Anda di halaman 1dari 3

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan prodi untuk meningkatkan jumlah mahasiswa ners

sesuai renop sudah tercapai 95%, sehingga untuk ke depannya mungkin dibutuhkan persiapan lebih
matang lagi dalam meningkatkan jumlah mahasiswa ners. Misalnya untuk pengajuan anggaran PMB
prodi bisa diajukan sebelumnya agar program PMB prodi bisa berjalan maksimal tanpa harus
menunggu koordinasi dengan PMB institusi.
Untuk penguatan kualitas tri dharma (Pendidikan) dalam hal peninjauan kurikulum, sudah dilakukan
penyusunan dan peninjauan kurikulum di tingkat prodi, kegiatan tersebut diikuti oleh tim kurikulum prodi
dan dosen bidang ilmu untuk meninjau capaian pembelajaran dan bahan kajian serta struktur
kurikulum. Kegiatan peninjauan kurikulum tersebut dilakukan belum melibatkan stakeholder maupun
partisipasi alumni dikarenakan kurikulum yang ditinjau adalah peralihan dari KBK ke KKNI sehingga
dasar yang digunakan untuk meninjau kurikulum adalah dengan berdasarkan Permenristekdikti No. 44
Tahun 2015 tentang SNPT, Panduan Penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi, dan buku panduan
Kurikulum Ners 2015, serta workshop kurikulum tahun 2018. Dokumen kurikulum yang disusun oleh
prodi sudah disesuaikan dengan KKNI, namun masih belum pernah dilakukan monev oleh UJM,
sehingga ke depannya perlu dilakukan monev oleh UJM secara berkala.
Untuk kegiatan penyusunan RPS, di tingkat prodi sudah dilakukan sosialisasi kepada dosen bidang
ilmu untuk membuat RPS sesuai dengan format dan ketentuan dari tim kurikulum. Namun untuk
implementasinya belum ada dikarenakan tidak adanya mahasiswa profesi ners di TA 2018/2019.
Untuk variable perlengkapan dokumen renop dan RKAT sudah lengkap, dan sudah disetujui oleh WK I
dan pimpinan.
Pengembangan SKPI belum pernah dilakukan oleh tim prodi, dikarenakan sebelumnya belum pernah
mengeluarkan SKPI dari prodi profesi ners. Penerbitan SKPI rencananya baru akan dilaksanakan di TA
2019/2020 dari mata kuliah Peminatan (hemodialisa, manajemen, Perioperatif, dan perawatan kritis).
Sehingga untuk pengembangan SKPI masih akan didiskusikan di semester ganjil TA 2019/2020.
Perluasan kegiatan tridharma baik di dalam maupun di luar negeri belum ada MOA langsung di tingkat
prodi, sehingga ke depannya perlu dilakukan evaluasi untuk menjalin kerja sama untuk melakukan
MOA dengan mengedepankan keunggulan prodi.
Sejauh ini pelatihan yang pernah dilaksanakan untuk peningkatan kapasitas keilmuan adalah hanya di
tingkat prodi yaitu pelaksanaan pelatihan asuhan keperawatan berdasarkan NANDA NOC NIC. Untuk
pelatihan-pelatihan lainnya misalkan PEKERTI, AA, atau yang lainnya belum pernah dilaksanakan dan
juga belum ada dosen yang pernah mengikutinya. Terdapat satu dosen yang pernah mengikuti
kegiatan pelatihan PEKERTI, namun itu pun sudah terlampau lama yaitu pada tahun 2010. Sehingga
ke depannya perlu diagendakan untuk dilakukan pelatihan-pelatihan seperti PEKERTI, AA, atau yang
lainnya untuk dosen prodi. Untuk disiplin ilmu dari dosen yang memiliki home base di program studi
profesi ners, 3 dari 4 dosen sudah sesuai dengan disiplin ilmu. Sehingga untuk prodi profesi ners masih
membutuhkan 1 dosen lagi untuk memenuhi standar minimal dalam menjalankan proses pembelajaran
sesuai Permenristekdikti no. 50 tahun 2018 yaitu 5 dosen setiap program studi.

Pengembangan konsep tata kelola untuk mutu pelayanan laboratorium lebih mengarah ke program
studi S1 Keperawatan, karena di program studi profesi ners tidak ada kegiatan yang dilakukan di
laboratorium, semua pembelajaran yang dilakukan di profesi ners adalah praktik lapang atau kegiatan
di lahan/RS.

