Anda di halaman 1dari 18

X

K13

s
Kela
FISIKA
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami definisi gerak.
2. Memahami hukum Newton tentang gerak dan penerapannya.
3. Memahami definisi gaya dan jenis-jenisnya.

Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan sendiri dapat
berupa titik awal posisi benda, titik tempat pengamat, atau suatu posisi lain yang dijadikan
acuan. Oleh karena gerak bergantung terhadap titik acuan, maka gerak bersifat relatif.

Secara sederhana, gerak dapat diartikan sebagai perubahan posisi. Ilmu fisika yang mempelajari
tentang gerak dengan memperhatikan aspek penyebabnya disebut dinamika. Pembahasan
tentang dinamika akan berhubungan dengan gaya sebagai penyebab gerak, serta konsep
hukum Newton yang menyertainya.

A. HUKUM NEWTON TENTANG GERAK


a. Hukum I Newton (Hukum Kelembaman)
“Setiap benda akan diam atau bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang bekerja
pada benda tersebut sama dengan nol”.

∑F = 0

1
b. Hukum II Newton
“Besarnya percepatan yang dialami suatu benda berbanding lurus dengan gaya yang
bekerja terhadap benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massa bendanya”.

∑F = ma dengan ∑F ≠ 0 dan a ≠ 0

Contoh Soal 1

Sebuah benda bermassa 20 kg berada di atas lantai datar yang licin. Apabila gaya sebesar
50 N bekerja pada benda dengan arah mendatar, maka tentukan besarnya percepatan
dan kecepatan benda saat t = 4 sekon!
Pembahasan:
Diketahui:
m = 20 kg
F = 50 N
v0 = 0
t=4s
Ditanya: a dan v (t = 4 s) = ... ?
Dijawab:
Berdasarkan hukum II Newton, diperoleh:

∑F = ma dengan ∑F ≠ 0 dan a ≠ 0
a=
∑F = 50 = 2,5 m/s 2

m 20
Oleh karena a = 2,5 m/s², maka dengan menggunakan rumus kecepatan pada GLBB,
diperoleh:

v = v 0 + at
= 0 + 2,5 ( 4 )
= 10 m / s

Jadi, percepatan dan kecepatan benda saat t = 4 s akibat pengaruh gaya berturut-turut
adalah 2,5 m/s² dan 10 m/s.

2
Contoh Soal 2

Akibat pengaruh gaya F, sebuah benda yang massanya 5 kg bergerak dengan percepatan
3 m/s². Berapakah besarnya gaya F yang bekerja pada benda tersebut?
Pembahasan:
Diketahui:
m = 5 kg
a = 3 m/s²
Ditanya: F = … ?
Dijawab:
Berdasarkan hukum II Newton, diperoleh:

∑F = ma
= 5.3
= 15 N
Jadi, besarnya gaya F yang bekerja pada benda tersebut adalah 15 N.

c. Hukum III Newton


“Setiap ada gaya aksi yang bekerja pada suatu benda, maka akan timbul gaya reaksi yang
besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan.”

T1
Faksi = -Freaksi
T1’
Pada gambar di samping, beberapa contoh pasangan
T2 gaya aksi-reaksi adalah sebagai berikut.
• T1 dan T1’
T2’
• T2 dan T2’
• w dan w’
w

w' Sifat-sifat gaya aksi-reaksi antara lain: sama besar, terletak


dalam satu garis kerja, berlawanan arah, dan bekerja pada
Bumi dua benda yang berlainan.

3
B. GAYA DAN JENIS-JENISNYA
Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang dapat mengubah kecepatan benda. Gaya
dapat menyebabkan benda diam menjadi bergerak, benda bergerak menjadi diam, benda
bergerak menjadi lebih cepat atau lebih lambat. Selain mengubah kecepatan benda,
gaya juga dapat mengubah bentuk benda, misalnya plastisin yang akan berubah bentuk
setelah ditekan. Gaya dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut.

a. Gaya Berat
Gaya berat adalah gaya yang dimiliki suatu benda akibat pengaruh percepatan gravitasi
dengan arah selalu tegak lurus menuju pusat bumi.

w . sin θ
w . cos θ
w = mg
θ

Keterangan:
w = gaya berat (N);
m = massa (kg); dan
g = percepatan gravitasi (m/s2).

