SKRIPSI
Oleh
Eka Putri
NIM 153140239
Diajukan
Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Pada Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta
i
ii
iii
iv
HALAMAN MOTTO
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Dan
apabila Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan menjadi
kemudahan.”
-Doa Ketika Menghadapi Kesulitan-
“Skripsi itu tidak untuk dilihat, dibuat pusing ataupun dibuat stress, melainkan skripsi
membutuhkan niat dan dikerjakan”
-Eka Putri-
“Sing ati-ati, ojo kesusu, teliti karo ojo lali berdoa nok”
-Ibukku Nur Kholidah-
Sing seneng, tetap semangat raih cita-citamu setinggi langit, doa dan usaha Insyaallah
berhasil. Amiin Yaa Rabb
-Bapakku Suradal-
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Assalammu’alaikum Wr.Wb.
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT saya persembahkan karya
sederhana ini teruntuk Ibuku (Nurkholidah) dan Bapakku (Suradal) yang tercinta.
Terimakasih yang tidak terhingga untuk segala doa yang terucap di dalam setiap
sujud, untuk segala dukungan dan harapan yang selalu menguatkan saya dan untuk
segala yang telah engkau lakukan untuk mewujudkan mimpi-mimpi putrimu. Semoga
karya sederhana ini dapat menjadi hadiah kecil dari putrimu untuk memperingati hari
ulang tahun ibuk dan bapakku. Maaf baru ini yang bisa putrimu berikan, rasanya
tidak akan cukup untuk menukar semua jasa-jasa dan kasih saying yang telah ibuk
dan bapak berikan kepada putrimu ini. Terimakasih telah mendidik, membimbing,
menemani, memberikan semangat untuk putrimu selama hampir 23 tahun.
Terimakasih ibuku dan bapakku . Tidak lupa kubingkiskan juga karyaku ini untuk;
Adikku Wahyu Trisna Jati yang selalu saya repotkan dan merepotkan tetapi
percayalah aku menyayangimu. Semoga engkau kelak menjadi adik yang
bertanggung jawab dan berbakti kepada ibuk dan bapak! Terimakasih sudah
menemaniku penelitian.
Teruntuk calon imamku kupersembahkan skripsi ini untukmu, dimanapun
kamu berada, terimakasih selalu mendoakanku, sehingga skripsi ini cepat selesai.
Teruntuk sahabat-sahabatku yang telah mensupportku dalam proses penyusunan
sampai selesainya skripsi ini.
Serta untuk seluruh teman-teman Garduaction dimanapun kalian berada,
kalian adalah orang-orang yang hebat. Yang tidak lari dari permasalahan, kalian yang
loyal menyisihkan waktunya untuk sampah. Tetap semangat dan jaga loyalitas kalian
dan mari bersama-sama wujudkan Indonesia bersih sampah.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
vi
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb
vii
5. Ibu Siti Fatonah, M.Si selaku dosen wali yang selalu memberikan support dan
masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan lancar.
6. Ibu Dra. Istiana Rahatmawati, M.Si selaku dosen Manajemen, Dosen
Pembimbing Lapangan KKN Kelompok RB 63.81 Jalakan, sekaligus ibu
kedua bagi saya yang telah mensupport, memberikan dukungan dan
memberikan kesempatan kepada penulis sebagai asisten penelitian dana hibah
dosen.
7. Ibu Dr. Purbudi Wahyuni, MM selaku dosen Manajemen sekaligus ibu kedua
bagi saya yang telah mensupport, memberikan dukungan dan memberikan
kesempatan kepada penulis sebagai asisten penelitian dana hibah dosen dan
pengabdian masyarakat. Serta ibu yang selalu sabar dan memberikan ilmu
mengenai manajemen dan pengetahuan agama.
8. Teruntuk sahabatku Fitriya Rahmalia NIM 153140245 yang selalu bersama
dari awal masuk kuliah sampai detik ini, terimakasih segala dukungan,
semangat dan support yang tidak heti-hentinya kamu berikan kepadaku.
Terimakasih juga kepada kucing-kucing cantikmu, mereka yang senantiasa
menjadi penyemangat revisian skripsi setelah bimbingan.
9. Ricky Ade Setyawan, terimakasih atas segala dukungan, perhatian, support,
dan doa yang telah kamu berikan selama ini. Terimakasih sudah mau saya
repotkan dan selalu mendengarkan keluh kesah saya dari awal sampai
selesainya skripsi ini. Terimakasih telah menjadi laki-laki yang paling setia
menemani setiap proses pembuatan skripsi ini dan paling sabar.
10. Keluarga besar Satmenwa Kalimasada UPN “Veteran” Yogyakarta
11. Fitri, Rahma, Kikik grup tercinta dan tersayang “Jalakan Angel’s” yang selalu
memberikan tawa dan cerianya sehingga menjadi hiburan dikala jenuh. Fitri
yang selalu menyemangatiku untuk selow dan belajar memberi tau kalo test
toefl itu mudah plus terimakasih untuk kucing-kucingmu yang selalu
membuatku semangat mengerjakan skripsi. Terkhusus Rahma yang selalu
menyemangati dan mengingatkanku sampai tidak bisa tidur nyenyak karena
viii
skripsi. Memberikan masukan, dukungan dan semangat dengan cara yang
lucu sehingga penulis selalu terhibur dengan gurauannya. Untuk Kikik yang
selalu menjadi master plan terhebat, mengingatkanku bahwa kita bisa lulus
bersama 2018. Kalian yang selalu membuat setiap harinya berjalan cepat dan
produktif sehingga skripsi berjalan dengan cepat dan menyenangkan.
12. Teman-teman seperjuangan Ilmu Komunikasi 2014 yang selalu
menyemangati dan memberikan bantuan serta seluruh kenang-kenangan
terindah selama berada di bangku perkuliahan.
13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dalam kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
skripsi ini. Penulis memohon maaf apabila dalam penyusunan skripsi ini terdapat
banyak kesalahan dan kealpaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan pada umumnya bagi para pembaca.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ iv
HALAMAN MOTTTO.................................................................................. v
ABSTRAK ...................................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
x
1.3.2.2.Manfaat Praktis ........................................................................ 6
1.4. Kerangka Teori dan Konsep .............................................................. 7
1.4.1. Teori Perencanaan ........................................................................... 7
1.4.2. Strategi Komunikasi ...................................................................... 9
1.4.3. Garbage Care................................................................................ 10
1.4.4. Education ...................................................................................... 10
xi
3.5.2. Data Sekunder .............................................................................. 40
3.6. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 41
3.6.1. Observasi ..................................................................................... 41
3.6.2. Wawancara Mendalam ................................................................ 41
3.6.3. Dokumentasi ................................................................................ 42
3.7. Teknik Analisa Data ............................................................................ 43
3.7.1.DataReduction ............................................................................. 44
3.7.2. Data Display ............................................................................... 44
3.7.3.Verifikasi ..................................................................................... 44
3.8. Uji Keabsahan Data ............................................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
xii
4.2.2.2.Peranan Komunikator dalam
Strategi Komunikasi Garduaction........................................ 75
4.2.2.3.Pengkajian Tujuan Pesan
Strategi Komunikasi Garduaction........................................ 80
4.2.2.4.Pemilihan Media untuk Mewujudkan
Garbage Care and Education .............................................. 85
4.2.3. Faktor Pendukung dan Penghambat
Strategi Komunikasi Garduaction ................................................... 88
4.2.4. Tanggapan Masyarakat Mengenai
Program Pengelolaan Sampah oleh Garduaction ............................ 94
4.3.Pembahasan ............................................................................................... 95
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Komunitas Garduaction................................................................. 66
xiv
Gambar 4.11 Kunjungan 1000 Guru Yogyakarta ............................................ 72
Gambar 4.15 Pelatihan Membuat Vas dari Sampah kepada Pengunjung ........ 79
Gambar 4.17 Pak Budiyanto saat Diundang oleh Radio RRI .......................... 86
xv
ABSTRAK
xvi
ABSTRACT
The ignorance of the problems and knowledge of waste management in the tourist
area, caused by the lack of awareness of tourists, became the main source of the
amount of garbage that accumulated in the area of Parangtritis Beach. Garduaction
as a community that concentrates on environmental issues, tries to transfer
knowledge of waste management that is useful to reduce garbage problems in
Parangtritis Beach. Garduaction is a new community that concentrates on waste
management in Parangtritis Beach. This study aims to determine the communication
strategy of Garduaction in realizing Garbage Care and Education. This research has
a theme of waste management and using the planning theory by Charles Berger. The
method used is qualitative research with descriptive approach, collecting data
through in-depth interview, observation and documentation. The researcher got the
result of the research that the communication strategy of Garduaction in realizing
Garbage Care and Education in line with Cangara, that in communication strategy
there must be determination of strategy in communication planning to reach the set
goal. The communication strategy of Garduaction through the stages recognizes the
Early Adopters and Early Majority audiences, the role of communicators, the
assessment of messaging objectives and the selection of media. Through the
socialization activities, workshops, through the activities of Trash Bank, Education
Camp, Little Journalists, Social Services, Go-Green, Sunday Caring and Sharing.
Through the existence of these supporting activities really help the realization of the
goals to be achieved by the Garduaction. The communication strategy of
Garduaction aims to increase awareness and knowledge of waste management when
traveling, creating and realizing Garbage Care and Education. The obstacles are the
management and structuring of poorly organized Garduaction area, lack of public
knowledge of Garduaction activities, and the lack of publication of activities by the
Garduaction and the liveliness of the members of the Garduaction are still lacking.
Keywords: Communication Strategy, Garbage Problem, Waste Management
Knowledge
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
21.445.343orang.
