Anda di halaman 1dari 44

ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH

LAPORAN LENGKAP

PUTRI SINTIA

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH

LAPORAN LENGKAP

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan


Matakuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah Pertanian pada
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

Oleh
PUTRI SINTIA
E 321 20 150

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah


Nama : PUTRI SINTIA

Stambuk : E 321 20 150


Kelompok :

Kelas : C03

Palu, 21 November 2021

Menjetujui,

Koordinator Asisten Asisten Penanggung Jawab

Yulinda Pratiwi. SP Tribuana Tovani


NIM. E 281 14 333 NIM. E 281 18 063

Disahkan oleh,
Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah

Dr. Ir. Abd. Rahim Thaha, MP.


NIP. 19571030 198403 1 003
RINGKASAN

Putri Sintia (E 321 20 150) Analisis Sifat Fisik Dan Kimia Tanah Di
Bendungan Paneki Desa Pombewe Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi.

Tanah merupakan suatu lapisan permukaan bumi yang paling luar dimana
sebagai tempat naungan bagi mahluk hidup maupun benda mati. Di mana proses
terbentuknya tanah memerlukan waktu yang begitu lama dengan membutuhkan
jutaan tahun sehingga menjadi tanah yang murni melalui proses pelapukan fisik,
kimiawi, serta pelapukan mekanik.
Pengambilan contoh tanah dalam praktikum ini dilakukan dengan dua cara
yaitu contoh tanah utuh dan contoh tanah tidak utuh. Contoh tanah tidak utuh
digunakan untuk analisis sebaran partikel tanah (tekstur tanah) dan kandungan
bahan organik tanah, sedangkan agregat utuh digunakan untuk analisis
kemantapan agregat tanah. Pengambilan contoh tanah utuh sangat diperlukan
untuk menentukan sifat–sifat dari contoh tanah tersebut. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa batasan lapisan tanah memiliki perbedaan. Hal ini terjadi
karena faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti waktu, lokasi, dan faktor
pembentuknya.
Penetapan warna tanah dalam praktikum ini dilakukan dengan metode
“Sistem Munsel”,yang membedakan warna tanah secara langsung dengan bantuan
kolom-kolom warna standar. Pada hasil penetapan warna tanah menunjukkan
bahwa pada setiap lapisan-lapisan tanah memiliki warna tanah yang berbeda. Hal
tersebut disebabkan karena kandungan bahan organik setiap lapisan dan bahan
mineral.
Penetapan permeabilitas tanah dalam praktikum ini dilakukan pada tanah
jenuh air dengan dasar hukum darcy dengan menggunakan alat permeabilitas.
Berdasarkan hasil penetapan permeabilitas tanah yang telah dilakukan didapatkan
nilai permeabilitas sampel tanah yang kami ambil sebesar 5,149 cm/jam maka
dapat dikategorikan bahwa permeabilitasnya cepat. Hal ini disebabkan karena
perbedaan besar pori pada tanah, jika pori tanah besar maka nilai permeabilitas
tinggi dan begitu pula sebaliknya.
Penetapan bobot isi tanah dalam praktikum ini dilakukan dengan
membandingkan antara berat suatu massa tanah dalam keadaan kering mutlak
dengan volumenya, dimana tanah tersebut harus dalam keadaan tidak terganggu
(utuh). Berdasarkan hasil penetapan bulk density yang telah dilakukan diperoleh
hasil sebesar 1,38 gr/cm³. Nilai bulk density mempengaruhi nilai porositas tanah,
bila nilai bulk density rendah maka nilai porositasnya tinggi dan begitu pula
sebaliknya apabila nilai bulk density tinggi maka nilai porositasnya rendah hal ini
desebabkan pori-pori tanah pada sampel tanah yang telah diambil.
Ruang pori total tanah dalam keadaan alami dinyatakan sebagai persentase
volume pori (rongga) yang diisi oleh udara dan air diantara partikel tanah
berdasarkan nilai bobot isi atau bulk density dan kepadatan partikel (partikel
density). Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan diperoleh nilai
presentase porositas yaitu 49,46 % dengan nilai Bulk density 11,7596 gr/cm3 dan
Particle density 2,3585 g/cm3 ini berarti bahwa bahan organik yang lebih rendah.
Tanah lapisan pertama ini tidak mempunyai porositas tinggi karena tanah ini
merupakan tanah yang liat berarti porositasnya kecil ayau pori-pori tanahnya kecil
karena tanahnya liat.
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat)
yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir,
fraksi debu dan fraksi liat. Penetapan tekstur dilakukan dengan metode pipet.
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai pasir halus yaitu 1,1637 %, pasir
kasar 1,2135%, debu 42,54%, dan liat 13,89 %, dan setelah dicocokkan dengan
segitiga tekstur maka tanah tersebut tergolong liat.
Penetapan C-Organik (BO) tanah pada praktikum ini digunakan metode
Walkley and Black. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan
nilai C-Organik sebesar 1,7024% dan bahan organiknya 2,93 %, C-Organik dan
masuk dalam kriteria tanah dengan kandungan c-organik tinggi.
Partikel density adalah berat tanah kering persatuan volume partikel-
partikel tanah (jadi tidak termasuk pori-pori tanah). Tanah mineral mempunyai
partikel density yaitu 2,65 gr/cm3. Dengan mengetahui besarnya nilai partikel
density dan bulk density, maka dapat dihitung banyaknya persentase (%) pori-pori
tanah. Kandungan bahan organik memberikan pengaruh pada partikel density.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

laporan ini dengan judul “ Laporan Praktikum Dasar- Dasar Ilmu Tanah”.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah

Dasar - Dasar Ilmu Tanah.

Selama pelaksanaan praktikum ini penulis banyak mendapatkan arahan,

bimbingan, saran serta dorongan dari berbagai pihak sehingga pelaksanaan

praktikum dan penulisan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar.

Oleh karenanya, dengan kerendahan hati penyusun ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Abd. Rahim Thaha, MP selaku dosen penanggung jawab praktikum

mata kuliah Dasar – Dasar Ilmu Tanah.

2. Yulinda Pratiwi, SP selaku koordinator asisten penanggung jawab praktikum

mata kuliah Dasar – Dasar Ilmu Tanah.

3. Tribuana Tovani selaku asisten penanggung jawab praktikum mata kuliah

Dasar – Dasar Ilmu Tanah.

Akhir kata, Alhamdulillahi Rabbil Alamin semoga Allah SWT Memberikan

imbalan yang setimpal atas kebaikan dan jasa-jasa mereka, serta tulisan ini

mendapat ridho-Nya dan bermanfaat bagi semua pihak.

Palu, 22 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
SAMPUL DALAM......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
RINGKASAN.................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang................................................................................ 1


I.2. Tujuan Praktikum............................................................................ 5
I.3. Manfaat Praktikum.......................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1.........................................................................................................
Gambaran Umum Lokasi Praktikum.............................................. 7
II.2.........................................................................................................
Pengertian Tanah dan Profil Tanah................................................. 7
II.3.........................................................................................................
Permeabilitas................................................................................... 8
II.4.........................................................................................................
Pengertian Bulk DensityTanah........................................................ 9
II.5.........................................................................................................
Pengertian Partikel Density............................................................ 10
2.6 Pengertian Porositas Tanah......................................................... 11
2.7. Pengertian Tekstur Tanah........................................................... 12
2.8. Pengertian Reaksi Tanah (ph) .................................................... 13
2.9. Pengertian C-Organik dan Bahan Organik................................. 13

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu........................................................................ 14


3.2. Alat dan Bahan............................................................................... 14
3.2.1.Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah...................... 14
3.2.2. Permeabilitas Tanah............................................................. 14
3.2.3. Bulk Density Tanah.............................................................. 15
3.2.4. Partikel Density................................................................... 15
3.2.5.Porositas Tanah..................................................................... 15
3.2.6.Tekstur tanah........................................................................ 15
3.2.7 Reaksi Tanah (pH)................................................................ 16
3.2.8.C-organik dan BO tanah....................................................... 16

3.3. Cara kerja


3.3.1. Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah..................... 16
3.3.2. Permeabilitas Tanah............................................................. 17
3.3.3. Bulk Density Tanah.............................................................. 18
3.3.4. Partikel Density Tanah........................................................ 18
3.3.5. Porositas Tanah.................................................................... 19
3.3.6. Tekstur tanah........................................................................ 19
3.3.7. Reaksi Tanah (pH)............................................................... 20
3.3.8. C-organik dan Bahan Organik Tanah.................................. 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah................................ 22


4.2 Permeabilitas Tanah........................................................................ 23
4.3 Bulk Density Tanah......................................................................... 25
4.4 Partikel Density Tanah................................................................... 26
4.5 Porositas Tanah............................................................................... 27
4.6 Tekstur tanah................................................................................... 28
4.7 Reaksi Tanah (pH).......................................................................... 29
4.8 C-organik dan Bahan Organik Tanah............................................. 30

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.................................................................................... 32
5.2 Saran.............................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Profil Tanah............................................................................................. 24
2. PermeabilitasTanah................................................................................. 25
3 Bulk DensityTanah.................................................................................. 26
4. Partikel Density Tanah............................................................................ 26
5. Porositas Tanah....................................................................................... 27
6 Tekstur Tanah.......................................................................................... 28
7. Reaksi Tanah (pH).................................................................................. 29
8. C-organik dan Bahan Organik Tanah...................................................... 30
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Profil Tanah............................................................................................. 7
2. Segitiga Tekstur....................................................................................... 11
3. Cara Pengambilan Sampel Tanah Utuh (Undisturbe Soil Sample)......... 22
4. Cara Pengambilan Sampel Tanah Tidak Utuh........................................
(Disturbed Soil Sample).......................................................................... 23
5. Dokumentasi Laboratorium..................................................................... 40
DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Perhitungan Permeabilitas tanah............................................................. 35


2. Perhitungan Bulk Density tanah.............................................................. 35
3. Perhitungan Partickel Density tanah....................................................... 35
4. Perhitungan Tekstur tanah....................................................................... 36
5. Perhitungan Porositas tanah.................................................................... 36
6. Perhitungan C-organik dan bahan organik tanah.................................... 39
7. Dokumentasi Praktek lapangan............................................................... 40
III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum pengamatan profil tanah di Laksanakan di daerah bendungan

paneki desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, Praktikum

penetapan, Penetapan Permeabilitas, Penetapan Bulk Density, Penetapan

Porositas, Penetapan Tekstur, Penetapan Reaksi Tanah (pH) dan Penetapan C-

Organik Tanah di Laksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,

Universitas Tadulako, Palu. Praktikum dilaksanakan setiap hari Jumat pukul 7.30

WITA sampai selesai. Mulai dari tanggal 31 Agustus 2019 sampai tanggal 13

September 2019.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Profil tanah dan pengambilan contoh tanah

Alat yang digunakan pada praktikum pengamatan profil tanah dan

pengambilan contoh tanah adalah cangkul, sekop, linggis, ring, cutter, plastik

gula, karet gelang, meteran, cangkul, palu dan balok kayu. Bahan yang digunakan

adalah air, sampel tanah utuh dan sampel tanah tidak utuh.

3.2.2 Permeabilitas tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan Permeabilitas Tanah adalah alat

permeameter, Ring sampel, kran sumber air, gelas ukur (25-500 ml) dan jangka

sorong. Bahan yang digunakan adalah sampel tanah utuh + air.


3.2.3 Bulk Density tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan Bulk Density adalah ring, Timbangan

analitik, oven, eksikator, gegep, dan cawan aluminium. Bahan yang digunakan

adalah sampel tanah utuh.

3.2.4 Partikel Density tanah

Alat dan bahan yang digunakan praktikum partikel density yaitu ring

sampel timbangan, cawan, oven, labu ukur 100 ml dan hot plate, sampel tanah,

picnometer dan aquades.

3.2.5 Porositas tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan Porositas Tanah adalah ring sampel,

oven, eksikator dan neraca analitik. Bahan yang digunakan adalah contoh sampel

tanah utuh.

3.2.6 Tekstur tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan tekstur tanah adalah neraca analitik,

gelas kimia volume 1 dan 2 liter, erlenmeyer 500 ml, gelas ukur 1000 ml, ayakan

berukuran 50 mm dan 100 mm, kompor, bak perendam, pipet dengan volume 10

ml dan 50 ml, oven, pipet ukur , batang penganduk, labu semprot , gegep, corong

dan cawan aluminium. Bahan yang digunakan adalah Hidrogen peroksida (H 2O2)

30%, HCl 0,2 N, Calcon dan sampel tanah tanah tidak utuh.
3.2.7 Reaksi tanah (pH)

Alat yang digunakan pada Penetapan Reaksi Tanah (pH) adalah Neraca

analitik ketelitian 4 desimal, botol sampel 100 ml, pipet ukur, burret 25 ml gelas

kimia, mesin pengocok, labu semprot dan pH meter. Bahan yang digunakan

adalah H2O, KCl 1 N, dan sampel tanah.