Implementasi metode pembelajaran SCL oleh dosen kepada mahasiswa belum dapat dinilai, karena
tidak adanya mahasiswa profesi ners di TA 2018/2019. Ke depannya diharapkan dosen bidang ilmu
mulai menerapkan metode pembelajaran SCL dalam pelaksanaan praktik profesi. Dalam pelaksanaan
metode pembelajaran berbasis penelitian di kurikulum profesi ners dapat diwujudkan di dalam
Evidence Based Practice. Namun dalam pelaksanaannya belum ada dikarenakan tidak adanya
mahasiswa dan tidak ada implementasi mtode pembelajaran. Harapan ke depannya setidaknya 50%
dosen bidang ilmu dapat melakukan penelitian dengan melibatkan mahasiswa profesi ners.
Kapasitas dosen di program studi profesi sudah 100% memiliki NIDN, namun masih 25% dari dosen
prodi yang memiliki jabatan fungsional sebagai asisten ahli. Harapannya di TA mendatang semua
dosen prodi sudah memiliki jabatan fungsional, serta terdapat setidaknya 50% dosen prodi yang
mengajukan proses serdos.
Dalam pembangunan nasional dan daerah untuk bidang unggulan krisis kesehatan dan bencan
program yang sudah dimiliki sebelumnya adalah radar kesna, namun dalam pelaksanaannya belum
bisa dilaksanakan karena tidak adanya mahasiswa yang menjalankan program radar kesna tersebut.
Harapan ke depannya radar kesna dapat dilakukan oleh mahasiswa profesi ners saat melakukan
praktik stase keperawatan komunitas.
Peningkatan kualitas dan daya saing lulusan tidak dilakukan karena tidak adanya mahasiswa profesi
ners, sehingga tidak ada sasaran untuk melakukan kegiatan peningkatan kualitas dan daya saing.
Kegiatan monev berkala tentang kesesuaian kurikulum dalam menjawab visi misi belum ada, karena
untuk instrumen monev kurikulum tidak ada. Harapannya tim kurikulum bisa segera menyusun
instrument monev kurikulum dan mengagendakan monev kurikulum di semester depan. Monev
tersebut dapat dilakukan dengan berkoordinasi dengan LPPM dan tim SPMI untuk melihat
ada/tidaknya kesesuaian kurikulum dengan visi misi, sehingga dapat dijadikan dasar sebagai
peninjauan ulang kurikulum.
Monev berkala juga belum dilakukan untuk melihat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran,
karena belum adanya intrumen evaluasi untuk menilai implementasi proses pembelajaran dan
kesesuaian kedalaman serta keluasan mata kuliah. Hal tersebut perlu menjadi perhatian untuk tim
kurikulum dalam menyusun dan mengembangkan instrumen evaluasi implementasi pembelajaran serta
kesesuaian kedalaman dan keluasan mata kuliah, sehingga instrument tersebut dapat dijadikan dasar
dilakukan monev untuk menilai sejauh mana kesesuaian kedalaman dan keluasan mata kuliah serta
implementasi proses pembelajaran.
Peningkatan kegiatan seminar/workshop belum pernah dilakukan, karena tidak pernah ada anggaran
untuk melaksanakan kegiatan seminar tersebut, sehingga ke depannya mungkin diperlukan
mengalokasikan anggaran untuk melakukan kegiatan seminar/workshop.
Implementasi kegiatan e-learning di prodi profesi ners, kurang mendukung, karena proses
pembelajaran mahasiswa yang dilakukan adalah di lahan praktik/RS, sehingga proses pembelajaran
yang diperlukan adalah pengamatan/observasi learning outcomes secara langsung untuk menilai skills
dari mahasiswa.

Dalam capaian renop penelitian dan pengabmas prodi dapat disimpulkan bahwa prodi sudah
menyusun roadmap penelitian dan telah dilakukan konsultasi kepada WK I, namun dalam prosesnya
belum melewati persetujuan dari LPPM dan WK I. sehingga ke depannya, prodi menyusun roadmap
penelitian dengan membreak down roadmap dari LPPM. Hal tersebut bertujuan agar penelitian dan
pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh prodi, tidak menyimpang dari roadmap penelitian dan
pengabdian masyarakat yang sudah dibentuk oleh LPPM berdasarkan visi misi institusi. Kegiatan
penelitian dan pengabdian masyarakat di prodi belum bisa berjalan maksimal, karena kurangnya
koordinasi dan alokasi anggaran untuk kedua kegiatan tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut,
dosen prodi dapat melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat dengan mengajukan
hibah ke ristekdikti. Sehingga tidak hanya mengandalkan anggaran dari internal namun juga mencoba
bersaing untuk meningkatkan kapasitas diri di bidang keilmuan terutama dalam hal penelitian dan
pengabdian masyarakat.

Karena tidak adanya kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat, maka tidak dapat dilakukan
monev implementasi proses penelitian dan pengabdian masyarakat. Monev tersebut diperlukan untuk
meninjau dan melakukan koordinasi untuk luaran/publikasi hasil penelitian dan pengabdian
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai