manusia.

Karena dalam peperangan manusia dihadapkan dengan kesusahan fisik

dan mental. Perang juga memisahkan manusia dari keluarga dan

kerabat. Bahkan perang bisa berakibat berpisahnya ruh dari jasadnya.

Bertolak belakang dengan keinginan jiwa manusia, realitanya

perang selalu mengiringi kehidupan mereka. Perang selalu terjadi

dalam kurun perjalanan sejarah dengan motif dan tujuan yang

beragam. Ada yang berperang karena memperebutkan sumber daya,

ada pula karena ambisi merebut dunia, bahkan perang pun terjadi

karena kisah cinta laki-laki dan wanita. Artinya, perang adalah sebuah

keniscayaan.

Banyak agama dan aliran kepercayaan menolak kalau mereka

dianggap mengajarkan peperangan, meskipun faktanya mereka telah

melakukan pembantaian. Sementara agama Islam secara jujur

menyatakan perang termaktub dalam fikihnya. Keniscayaan perang


26

ditata dan diatur dalam Islam dengan penuh kebijaksanaan dan

kemuliaan. Islam mengajarkan perang yang penuh adab dan akhlak.

Islam mengajarkan perang yang bernilai ibadah, bukan membantai,

membunuh membabi buta, penuh dendam dan kezaliman. Islam

mengajarkan perang yang berkonsekuensi hidup mulia atau wafat

menjemput syahadah, bukan kemenangan yang menindas dan

kekalahan yang hina.

Menurut Atika Jihan:

“diera globalisasi ini dalam hal perang di medan peperang


saya rasa sudah tidak ada lagi karena sudah ada peraturan
dunia yang mengajarkan kedamaian abadi, paling sekarang
ini bukan memerangi orang-orang kafir seperti zaman
Rosulullah tapi adanya memerangi hawa nafsunya sendiri, di
pesantren sini juga tidak ada pembelajaran tentang teori
perang atau bab pembahasan strategi di medan perang mbak”
Hasil wawancara ini, menegaskan bahwa perangan di medan

perangan sudah tidak ada lagi, peneliti menganggap hal ini berbeda

dengan QS. al-Baqarah ayat 177:

‫ضلُو ُه َّن لِتَ ْذ َهبُوا‬


ُ ‫ِّساءَ َك ْرًها ۖ َواَل َت ْع‬ ِ ِ
َ ‫ين َآمنُوا اَل حَي ُّل لَ ُك ْم أَ ْن تَرثُوا الن‬
ِ َّ
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
ِ ‫احش ٍة مبِّينَ ٍة ۚ وعا ِشروه َّن بِالْمعر‬ ِ ِ ِ‫ض ما آَتيتُموه َّن إِاَّل أَ ْن يأْت‬
‫وف ۚ فَِإ ْن‬ ُ ْ َ ُ ُ َ َ َُ َ ‫ني ب َف‬ َ َ ُ ُ ْ َ ِ ‫بَِب ْع‬
‫وه َّن َف َع َس ٰى أَ ْن تَكَْرُهوا َشْيئًا َوجَيْ َع َل اللَّهُ فِ ِيه َخْيًرا َكثِ ًريا‬
ُ ‫َك ِرْهتُ ُم‬
yang telah dipaparkan dalam kajian teori, karena di

eraglobalisasi ini perbedaan anatara umat beragama sudah tidak


27

memanas seperti zaman rosullah. Di Indonesia telah ditegaskan di

dalam Pancasila sila ke-3 yang berbunyi “persatuan Indonesia”, serta

Indonesia memiliki semboyan “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.

2. Faktor penghambat dan pendukung internalisasi nilai-nilai pendidikan

kesabaran dalam puasa sunah senin kamis

a. Faktor penghambat

Hambatan merupakan keadaan yang dapat menyebabkan

pelaksanaan terganggu jalannya pelaksanaan puasa sunah senin

kamis.

Menurut Kurnia Laili Hamidah santri sekolah:

“biasanya yang menjadi faktor penghambat ketika hendak


menjalankan puasa senin kamis adalah jadwal olahraga,
ketika lagi olahraga kok dengan puasa rasanya badan jadi
lemas, soalnya mengeluarkan tenanga ekstra”

Menurut Nadia Safitri santri mukim :

“sejauh ini paling yang menjadi penghambat ketika ada


undangan seperti nikahan tapi pas hari senin atau kamis, atau
ada undangan untuk acara lain yang menurut saya penting
dalam artian pesta untuk dihadiri mbak”
28

Hasil wawancara ini, menunjukkan bahwa setiap santri memili

faktor penghambat yang berbeda, diantaranya:

1) Faktor penghambat menurut pendapat santri yang sekolah, yaitu

ketika jadwal olahraga pada hari senin atau kamis

2) Faktor penghambat menurut pendapat santri yang mukim, yaitu

ketika adanya acara seperti, undangan pernikahan atau acara

penting dalam artian pesta yang berkenaan pada hari senin atau

kamis

Hasil wawancara faktor penghambat diatas, sesuai dengan Kamus

Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau

penyebab lain yang menghambat (merintangi, menahan,

menghalangi).

b. Faktor pendukung

Faktor pendukung merupakan hal atau kondisi yang dapat

mendorong atau menumbuhkan rasa semangat ketika melaksanakan

puasa sunah senin kamis.

Menurut Kurnia Laili Hamidah santri sekolah:

“faktor pendukung pelaksanaan puasa senin kamis seperti


ketika hendak sahur sudah ada yang menyiapkan makanan,
lingkungan pesantren juga mendukung”
Menurut Fika Rahmania santri sekolah:
29

“faktor pendukungnya bagi saya yang masih sekolah lebih irit


juga soalnya di sekolah juga ngak jajan, intinya lebih enak”
Menurut Nadia Safitri santri mukim :

“faktor pendukungnya bagi saya yang utama Abah dan Umi


selaku pengasuh pondok pesantren, kemudian faktor
lingkungan disini juga mendukung, teman-teman juga
mendukung, teman satu angkatan dan teman seperjuangan”
Hasil wawancara ini, menunjukkan bahwa setiap santri memili

faktor pendukung yang berbeda, diantaranya:

1) Faktor pendukung menurut pendapat santri yang sekolah, yaitu:

(a) Faktor penghambat pada santri yang berstatus sekolah, yaitu

ketika jadwal mata pelajaran olahraga dilaksanakan pada hari

senin atau kamis bertepatan pada pelaksanaan puasa sunah

(b) Santri dapat berhemat, karena tidak mengeluarkan biaya untuk

membeli makanan di sekolah

2) Faktor pendukung menurut pendapat santri yang mukim, yaitu:

(a) Dukungan dari pengasuh Pondok Pesantren

(b) Lingkungan Pondok Pesantren yang kondusif dalam suasana

puasa sunah santri

(c) Keterlibatan santri satu dengan yang lain dalam melaksanakan

puasa sunah
30

Hasil wawancara faktor pendukung diatas, sesuai dengan

Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai hal atau kondisi

yang dapat mendorong atau menumbuhkan suatu kegiatan, usaha, atau

produksi.

Anda mungkin juga menyukai