Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI EKONOMI PEMBANGUNAN MILENIAL/CYBER

DosenPengampu Mata Kuliah : Dr. WiwinYulianingsih, S.Pd., M.Pd.

Oleh :

Kelompok 13

1. Amelia Fitri Agustin (17010034082)


2. MargaAdevita (17010034083)
3. PritaFitriany (17010034084)
4. Enjel Elizabeth (17010034085)

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ekonomi Pembangunan
yang berjudul “ImplementasiEkonomi Pembangunan Milenial/Cyber”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca dapat lebih memahami dan menambah
pengetahuan tentang Implementasi Ekonomi Pembangunan Milenial/Cyber. Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dengan bantuan dari berbagai sumber informasi sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah mengenai Implementasi Ekonomi
Pembangunan Milenial/Cyber ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
meskipun dengan segala kekurangannya.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Surabaya, 27 April 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang.......................................................................................................4
b. Rumusan Masalah..................................................................................................5
c. Tujuan....................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Ekonomi Milenial................................................................................6


2. Peran Milenial dalam Perekonomian.....................................................................7
3. Generasi Milenial dan Teknologi..........................................................................8
4. Implementasi Ekonomi Milenial...........................................................................8

BAB III PENUTUP


a. Simpulan................................................................................................................9
b. Saran......................................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Saat ini, perkembangan roda perekonomian semakin pesat tingkatannya dan
memiliki daya saing yang ketat menjadikan generasi zaman sekarang memiliki
ketertarikan akan terjun dalam bidang perekonomian dengan diimplementasikan sesuai
perkembangan zaman. Sehingga membutuhkan pemikiran dan inovasi-inovasi baru yang
tertuang di dalamnya guna mengembangkan bidang ekonomi dengan beragam cara dalam
memproduksi sampai mempublikasikan. Generasi zaman sekarang disebut generasi
milenial, yang dimana generasi ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi
terdahulu. Generasi milenial memiliki karakter unik berdasarkan wilayah dan kondisi
sosial-ekonomi.
Salah satu ciri utama generasi milenial ditandai oleh peningkatan penggunaan dan
keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Karena dibesarkan oleh
kemajuan teknologi, generasi milenial memiliki ciri-ciri kreatf, informatif, mempunyai
passion dan produktif. Dibandingkan generasi sebelumnya, mereka lebih berteman baik
dengan teknologi. Generasi ini merupakan generasi yang melibatkan teknologi dalam
segala aspek kehidupan. Bukti nyata yang dapat diamati adalah hamper seluruh individu
dalam generasi tersebut memilih menggunakan ponsel pintar. Dengan menggunakan
perangkat tersebut para millennials dapat menjadi individu yang lebih produktif dan
efisien. Dari perangkat tersebut mereka mampu melakukan apapun dari sekadar berkirim
pesan singkat, mengakses situs pendidikan, bertransaksi bisnis online, hingga memesan
jasa transportasi online. Oleh karena itu, mereka mampu menciptakan berbagai peluang
baru seiring dengan perkembangan teknologi yang kian mutakhir. Generasi ini
mempunyai karakteristik komunikasi yang terbuka, pengguna media sosial yang
fanatik,kehidupan nyasangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi, serta lebih
terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi. Sehingga,mereka terlihat sangat reaktif
terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya.

4
B. RumusanMasalah
1. Apa pengertian ekonomi milenial?
2. Bagaimana peran milenial dalam perekonomian?
3. Bagaimana keterkaitan generasi milenial dan teknologi?
4. Bagaimana implementasi generasi milenial dalam perekonomian?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi ekonomi milenial
2. Untuk mengetahui peran milenial dalam perekonomian
3. Untuk mengetahui keterkaitan generasi milenial dan teknologi
4. Untuk mengetahui pengimplementasian generasi milenial dalam perekonomian

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Ekonomi Milenial


Kata ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yakni Oikos dan Nomos. Oikos yang
berarti rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan. Ekonomi merupakan salah satu
ilmu sosial yang berkaitan dengan peraturan yang ada dalam rumah tangga. Rumah
tangga yang dimaksud di sini bukan hanya sekadar suami, istri, dan anak-anaknya
melainkan mencakup rumah tangga yang luas yaitu rumah tangga bangsa dan rumah
tangga negara. Kata ekonomi banyak dihubungkan dengan terjangkau, ekonomis, hemat.
Society atau biasanya diartikan sebagai masyarakat. Pengertian ekonomi yang lain
mengartikan bahwa ekonomi sebagai pengukur tingkat kemajuan suatu negara.
Sedangkan ekonomi secara umum dapat diartikan sebagai ilmu yang berhubungan
tentang sumber daya material seseorang, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan
kesejahteraan.
Sedangkan arti dari milenial adalah kelompok demografi setelah Generasi X
(Gen-X). Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para
ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok
ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.
Karakteristik Milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi.
Namun, generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban
dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Di sebagian besar belahan dunia,
pengaruh mereka ditandai dengan peningkatan liberalisasi politik dan ekonomi; meskipun
pengaruhnya masih diperdebatkan. Masa Resesi Besar (The Great Recession) memiliki
dampak yang besar pada generasi ini yang mengakibatkan tingkat pengangguran yang
tinggi di kalangan anak muda, dan menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan krisis
sosial-ekonomi jangka panjang yang merusak generasi ini.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ekonomi milenial adalah
suatu pengukur tingkat kemajuan negara dalam peningkatan kesejahteraan yang
dikembangkan oleh pemuda-pemudi dari golongan kelahiran 1990 hingga awal tahun
2000 melalui peningkatan penggunaan dan keakraban komunikasi, media, dan teknologi

6
digital. Adaptasi digital yang tinggi ini telah membawa perubahan gaya hidup digital
dalam melaksanakan rutinitas sehari-hari, dari cara berkomunikasi, interaksi melalui
jejaring sosial, transaksi pembayaran hingga belanja kebutuhan sehari-hari. Dengan
demikian tercipta ekosistem digital yang membentuk masyarakat millenial di Indonesia.
Salah satu indikatornya adalah munculnya sejumlah startup di Indonesia. Selain itu,
sudah diketahui secara umum bahwa pengembangan sektor-sektor ekonomi yang kreatif
dilakukan melalui berbagai terobosan, di mana perkembangan teknologi dan usaha
rintisan berperan penting.

2. Peran Milenial dalam Perekonomian


Ditinjau menurut daerah tempat tinggal, tampak TPAK di pedesaan cenderung
lebih tinggi dibandingkan TPAK di perkotaan, baik untuk Generasi milenial, Generasi X,
maupun Generasi Baby Boom+Veteran. Hal ini berkaitan dengan factor kemiskinan dan
tingkat pendidikan. Penduduk perdesaan masih banyak yang tergolong miskin sehingga
bekerja menjadi sebuah tuntutan untuk bertahan hidup. Selain itu, kemiskinan telah
menghambat akses penduduk untuk menuntut ilmu hingga jenjang tertnggi karena factor
biaya. Akibatnya, tingkat pendidikan di pedesaan yang masih rendah membentuk
persepsi bahwa bekerja lebih penting dibandingkan bersekolah yang membutuhkan biaya
tidak sedikit. Masuknya generasi milenial ke dalam pasar tenaga kerja Indonesia dapat
dipastikan akan membawa transformasi dari sisi ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Seiring era baru dalam revolusi industri 4.0, Generasi milenial diharapkan menjadi
angkatan kerja yang produktif dan kompetitif guna menghadapi perubahan besar pada
masa ini. Digitalisasi telah merambah di seluruh aspek kehidupan dan membawa
perubahan pola hidup masyarakat. Generasi milenial diharapkan bersiap dan mampu
merespon setiap perubahan yang terjadi, menangkap peluang yang ada, dan
mengoptimalkan momen-momen yang tercipta akibat perputaran arus informasi dan
teknologi yang semakin cepat.
Milenial dalam perannya membawa pengaruh besar terhadap perkembangan serta
kemajuan roda perekonomian Negara, dengan berbagai kekreatifan yang dimiliki juga
membawa pengaruh besar pada tingkat minat konsumen. Sehingga, milenial juga dapat
disebut sebagai pencipta inovasi-inovasi baru di era globalisasi yang semakin maju