(https://visitingjogja.com/downloads/Buku%20Statistik%20Kepariwisataan%20D
meliputi wisata alam, wisata pantai, wisata budaya & sejarah, wisata museum,
wisata minat khusus dan desa wisata. Dari 127 obyek wisata di Daerah Istimewa
tercatat dalam Potensi Kepariwisataan Kabupaten Bantul tahun 2017. 374 tempat
monumen, 16 makam atau ziarah, 9 museum, 40 situs atau cagar budaya, 2 agro
(https://pariwisata.bantulkab.go.id/data/hal/11/12/14/197-potensi-kepariwisataan-
bantul-2017)
hasil survey tahun 2016 yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
jenis konten internet yang diakses adalah 97,4% media sosial, 96,8% hiburan,
(https://apjii.or.id/downfile/file/surveipenetrasiinternet2016.pdf/survei@apjii.or.id
Sebanyak 97,4% media sosial adalah konten internet yang sering diakses oleh
kebanyakan orang, menjadikan media sosial sebagai suatu alat untuk melakukan
operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan
youtube dan facebook, setiap media sosial memiliki kegunaan dan karakteristiknya
dimana kita dapat berbagi video secara gratis, dan khalayak dapat melihat secara
audio visual. Selain Youtube media sosial yang sering digunakan sebagai media
keunggulan membagi foto dan video secara aktif dengan menggunakan hashtag.
oleh Garduaction yang berada di Pantai Parangtritis. Sebagai salah satu komunitas
yang tumbuh pada perkembangan media sosial yang sangat pesat, Garduaction
tidak ingin kalah dengan tempat wisata yang lain. Garduaction atau Garbage Care
and Education merupakan satu tempat dan komunitas baru, namun dapat menarik
pengetahuan baru melalui kegiatanyang berbasis Garbage Care and Education saat
berkunjung di Garduaction.
masyarakat sekitar tempat wisata, Garbage Care and Education ini bertujuan
mengajak wisatawan untuk peduli dengan sampah yang mereka tinggalkan dan
sampah plastik yang ada menjadi barang yang berguna. Banyaknya sampah
dikawasan pantai dan sering telatnya truk sampah untuk mengambil sampah ke
4
Pasalnya selama libur lebaran 2017 kemarin kawasan wisata Pantai Parangtritis
(https://news.okezone.com/read/2017/07/07/510/1730840/wow-tumpukansampah-
Gambar 1.1
Workshop Macrame
Sumber : https://www.instagram.com/garduaction/
Diakses : 27 Februari Pukul 10.00 WIB
pentingnya pengelolaan sampah dan masih banyak lagi mini workshop mengenai
5
diadakan di Garduaction dengan volunteer David dari Spanyol dan Sarah dari Paris.
antara lain pengelolaan sampah dan character building untuk karang taruna desa,
untuk berperan aktif dalam memperingati hari peduli sampah nasional, dengan
mengolah sampah menjadi barang yang berguna. Yaitu mengolah tutup botol
wisatawan sangat berbeda dengan tempat-tempat wisata yang lain. Ketika berwisata
di tempat lain hanya sekedar berwisata lalu pulang tanpa ilmu, pengunjung yang ke
Garduaction pulang membawa ilmu baru. Dengan harapan, penelitian ini dapat
and Education?
Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti-peneliti lain dalam
melakukan strategi komunikasi agar promosi yang dilakukan lebih efektif dan
variatif.
mental dari langkah-langkah yang akan diambil seseorang untuk memenuhi sebuah
tujuan. Pada dasarnya teori ini juga menjelaskan tentang proses-proses yang
berlangsung dalam diri manusia dalam proses komunikasi yakni proses membuat
pesan dan proses memahami pesan. Manusia ketika dalam proses menghasilkan
suatu pesan maka akan melibatkan proses berpikir, pembuatan keputusan sampai
2009:184-185)
dari beberapa jenjang, karena tindakan tertentu dibutuhkan lebih dahulu agar
dimiliki, maka akan semakin kompleks rencana yang akan dibuat. Berger
mencapai tujuan dan pengetahuan cukup tinggi maka rencana yang dibuat akan
semakin kompleks. Begitu pula sebaliknya, jika motivasi dan pengetahuan rendah
maka rencana yang dibuat tidak akan bagus. Namun terdapat batasan mengenai
interpersonal karena adanya faktor meta tujuan untuk efisiensi serta kepatuhan
yang bisa dilakukan. Pertama, yaitu mencoba tindakan khusus yang berbeda atau
perubahan hierarki rencana tingkat rendah. Kedua adalah melakukan tindakan yang
lebih umum. Penyesuaian tingkat rendah atau tinggi tergantung pada seberapa besar
motivasi untuk mencapai tujuan. Jika tujuan sangat penting, maka seseorang
penelitian ini, yaitu salah satunya dalam proses perencanaan strategi serta
domestik untuk mewujudkan Garbage Care and Education. rencana yang dibuat
komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku
manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Seorang pakar
sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi
strategi salah atau keliru maka hasil yang diperoleh bisa fatal, terutama kerugian
dari segi waktu, materi dan tenaga yang harus disembunyikan oleh para perencana.
luas, tapi wilayah kerja perencanaan komunikasi dapat dilihat mulai unit terkecil
sampai yang terbesar yang memerlukan dukungan komunikasi. Salah satu wilayah
merupakan material sisa baik dari hewan, manusia maupun tumbuhan yang tidak
terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun gas.
pengelolaan sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik, yaitu sampah
yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering dan
sebagainya. Sampah ini dapat diolah menjadi kompos. Sampah anorganik, yaitu
sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik wadah pembungkus makanan,
kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, botol minuman,
kaleng, kaca, koran dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersial
1.4.4. Education
Menurut Wang dan Li, wisata studi mempunyai karakteristik yang berbeda
dimulai dari mengenal sekolah, adat istiadat, belajar bahasa, sampai dengan
kegiatan seminar dan penelitian (Kampung Tulip, 26:2017). Jafari & Ritchie
dan wisata studi, yang diorganisasi baik secara formal maupun non-formal, dengan
tujuan wisata alam maupun buatan (Kampung Tulip, 26:2017). Sedangkan Cohen,
geografi, bahasa, agama, dan budaya, melalui kunjungan situs penting, keterlibatan
Menurut Wang dan Litujuan utama wisata edukasi yakni pendidikan dan
penelitian, sehingga sekolah atau perguruan tinggi dan situs sejarah menjadi
destinasi utama dalam wisata edukasi (Kampung Tulip, 26:2017). Sebagian besar
wisatawan edukasi terdiri dari mahasiswa dan pelajar yang memanfaatkan waktu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Strategi
komunikasi. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos” yang
artinya tentara dan kata “agein” yang berarti pemimpin. Dengan demikian, strategi
dimaksudkan adalah pemimpin tentara. Lalu muncul kata “strategos” yang artinya
pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi strategi adalah konsep militer yang bisa
diartikan sebagai seni perang para jendral (The Art of General), atau suatu
menuju tujuan yang ingin dicapai. Tanpa adanya rencana yang matang, maka tentu
saja tujuan itu akan sulit dicapai oleh sebuah organisasi maupun instansi. Stephen
strategi dilaksanakan oleh setiap orang pada setiap tingkat, bukan hanya oleh
direktur, ketua atau pemilik perusahaan saja, namun setiap unsur yang berperan
13
langsung di perusahaan, instansi serta organisasi agar terwujudnya tujuan yang akan
dicapai bersama.
jasa.
perusahaan.
14
2.2. Komunikasi
menyatakan bahwa:
satu sama lainnya, yang pada gilirannya tiba pada saling pengertian
yang mendalam”.
lain dengan tujuan untuk memengaruhi pengetahuan atau perilaku sesorang. Dari
pengertian ini, maka kita bisa mengatakan bahwa suatu proses komunikasi tidak
bisa berlangsung tanpa didukung oleh unsur-unsur komunikasi. Unsur ini bisa juga
MEDIA
NOISE
FEEDBACK RESPONSE
Gambar 2.1
Model Proses Komunikasi
Sumber: Effendy, 2013:18
berikut:
bentuk lambang.
komunikator kepadanya.
16
diterpa pesan.
komunikasi;
pula dipergunakan.
17
digunakan dan arti dari apa yang dikatakan. Dengan kata lain
dan sejenisnya.
organisasi/lembaga.
dan sikapnya.
pada lingkungan.
komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku
manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Seorang pakar
sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi
yang optimal.
secara hati-hati dalam perencanaan komunikasi, sebab jika pemilihan strategi salah
19
atau keliru maka hasil yang diperoleh bisa fatal, terutama kerugian dari segi waktu,
materi dan tenaga yang harus disembunyikan oleh para perencana. Meskipun
perencanaan komunikasi dapat dilihat dalam skala yang lebih luas, tapi wilayah
kerja perencanaan komunikasi dapat dilihat mulai unit terkecil sampai yang terbesar
yang dikemukakan oleh Harold D Lasswell “Who, Says What, In Which Channel,
To Whom and With What Effect?”, rumusan tersebut bila dikaji lebih jauh memiliki
pertanyaan “efek apa yang diharapkan” mengandung pertanyaan lain yang perlu
pendekatan terhadap efek yang diharapkan dari kegiatan komunikasi bisa berbagai
juga dibuat untuk mendukung tercapainya suatu tujuan, tujuan dari strategi
yang diterimanya.
(Effendy, 2009:35).
akan menjadi sasaran komunikasi. Sudah tentu ini bergantung pada tujuan
atau instruktif). Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pesan komunikasi yang
peduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideologi,
cita-cita dan sebagainya. Kerangka referensi seseorang akan berbeda dengan orang
lain. Selain faktor kerangka referensi ada pula faktor situasi dan kondisi. Pertama
adalah situasi, situasi di sini ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan
menerima pesan yang kita sampaikan. Situasi yang bisa menghambat jalannya
komunikasi dapat diduga sebelumnya, dapat juga datang tiba-tiba pada saat
komunikasi dilancarkan. Yang kedua adalah kondisi, kondisi di sini ialah state of
personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia
komunikan sedang marah, bingung, sedih, sakit atau lapar. Dalam menghadapi
tidak jarang pula kita harus melakukannya pada saat itu juga. Disini faktor
politik disebut publik. Memahami masyarakat, terutama yang akan menjadi target
sasaran program komunikasi merupakan hal yang sangat penting, sebab semua
22
berhasil tidaknya suatu program, sebab bagaimanapun besarnya biaya, waktu dan
tenaga yang dikeluarkan untuk mempengaruhi mereka, namun jika mereka tidak
tertarik pada program yang ditawarkan, maka kegiatan komunikasi yang dilakukan
a. Kelompok yang memberi izin, yaitu suatu lembaga atau badan yang
disebarluaskan.
hidup dengan mata pencaharian sebagai petani, maka ia menjadi segmen petani.
Ada kelompok masyarakat yang hidup dengan gaji sebagai pegawai pemerintah
maka ia menjadi segmen pegawai, demikian pula ada segmen menurut agama,
23
minat, pendidikan, jenis kelamin, usia dan lain-lain. Untuk mengetahui dan
memahami segmentasi masyarakat, para peneliti sering kali memulai dengan cara
memetakan (scanning) karakteristik masyarakat. Ada tiga cara yang bisa digunakan
menabung, suka protes, tenggang rasa (tepo sliro), pelit dan ekonomis
Agar mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau
gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan
yang akan disampaikan dan teknik yang akan dipergunakan. Mana yang terbaik dari
sekian banyak media komunikasi itu tidak dapat ditegaskan dengan pasti sebab
melalui tulisan atau cetakan dan media visual dapat dikaji berulang-ulang dan
Pesan melalui media aural dapat didengarkan pada saat mata dan tangan
radio ketika sedang mengemudikan mobil. Pesan melalui media audio-visual dapat
teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi atau teknik
instruksi. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan (the content of the message) dan
lambang (symbol). Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambang yang
menyampaikan isi komunikasi ialah bahasa, gambar, warna, kial (gesture) dan
Bahasa terdiri atas kata atau kalimat yang mengandung pengertian denotatif
yang diterima secara umum oleh kebanyakan orang dengan bahasa dan kebudayaan
yang sama. Sedangkan perkataan yang mengandung pengertian konotatif ialah yang
mengandung pengertian konotatif. Jika terpaksa harus kita katakan karena tidak ada
25
perkataan lain yang tepat, maka kata yang diduga mengandung pengertian konotatif
itu perlu diberi penjelasan mengenai makna yang dimaksudkan. Jika dibiarkan, bisa
komunikasi, yaitu daya tarik sumber (source attractiveness) dan kredibilitas sumber
(source credibility).
2. Kredibilitas sumber
komunikator.
1) Mengenal Khalayak
26
dalam proses komunikasi, khalayak itu sama sekali tidak pasif, melainkan
aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan bukan saja terjadi saling
media.
tentang masalah yang disajikan. Sedang dari sikap khalayak terhadap pesan
yang menolak.
banyak.
2) Menyusun Pesan
bahwa, agar komunikasi yang dilancarkan dapat lebih efektif, maka pesan
itu.
(kontras). Availalibity, berarti isi pesan itu mudah diperoleh sebab dalam
persoalan yang sama atau orang selalu memilih yang paling mudah, yaitu
yang tidak terlalu banyak meminta energi atau tenaga. Sedang contrast
nyaring, lebih terang, lebih besar atau merupakan gerak yang tiba-tiba
29
sebagainya.
3) Menetapkan Metode
isi pesan, yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka
yaitu:
a. Redundancy (Repetition)
penyampaian-penyampaian sebelumnya.
b. Canalizing
c. Informatif
pesan yang bersifat informatif, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang
memberikan penerangan.
(Arifin, 1984:75).
pendapat.
d. Persuasif
e. Edukatif
f. Kursif
memaksa. Dalam hal ini khalayak dipaksa, tanpa perlu berifikir lebih
2.4.Garbage Care
merupakan material sisa baik dari hewan, manusia maupun tumbuhan yang tidak
terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun gas.
pengelolaan sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik, yaitu sampah
yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering dan
sebagainya. Sampah ini dapat diolah menjadi kompos. Sampah anorganik, yaitu
sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik wadah pembungkus makanan,
kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, botol minuman,
kaleng, kaca, koran dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersial
Garbage Care and Education atau dikenal dengan istilah Garduaction adalah
suatu aksi atau gerakan atau action dari individu-individu yang tergabung dalam
suatu wadah interaktif sebagai komunitas pecinta lingkungan, para individu yang
meminimalisir dampak negatif dan konflik atas sampah untuk dijadikan sebuah
objek yang lebih bermanfaat. Garduaction muncul karena dilatar belakangi oleh
adanya konflik sosial yang melibatkan dua kelompok warga Dusun Mancingan
(Astuti, 2017:55).
2.5.Education
Menurut Wang dan Li, wisata studi mempunyai karakteristik yang berbeda
dengan kegiatan wisata lain. Menurut Yuan kegiatan wisata edukasi bervariasi,
33
kegiatan seminar dan penelitian (Kampung Tulip, 26:2017). Jafari & Ritchie
dan wisata studi, yang diorganisasi baik secara formal maupun nonformal, dengan
tujuan wisata alam maupun buatan (Kampung Tulip, 26:2017). Sedangkan Cohen,
geografi, bahasa, agama, dan budaya, melalui kunjungan situs penting, keterlibatan
Menurut Wang dan Litujuan utama wisata edukasi yakni pendidikan dan
penelitian, sehingga sekolah atau perguruan tinggi dan situs sejarah menjadi
destinasi utama dalam wisata edukasi (Kampung Tulip, 26:2017). Sebagian besar
wisatawan edukasi terdiri dari mahasiswa dan pelajar yang memanfaatkan waktu
2.6.Penelitian Sebelumnya
dalam Mewujudkan Garbage Care And Education” masih cukup jarang. Untuk
Garduaction sudah beberapa kali dijadikan sebagai obyek penelitian, salah satu
contohnya adalah untuk mendapatkan gelar magister agama, yaitu oleh Ita Fitri
Astuti, S.Th.I, M.Ag. Yaitu dengan judul “Garduaction Sebagai Prototipe Bina
berupa dokumen-dokumen.
wisata di Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Magelang.
magister (S2) UIN Sunan Kalijaga, yang berjudul “Garduaction Sebagai Prototipe
akan dilakukan dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Ita Fitri Astuti adalah,
Yogyakarta.
1. Fokus penelitian yang akan diteliti saat ini adalah Strategi Komunikasi
nilai damai dalam masyarakat serta apa saja nilai-nilai damai yang terdapat
3. Kesimpulan
muncul yaitu nilai damai. Realisasi dari nilai tersebut tampak pada
itu, kelompok sosial lainnya dalam hal ini masyarakat, pejabat desa,
penelitian yang akan saya lakukan dapat dijadikan sebagai pandangan bagaimana
mengelola komunitas dengan strategi komunikasi yang tepat agar konsep Garbage
beratkan pada terwujudnya atau membangun nilai damai, penelitian yang akan
menggunakan strategi komunikasi yang tepat. Selain menitik beratkan pada strategi
terwujudnya strategi komunikasi yang tepat. Oleh karena itu, adanya pembahasan
37
menentukan arah tujuannya tidak memikirkan strategi yang akan dipakai. Untuk
saya berharap penelitian ini dapat menjadi pedoman yang informatif baik untuk
kalangan tertentu maupun masyarakat luas. Selain itu juga bertujuan untuk lebih
BAB III
METODOLOGI
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifsat induktif dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi
bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta yang ada pada objek tertentu (Kriyantono, 2006:29). Deskriptif dalam hal ini
peneliti dari hasil in-depth interview, observasi serta studi pustaka yang berupa
Fenomena kejadian yang diamati akan digambarkan serta dianalisa adalah strategi
3.2. Lokasi
Tempat : Garduaction
55772.
Instagram : @garduaction
Email : garduaction9@gmail.com
3.3. Objek
Objek yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi
sebagai objek. Sebab Garduaction merupakan salah satu komunitas yang menjadi
awal adanya Garbage Care and Education yang berada di Yogyakarta dan telah
3.4. Subjek
1. Pendiri/penasihat Garduaction
3. Pemerintah
4. Masyarakat
6. Pengunjung Graduaction
2008:62). Pada penelitian ini data sekunder dapat berasal dari studi pustaka,
Education.
41
3.6.1. Observasi
peneliti menjadi orang dalam dan orang luar, peneliti dalam mengumpulkan data
yang didapatkan oleh pengunjung. Hal tersebut guna mendapatkan informasi yang
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancarai, dengan atau
untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang
dan interview bebas terpimpin. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan
interview bebas terpimpin yang menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan
pihak Garduaction atau dengan selaku pendiri Garduaction yaitu Budi Bamboo atau
komunitas Garduaction.
3.6.3. Dokumentasi
kehidupan, biografi maupun peraturan kebijakan dan lain-lain. Dokumen juga dapat
berbentuk gambar maupun elektronik seperti foto, sketsa, film dan lain-lain
(Sugiyono, 2008:82).
penelitian, selain itu peneliti juga mendapatkan akses untuk melihat data-data dan
data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Analisis data dilakukan
sintesa, menyusun kedalam pola, memilh data yang penting dan membuat
PENGUMPULAN DISPLAY
DATA DATA
REDUKSI
DATA
KESIMPULAN/
VERIFIKASI
Gambar 3.1
Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)
Analisis data Model Miles dan Huberman
Sumber :Sugiyono, 2008:92
44
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin lama peneliti
ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu
perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting
guna menemukan tema dan pola. Dengan begitu maka data yang telah direduksi
peneliti dapat memberikan gambaran yang lebih jelas terkait strategi komunikasi
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles
display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat, yang mendukung pada tahap pengumpulan data
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
45
kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian ini berupa deskripsi atau
tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh
penelitian ilmiah, sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data
penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji keabsahan data
yang dapat dilaksanakan. Uji credibility (kredibilitas) atas uji kepercayaan terhadap
data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu.
dan waktu (Sugiyono, 2007:273). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah triangulasi data atau dalam istilah Patton sering disebut dengan triangulasi
46
kembali derajat kepercayaan informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda
pengelolaan sampah.
demi kesahihan dan tingkat kepercayaan data yang valid. Untuk itu peneliti dapat
dokumentasi
Informan 1
Pendiri Garduaction, pengelola dan
anggota Garduaction
Informan 2
Pengunjung yang pernah dan belum
Triangulasi Sumber mengikuti sosialisasi, workshop dan mini
workshop pengelolaan sampah
Informan 3
Dinas Pariwisata dan instansi terkait
Gambar 3.2
Model Triangulasi Sumber
Sumber : Sutopo, 2006:80
pertama adalah dari pihak komunitas Garduaction yaitu Budi Bamboo selaku
pendiri Garduaction dan ketua SOSDL (Save Our Sand Dunes) serta seluruh
BAB IV
Garbage Care and Education atau dikenal dengan istilah Garduaction adalah
suatu aksi atau gerakan atau action dari individu-individu yang tergabung dalam
suatu wadah interaktif sebagai komunitas pecinta lingkungan, para individu yang
meminimalisir dampak negatif dan konflik atas sampah untuk dijadikan sebuah
adanya konflik sosial yang melibatkan dua kelompok warga Dusun Mancingan.
Awal mula terjadinya konflik tersebut dipicu oleh penumpukan sampah yang
1. Faktor dari masyarakat itu sendiri karena ada yang memiliki restoran,
karena setiap musim hujan datang maka sampah yang akan terbawa arus hingga
laut pun akan semakin meningkat. Bisa dibilang kalau laut pasang maka sampah
pun akan naik hingga ke pantai. Garduaction terbentuk dari suara masyarakat yang
pada aksi pengelolaan sampah secara intensif dan insentif. Dalam aksi-aksi yang
Juli 2015 dengan latar belakang kondisi alam yang ada di sepanjang pantai mulai
memprihatinkan kondisinya.
bentuk pelestarian lingkungan yang akan di adakan secara berkala. Setiap kegiatan
yang sudah atau akan diselenggarakan tentu saja mengacu pada maksud dan tujuan
Garduaction yang telah di display dengan lebih bagus bertujuan agar TPS menjadi
50
tempat yang lebih layak dikunjungi oleh masyarakat luas, bahkan tempat tersebut
sampah plastik yang ada menjadi barang yang berguna. Mengadakan workshop
mengenai lingkungan, pentingnya pengelolaan sampah dan masih banyak lagi mini
character building untuk karang taruna desa, kelompok pemuda-pemudi dan anak-
anak. Garduaction sekarang telah membuktikan bahwa mereka bisa menjadi tempat
National KSE Community Summit yang diadakan oleh Universitas Gadjah Mada
pada bulan Mei 2016. Garduaction juga sudah bekerja sama untuk pembentukan
dimanfaatkan oleh Garduaction. Sebagai salah satu komunitas yang tumbuh pada
perkembangan media sosial yang sangat pesat, Garduaction tidak ingin kalah
dengan tempat wisata lain yang memanfaatkan media sosial sebagai pendekatan
51
media sosial antara lain, Facebook, Email dan Instagram. Garduaction gentar
sembarangan.
4.1.2.1. Visi
4.1.2.2. Misi
4.1.2.3. Tujuan
masyarakat Desa Parangtritis pada khususnya dan para pengunjung pada umunya
bermanfaat.
4.1.2.4. Sasaran
pengunjung wisata) dan instansi pemerintah maupun swasta. Adapun secara umum
lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang mengarah pada
pesisir dan laut, serta air tanah dari sampah-sampah yang tidak
terkelola.
53
dijadikan objek untuk membuat suatu karya seni yang bernilai dan
bermanfaat.
4.1.3. Logo
Gambar 4.1
Logo Garduaction
Sumber : https://www.instagram.com/garduaction/
Diakses : 27 April2018Pukul 10.00 WIB
ramah lingkungan.
54
2. Tulisan GARDU berbentuk segitiga atau seperti bangunan; berarti suatu pos
kekuatan. Sementara kata action itu sendiri berarti siap untuk beraksi dalam
4.1.4. Motto
ada di dunia meskipun masalah tersebut sulit diatasi namun komunitas Garduaction
tidak akan menyerah oleh kata dan pemikiran “tidak bisa”. Garduaction akan selalu
berusaha dengan hati dan mata terbuka untuk memberikan perubahan positif dari
4.1.5. Kegiatan
sampah sesuai visi, misi dan tujuan komunitas tersebut. Di bawah ini adalah
1. Bank Sampah
(reuse) dan dengan cara mengelola menjadi barang baru (recycle). Dalam
menjadi objek wisata yang terdiri dari spot-spot foto, cafe, ruang belajar,
diharapkan proses edukasi dapat berjalan dengan mudah dan dapat dirasakan
diminimalisir.
2. Education Camp
cara mengundang seluruh pemuda yang ada di Desa Parangtritis untuk terlibat
mendalam. Oleh karena itu, dalam kegiatan ini Garduaction hanya berperan
pengelolaan sampah bagi peserta camping. Adapun tujuan dari kegiatan ini
3. Jurnalis Cilik
anak usia dini yang berada di sekitar lingkungan setempat. Adapun tujuan
diajarkan menulis tentang sampah sesuai apa yang mereka ketahui atau alami.
57
Dari kegiatan ini anak-anak dapat menuangkan ide atau gagasannya dengan
bebas, selain itu mereka juga dapat bekerjasama dengan peserta yang lain.
4. Bakti Sosial
lingkungan sekitar. Tujuan dari kegiatan ini agar dapat membantu kebutuhan
5. Go-Green
digunakan lagi seperti botol mineral. Adapun sayuran yang ditanam berupa
daun bawang, cabai dan lain sebagainya. Penanaman dengan media sampah
BANK SAMPAH
PEMILAHAN
GO GREEN/ PENGKOMPOSAN
PERTANIAN
RECYCLE/DAUR
ULANG/ PEMBICARA/
KEPARIWISATAAN/
PELATIHAN
KEDAI
PEMBANGUNAN/
PERKEMAHAN
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Garduaction
Sumber : Budiyanto Penasihat Garduaction
59
Sejauh ini anggota Garduaction berasal dari kalangan pemuda yang berasal
yang detail melainkan lebih bersifat terbuka dan sukarela. Oleh karena itu jumlah
keseluruhan dari anggota Garduaction tidak dapat diketahui secara pasti karena
keluar masuk dalam keanggotaan kerap terjadi. Meski begitu Garduaction tetap
pelindung, penasehat, ketua dan wakil ketua, sekretaris satu dan dua, bendahara
satu dan dua, koordinator lapangan, keamanan, dokumentasi humas atau anggota
dan penanggung jawab divisi. Divisi yang terdapat di Garduaction terdiri dari bank
sampah, pemilahan, pengkomposan, recycle atau daur ulang atau pembicara atau
Setelah penulis melakukan penelitian selama kurang lebih tiga bulan dengan
dengan beberapa narasumber yang berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis
Parangtritis masih cukup rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan data-data terkait
tempatnya.
Gambar 4.3
Kawasan Pantai Parangtritis
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti
masih memiliki problem yang serius mengenai sampah. Selain itu banyaknya aduan
serta informasi tentang adanya sampah yang menumpuk pada TPS Parangkusumo
yang sampahnya bukan dari masyarakat, melainkan sebagian besar dari pengunjung
Kawasan wisata Parangtritis. Aduan tersebut diperoleh dari hasil sharing informasi
maupun aduan secara langsung kepada Garduaction oleh pihak masyarakat, serta
bahwa
61
“Garduaction mulai berdiri pada tanggal 4 Juli 2015 dengan latar belakang
kondisi alam yang ada di sepanjang pantai mulai memprihatinkan
kondisinya. Sebagaimana maksud dari pendirian komunitas ini,
Garduaction akan selalu melakukan aksi-aksi pengelolaan serta pengolahan
sampah sekaligus sebagai bentuk pelestarian lingkungan yang akan di
adakan secara berkala. Setiap kegiatan yang sudah atau akan
diselenggarakan tentu saja mengacu pada maksud dan tujuan Garduaction.
Sejauh ini Garduaction bergerak di bawah naungan Karang Taruna Dusun
Mancingan, Kelurahan Parangtritis serta bekerjasama dengan Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul.” (Budiyanto, wawancara
28/04/2018)
dan informasi untuk saling bertukar pikiran mengenai pengelolaan sampah serta
edukasi di komunitas mereka sendiri menjadi salah satu cara sederhana yang bisa
Gambar 4.3
Masalah Sampah di Kawasan Wisata
Sumber : Hasil Penelitian
Gambar 4.4
Bank Sampah Garduaction
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti
memanfaatkan kembali (reuse) dan dengan cara mengelola menjadi barang baru
(recycle). Dalam aplikasinya prinsip reuse dilakukan dengan cara menjual sampah
yang memiliki nilai jual, sementara prinsip recycle dilakukan dengan cara
mengolah sampah menjadi barang yang bernilai positif. Prinsip recycle dilakukan
adapun hasil recycle yang dilakukan Garduaction berupa karya seni yang pada
akhirnya berkembang menjadi objek wisata yang terdiri dari spot-spot foto, cafe,
ruang belajar, tempat ibadah, pengkomposan, go-green dan lain sebagainya yang
diharapkan proses edukasi dapat berjalan dengan mudah dan dapat dirasakan oleh
Gambar 4.5
Education Camp Garduaction
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti
camping yang dilakukan pertama kali oleh Garduaction setelah reresek atau bersih-
64
bersih kawasan TPS berlangsung. Awal mula kegiatan tersebut berlangsung dengan
cara mengundang seluruh pemuda yang ada di Desa Parangtritis untuk terlibat
dilanjutkan dengan sesi tukar pikiran mengenai solusi yang dapat menyelesaikan
persoalan yang ada. Dari kegiatan tersebut menunjukan adanya kepedulian dari
pengetahuan tentang pengolahan sampah secara mendalam. Oleh karena itu, dalam
Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu dapat menyebarluaskan tentang sampah
Ketiga adalah Jurnalis Cilik, jurnalis cilik adalah kegiatan tulis menulis
yang melibatkan anak-anak usia dini yang berada di sekitar lingkungan setempat.
diajarkan menulis tentang sampah sesuai apa yang mereka ketahui atau alami. Dari
kegiatan ini anak-anak dapat menuangkan ide atau gagasannya dengan bebas, selain
65
itu mereka juga dapat bekerjasama dengan peserta yang lain. Sehingga dari kegiatan
pengajian sekaligus pemberian batuan berupa uang kepada anak-anak yatim yang
berada di lingkungan sekitar. Tujuan dari kegiatan ini agar dapat membantu
hanya mampu memberikan manfaat secara materiil tetapi juga secara spiritual.
Gambar 4.6
Go-Green Garduaction
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti
tidak digunakan lagi seperti botol mineral. Adapun sayuran yang ditanam berupa
daun bawang, cabai dan lain sebagainya. Penanaman dengan media sampah ini
bertujuan agar masyarakat luas dapat memanfaatkan sampah sekaligus lahan yang
Gambar 4.7
Go-Green Garduaction
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti
Divisi
Pendidikan
Gambar 4.8
Kegiatan dalam Program Garbage Care and Education Komunitas Garduaction
Sumber : Hasil Penelitian
67
Gambar 4.9
Pemilahan sampah untuk Ecobrik Garduaction
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti
sekolah-sekolah yang mengikuti program adiwiyata. Selain itu ada Sunday Caring
and Sharing yang dilakukan setiap hari Minggu jam 15.00 WIB, kegiatan ini
melibatkan volunteer dari berbagai kampus dan berbagai instansi lainnya. Tujuan
dari kegiatan Sunday Caring and Sharing ini untuk memberikan pengetahuan
kepada anak-anak yang tinggal disekitar Pantai Parangtritis agar mereka sadar dan
Gambar 4.10
Sunday Caring and Sharing Garduaction
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti
lainnya. Untuk saat ini kegiatan tersebut menjadi kegiatan yang sering diminta oleh
masyarakat.
seperti yang diketahui bahwa Pantai Parangtritis terkenal dengan keganasannya dan
sudah berulang kali merenggut banyak korban dari kalangan wisatawan yang
berkunjung. Seperti yang diutarakan oleh Ibu Tanti selaku Unit Pemasaran Dinas
dipantai seperti di kawasan Bali dan pantai yang lain. Karena faktor alamnya
yang tidak menunjang untuk hal tersebut. Oleh karena itu kami akan senang
apabila masyarakat sekitar itu membuat inovasi apabila wisatawan dapat
melihat atau tidak harus berenang atau bermain di pantai.” (Tanti,
wawancara 30/04/2018)
Untuk mencegah semakin banyaknya sampah yang ada di pesisir pantai dan
pantai, maka salah satunya adalah lewat kegiatan oleh komunitas Garduaction.
masyarakat dan instansi pemerintah dalam kegiatan inilah yang akan dibahas lebih
And Education
Berdasarkan data yang penulis dapatkan, maka dalam bab ini penulis akan
dalam Mewujudkan Garbage Care and Education” berdasarkan empat aspek, yaitu
Pada dasarnya tujuan komunikasi dilihat dari berbagai aspek tidak lain
dengan tujuan program yang ingin dicapai oleh Garduaction. Hal ini sejalan dengan
tujuan yang ingin dicapai Garduaction dalam mewujudkan Garbage Care and
Garduaction, bahwa:
mereka ketika banyaknya sampah yang berada di TPS Parangkusumo yang semakin
menjadi objek yang bermanfaat.Sama seperti apa yang diutarakan oleh Ibu Sri
bahwa Garduaction itu memang berdiri pada akhir tahun 2015 sebagai sebuah
education camp, jurnalis cilik, bakti sosial dan Go-Green, Sunday Sharing and
Garduaction tidak mengkategorikan siapa saja yang dapat menjadi peserta pelatihan
langsung (tatap muka) maupun melalui media massa. Selain itu, untuk
Ibu Sri Rahayu selaku Kasi Peningkatan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup
“Jadi mereka itu sangat kreatif sekali, kalo sekarang itu kalo itu mau cari
narasumber untuk ecobrik itu kita ngambilnya kesana untuk ecobrik, karena
memang dia itu lebih ke pengelolaan sampah, yang spesifiknya itu
kemampuannya membuat daur ulang ecobrik.” (Sri Rahayu, wawancara
14/05/2018)
“Kita mensupport apa yang mereka inginkan dan kita ada. Garduaction ini
kan sudah mendapatkan penghargaan tingkat nasional juga dan untuk tahun
ini di Garduaction kita bangunkan rumah pilah sampah senilai seratus juta
rupiah dan selain itu juga kita meminta kepada teman-teman di Garduaction
juga untuk menjadi narasumber pelatihan, sosialisasi yang dilakukan oleh
DLH kepada masyarakat.” (Dwi, wawancara 17/05/2018)
72
memberikan batasan siapa saja yang bisa mengikuti kegiatan seperti bank sampah,
Gambar 4.11
Kunjungan 1000 Guru Yogyakarta
Sumber : Dokumentasi Pribadi Garduaction
Mereka sangat terbuka kepada masyarakat luas yang ingin belajar mengenai
mengenai sampah, mereka sangat siap dan sangat antusias. Mereka sangat
yang ada. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Budiyanto selaku Penasihat
Garduaction, bahwa:
“Hanya niatan kita itu ingin membagi ilmu untuk berbagi pengetahuan,
saling mengedukasi, orang yang datang kesini kalau mau belajar ya ayo,
kalau banyak orang yang ingin ikut ya ayo, kita akan orgenaize biar
sempurna acaranya. Problematikanya sampah itu apa to di Parangtritis, dari
73
yang awalnya tidak tau menjadi tau dan akhirnya ada percakapan,
pertanyaan timbal baliknya komunikasi, ada diskusi. Ada recycle nanti ada
workshop mengenai pengelolaan sampah, barang-barang bekas menjadi hal
yang berguna, nah ada 10 orang, 20 orang bahkan 100 orang nanti kita akan
orgenaize. Nanti setelah kita edukasi itu monggo terserah mau foto-foto
mau ke pantai.” (Budiyanto, wawancara 28/04/2018)
khalayak yang akan mereka sasar, tetapi mereka memiliki keunggulan yang
membuat khalayak datang dan ingin belajar. Menyajikan pengelolaan sampah yang
berada dipinggir pantai, membuat wisatawan merasa senang dan tidak bosan.
Berbeda dengan komunitas pengelolaan sampah yang lain, disini pengunjung tetap
Gambar 4.12
Workshop Macrame oleh Touris asal Jerman
Sumber : Dokumentasi Pribadi Garduaction
khalayak, tempatnya dipinggir pantai tentu saja mereka dapat menarik sebanyak
keunggulan yang dapat dijadikan daya tarik utama kepada pengunjung seperti yang
74
diutarakan oleh Bapak Dwi selaku Kasi Persampahan Dinas Lingkungan Hidup
lebih dari jejaring pengelola sampah di Kabupaten Bantul. Dari hal tersebut
a. Early Adopters atau orang yang cepat bersedia untuk mencoba apa
pecinta lingkungan
ide-ide baru asal saja sudah diterima oleh orang banyak. Contohnya
Parangtritis.
75
diantaranya adalah:
pemilihan media
masyarakat.
Maka dari itu sosialisasi tidak hanya dilakukan kepada khalayak yang sering
lingkungan hidup, forum relawan dan saka kalpataru). Penegasan dari Ibu Sri
“Dulu itu saya sering ini kalau ada masyarakat, pemerintah dan komunitas
yang meminta untuk dilatih dan pelatihan pembuatan ecobrik itu saya
anjurkan ke Garduaction, minta mereka untuk mengadakan pelatihan
ecobrik, dulu seringnya saya dengan Mas Vika. Mas Vika itu yang biasanya
saya mintai tolong untuk memberikan materi tentang pembuatan ecobrik.”
(Sri Rahayu, wawancara 14/05/2018)
Salah satu aspek yang tak kalah penting dalam menyebarkan informasi
merupakan pengendalinya. Jika suatu proses komunikasi tidak berhasil dengan baik
tidak memahami penyusunan pesan, memilih media yang tepat dan mendekati
khalayak yang menjadi target sasaran. Sebagai pelaku utama dalam aktivitas
program harus terampil berkomunikasi, kaya ide dan penuh daya kreativitas.
Gambar 4.13
Sosialisasi dan Workshop Ecobrik Garduaction
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti
orang-orang yang mengerti dan tau ilmu tentang pengelolaan sampah. Seperti yang
itu segi edukasi, bagaimana kita bisa memberikan edukasi ini ketika orang
mengikuti workshop disini maka akan adanya kedekatan yang terjalin
dengan pengunjung serta David dan Sarah. Kita sering ngobrol mengenai
permasalahan sampah dan mereka sharing di negara asalnya juga. David
dan Sarah sangat antusias dengan permasalahan sampah yang ada.
Workshop macrame tidak ada hubungannya dengan sampah yang diadakan
di Garduaction, ini ada hubungannya dengan edukasinya, jadi kita
mengedukasi, banyak orang kesini dan kita bisa ngobrol dan tukar pikiran
tentang permasalahan sampah. Jadi istilahnya apa yaa, satu continueitas,
satu mata rantai informasi bisa ter-share di pengunjung, apa to program-
program pengelolaan sampah di Parangtritis dan mau digimanakan,
solusinya dan harus melakukan apa.” (Budiyanto, wawancara 28/04/2018)
komunikator juga harus memiliki wawasan yang luas, karena ketika memberikan
komunikator juga harus siap dengan pertanyaan yang diberikan oleh khalayak
ataupun pengunjung.
Gambar 4.14
Workshop Macrame oleh Touris asal Jerman
Sumber : Dokumentasi Pribadi Garduaction
terbuka bagi pembicara atau pemberi materi dari luar negeri yang memang mereka
78
menguasai apa yang akan diberikan kepada khalayak saat workshop. Selain itu, Ivan
“Jadi ada volunteer dari UNY, UGM, UPN yang membuat program Sunday
Caring and Sharing di Garduaction. Kegiatan tersebut mengajak anak-anak
untuk senantiasa peduli lingkungan, diajak bercengkrama, diberikan
pengetahuan-pengetahuan tentang lingkungan oleh volunteer-volunteer kita
yang dari utara (UNY, UGM, UPN). Jadi kita membuka untuk open
volunteer, siapa saja yang mau jadi volunteer, semisal seperti kamu ngajak
temenmu jadi volunteer untuk semisal buat acara apa aja terus aja
mereka.”(Ivan Galang P, wawancara 28/04/2018)
pendidikan dan volunteer. Keduanya memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
sifatnya tidak tetap dan datang hanya pada waktu acara tertentu. Seperti yang
Garduaction tidak lain agar semua masyarakat tahu, paham dan bertindak aktif
waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk mempengaruhi mereka, namun jika
mereka tidak tertarik pada program yang ditawarkan, maka kegiatan komunikasi
Gambar 4.15
Pelatihan Membuat Vas dari Sampah kepada Pengunjung
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti
kesadaran untuk mengelola sampah harus tumbuh sendiri dari dalam diri
masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Dwi selaku Kasi Persampahan
akan sampah yang ada di sepanjang Pantai Parantritis yang semakin banyak. Jadi
dibiarkan sampai mereka tumbuh, setelah itu baru didekati secara pelan-pelan. Hal
ataupun kerelaan keikikhlasan dia akan mengelola sampah nah barulah kita
mendekati dan memfasilitasi.” (Dwi, wawancara 17/05/2018)
yang membutuhkan niat dan keikhlasan dalam diri masing-masing individu. Karena
sebenarnya sampah ini yang membawa atau yang membuat banyak bukan dari satu
sisi saja atau bukan dari kita sendiri, melainkan ada orang lain yang membuat
sampah itu semakin banyak. Maka dari itu mengelola sampah harus ada niat sendiri
dalam hati masing-masing individu dan tidak boleh ada karena paksaan. Sebagai
komunikator juga harus pintar dalam menggunakan kata-kata agar khalayak atau
“Hanya niatan kita itu ingin membagi ilmu untuk berbagi pengetahuan,
saling mengedukasi, orang yang datang kesini kalau mau belajar ya ayo,
kalau banyak orang yang ingin ikut ya ayo, kita akan orgenaize biar
sempurna acaranya. Problematikanya sampah itu apa to di Parangtritis, dari
yang awalnya tidak tau menjadi tau dan akhirnya ada percakapan,
pertanyaan timbal baliknya komunikasi, ada diskusi. Ada recycle nanti ada
workshop mengenai pengelolaan sampah, barang-barang bekas menjadi hal
yang berguna, nah ada 10 orang, 20 orang bahkan 100 orang nanti kita akan
orgenaize. Nanti setelah kita edukasi itu monggo terserah mau foto-foto
mau ke pantai.” (Budiyanto, wawancara 28/04/2018)
menentukan tema dan materi. Materi pesan sangatlah penting untuk disusun dengan
baik karena tidak semua khalayak memiliki kemampuan yang sama dalam
media maupun melalui kegiatan bank sampah, education camp, jurnalis cilik, bakti
sosial dan Go-Green. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Bapak Budiyanto,
bahwa:
Sebelum menyusun pesan maka hal pertama yang harus dirumuskan adalah
materi pesan yang nantinya akan disampaikan. Selain materi pesan tersebut harus
menarik, materi pesan yang disusun oleh Garduaction harus menyesuaikan dengan
media yang digunakannya. Jika melalui media massa maka pesannya bersifat
umum-umunya saja. Namun jika itu melalui komunikasi tatap muka maka materi
pesannya lebih spesifik lagi sesuai dengan kebutuhan khalayak. Misalnya, jika
misalnya. Ataupun melalui kegiatan bank sampah, education camp, jurnalis cilik,
bakti sosial dan Go-Green, yang mereka tentukan akan membahas apa, lalu siapa
mengetahui tetang materi tertentu mereka juga harus mengetahui apa yang khalayak
inginkan pada saat sosialisasi ataupun workshop yang akan mereka minta. Seperti
yang Ibu Sri Rahayu selaku Kasi Peningkatan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup
“Dulu itu saya sering ini kalau ada masyarakat, pemerintah dan komunitas
yang meminta untuk dilatih dan pelatihan pembuatan ecobrik itu saya
anjurkan ke Garduaction, minta mereka untuk mengadakan pelatihan
ecobrik, dulu seringnya saya dengan Mas Vika. Mas Vika itu yang biasanya
saya mintai tolong untuk memberikan materi tentang pembuatan ecobrik.”
(Sri Rahayu, wawancara 14/05/2018)
Gambar 4.16
Contoh Ecobrik Garduaction
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti
Mempersiapkan materi dengan sungguh-sungguh karena, seorang
ada pada seorang komunikator. Seorang komunikator juga harus pintar apabila
agar dapat diterima dengan baik menggunakan cara-cara yang edukatif, persuasif
dan sangatlah informatif. Pengunjung tidak hanya paham, tetapi turut berperan aktif
selama ini orang belum tau, menggugah hati nurani dan pikiran khalayak untuk
“Melihat dari pengunjung itu sangat antusias, mereka sangat senang sekali
ketika kami membuka satu wawasan kepada mereka mengenai pengelolaan
sampah. Sampah dibuat sesuatu yang hanya dengan bahan seadanya, itu
membuat orang berfikir ternyata dari benda yang dianggap sepele bisa
dibuat sesuatu yang lebih atau orang tersebut tidak mengira akan menjadi
benda yang bagus. Kita buka wawasan istilahnya orang itu tidak tahu dan
tidak peduli tentang sampah terus kita ungkapkan bahwa sampah itu sangat
banyak sekali dan sampai segitunya pengelolaan sampah karena banyak
sekali sampah yang ada maka orang itu akan kaget dan berfikir kok bisa ya?
Tadinya gak peduli tentang sampah Indonesia itu sebanyak apa, ketika kita
sosialisasikan orang itu akan terbuka pikirannya, ketika kita edukasi dan
bisa kita contohkan bagaimana caranya mengedukasi orang itu akan tertarik
dan akan mencoba juga. Dan orang akan terhibur, sosialisasi kebanyakan
dari Garduaction sendiri.” (Budiyanto, wawancara 28/04/2018)
sampah berhasil menggugah hati pemerintah untuk saling bekerjasama dalam hal
Dinas Lingkungan Hidup saja ataupun tugas masyarakat sendiri maupun tugas
masyarakat sendiri, melainkan tugas bersama. Maka dari itu Dinas Lingkungan
maupun sosialisasi kepada masyarakat. Seperti yang diutarakan oleh Ibu Sri Rahayu
bahwa:
“Dulu itu saya sering ini kalau ada masyarakat, pemerintah dan komunitas
yang meminta untuk dilatih dan pelatihan pembuatan ecobrik itu saya
anjurkan ke Garduaction, minta mereka untuk mengadakan pelatihan
ecobrik, dulu seringnya saya dengan Mas Vika. Mas Vika itu yang biasanya
saya mintai tolong untuk memberikan materi tentang pembuatan ecobrik.”
(Sri Rahayu, wawancara 14/05/2018)
85
Selain itu Garduaction juga selalu membuka diri bagi siapa saja yang ingin
menuturkan, bahwa:
“Setiap hari Minggu diadakan acara berupa Sunday Caring and Sharing,
kegiatan ini diikuti oleh anak-anak dari usia SD yang dimulai pada jam 3
sore. Jadi ada volunteer dari UNY, UGM, UPN yang membuat program
Sunday Caring and Sharing di Garduaction. Kegiatan tersebut mengajak
anak-anak untuk senantiasa peduli lingkungan, diajak bercengkrama,
diberikan pengetahuan-pengetahuan tentang lingkungan oleh volunteer-
volunteer kita yang dari utara (UNY, UGM, UPN). Jadi kita membuka untuk
open volunteer, siapa saja yang mau jadi volunteer, semisal seperti kamu
ngajak temenmu jadi volunteer untuk semisal buat acara apa aja terus aja
mereka.”(Ivan Galang P, wawancara 28/04/2018)
menggunakan beberapa media sebagai alat promosi kepada masyarakat. Baik itu
media massa yang meliputi radio, poster, stiker dan instagram ataupun melalui
kegiatan bank sampah, education camp, jurnalis cilik, bakti sosial dan Go-Green.
Gambar 4.17
Pak Budiyanto saat Diundang oleh Radio RRI
Sumber : Dokumentasi Pribadi Garduaction
selalu menyarankan agar seluruh kegiatan di muat berbagai media. Seperti yang
Gambar 4.18
Kunjungan oleh Dinas Pariwisata dan Dinas Lingkungan Hidup
Sumber : Dokumentasi Pribadi Garduaction
87
efektif khususnya dalam pemilihan media yang akan digunakan harusnya jelas dan
apa itu Garduaction pengelolaan sampah dan seluruh kegiatan yang mendukung
jalannya strategi komunikasi yang ada di Garduaction. Seperti yang diutarakan oleh
Ibu Tanti selaku Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, bahwa:
“Ketika disitu akan digunakan sebagai sebuah tempat edukasi itu harus jelas,
ibarat kata semisal mau didirikan rumah makan nah rumah makan itu harus
jelas, punya menu-menu apa saja yang akan ditawarkan kepada pengunjung.
Disitu ada apa saja itu harus jelas, apabila akan digunakan sebagai sektor
pendapatan desa itu apakah kerja sosial, apakah bisnis itu harus nampak
jangan sampai abu-abu, maka dijelaskan betul-betul. Apabila disana akan
ada penelitian dan rekomendasi untuk mereka dari situ mereka bisa
meningkatkan pengelolaan itu tadi. Semisal mereka ingin bisnis maka harus
ada publikasinya, dengan catatan mereka harus berbenah jangan sampai
seadanya saja. Jadi, menurut saya Garduaction itu sudah bagus namun
kurang ditata. Konsep sudah bagus.” (Tanti, wawancara 30/04/2018)
dijadikan sebagai wisata seperti yang diutarakan oleh Ibu Tanti selaku Bidang
makan itu harus jelas, punya menu-menu apa saja yang akan ditawarkan
kepada pengunjung.” (Tanti, wawancara 30/04/2018)
juga program Kabupaten Bantul yaitu 2019 Bantul bebas sampah dan 2020
Indonesia bebas sampah. Kesuksesan program ini tidak akan diraih tanpa adanya
hal yang berkaitan dengan program ini. Faktor pendukung Garduaction dalam
pemerintah. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Dwi selaku Unit Persampahan
“Ya sangat relevan karena Bantul bersih sampah 2019, Indonesia bersih
sampah 2020. Kita mendorong kepada semua stakeholder, kepada semua
komunitas bahkan kami beberapa waktu yang lalu dengan komunitas
seniman sedang dalam perencanaan seniman peduli lingkungan, dengan
komunitas sungai, serta mendorong kepada pemerintah desa karena
pemerintah desa itu memiliki ADD berdasarkan peraturan bupati nomor 67
tentang sinkronisasi APBD APBDes, maka desa itu dipersilahkan membuat
anggaran, menyusun anggaran, melaksanakan yang berkaitan dengan
lingkungan atau yang berkaitan dengan pengelolaan sampah dan ini sudah
menjadi payung hukum untuk desa melaksanakan dan desa yang peduli atau
desa yang senang seperti desa Karangtengah yang lurahnya itu memang
mempunyai latar belakang pengelolaan sampah, maka dia mengalokasikan
dana satusan juta bahkan mengangkat pegawai, karyawan untuk mengelola
sampah disana, bahkan sudah bisa sampai diluar Desa Karangtengah. Nah
harapan kita lurah-lurah itu peduli semacam itu nanti sharing dengan DLH
Bantul apa yang DLH Bantul bisa berikan tetapi Desa juga harus membuat
perencanaan dan melaksanakan kegiatan dan sekarang sudah mulai nampak
sekarang desa-desa yang sudah mengalokasikan dananya baik untuk
pembangunan fisik maupun pembangunan non-fisik.” (Dwi, wawancara
17/05/2018)
89
Gambar 4.19
Kunjungan dari DPRD Kabupaten Bantul dan Dinas Lingkungan Hidup
Sumber : Dokumentasi Pribadi Garduaction
sering mensupport acara yang diadakan oleh Garduaction. Bapak Budiyanto selaku
Gambar 4.20
Bak Sampah Pilah Tiga Bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti
Garduaction. Faktor sarana dan prasarana adalah hal yang sangat penting yang
penuturan Ibu Sri Rahayu, bahwa salah satu faktor pendukung dalam pengelolaan
sampah adalah tersedianya rumah pilah sampah dan angkutan untuk pendistribusian
91
sampah dari rumah warga ke Garduaction. Ibu Sri Rahayu selaku Kasi Peningkatan
“Sana itu kemarin pada saat pembinaan atau sosialisasi bank sampah itu
pada sekitar bulan April kemarin itu yang diikuti oleh warga sekitar dan
Depok dihadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup dan kami support dalam
bentuk sarpras tadi. Nanti kedepannya akan ada sarpras lagi, namun untuk
sekarang ya baru hanya ada itu kita serahkan apa adanya itu dan sedang akan
kita bangunkan rumah pilah sampah senilai 100 juta. Semisal mereka
membutuhkan apa ya sebisa mungkin kita support mereka.” (Sri Rahayu,
wawancara 14/05/2018)
Gambar 4.21
Motor Roda Tiga Bantuan dari Kementrian Lingkungan Hidup
Sumber : Dokumentas Pribadi Garduaction
sudah diketahui bahwa pengelolaan sampah atau mengelola sampah adalah sebuah
kerja sosial yang membutuhkan niat dalam diri masing-masing individu dan tidak
Ibu Tanti hambatan ini berkaitan dengan pengemasan Garduaction. Ibu Tanti selaku
“Kendala ketika disana ada TPS, saya kurang tau ketika disana itu
ada TPS, apakah masih disana atau tidak, ketika TPS itu disana penuh dan
bauk orang tidak ingin kesana, tapi ketika TPS itu dipindahkan harus ada
koordinasi juga. Jadi memang, apa yang dibuthkan disitu adalah komunikasi
dan koordinasi sekaligus solusi dan tindak lanjut. Kalau sejauh ini
konsepnya sudah bagus dan bisa dijadikan obyek wisata yaitu wisata minat
khusus cuma harus dibenahi kembali. Jadi sebetulnya Garduaction bisa
dijadikan obyek wisata minat khusus, namun ada catatan khususnya juga
yaitu mereka harus mengelolanya dengan baik, lebih baik lagi dari segi daya
tarik, manajemennya, dari segi SDMnya. Ketika disitu akan digunakan
sebagai sebuah tempat edukasi itu harus jelas, ibarat kata semisal mau
didirikan rumah makan nah rumah makan itu harus jelas, punya menu-menu
apa saja yang akan ditawarkan kepada pengunjung. Disitu ada apa saja itu
harus jelas, apabila akan digunakan sebagai sektor pendapatan desa itu
apakah kerja sosial, apakah bisnis itu harus nampak jangan sampai abu-abu,
maka dijelaskan betul-betul. Apabila disana akan ada penelitian dan
rekomendasi untuk mereka dari situ mereka bisa meningkatkan pengelolaan
itu tadi. Semisal mereka ingin bisnis maka harus ada publikasinya, dengan
catatan mereka harus berbenah jangan sampai seadanya saja. Jadi, menurut
saya Garduaction itu sudah bagus namun kurang ditata. Konsep sudah
bagus.” (Tanti, wawancara 30/04/2018)
Gambar 4.22
Kondisi Garduaction tahun 2017
Sumber : Dokumentasi Pribadi Garduaction
93
dikarenakan pada awalnya bagus kemudian karena faktor alam disepanjang pantai
yang susah untuk diprediksi juga membuat lingkungan sekitar Garduaction terlihat
kumuh.
Gambar 4.23
Kondisi Garduaction 2018
Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti
Hal lain yang menjadi penghambat adalah faktor sumber daya manusia yang
“Semua volunteer ada 26, untuk yang aktif itu ada 6 orang, yang aktif banget
ada 3. 10% yang totalitas, 40% lumayan aktif, 50% ikut saja. Banyak yang
harus dikerjakan tetapi sumber daya manusianya yang kurang. Saya itu
pengennya mempunyai sekretaris yang tanggap. Kami sempat mengadakan
sosialisasi di Depok untuk pengelolaan sampah, tapi dikarenakan kurangnya
volunteer itu yang akhirnya tidak bisa memadai padahal disana itu
sampahnya luar biasa banyak. Sebenarnya disini juga lumayan banyak spot-
spot selfie agar menjadi daya tarik pengunjung tetapi karena kurangnya
pengawasan perawatan dikarenakan kurangnya volunteer maka ada
beberapa spot yang sedikit demi sedikit rusak dan bahkan hilang. Akhirnya
94
Garduaction
dampak kepada masyarakat yang mengikutinya. Jati salah satu masyarakat yang
kurang dalam segi promosi kepada masyarakat, sudah baik namun perlu
ditingkatkan lagi. Karena yang terjadi dilapangan yang menerima sosialisasi hanya
4.3. Pembahasan
memajukan organisasi atau institusi itu sendiri demi kepentigan masyarakat umum.
Komunikasi juga telah menjadi bagian strategis yang perlu dicantumkan dalam
secara keseluruhan dan diharapkan pada akhirnya akan dicapai suatu pengetahuan
khalayak. Strategi komunikasi pada dasarnya bisa diaplikasikan untuk banyak hal,
bukan hanya untuk komunikasi itu sendiri, tetapi juga bisa digunakan oleh lembaga-
lakunya.
penelitian dan selanjutnya akan dibahas di bawah ini. Seperti yang sudah dijelaskan
pada bab sebelumnya (BAB II) bahwa strategi merupakan perencanaan (planning)
mulai dari komunikator, pesan, saluran, penerima sampai pada pengaruh (efek)
yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi. Oleh sebab itu, untuk
mencapai tujuan. Pada dasarnya teori ini juga menjelaskan tentang proses-proses
yang berlangsung dalam diri manusia dalam proses komunikasi yakni proses
Teori Perencanaan
antara strategi komunikasi Garduaction yang teridiri dari beberapa langkah yang
sejalan dengan Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, yaitu
langkah yang sejalan dengan Cangara dalam bukunya Perencanaan & Strategi
komunikasi terjadi pada tingkat Ketua yang kemudian akan disampaikan kepada
Garduaction yang sejalan dengan Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori
memilah-milah khalayaknya menjadi dua golongan yaitu Early Adopters dan Early
Majority seperti:
c. Early Adopters atau orang yang cepat bersedia untuk mencoba apa
pecinta lingkungan
ide-ide baru asal saja sudah diterima oleh orang banyak. Contohnya
Parangtritis.
diantaranya adalah:
pemilihan media
masyarakat.
100
belajar mengenai sampah tetapi dengan catatan masyarakat yang ada kerelaan
dalam hatinya dan tidak ada paksaan sama sekali. Garduaction tidak
mengkategorikan siapa saja yang dapat menjadi peserta pelatihan ataupun yang
menjadi dua kategori, yang pertama adalah Masyarakat Parangritis yang sering
berkunjung dan bersifat sementara saja, yaitu study tour, wisatawan yang ke pantai,
komunitas pengelolaan sampah ini sifatnya sukarela, adanya kerelaan dari hati
sangatlah penting. Kerja sosial seperti ini dianggap sebagai hal yang harus tumbuh
dari kerelaan, dikarenakan bila adanya paksaan maka tidak akan berjalan lama.
dan media untuk menyampaikan pesan tidak akan efektif apabila terpaksa. Dari hal
1. Efektivitas pesan
2. Penjadwalan kegiatan
3. Tercapainya tujuan saat titik yang hendak dicapai luput dari jangkauan
5. Terkait langsung dengan dana. Apabila khalayak yang disasar tidak sesuai
tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi
kondisi dan situasi khalayak berada sepenuhnya pada komunikator sebagai aktor
utama dalam proses komunikasi. Oleh karena itu, dalam strategi komunikasi
pesan kepada khalayak kita harus mempersiapkan perencanaan yang matang agar
rangkaian tindakan sesuai atau tepat dengan tujuannya. Teori Perencanaan Charles
102
akan diambil seseorang untuk memenuhi sebuah tujuan. Pada dasarnya teori ini
dalam proses komunikasi yakni proses membuat pesan dan proses memahami
pesan. Manusia ketika dalam proses menghasilkan suatu pesan maka akan
Pesan adalah segala sesuatu yang disampaikan oleh seseorang dalm bentuk
simbol yang dipersepsi dan diterima oleh khalayak dalam serangkaian makna.
Berdasarkan hasil penelitian, ada dua jenis penyusunan pesan yang dilakukan oleh
Garduaction yakni pesan langsung dan tak langsung. Pesan yang disampaikan
Sedangkan pesan tak langsung adalah melaui media sosial, stiker, poster dan media
yang lainnya.