3.2.8 C-Organik dan bahan organik tanah

Alat yang digunakan pada Praktikum Penetapan C-Organik adalah neraca

analitik ketelitian 4 desimal dan magnetik stirer, buret 25 ml dan gelas ukur 100

ml, elenmeyer 250, dan bahan yang di gunakan adalah kalium dikromat (k2Cr2O7),

ferro sufat ((FeSO4 ). 7 H2O )dan sampel tanah.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Profil tanah dan pengambilan contoh tanah

Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan dengan cara membersihkan

terlebih dahulu rerumputan dan sampah. Meletakkan ring sampel pada tanah

dengan bagian runcing pada posisi bawah. Meletakkan balok kecil diatas

permukaan ring lalu dipukul menggunakan palu hingga ring pertama rata dengan

tanah. Setelah itu, meletakkan ring kedua diatas ring pertama lalu ditutupi dengan

balok kayu kemudian dipukul hingga ring kedua setengah tenggelam. Setelah

tenggelam, hentikan pemukulan lalu menggali disekitar ring dengan hati-hati,

jangan sampai ring goyang. Setelah digali hingga ring paling bawah, angkat kedua

ring dengan hati-hati. Iris perbatasan kedua ring dengan menggunakan cutter.

Setelah terpisahkan, ring bawah dibersih. Setelah itu membungkus kedua ujung
ring dengan plastik lalu diikat dengan karet agar tidak terganggu. Lapisan tanah

yang terdapat yaitu lapisan tanah 1 dan lapisan tanah 3 .Pengambilan sampel tanah

tidak utuh dilakukan dengan cara, membuat galian sebanyak 4 lubang yang

berjarak 1 meter dari pusat galian lalu mengambil tanah dengan menggunakan

tangan sebanyak satu genggam setiap lubang galian lalu mencampurnya didalam

toples.

3.3.2 Permeabilitas tanah

Mengambil contoh sampel tanah dari lapangan dengan ring sampel

kemudian direndam dalam bakiperendaman berisi air 3 cm dari dasar bakiselama

24 jam untuk penjenuhan, kemudian di lakukan pengukuran untuk mengetahui

tebal tanah atau tinggi ring, luas permukaan sampel tanah, dan dan tinggi

permukaan air dari permukaan sampel tanah. Setelah contoh tanah jenuh

air,contoh tanah tersebut dipindahkan ke alat permeameter kemudian diairi, dan

pengukuran jumlah air yang tertampungdilakukanselama 1 jam yang dibagidalam

3 waktupengukuranyaitu 15 menit, 15 menit dan 30 menit, setelah nilai

permeabilitas tanah diperoleh maka masukkan nilai tersebut dalam persamaan:

K = Q x l x 1 cm/jam .......................................................................(1)
t h A
Dengan :
K = Permeabilitas
T = waktu pengukuran (jam)
I = tebal tanah (cm)
A = luas perrmukaan tanah (cm2)
Q = banyaknya air yang mengalir setiap pengukuran
3.3.3 Bulk Density tanah

Meletakkan sampel tanah utuh yang telah diambil dilapangan kedalam

cawan aluminium selanjutnya dimasukkan kedalam oven untuk di panaskan

selama 24 jam pada oven bersuhu 1050C, mengeluarkan contoh tanah secara

berhati-berhati bersama dengan wadahnya dengan menggunakan tangkai penjepit

(gegep) kemudian di masukkan dalam eksikator hingga dingin, kemudian timbang

contoh tanah dalam ring dan selanjutnya menimbang ringnya sehingga di

dapatkan nilai BRG (berat ring kosong), setelah itu ukur folume ring yang di

gunakan sehinggga di peroleh nilai V total, kemudian tetapkan berat isi tanah atau

berat jenis volume tanah berdasarkan nilai BTKO : U total dalam suatu 9/cm 3

kemudian di masukkan ke dalam persamaan:

BD = ( ( Btko + Brg ) – Brg )g/cm3.......................................................(2)


V total

Dengan :
Btko + Brg = Berat cawan kosong + berat tanah (gam)
Brg = Berat tanah (gam)
V total = Nilai volume ring

3.3.4 Partikel Density tanah

Pertama lakukan percobaan BD dapat dilakukan dengan cara memanaskan

air dalam beaker glass 250 ml sampai mendidih kemudian dinginkan, lalu timbang

dengan menggunakan piknometer 150 ml isi dengan tanah kering oven ± 30 g

timbang berat piknometer dengan berat di dalam (Bg). Tambahkan air kedalam

labu sampai mengisi ¾ bagian labu, kemudian didihkan di atas Hot plate,

kemudian, dinginkan. Tambahkan air dingin dengan yang sudah didihkan sampai
garis batas kemudian timbang masukan air yang telah didihkan oleh

piknometer/labu ukur untuk mencari berat jenis air dan berat jenis partikel tanah

dapat di hitung dengan rumus.

3.3.5 Porositas tanah

Langkah yang dilakukan menentukan nilai porositas adalah menggunakan

nilai Bulk Density yang telah diperoleh, untuk nilai kepadatan partikel dipakai

angka 2,65 (nilai real density), kemudian di masukkan ke dalam persamaan:

Porositas = 1,0 – BD (g/cm3) x 100 % ......................................................(3)


PD (g/cm3)

Dengan :
BD = Bulk density ( g/cm3 )
PD = Partikel density

3.3.6 Tekstur tanah

Terlebih dahulu menimbang 5gr contoh tanah yang telah lolos ayakan 2

mm dengan menggunakan timbangan analitik dan selanjutnya dimasukkan dalam

erlenmeyer 150 ml, kemudian menambahkan 25 ml H2O2 30% (untuk

menghancurkan bahan organik ) dan selanjutnya simpan didalam nampan berisi

air untuk menghindari reaksi yang hebat dan aduk secara hati-hati dan biarkan

selama 30 menit, setelah itu panaskan di atas kompor hingga mengental.

Kemudian menambah kan aquades setiap air mendidih secara berkala

sampai 400 ml , panaskan hingga air menyusut sampai 300 ml, menambahkan

Setelah itu angkat lalu letakkan di atas nampan yang berisi air dengan tujuan

untuk pendinginan setelah pemanasan, lalu siapkan 2 jenis ayakan, gelas kimia
1000 ml, labu semprot, pipet volume , pipet ukur dan corong kaca. Kemudian

sampel yang telah dingin di isi air lalu di tuang ke ayakan untuk memisahkan

fraksi pasir kasar, fraksi pasir halus, debu dan lait. Fraksi debu dan liat yang

tertampung pada nampan di masukkan ke dalam gelas ukur 1000 ml, dengan

menggunakan corong kaca, lalu tambahkan Calcon sebanyak 25 ml, dan di isi air

hingga tanda tera 1000 ml.

Setelah itu siapkan cawan-cawan terlebih dahulu yang sesuai dengan waktu

pemipetannya. Kemudian fraksi debu dan liat yang berada di gelas ukur di kocok

sebanyak 15 kali dengan menggunakan tangkai pengocok.

Kemudian pemipetan pertama dilakukan 0 menit setelah pengocokan degan

menggunakan pipet 50 ml, kemudian pemipetan kedua dilakukan pada menit ke-5,

pemipetan ketiga dilakukan pada menit ke-17, dan pemipetan keempat dilakukan

pada menit ke-50 dengan menggunakan pipet 50 ml.

3.3.7 Reaksi tanah (pH)

Menimbang tanah masing-masing 5 g tanah yang masing masing lolos

ayakan 2 mm, kemudian dimasukkan kedalam rol film yang berlabel H2O dan

KCl lalu menambahkan 12,5 ml air bebas ion(pH H2O), dan menambahkan 12,5

ml KCl 1 N (pH KCl), lalu dengan mengocok rol film secara manual

menggunakan tangan selama 30 menit kemudian didiamkan sampai sampel tanah

mengendap. Setelah itu, mengkalibrasi pH meter yang akan digunakan dengan

larutan buffer pH 4,0 dan pH 7,0 kemudian mengukur pH larutan sampel tanah

menggunakan pH meter.
3.3.8 C-Organik dan bahan organik tanah

Terelebih dahulu menimbang 0,5 g contoh tanah yang lolos ayakan 0,5 mm

(0,05-0,1 g) untuk tanah organik (gambut), kemudian di masukkan kedalam

erlemeyer 250 ml, selanjutnya menambahkan 5 ml K 2Cr2O7 1 N sambil kocok,

kemudian di tambahkan 10 ml H2SO4 dan goyang secara berlahan-lahan. Setelah

tercampur sempurna larutan didiamkan selama 20-30 menit, selanjutnya

menambahkan 100 ml aquades, 5 ml NaF , 5 ml H3PO4 dan 15 tetes indikator

difenilamin, kemudian menitrasi larutan dengan ferro amonium sulfat 1 N Pada

tahap awal ion krom berwarna hijau redup, biru kotor dan titik akhir penitrasi

adalah hijau terang, kemudian lakukan cara sama dengan waktu yang sama untuk

blanko, setelah nilainya di peroleh maka di masukkan ke dalam persamaan:

%C-Organik = ml FeSO4 (blanko-contoh) x N FeSO x 0,30 .........(4)


Berat contoh tanah 0,77
% Bahan Organik = 1,724 x C-Organik ................................(5)
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah

Berdasarkan hasil dari praktikum yang kami lakukan mengenai

pengambilan sampel tanah utuh sebelum praktek dilaboratorium adalah sebagai

berikut :

Gambar 1. Contoh Tanah Utuh (Undisturbed soil sample)

Berdasarkan praktikum yang kami lakukan mengenai pengambilan sampel


tanah utuh yang kami lakukan di desa pombewe kecamatan biromaru kabupaten

sigi dapat dikatakan lapisan satu memiliki jenis tanah liat. Tanah yang telah

diambil secara utuh tidak boleh terbongkar teksturnya sedikitpun karena tekstur

dari tanah sangat dijaga. Saat tanah tersebut terksturnya terbongkar, maka akan

mempengaruhi dari hasil pengamatan yang akan dilakukan dilaboratorium.

            Pengambilan contoh tanah berupa sampel tanah terganggu dan agregat

utuh. Contoh sampel tanah terganggu digunakan untuk analisis sebaran partikel

tanah (tekstur tanah) dan kandungan bahan organik tanah, sedangkan agregat utuh

digunakan untuk analisis kemantapan agregat tanah Pengambilan sampel tanah

yang baik, yaitu dengan memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut. Pertama

dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan dalam hal topografi, sifat atau watak

tanah, warna tanah, dan perbedaan-perbedaan lain yang menimbulkan kelalaian.

Kedua, merupakan contoh individual yang banyak tergantung dari keadaan lokasi

yang dalam hal ini yaitu kalau tanahnya homogen sebaiknya diambil lima sampai

dua puluh contoh lain. Contoh-contoh tanah individual ini sebaiknya diambil dan

dikumpulkan atau dicampur merata disebut contoh tanah rata-rata, dan kalau

contoh tanah homogen itu luas 2-5 Ha yang terdiri dari suatu contoh tanah

individual. Dan terakhir, contoh tanah dari kasus seperti tanah dari perumahan

jalan, tanggul persawahan, selokan, tanah bekas penimbunan pupuk, supaya

jangan diambil atau sama sekali tidak boleh dianalisa (Sutanto, 2015).

Berdasarkan hasil dari praktikum yang kami lakukan mengenai

pengambilan sampel tanah tidak utuh sehari sebelum praktek adalah sebagai

berikut:
Gambar 2. Contoh Tanah Tidak Utuh

Tabel 1. Profil Tanah


Parameter Lapisan
pengamata 1 2 3 4
n
Kedalaman 18 cm 36 cm 15 cm 50 cm
Batas Kabur Kabur Jelas Jelas
lapisan
Batas Berombak Beombak Lurus Zizag
topografi
Tekstur Liat Butiran Butiran Pasir
Konsentrasi Halus Kasar Kasar Kasar

Berdasarkan praktikum yang kami lakukan mengenai pengambilan sampel

tanah tidak utuh yang di lakukan di desa pombewe kecamatan sigi biromaru

kabupaten sigi .sehari sebelum praktikum dilaksanakan kami mengambil tanah

tidak utuh dengan membelakangi arah matahari agar pengambilan lebih mudah.

Tanah tidak utuh ini adalah tanah yang sudah terbongkar dan sudah tersentuh oleh

tangan manusia dan tanah yang sudah diperbaharui.