7
dengan mengikuti perkembangan zaman yang dikuasai oleh kecanggihan teknologi. Yang
diharapkan juga, generasi milenial berperan dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi
dengan baik sesuai kebutuhan dan tidak menyalahgunakannya.
Keterlibatan generasi milenial dalam dunia kerja yang terus meningkat merupakan
modal pentnig sebagai kekuatan ekonomi baru. Pendidikan dan pekerjaan merupakan hal
yang penting bagi Generasi milenial karena berpengaruh terhadap masa depan mereka.
Oleh sebab itu, Generasi milenial perlu dipersiapkan sedini mungkin menjadi angkatan
kerja yang handal dan kompetitif. Hal pertama yang dapat dilakukanya itu mulai dari
pendidikan. Sistem pendidikan nasional melalui kurikulum belajar disesuaikan dengan
kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ke depan. Akses Generasi
milenial untuk memperoleh ilmu dan pendidikan yang sesuai perkembangan zaman akan
membantu mereka tumbuh menjadi angkatan kerja produktif dan berdaya saing. Pada
akhirnya, Generasi milenial memegang peran penting sebagai motor penggerak ketahanan
ekonomi nasional.
Karakteristik generasi milenial yang kreatif juga memperhatikan mengenai work-
life balance. Work-life balance atau keseimbangan kehidupan-pekerjaan merupakan
kondisi seimbang antara menjalani pekerjaan atau karir dan menjalani kehidupan personal
(kesenangan,waktu luang, perkembangan keluarga, dan spiritual). Generasi milenial
memperhatikan keseimbangan kehidupan-pekerjaan yang lebih besar dibandingkan
generasi sebelumnya. Generasi milenial lebih cenderung bekerja dengan fleksibel atau
tidak bekerja secara sentris, dengan tujuan adanya keseimbangan antara kehidupan dan
pekerjaan (Ratnaningsih&Prasetyo, 2017). Generasi milenial juga memiliki harapan dari
pekerjaannya, baik dari sisi pengembangan keterampilan maupundarisisiupah. Hal ini
menunjukkan adanya kepentingan aspek individualistic pada generasi milenial. Generasi
milenial terus mencari keuntungan yang bisa diperoleh dari dunia kerja, seperti keamanan
atau asuransi, manfaat belajar atau pengalaman di tempat kerja, dan peningkatan
produktvitas.

3. Generasi Milenial dan Teknologi


Di tengah pesatnya perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) inilah lahir dan tumbuh generasi yang dikenal dengan istilah Generasi

8
Y atau dikenal dengan Generasi Milenial. Generasi milenial dianggap sebagai generasi
yang lebih akrab dengan teknologi jika dibandingkan dengan generasi-generasi
sebelumnya seperti Generasi X dan Generasi Baby Boom. Tidak dapat dipungkiri bahwa
perkembangan TIK inilah yang membesarkan generasi milenial, sehingga generasi
milenial dan TIK seperti dua hal yang tidak terpisahkan. Generasi milenial tumbuh di era
teknologi yang telah menyentuh setiap sendi kehidupan dan memang sudah seharusnya
dapat menjawab setiap kebutuhan dan gaya hidup generasi milenial yang semakin
menantang dan lebih dinamis. Dengan menggunakan TIK memungkinkan generasi
milenial saling terhubung dan berkomunikasi serta menawarkan kemudahan dalam
melakukan aktvitas sehari-hari. Setiap pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien jika
mampu memanfaatkan TIK secara optimal.
Banyak studi yang telah dilakukan mengenai hubungan antara generasi milenial
dan teknologi di antaranya adalah sebuah studi yang dilakukan oleh Deal dkk (2010)
yang menyebutkan bahwa penggunaan teknologilah yang membedakan antar generasi
misalnya antara Generasi Milenial, Generasi X dan Generasi baby boom. Deal dkk
(2010) menyebutkan bahwa generasi milenial lebih banyak menggunakan teknologi
disebabkan oleh usia terpapar dengan teknologi baru lebih muda dibandingkan dengan
generasi lain. Hal ini menyebabkan generasi milenial lebih unggul dalam hal
pemanfaatan teknologi baru. Menurut Papp dan Matulich (2011), pemanfaatan teknologi
oleh generasi milenial tidaklah sama dengan generasi sebelumnya. Generasi milenial
menggunakan teknologi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Generasi milenial
menggunakan teknologi tidak hanya untuk berhubungan antar sesame tetapi juga untuk
belajar.