Contoh Soal 3

Perhatikan gambar berikut!

w . sin θ
w . cos θ
θ

Sebuah benda bermassa 2 kg berada pada bidang miring licin dengan sudut q = 60o.
Tentukanlah berat benda terhadap sumbu-x dan sumbu-y! (g = 10 m/s²)

4
Pembahasan:
Diketahui:
m = 2 kg
θ = 60o
g = 10 m/s²
Ditanya: wx dan wy = ... ?
Dijawab:
Berat benda terhadap sumbu-x:
w x = wsinθ
= mgsinθ
= 2.10. sin60o
1
= 20. 3
2
= 10 3 N
Berat benda terhadap sumbu-y:
w x = wsinθ
w y = wcos θ
= mgsinθ
= mgcos θ
= 2.10. sin60o
o
= 2.10. cos 60 1
= 10 N = 20. 3
2
= 10 3 NN dan 10 N.
Jadi, berat benda terhadap sumbu-x dan sumbu-y berturut-turut adalah

b. Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya penyeimbang yang bekerja pada dua permukaan benda yang
bersentuhan dan arahnya selalu tegak lurus dengan bidang sentuh.

N
w . sin θ
w . cos θ
θ

w w
gambar a gambar b

5
Gaya normal pada bidang datar (gambar a) di atas adalah sebagai berikut.

∑Fy = 0
N–w=0
N=w

Gaya normal pada bidang miring (gambar b) di atas adalah sebagai berikut.

∑Fy = 0
N – w cos θ = 0
N = w cos θ

Gaya normal pada bidang datar di bawah ini adalah sebagai berikut.


F
N ∑Fy = 0
N–w–F=0
N=w+F

Contoh Soal 4

Perhatikan gambar berikut!

F
N

Sebuah benda bermasa 5 kg mendapat gaya dorong sebesar 10 N. Tentukanlah besar


gaya normal benda tersebut!

6
Pembahasan:
Diketahui:
m = 5 kg
F = 10 N
Ditanya: N = …?
Dijawab:
Mula-mula, tentukan berat benda tersebut.
w = m.g
= 5. 10
= 50 N
Berdasarkan hukum I Newton, diperoleh:

∑ Fy = 0
N −w −F = 0
N =w +F
= 50 +10
= 60 N
Jadi, besarnya gaya normal benda tersebut adalah 60 N.

c. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang timbul akibat kekasaran dua permukaan benda yang saling
bersentuhan. Komponen gaya gesek selalu sejajar dengan bidang sentuh dan arahnya
selalu berlawanan dengan arah gerak. Oleh karena itu, gaya gesek bersifat menghambat
gerak benda. Gaya gesek dibedakan menjadi 2, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek
kinetis.
1. Gaya Gesek Statis
Gaya gesek statis merupakan gaya gesek yang bekerja pada sebuah benda diam
atau tidak bergerak. Selama gaya pendorong/ penarik benda kurang dari gaya gesek
statisnya, maka benda akan tetap diam atau tidak bergerak. Besarnya gaya gesek
statis dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
ƒs = µs . N ƒs = gaya gesek statis (N);
µs = koefisien gesekan statis (0 < µs < 1) ; dan
N = gaya normal (N).

7
2. Gaya Gesek Kinetis
Gaya gesek kinetis merupakan gaya gesek yang bekerja pada sebuah benda yang
sedang bergerak denagn percepatan (GLBB). Gerak benda ini terjadi karena gaya
pendorong/ penarik lebih dari gaya gesek statis maksimumnya. Besarnya gaya gesek
kinetis dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
ƒk = µ k . N
ƒk = gaya gesek kinetis (N);
µk = koefisien gesekan kinetis (0 < µk < 1) ; dan
µs >µk N = gaya normal (N).

Contoh Soal 5

Sebuah benda bermassa 1,5 kg dikenai gaya seperti pada gambar berikut.

F = 10 N

60o

µk = 0,4 dan µs = 0,5

Jika g = 10 m/s², maka tentukanlah percepatan benda! ( 3 = 1,7)


Pembahasan:
Diketahui:
m = 1,5 kg
g = 10 m/s²
µk = 0,4
µs = 0,5
F = 10 N
Ditanya: a = ... ?
Dijawab:
Mula-mula, uraikan gaya-gaya yang bekerja pada benda.

8
N
F sin 60o
F

F cos 60o

ƒg w

Pada sumbu-y:
∑ Fy = 0
N = w − F sin60o
= m.g − F sin60o
= 1,5.10 − 10(0,5 3)
= 15 − 8,5
= 6,5 N
Pada sumbu-x:
ƒk = µk . N = 0,4 (6,5) = 2,6 N
ƒs = µs . N = 0,5 (6,5) = 3,25 N

 1
F cos 60o = 10.   = 5 N
2

Ternyata gaya mendatar F cos 60o lebih besar dari pada gaya gesek statis (ƒs) sehingga
dapat diketahui bahwa benda dalam keadaan bergerak. Dengan demikian, gaya gesek
yang bekerja adalah gaya gesek kinetis.
Berdasarkan hukum II Newton, diperoleh:

∑F = m.a
F. cos 60o − ƒ k = ma
5 − 2, 6 = 1,5. a
2, 4 = 1,5 a
2, 4
a=
1,5
= 1, 6

Jadi, percepatan benda adalah 1,6 m/s2.

9
Contoh Soal 6

Perhatikan gambar berikut!

h=5m
30o

Sebuah balok bermassa 2 kg berada pada bidang miring seperti gambar tersebut. Jika
koefisien gesek statis dan kinetis antara balok dan bidang berturut-turut adalah 0,3 dan
0,1, maka tentukan apakah benda tersebut bergerak? Jika iya, berapakah percepatan
benda? (g = 10 m/s²,( 3 = 1,7))
Pembahasan:
Diketahui:
m = 2 kg
g = 10 m/s²
µs = 0,3
µk = 0,1
Ditanya: benda bergerak atau tidak?
jika bergerak, nilai a = …?
Dijawab:
Mula-mula, uraikan gaya-gaya yang bekerja pada benda.
N
ƒg

w sin 30o
w
w cos 30o

30o

Pada sumbu-y:
∑ Fy = 0
N − w cos30o = 0
N = w cos30o
= mg cos30o
(
= 2.10 0,5 3 ) 10
= 17 N
∑ Fy = 0
N − w cos30o = 0
N = w cos30o
= mg cos30o
(
= 2.10 0,5 3 )
= 17 N
Pada sumbu-x:
w sin30o = mg.sin30 o
1
= 2.10.
2
= 10 N
ƒs = µs . N = 0,3 (17) = 5,1 N
ƒk = µk . N = 0,1 (17) = 1,7 N

Nampak bahwa w sin 30o > ƒs, artinya benda bergerak dan gaya gesek yang bekerja pada
benda adalah gaya gesek kinetis. Dengan demikian, percepatan benda tersebut dapat
ditentukan berdasarkan hukum II Newton berikut.

∑F = m.a
w sin30 − ƒ k = ma
o

10 − 1,7 = 2.a
8,3 = 2.a
8,3
a= = 4,15 m / s2
2
Jadi, benda tersebut bergerak menuruni bidang miring dengan percepatan 4,15 m/s².

d. Gaya Tegang Tali


Gaya tegang tali adalah gaya yang bekerja pada tali sebagai gaya aksi-reaksi. Perhatikan
gambar berikut!

T1

T2

T1 dan T2 merupakan pasangan gaya aksi-reaksi.

11
Contoh Soal 7

Tiga buah benda dihubungkan dengan tali seperti gambar berikut.

T1 T2
2 kg 3 kg 5 kg
F = 30 N

licin

Berdasarkan gambar tersebut, tentukan gaya tegang tali T1!


Pembahasan:
Diketahui:
m1 = 2 kg m3 = 5 kg
m2 = 3 kg F = 30 N
Ditanya: T1 = …?
Dijawab:
Mula-mula, tentukan percepatan yang bekerja pada benda. Berdasarkan hukum II Newton,
diperoleh:

∑F = m.a
30 = ( 2 + 3 + 5) a
10a = 30
a = 3 m / s2

Tinjau benda 1 (m = 2 kg)

∑F = m .a 1

T1 = 2(3)
= 6N
Jadi, besarnya tegangan tali T1 adalah 6 N.

Super "Solusi Quipper"


m1
T1 = ×F
mtotal
2
= .30
10
= 6N

12
LATIHAN SOAL

1. Jika koefisien gesek yang berlaku pada sistem berikut ini adalah 0,2, maka berapakah gaya
F yang diperlukan untuk menarik keluar balok B sehingga bergerak dengan percepatan 2
m/s2?

C 1 kg A

B 4 kg F = ...?
D
Pembahasan:
Diketahui:
mA = 1 kg
mB = 4 kg
µ = 0,2
a = 2 m/s²
Ditanya: gaya minimum, F = … ?
Dijawab:
Mula-mula, uraikan gaya-gaya yang bekerja pada balok B.

ƒAB

4 kg F

ƒBD

ƒ AB = µ .N A ƒ BD = µ .N AB
= µ .mA .g = µ . ( mA + mB ) .g
= 0,2.1.10 = 0,2.5.10
= 2N = 10 N

Berdasarkan hukum II Newton, diperoleh:

∑F = m .a B

F − ƒ AB − ƒ BD = mB .a
F − 2 − 10 = 4.2
F − 12 = 8
F = 20 N

13
Jadi, besarnya gaya minimum untuk mengeluarkan balok B sehingga bergerak dengan
percepatan 2 m/s² adalah 20 N.

2. Perhatikan sistem gerak pada katrol berikut!

T
m1
T
µ = 0,1

m2

Jika m1 = 3 kg dan m2 = 1 kg, maka tentukan gaya tegang talinya!


Pembahasan:
Diketahui:
m1 = 3 kg
m2 =1 kg
µ = 0,1
Ditanya: T = ...?
Dijawab:
Mula-mula, uraikan gaya-gaya yang bekerja pada benda.

T
m1
T
ƒ1 = µ.N
= 0,1.3.10
=3N
m2

w2

14
Berdasarkan hukum II Newton, diperoleh:

∑F = m.a
w 2 − ƒ1 = ( m1 + m2 ) a
1.10 − 3 = (3 +1)a
10 − 3 = 4 a
7
a = = 1,75 m / s2
4

Tinjau benda 2 (m = 1 kg)

∑F = m .a2

w 2 − T = m2 . a
1.10 − T = 1(1,75 )
T = 10 − 1,75
= 8,25 N
Jadi, gaya tegang talinya adalah 8,25 N.

3. Seseorang bemassa 60 kg berada di dalam sebuah lift yang bergerak ke atas dengan
percepatan 1,5 m/s². Jika percepatan gravitasi 10 m/s², maka gaya desakan kaki orang
tersebut (N) pada lantai adalah ....
Pembahasan:
Diketahui:
m = 60 kg
a = 1,5 m/s²
g = 10 m/s²
Ditanya: N = ...?
Dijawab:
Permasalahan pada soal dapat digambarkan sebagai berikut.

N a = 1,5 m/s2

15
Berdasarkan hukum II Newton, diperoleh:

∑F = m.a
N − w = m.a
N = w + m.a
N = m.g + m.a
= m ( g + a)
= 60(10 +1,5)
= 690 N
Jadi, gaya desakan kaki orang tersebut (N) pada lantai adalah 690 N.

Super "Solusi Quipper"


Ketika lift bergerak ke atas, desakan kaki pada lantai menjadi lebih besar sehingga gaya
normal dapat dirumuskan sebagai berikut.
N = m ( g + a)
= 60(10 +1,5)
= 690 N

4. Dua benda dihubungkan dengan tali kemudian digantung pada katrol licin seperti sistem
berikut.

3 kg M

Jika sistem bergerak dengan percepatan 2 m/s² dan benda M sedang turun, maka massa
benda M adalah ....
Pembahasan:
Diketahui:
m1 = 3 kg

16
m2 = M
a = 2 m/s²
Ditanya: M = ... ?
Dijawab:
Mula-mula, uraikan gaya-gaya yang bekerja pada benda.

T T

3 kg M

w1 w2

Berdasarkan hukum II Newton, diperoleh:

∑F = m.a
w 2 − w1 = ( m1 + m2 ) a
( m2 − m1 )g = ( m1 + m2 ) a
( M − 3)10 = (3 + M )2
10 M − 30 = 6 + 2M
8 M = 36
36
M=
8
= 4,5 kg

Jadi, massa benda M adalah 4,5 kg.

17
Super "Solusi Quipper"
Percepatan sistem dari dua benda yang dihubungkan dengan tali, kemudian digantung
pada katrol licin dirumuskan sebagai berikut.

( m2 − m1 )
a= g
( m1 + m2 )

Jika a = 2 m/s2, m1 = 3 kg, dan g = 10 m/s2, maka nilai m2 (M) adalah

( m2 − m1 )
a= g
( m1 + m2 )
( M − 3)
2= .10
(3 + M )
6 + 2M = 10 M − 30
36 = 8 M
M = 4,5 kg

18

Anda mungkin juga menyukai