Tanah tidak utuh adalah tanah yang sudah terbongkar dan terpecah

sehingga terpisah satu persatu dan tidak sama dengan bongkahan.pengangkutan

contoh tanah terutama untuk kerapatan, pH, dan permeabilitas harus hati-hati.

Waktu penyimpanan tanah perlu diperhatikan, contoh tanah yang terlalu lama

yang dsimpan dalam keadaan panas atau suhunya panas makan akan mengalami

perubahan, karena terjadi pengerutan dan aktivitas jasad mikro. Pengambilan

tanah tidak utuh ini perlu diperhatikan, saat pengambilan semua yang terambil

jangan ada isinya batu semua yang terambil adalah tanah (Susanto,2015).

4.2 Permeabilitas Tanah

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan mengenai permeabilitas tanah

di dapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 6. Penetapan Permeabilitas Tanah


No Sampel 15’ 15’ 30’ K Kriteria
.
1. 1.1 66,5 ml 46 ml 64 ml 7,5231cm/jam Sedang
2. 1.2 170 ml 106,5 ml 151,5 ml 7,0217cm/jam Sedang
3. 1.3 81 ml 84 ml 170 ml 12,6184cm/jam Sedang
4. 1.4 50 ml 51 ml 100,5 ml 8,1534cm/jam Sedang

Berdasarkan pengamatan kelompok lakukan didapatkan hasil tertinggi dari

permeabilitas tanah yaitu 12,6184 cm/jam.diketahui pula permeabilitas tertinggi

dari kelompok lain.nilai tersebut setelah di cocokan dengan kriteria permeabilitas

tanah termasuk pada kategori sedang.


Pada sampel 1.3 didapat kan permeabilitas tertinggi dikarenakan pada

sampel tanah itu memiliki pori-pori yang besar yang menyebabkan kemampuan

tanah meloloskan air termasuk kriteria sedang.

Faktor–faktor yang mempengaruhi permebilitas yaitu pertama, semakin

halus, teksturnya akan makin banyak, sehingga makin besar kapasitas simpan

airnya, hasilnya berupa peningkatan kadar dan ketersediaan air tanah. Kedua,

semakin banyak ruang antar struktur, maka semakin cepat juga permeabilitas

dalam tanah tersebut. Ketiga, semakin besar pori dalam tanah tersebut, maka

semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut. Keempat, semakin lambat air

tersebut, maka semakin sulit juga air untuk menembuas tanah tersebut, dan

terakhir, gaya gravitasi atau gaya tarik bumi karena,  permeabilitas adalah gaya

yang masuk ke tanah menurut gaya gravitasi (Hanafiah, 2017).

4.3 Bulk Density tanah

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan mengenai Bulk Density tanah

di dapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 7. PenetapanBulk Density tanah


No Lapisan Massa tanah Volume tanah Bulkdensity
.
1. 1.1 203,92 gr 5,8 cm 11,7596 gr/cm3
2. 1.2 202,09 gr 6.1 cm 9,8977 gr/cm3
3. 3.1 193,60 gr 6,8 cm 8,1562 gr/cm3
4. 3.2 236,26 gr 6,1 cm 11,1304 gr/cm3

Berdasarkan hasil percobaan kelompok diperoleh Bulk Density sebesar

11,7596 gr/cm3. Tanah pada lapisan 1.1 .Pada lapisan 1.2 diperoleh sebesar
9,8977 gr/cm3. Pada lapisan 3.1 diperoleh sebesar 8,1562 gr/cm3 .Pada lapisan

3.2 diperoeh sebesar 11,1304 gr/cm3.

Nilai bulk density dapat menggambarkan adanya lapisan pada tanah,

pengolahan tanah, kandungan bahan organik, mineral, porositas daya memegang

air, sifat drainase dan kemudahan tanah ditembus akar.Bulkdensity dipengaruhi

oleh tekstur tanah, struktur dan kandungan bahan organik tanah.Bulkdensity dapat

cepat berubah karena pengolahan tanah dan praktek budibaya

(Hardjowigeno, 2015).

4.4 Partikel Density Tanah

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan mengenai Partikel Density

tanah di dapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 8. PenetapanPartikel Density Tanah


No Kode Sampel Berat Sampel Volume pigno Partikel Density
.
1. Lapisan 1 10,0589 gr 51,751 cm3 2,3585 gr/cm3
2. Lapisan 2 10,0310 gr 52,132 cm3 2,5886 gr/cm3

Hasil Partickel Density yang diperoleh dari lapisan 1 yaitu 2,3585 gr/cm3,

dan lapisan 2 yaitu 2,5886 gr/cm3. Hal ini disebabkan karena kandungan bahan

organic tanah tersebut tinggi, karena semakin tinggi besar bahan organic suatu

tanah, maka nilai Patickel Densitynya rendah

Berdasarkan pengamatan kelompok lakukan diperoleh berat Particle

density 2,3585g/cm3. Dikarenakan mineral kuarsa felospart dan silikat koloida

yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut,jika pada tanah terdapat

mineral-mineral berat seperti magnetik,garmesirkum,tourmaline,dan hornblendeal


partikel density dapat melebihi 2,75 g/cm3 besar ukuran dan cara teraturnya

partikel tanah tidak dapat berpengaruh terhadap partikel density.ini salah satu

penyebab tanah lapiasan atas mempunyai nilai partikel density yang lebih rendah

di bandingkan dengan lapisan di bawahnya karena banyak mengandung bahan

organic (Hakim, 2016).

4.5 Porositas Tanah

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan mengenai Porositas tanah di

dapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 9. Penetapan Porositas Tanah


No Kode sampel Bulk Density Partikel Density Porositas
.
1. 1.1 11,7596 gr/cm3 2,3585 gr/cm3 49,46%
2. 3.1 8,1562 gr/cm3 2,5886gr/cm3 31,50%

Berdasarkan pengamatan kelompok lakukan diperoleh nilai presentase

porositas yaitu 49,46% dengan nilai Bulk density 11,7596 gr/cm3 dan Particle

density 2,3585 g/cm3.hasil ini menunjukkan presentase yang tinggi.

Tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih

besar maka setiap satuan berat(misalnya setiap gram)mempunyai luas permukaan

yang lebih kecil sehingga sulit menyerap(menahan)air dan unsure hara tanah-

tanah bertekstur liat,karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas

permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan

unsur hara tinggi tanah bertekstur halus lebih efektif dalam reaksi kimia dari pada

tanah bertekstur kasar.(hardjowigeno,2015).