Pesan selalu menyesuaikan dengan khalayak. Baik itu dari segi materinya
dan media yang digunakan termasuk bahasa. Seperti yang dilakukan oleh
pesannya dibuat lebih persuasif. Sementara materi pesan yang disampaikan melalui
komunikasi langsung, baik itu melalui diskusi ataupun pelayanan disusun lebih
lengkap, ada persuasifnya, ada informatif dan ada juga edukatifnya. Pesannya juga
103
lebih detail, mulai dari tujuan, visi-misi dan programnya. Suatu pesan dapat
menarik perhatian jika pesan yang disampaikan itu menyangkut kebutuhan dan
pesan bagi peserta Instansi Pemerintah menggunakan bahasa yang formal. Untuk
materi pesan bagi siswa-siswi maupun komunitas menggunakan bahasa yang lebih
Pesan sangat tergantung pada program yang ingin disampaikan. Jika program
itu bersifat komersial untuk mengajak orang agar membeli barang yang dipasarkan,
maka pesannya bersifat persuasif dan provokatif, sedangkan jika produk dalam
pengelolaan sampah maka sifatnya harus persuasif dan edukatif. Tapi jika program
yang ingin disampaikan sifatnya hanya untuk sekedar diketahui oleh masyarakat
maka sifat pesannya harus bersifat informatif. Pesan yang bersifat informatif
sebenarnya harus melekat pada semua jenis program apakah itu komersial, politik,
penyuluhan dan informasi publik, sebab sebuah pesan yang tidak dimiliki nuansa
ingin diwujudkan pemerintah yaitu Bantul bebas sampah 2019 dan Indonesia bebas
sampah 2020 sehingga program ini masuk dalam kategori program untuk kesadaran
masyarakat. Karena program ini adalah baru maka program ini disosialisasikan
dengan model penyusunan pesan yang informatif, persuasif dan edukatif. Hal ini
104
dilakukan karena pesan yang bersifat edukatif lebih banyak ditujukan untuk
perluasan wawasan dan kesdaran khalayak. Prosesnya lebih banyak bersifat difusi
yang tidak diketahui oleh khalayak. Sementara penyusunan pesan yang bersifat
persuasif memiliki tujuan untuk mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak
Masalah dalam penyusunan pesan biasa muncul disebabkan oleh sifat dari
produk. Untuk program pengelolaan sampah, produk yang dipasarkan bersifat nyata
sehingga mudah dimengerti dan menjanjikan prospek apa yang akan diperoleh oleh
peserta jika mengikuti program pengelolaan sampah tersebut. Jika pesannya tidak
lengkap dan sulit dimengerti maka hal itulah yang nantinya yang akan
ini.
jika metode penyampaian pesannya tidak tepat maka pesan tersebut tidak akan
Mengacu dari apa yang dituliskan Anwar Arifin bahwa dalam dunia
komunikasi dada dua metode penyampaian pesan. Pertama itu menurut cara
pesan yang disampaikan kepada khalayak adalah sama. Pesan yang berulang
memiliki peluang yang besar untuk bisa dipahami lebih cepat oleh khalayak karena
ketika pesan itu disampaikan secara berulang maka pesan itu akan lebih mudah
landasan kuat dan selaras dengan keinginan pemerintah bukan seperti program
biasa yang bisa ditawar. Sementara, metode yang digunakan berdasarkan isi
maka media komunikasi dalam rangka sosialisasi juga harus menyesuaikan dengan
khalayak agar dapat terwujudnya Garbage Care and Education. Memilih saluran
dan media komunikasi harus mempertimbangkan karakteristik dan tujuan dari isi
pesan yang ingin disampaikan, serta jenis media yang dimiliki oleh khalayak.
komunikasi, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian (Cangara, 2014:121),
antara lain:
serta seluruh masyarakat Indonesia yang terkena program Indonesia bebas sampah
106
2020. Dengan demikian, agar semua khalayak sasaran dapat memperoleh pesan
daerah. Pemanfaatan media komunikasi yang tepat akan berpengaruh besar pada
diinformasikan.
media komunikasi. Pemilihan media disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Setiap media komunikasi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan
kekurangan itulah yang menjadi alasan sehingga dipilihlah berbagai jenis media.
Instagram : @garduaction
Email : garduaction9@gmail.com
pelaksanaannya, baik yang berasal dari dalam organisasi (internal) maupun yang
berasal dari luar organisasi (eksternal). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
sampah 2020.
Kabupaten Bantul.
3. Sarana dan Prasarana. Suksesnya sebuah program tidak bisa lepas dari
sampah, rumah pilah sampah, motor roda tiga sebagai sarana penunjang
dibentuknya.
2. Publikasi mengenai apa saja yang mereka miliki agar masyarakat mau
Efek adalah salah satu unsur penting dalam keseluruhan proses komunikasi.
Efek bukan hanya sekedar umpan balik dan reaksi penerima (komunikan) terhadap
yang bekerja dalam masyarakat, dimana komunikator hanya dapat menguasai satu
kekuatan saja, yaitu pesan-pesan yang dilontarkan sementara efeknya tidak. Bentuk
konkrit efek dalam komunikasi adalah terjadi perubahan pendapat atau sikap atau
langsung maupun lewat media massa. Efek suatu komunikasi pada umumnya dapat
Ada lima hal yang bisa mempengaruhi tingkat penerimaan adopter terhadap suatu
sasaran;
dukungan polititk.
kognitif hierarki dari rangkaian tindakan mencapai tujuan. Dengan kata lain,
diambil seseorang untuk memenuhi sebuah tujuan. Pada dasarnya teori ini juga
proses komunikasi yakni proses membuat pesan dan proses memahami pesan.
Manusia ketika dalam proses menghasilkan suatu pesan maka akan melibatkan
dari beberapa jenjang, karena tindakan tertentu dibutuhkan lebih dahulu agar
dimiliki, maka akan semakin kompleks rencana yang akan dibuat. Berger
mencapai tujuan dan pengetahuan cukup tinggi maka rencana yang dibuat akan
semakin kompleks. Begitu pula sebaliknya, jika motivasi dan pengetahuan rendah
maka rencana yang dibuat tidak akan bagus. Namun terdapat batasan mengenai
interpersonal karena adanya faktor meta tujuan untuk efisiensi serta kepatuhan
yang bisa dilakukan. Pertama, yaitu mencoba tindakan khusus yang berbeda atau
perubahan hierarki rencana tingkat rendah. Kedua adalah melakukan tindakan yang
lebih umum. Penyesuaian tingkat rendah atau tinggi tergantung pada seberapa besar
motivasi untuk mencapai tujuan. Jika tujuan sangat penting, maka seseorang
penelitian ini, yaitu salah satunya dalam proses perencanaan strategi serta
domestik untuk mewujudkan Garbage Care and Education. Rencana yang dibuat
dapat berlaku sebagai komunikator yang merancang strategi dan pesan-pesan untuk
111
karena kehadiran program ini dinilai membantu masyarakat, namun tak jarang ada
yang kritis menyikapi program ini. Sikap kritis itu muncul bukan karena program
pengelolaan sampah yang tidak baik namun karena tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai manfaat yang sebenarnya dari program ini masih kurang. Sebagian
masyarakat masih ada yang sulit memahami dan cenderung cuek dengan program
permasalahan sampah karena sudah ada dinas terkait yang menangani sampah
padahal hal tersebut merupakan kewajiban kita bersama untuk mengelola dan
disebabkan karena setiap orang selalu berupaya secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan seleksi. Proses seleksi ini akan membantu seseorang untuk memilih
informasi apa yang dikonsumsinya, diingat dan diinterpretasikan menurut apa yang
akan menerima informasi yang sesuai dengan sikap yang sudah dimiliki
sebelumnya.
yang biasa terjadi bukan hanya disebabkan oleh komunikator saja namun juga
tidak hanya panca indera melainkan menyentuh pikiran dan hati maka akan diterima
bilamana ide itu sesuai dengan sikap kejiwaan dan kepribadiannya dan dalam
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Garduaction
5.2. Saran
BUKU
Amico.
Grup.
Rajagrafindo Persada.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
PT Citra Aditya Bakti
_____________________. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
_____________________. 2009. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung.
PT Remaja Rosdakarya.
McGraw-Hill Companies.
Internasional.
Humanika.
Rosdakarya.
Intrans Publihing.
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus
Utama.
Karya.
Alfabeta.
_______. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. CV. Alfabeta.
_______.2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. CV.
Alfabeta.
_______. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Bandung. CV. Alfabeta.
SKRIPSI
Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. UPN “Veteran” Yogyakarta.
2016.
2014.
Islam. Fakultas Dakwah dan Komunikasi. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2017.
RI. (Studi Deskriptif Pada Akun Instagram @Indtravel) Skripsi. Bandung. Jurusan
TESIS
Ita Fitri Astuti, Garduaction Sebagai Prototipe Bina Damai Berbasis Ekoteologi
INTERNET
https://visitingjogja.com/downloads/Buku%20Statistik%20Kepariwisataan%20DI
https://pariwisata.bantulkab.go.id/data/hal/11/12/14/197-potensi-
kepariwisataanbantul-2017
https://apjii.or.id/downfile/file/surveipenetrasiinternet2016.pdf/survei@apjii.or.idi
https://news.okezone.com/read/2017/07 /07/510/1730840/wow-tumpukansampah-
Penasihat : Budiyanto
2. Asnan Riyanto
2. Triyono
Korlap : 1. Haryadi
2. Bangun Panuntun
Keamanan : 1. Wartono
Dokumentasi : 1. Hariyadi
2. Zanuar Ikhsan
2. Feonika Damayanti
Go-Green/Pertanian : 1. Budiyanto
2. Mustofa
2. Sugeng Sanjaya
2. M. Rizal
TRANSKRIP WAWANCARA
Keterangan
P: Pewawancara
N: Narasumber
Narasumber : Ivan Galang Pratama (Ketua Garduaction)
Tanggal : 28 April 2018
Tempat : Garduaction, Mancingan, Parangtritis, Bantul, Yogyakarta.
Waktu : 15.00 WIB
Keterangan Wawancara
P Kegiatan apa saja yang ada di Garduaction?
N Setiap hari Minggu diadakan acara berupa Sunday Caring
and Sharing, kegiatan ini diikuti oleh anak-anak dari usia
SD yang dimulai pada jam 3 sore. Jadi ada volunteer dari
UNY, UGM, UPN yang membuat program Sunday Caring
and Sharing di Garduaction. Kegiatan tersebut mengajak
anak-anak untuk senantiasa peduli lingkungan, diajak
bercengkrama, diberikan pengetahuan-pengetahuan tentang
lingkungan oleh volunter-volunter kita yang dari utara
(UNY, UGM, UPN). Jadi kita membuka untuk open
volunter, siapa saja yang mau jadi volunter, semisal seperti
kamu ngajak temenmu jadi volunter untuk semisal buat
acara apa aja terus aja mereka. Berbagai macam media
kami manfaatkan untuk media sosialisasi seperti radio,
banner, stiker ataupun melalui media komunikasi dua arah
presentasi, diskusi, sosialisai, workshop dan pelatihan-
pelatihan dan media sosial kami juga banyak. Instagram:
@garduactionEmail: garduaction9@gmail.com, Facebook:
GarduAction Parangtritis, No. Telephone: 0877-3973-5007