4. Implementasi Ekonomi Milenial


Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan
kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam memasuki era revolusi industry 4.0.
Program berupa reskilling (pelatihan kemampuan baru) dan upskilling  (peningkatan
kemampuan) menjadi kunci pengembangan SDM yang berkualitas
dalam mengimplementasikan ekonomi digital. Menperin menilai, generasi milenial
sangat berperan penting dalam menerapkan industri 4.0. Apalagi, Indonesia akan

9
menikmati masa bonus demografi hingga tahun 2030. Artinya, sebanyak 130 juta jiwa
yang berusia produktif dapat mengambil kesempatan baru untuk mengembangkan bisnis
di era digital.
Dalam menyongsong era industri digital, pemerintah juga menargetkan
terciptanya 1.000 technopreneur pada tahun 2020, dengan valuasi bisnis mencapai
USD100 miliar dan total nilai e-commerce sebesar USD130 miliar. Menurut Airlangga,
minimal ada tiga pengetahuan yang harus dikuasai oleh generasi milenial, yakni bahasa
Inggris, coding, dan statistik. “Dalam industri digital, bahasanya yang digunakan adalah coding,
baik itu dalam ekosistem Android maupun IoS. Kemudian juga digunakan dalam internet of
things  dan artificial intelligence,” imbuhnya. Sementara itu, ilmu statistik menjadi penting
karena untuk memahami pengetahuan terhadap data. Apalagi,dalam era ekonomi
digital, big data bagian yang tak pernah terpisahkan. “Pengetahuan-pengetahuan ini wajib
dikuasai oleh anak-anak muda kita, sehingga mereka bisa masuk dalam ekonomi digital
yang besar,” tuturnya.
Pemerintah juga mendorong pembangunan coworking space untuk
memberikan kesempatan kepada anak-anak muda agar lebih kreatif dan inovatif.
Sebab, teknologi di era revolusi industri 4.0 berbeda dengan era sebelumnya. Menperin
meyakini, keberadaan coworking space dapat menciptakan talenta-talenta anak muda
yang mampu bersaing di era industri digital. Upaya ini telah dilakukan di beberapa
daerah melalui kerja sama dengan universitas. Sejumlah daerah yang sudah memiliki
coworking space tersebut, antara lain di Bandung, Batam, Bali, Makassar, dan Palu. Di
samping itu, guna menciptakan anak-anak muda bertalenta di era ekonomi digital,
pemerintah juga mendorong pendidikan-pendidikan yang sifatnya kelas dunia.
Salah satunya melalui Apple Academy yang bekerjasama dengan Binus
University di BSD City, Serpong, Tangerang, Banten. “Program di Apple Academy ini
ditargetkan dapat menghasilkan 200 lulusan dalam satu tahun, di mana dalam satu tahun
program pendidikan mereka bisa menjual produknya di App Store (toko aplikasi di
perangkat Apple), sehingga masuk langsung ekspor dalam ke global market,” ungkapnya.
Kemudian, Apple Academy yang kedua akan dibangun di Surabaya bekerjasama dengan
Ciputra University, dan yang ketiga di Nongsa, Batam.

10
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Generasi milenial merupakan generasi dengan adaptasi dan kemampuan teknologi
yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini terlihat pada tingginya
persentase penggunaan teknologi informasi seperti telepon seluler, komputer, dan internet
pada generasi milenial. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, tidak tampak adanya
perbedaan yang nyata pada penggunaan teknologi informasi antara generasi milenial laki-
laki dan perempuan. Generasi milenial sangat potensial karena memiliki karakteristik
tersendiri dan berpengaruh dalam menentukan siapa calon pemimpin bangsa. Ciri pemilih
milenial yaitu critical (berpikir kritis), change (senang akan perubahan), communicative
(mengkomunikasikan pilihannya dengan pihak lain), serta community (tergabung dalam
komunitas) Generasi milenial yang melek teknologi dan terkoneksi melalui jejaring social
memiliki peran dapat memengaruhi arah kebijakan pemerintah, memengaruhi respon
pemerintah, dan bahkan dapat memacu kinerja pemerintah, yang pada gilirannya akan
berimbas pada pilihan politik generasi milenial.

B. Saran
Tidak hanya menjalankan roda perekonomian saja dengan kecanggihan teknologi,
tetapi dapat memberikan pengaruh positif bagi masyarakat luas agar generasi milenial
semakin maju dengan citra yang baik dan patut dicontoh. Sehingga tidak hanya dalam
ekonomi saja akan tetapi dalam berkomunikasi serta memberikan sosialisasi yang baik
dengan memiliki bekal ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas.

11

Anda mungkin juga menyukai