Sesuai dengan pendapat Majid (2018) porositas tanah di pengaruhi oleh

kandungan bahan organik, struktur tanah, tekstur taanah, kandungan air dan

bulkdensity.Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro

sehingga sulit untuk menahan air.

4.6 Tekstur Tanah

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan mengenai Tekstur tanah di

dapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 10. Penetapan Tekstur Tanah


No. Kode Pasir Pasir Liat % Debu % kriteria
Sampel kasar % halus %
1. L1 1,2135 1,1637 55,5419 42,0805 Liat Berdebu
2. L3 1,3338 1,0620 54,5915 43,0124 Liat Berdebu

Berdasarkan hasil kelompok 2 pada Lapisan 1 diperoleh terdapat 1,2135%

pasir kasar, 1,1637% Pasir halus, 55,5419% liat, dan 42,0805% debu dengan

kriteria Liat Berdebu. Pada Lapisan 3 diperoleh 1,3338% Pasir Kasar, 1,0620%

Pasir Halus, 54,5915% liat, dan 43,0124% debu dengan kriteria Liat Berdebu. Hal

ini disebabkan karena fraksi Liat lebih besar dibandingkan dengan fraksi Pasir dan

debu. Fraksi yang paling besar yaitu fraksi penentu dari kriteria dan jika

prensetase kejenuhan suatu tanah lebih dari 50% maka tanah tersebut termasuk

dalam tekstur liat dikarenakan fraksi tidak lebih dari 50% maka kriteria bukan liat

tetapi pasir.

Karakteristik tekstur tanah terdiri atas fraksi pasir, fraksi debu dan fraksi

liat.Suatu tanah disebut bertekstur pasir apabila mengandung minimal 85% pasir,
bertekstur debu apabila berkadar minimal 80% debu dan bertekstur liat apabila

berkadar minimal 40% liat (Hanafiah, 2010).

4.7 Reaksi Tanah (pH)

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan mengenai struktur tanah di

dapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 11. Penetapan Reaksi Tanah (pH)


No. Lapisan pH KCl pH H2O
1. 1 6,09 7,00
2. 3 5,03 6,67

Berdasarkan hasil kelompok yang di peroleh pada pH KCl memiliki pH

dibawah 7 atau <7 berarti bersifat masam dan untuk pH H 2O diperoleh pH 7,00

berarti bersifat basa. Hal in dikarenakan perbedaan pH kcl dan pada tanah dan pH

H2O pada tanah yaitu H2O lebih tinggi larutannya dari pH KCl. H2O ini dan KCl

sebagai pembanding dari sifat-sifat pH tanah oleh karena itu pH tanah ini

berfungsi seagai penentu derajat keasaman atau basa pada tanah.

Reaksi tanah dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu, masam, netral dan

basa.Tanah yang masam jauh lebih luas masalahnya dari pada tanah yang

memiliki sifat alkalinitas.Tanah masam terjadi akibat pelapukan yang lanjut dan

curah hujan yang tinggi serta akibat bahan induk yang masam pada tanah

(Nikymena, 2013).

4.8 C-Organik dan Bahan Organik Tanah


Berdasarkan percobaan yang kami lakukan mengenai struktur tanah di

dapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 12. Penetapan C-Organik dan Bahan Organik Tanah


No Lapisan Berat C-organik Bahan Kriteria
. sampel (%) Organik
(%)
1. Lapisan 1 0,5791 gr 1,7024 2,94 Rendah
2. Lapisan 3 0,5090 gr 0,6042 1,04 Sangat Rendah

Berdasarkan hasil pengamatan kelompok yang diperoleh terlihat bahwa

C-Organik dari Lapisan 1 yaitu 1,7024 % dan bahan organiknya 2,93 % ini

termasuk dalam kriteria rendah karena dari didapatkan dari kriteria penilaian hasil

analisis tanah, jika tenah termasuk kriteria rendah berarti kisaran 1-2 tanah ini

berarti termasuk tanah vertisol karena kisarannya 1-2. Tanah ini termasuk tanah

yang memiliki tanah yang memiliki C-Organik yang rendah karena jika bahan

Organik tinggi maka tinggi pula kandungan C-Organik tanah dan tanah ini

memiliki bahan Organik 2,93 % Lapisan ini C-Organik rendah, ini dapat

disebabkan oleh faktor biologi, fisika dan kimia.

Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat

ditahan dalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman.Akhirnya

bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikroba. Tanpa bahan

organik semua kegiatan biokimia akan terhenti. Sehingga tanah yang memiliki

bahan organik sedang termasuk tanah yang bagus (Doeswono,2015).

Kandungan bahan organik tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor

antara lain, iklim, tipe penggunaan lahan, relief, land form, aktivitas manusia.

C/N adalah salah satu parameter yang didapat digunakan untuk menciri-

cirikan kualiats bahan organik (Setiawan, 2015).


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai sifat fisik dan kimia tanah

dari lahan Perkebunan kakao milik masyarakat desa Pombewe keacamatan

Biromaru Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah maka dapat di tarik

kesimpulan bahwa :
1. Permeabilitas tanah dapat dikatakan kriterianya agak cepat apabila dikisaran

12,2 jadi kriteria dari permeabilitas tanah yang kami amati adalah termaksud

kriteria agak cepat. Ini disebabkan karena kami mendapatkan hasil dari

perhitungan permeabilitas tanah yaitu pada kisaran 12,2 dari atau yang kami

dapatkan 12,6184 cm/jam. Tanah yang kami amati memiliki kriteria

permeabilitas agak cepat ini disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi

permeabilitas tanah salah satunya yaituporositas atau pori-pori tanah yang

besar sehingga kemampuan tanah meloloskan air agak cepat.

2. Lapisan satu memiliki tingkat Bulk Density sebesar 11,7596 gr/cm3. Tanah

pada lapisan ke 3 memiliki nilai atau kelas yang sedang. Tanah berpori

renggang mempunyai bobot kecil pesatuan volume dan tanah yang padat

berbobot tinggi persatuan volume.

3. Fraksi tekstur tanah yang paling besar yaitu fraksi penentu dari kriteria dan

jika prensetase kejenuhan suatu tanah lebih dari 50% maka tanah tersebut

termasuk dalam tekstur liat dikarenakan fraksi tidak lebih dari 50% maka

kriteria bukan liat tetapi pasir.

4. Berat Particle density 2,3585 gr/cm3. Karena itu tanah tersebut berada pada

kisaran Particle density tanah-tanah mineral kecil yaitu 2,39-2,6 g/cm3. Hal

ini disebabkan mineral kwarsa, feidspart dan silikat koloida yang merupakan

komponen tanah tersebut berada disekitar angka 2,39-2,6 g/cm3.

5. Presentase porositas yaitu 49,46% dengan nilai Bulk density 11,7596 gr/cm3

dan Particle density 2,3585 gr/cm3 ini berarti bahwa bahan organik yang

lebih rendah. Tanah lapisan 1 mempunyai porositas tinggi karena tanah ini
merupakan tanah yang pasir berarti porositasnya besar atau pori-pori

tanahnya besar karena tanahnya pasir.

6. pH KCl memiliki pH dibawah 7 atau <7 berarti bersifat masam dan untuk pH

H2O diperoleh pH 7,00 berarti bersifat netral . Hal in dikarenakan perbedaan

pH kcl dan pada tanah dan pH H2O pada tanah yaitu H2O lebih tinggi

larutannya dari pH KCl. H2O ini dan KCl sebagai pembanding dari sifat-sifat

pH tanah.

7. Tanah termasuk kriteria rendah berarti kisaran 1-2 tanah ini berarti termasuk

tanah vertisol karena kisarannya 1-2. Tanah ini termasuk tanah yang memiliki

tanah yang memiliki C-Organik yang rendah karena jika bahan Organik

tinggi maka tinggi pula kandungan C-Organik tanah dan tanah ini memiliki

bahan Organik 1,7024 %.

5.2 Saran

Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus dipergunakan

sebaik-baiknya serta keaktifan para praktikan dalam melakukan praktek harus

diperhatikan. Setiap praktikan wajib membawa seluruh perlengkapan yang

dibutuhkan dalam praktikum. Semoga di tahun akan datang praktikumnya bisa

jadi lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Doeswono, 2015.C-organik dan pengapuran. Yogyakarta:Gadjah Mada


University press

Hanafiah,K.A.,2017. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT.Raja Grafindo Persada:Jakarta

Hanafiah,K.A.,2015. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT.Raja Grafindo Persada:Jakarta

Hanafiah,K.A.,2015. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT.Raja Grafindo Persada:Jakarta

Handayani, 2018.Dasar-dasar Ilmu Tanah.PT. Raja Grafindo Persada:Jakarta

Handayani, 2015.Dasar-dasar Ilmu Tanah.PT. Raja Grafindo Persada:Jakarta


Hardjowigeno,sarwono.2015.Ilmu Tanah.Mediyatama.sarana perkasa:Jakarta

Hardjowigeno,sarwono.2015.Ilmu Tanah.Mediyatama.sarana perkasa:Jakarta

Hardjowigeno,sarwono.2017.Ilmu Tanah.Mediyatama.sarana perkasa:Jakarta

Hakim,2016.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung

Khamandayu, 2019.Tipikal Kuantitas infitrasi, Menurut karakteristik lahan:


Jakarta Lingkungan. 33: 10-17

Madjid., 2018. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

Muklis 2015. Evaluasi status kesuburan tanah andisol pada kebun kopi rakyat di
Kabupaten Kerinci.Prosiding Seminar Nasional PLTT dan Hasil-Hasi
lPenelitian/Pengkajian Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi. Jambi,
Indonesia.
N.Suharta dan B. H Prasetyo, 2018 Dasar-dasar ilmu tanah.lampung:unuversitas
lampung.
Nikymena, 2015.Penetapan kadar air tanah

Pairunan, 2015.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi


Negeri Bagian Timur, Makassar.
Pasaribu,2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Grafindo, Jakarta.

Soewandita,2018.Pengaruh teras dan tanaman penguat teras terhadap erosi dan


produktivitas kopi arabika, Pelita Perkebunan, 17,18 – 29
Sugiyanto;Sugiyono&A.Wibawa 2015.Status hara tanah di perkebunan kopi dan
kakao di Jawa Timur Periode 2000 - 2005.Warta Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia, 21, 120 - 124.
Sutanto,2015.Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Jakarta

Setiawan,2015.Ilmu Tanah.CV.Pustaka Buana:Bandung


LAMPIRAN

1. Perhitungan permeabilitas tanah

K = Q x l x 1 cm/jam
t h A
Keterangan :
t = waktu pengukuran (jam)
I = tebal tanah (cm)
A = luas perrmukaan tanah (cm2)
Q = banyaknya air yang mengalir setiap pengukuran
h = tinggi air
Q = Banyak air yang dialirkan total
= 232 + 214 + 478 = 924
t = Waktu
= 1 jam
I = Ketelitian contoh tanah / Tinggi ring
= 6,1
h = Tinggi Air
= 7,5
A = Luas permukaan ring / tabung
= π r2 t
= 3,14 x (2,7)2 x 6,1
= 139,63 cm3
Permeabilitas (cm / jam) = Q x l x 1
t h A
= 122 x 5,9 x 1
1 7,2 21,22
= 122 x 0,8 x 0,04
=3,904 cm/jam

2. Perhitungan Bulk Density

Ring 1.1

BD= (342 - 125)


125,198
= 217
125,198
1
S = 1,733
BD= (334 - 122)
118,378
= 212
118,378
S2 = 1,7
3. Perhitungan Particle Density
Sampel I

PD = PW X WT
WT – (WSW – WW)
= 0,9959 X 10,0185
10,0185 – 5,9502
= 9,977
4,0683
S1 = 2,452

Sampel 2

PD = PW X WT
WT – (WSW – WW)
= 0,9959 X 10,3042
10,3042 – (88,8922 – 83,2237)
= 10,261
10,3042 – 5,6685
= 10,261
4,5925
2
S = 2,234

4. Perhitungan porositas tanah


Porositas = 1,0 – BD (gr/cm3) x 100 %
PD (gr/cm3)

= 1,733 x 0,9959 = 1,725


2,452 x 0,9959 441
= 1,0 – 0,7
= 0,3 x 100%
1
S = 0,3

=1,0 – 1,790 x 0,9959 = 1,782


2,224
= 1,0 – 0,8
= 0,2 x 100%
2
S = 0,2

5. Perhitungan tekstur tanah


Sampel I

 BFO (0) = ( BKO + CAWAN ) – CAWAN


= 48,5179 – 48,4434
= 0,0745

 BFO (5) = ( BKO + CAWAN ) – CAWAN


= 6,2890 – 6,2819
= 0,0071

 BFO (17) = ( BKO + CAWAN ) – CAWAN


= 5,4930 – 5,4921
= 0,0009

 BFO (50) = ( BKO + CAWAN ) – CAWAN


= 6,8255 – 6,8228
= 0,0027

 BMF (0) = ( 1000 x BFO ) - BKC


BVA

 BMF (0) = ( 1000 x 0,0745 ) – 0,0029


49,6763
= 1,4997 – 0,0029
= 1,4968

 BMF (5) = ( 1000 x 0,0071) – 0,0029


9,7668
= 0,7269 – 0.0029
= 0,7240

 BMF (17) = ( 1000 x 0,0029) – 0,0029


9,7668
= 0,0921 – 0,0029
= 0,0892

 BMF (50) = ( 1000 x 0,0029) – 0,0029


9,7668
= 0,7269 – 0,0029
= 0,7240
 BFA = BPK + BPH + BMF
= 1,8927 + 1,9214 = 1,4968
= 5,3109

 FM (0) = BMF (0) – BMF (5) x 100


BFA
= 1,4968 – 0,7240 x 100
5,3109
= 0,1455 x 100
= 14,55

 FM (5) = BMF (5) – BMF (17) x 100


BFA
= 0,7240 – 0,0892 x 100
5,3109
= 0,1195 x 100
= 11,95

 FM (17) = BMF (17) – BMF (50) x 100


BFA
= 0,0892 – 0,2735 x 100
5,3109
= 0,0347 x 100
= 3,47

 % Pasir Halus = BPHx 100 % = 1,9214 x 100


BFA 5,3109
= 0,3617 x 100
= 36,17%

 % Pasir Kasar = BPKx 100 % = 1,8927 x 100


BFA 5,3563
= 0,3563 x 100
= 35,63%

 % Liat = Bmf (50)x 100 % = 0,2735 x 100


BFA 5,3109
= 0,0514 x 100
= 5,14%
 % Debu = Fm (0) + Fm (5) + Fm (17)
= 14,55 + 11,95 + (-) 3,47
= 23,03%
Sampel 2

 BFO (0) = ( BKO + CAWAN ) – CAWAN


= 49,8915 – 49,8404
= 0,0511

 BFO (5) = ( BKO + CAWAN ) – CAWAN


= 5,5565 – 5,5527
= 0,0038

 BFO (17) = ( BKO + CAWAN ) – CAWAN


= 5,3351 – 5,3329
= 0,0022

 BFO (50) = ( BKO + CAWAN ) – CAWAN


= 5,4590 – 5,4585
= 0,0005

 BMF (0) = ( 1000 x BFO ) - BKC


BFA

 BMF (0) = ( 1000 x 0,0511) – 0,0029


49,6763
= 1,0286 – 0,0029
= 1,0257

 BMF (5) = ( 1000 x 0,0038) – 0,0029


9,7668
= 0,3890 – 0,0029
= 0,3861

 BMF (17) = ( 1000 x 6,6842) – 0,0029


9,7668
= 0,2252 – 0,0029
= 0,2223
 BMF (50) = ( 1000 x 0,0005) – 0,0029
9,7668
= 0,0511 – 0,0029
= 0,0482

 BFA = BPK + BPH + BMF (0)


= 2,3343 + 0,1985 + 1,0257
= 3,5585

 FM (0) = BMF (0) – BMF (5) x 100


BFA
= 1,0257 – 0,3861 x100
3,5585
= 0,1797 x 100
= 17,97

 FM (5) = BMF (5) – BMF (17) x 100


BFA
= 0,3861 – 0,2223 x 100
3,5585
= 0,0460 x 100
= 4,60

 FM (17) = BMF (17) – BMF (50) x 100


BFA
= 0,2223 – 0,0482 x 100
3,5585
= 4,89
= 4,89
 % Pasir Halus = BPHx 100 % = 0,1985 x 100
BFA 3,5585
= 0,0557 x 100
= 5,57

 % Pasir Kasar = BPKx 100 % = 2,3343 x 100


BFA 3,5585
= 0,6559 x 100
= 65,59

 % Liat= Bmf (50)x 100 % = 0,0482 x 100


BFA 3,5585
= 0,0135 x 100
= 1,35

 % Debu = Fm (0) + Fm (5) + Fm (17)


= 1517,97 + 4,60 + 4,89
= 27,46%

 Tekstur Tanah = %Pasir + %Debu + %Liat


= 71,16% + 27,46% + 1,35%
= 99,97%

6. Perhitungan C-Organik dan bahan organik tanah

Sampel 1

% C- Organik = ml FeS04 (Blanko-contoh) x N FeSO4 x 0,30


Berat contoh tanah 0,77

= 10 – 9,42 x 1 x 0,30
0,5030 0,77
= 0,58 x 0,30
0,5030 0,77
= 1,15 x 0,38

- 0,437%

Perhitungan Bahan Organik Menggunakan Rumus :


% Bahan Organik = 1,724 x C- Organik

Perhitungan sampel 1 :
% Bahan Organik = 1,724 x 1,78
= 2,030

Perhitungan sampel 2 :
% Bahan Organik = 1,724 x 0,437
= 0,753

% C- Organik = ml FeS04 (Blanko-contoh) x N FeSO4 x 0,30


Berat contoh tanah 0,77
= 10 – 8,4 x 1 x 0,30
0,5055 0,77
= 1,6 x 0,30
0,5055 0,77
= 3,1 x 0,38

= 1,178%

Penyusun bernama PUTRI SINTIA. Palu 03

September 2002. Anak Tunggal dari Pasangan Bapak

Bahtiar dan Ibu Nur Rahma. Penyusun mulai merasakan

bangku pendidikan masuk SD Negeri Inpers 3 Lolu, Pada

Tahun 2008 dan selesai Tahun 2014.

Pada tahun yang sama melanjutkan studi di Mts Negeri Palu Timur dan

selesai Tahun 2017. Setelah itu, pada tahun yang sama melanjutkan studi di SMK
Negeri 1 Palu dan selesai pada Tahun 2020. Kemudian pada tahun yang sama

melanjutkan studi di Universitas Tadulako, Fakultas Pertanian, Program Studi

Agribisnis. Palu

Anda mungkin juga menyukai