Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

PROGRAM PENGELOLAAN LABSITE PNF

“PELATIHAN PEMBUATAN SABUN DARI MINYAK JELANTAH”

DI PKBM BUDI UTAMA KARAH JAMBANGAN SURABAYA

Oleh Kelompok 5
Nama Anggota Kelompok:
1. Azizatul Mar’ati (17010034047)
2. Ajeng Ningtyas Pratiwi (17010034055)
3. Tia Asmaaul Rohiimimah (17010034058)
4. M. Husein Barzany R. (17010034070)
5. Enjel Elizabeth (17010034085)
Kelas B Angkatan Tahun 2017

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr. Widodo, M.Pd

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020

1
KATA PENGANTAR
           
           
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-
nya sehingga kami bisa menyelesaikan proposal yang berjudul “PROGRAM
PENGELOLAAN LABSITE PNF “PELATIHAN PEMBUATAN SABUN DARI MINYAK
JELANTAH” dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih juga kepada Dosen
Pemberdayaan Masyarakat kami, yaitu Bapak Dr. Widodo, M.Pd. yang telah membimbing
kami hingga dapat mengerti tentang konsep Pemberdayaan Masyarakat.

Sebelumnya kami minta maaf karena buku ajar ini pasti memiliki banyak kekurangan,
oleh karena itu kami memohon kritik dan saran yang dapat membantu dalam penyusunan
buku ajar selanjutnya. Terima Kasih.

Wasssalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya,03 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................4

C. TUJUAN................................................................................................................................4

D. MANFAAT...........................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................6

KAJIAN TEORI.........................................................................................................................6

A. PELATIHAN........................................................................................................................6

B. KEWIRAUSAHAAN............................................................................................................7

C. KAITAN ANTARA PELATIHAN DENGAN KEWIRAUSAHAAN................................8

BAB III.......................................................................................................................................9

PROGRAM LAB SITE..............................................................................................................9

BAB IV....................................................................................................................................11

PENUTUP................................................................................................................................11

SIMPULAN.............................................................................................................................11

SARAN....................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Memberikan pelayanan pendidikan sepanjang hayat (lifelong learning) kepada
masyarakat, muncullah berbagai konsep mengenai pendidikan non formal untuk
diselenggarakan, banyaknya pihak yang membahas mengenai pendidikan non formal yang
dianggap sebagai pendidikan yang mampu memecahkan berbagai masalah layanan
pendidikan masyarakat, salah satunya dengan kegiatan pelatihan. Istilah pelatihan tidak
terlepas dari latihan karena keduanya mempunyai hubungan yang erat, latihan adalah
kegiatan atau pekerjaan melatih untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan.

Program pelatihan ini rencananya akan dilaksanakan di PKBM Budi Utama Karah,
Jambangan, Surabaya. Sasaran pelatihan ini akan diberikan kepada warga belajar paket B.
Sedangkan tujuan kegiatan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
seseorang agar mereka yang dilatih mendapat pengetahuan dan keterampilan dalam
menghadapi permasalahan yang dihadapi sesuai harapan dan tujuan yang di inginkan
mengikuti kegiatan pelatihan.

B. RUMUSAN MASALAH
a. bagaimana cara mengolah minyak jelantah menjadi sabun batang untuk cuci
tangan?
b. bagaimana kaitan antara pelatihan pengolahan minyak jelantah dengan
kewirausahaan?

C. TUJUAN

a. untuk mengetahui cara mengolah minyak jelantah menjadi sabun batang untuk
cuci tangan
b. untuk mengetahui kaitan antara pelatihan pengolahan minyak jelantah dengan
kewirausahaan

D. MANFAAT
 Manfaat Ekonomi :
- Dapat menambah pemasukan warga belajar melalui hasil penjualan olahan sabun
minyak jelantah.

4
 Manfaat sosial :

- Sebagai tempat berkumpulnya warga belajar untuk melakukan kerja sama melalui
pelatihan pembuatan olahan minyak jelantah dari sabun.

 Manfaat Pendidikan

- Warga belajar mampu mengetahui cara mengolah minyak jelantah menjadi sabun
batang untuk cuci tangan

- Warga belajar mampu memahami cara cuci tangan yang baik dengan menggunakan
sabun batang tersebut.

5
BAB II

KAJIAN TEORI

A. PELATIHAN
Pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang merupakan sarana pembinaan dan
pengembangan karir serta salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Pada kajian ini penulis memfokuskan pada
makna pelatihan. Para ahli banyak berpendapat tentang arti dan definisi pelatihan, namun
dari berbagai pendapat tersebut pada prinsipnya tidak jauh berbeda. Goldstsein dan
Gressner (1988) dalam Kamil (2010, hlm. 6) mendefinisikan pelatihan sebagai usaha
sistematis untuk menguasai keterampilan, peraturan, konsep, ataupun cara berperilaku
yang berdampak pada peningkatan kinerja. Selanjutnya menurut Dearden (1984) dalam
Kamil (2010, hlm.7) yang menyatakan bahwa pelatihan pada dasarnya meliputi proses
belajar mengajar dan latihan bertujuan untuk mencapai tingkatan kompetensi tertentu
atau efisiensi kerja. Sebagai hasil pelatihan, peserta diharapkan mampu merespon dengan
tepat dan sesuai situasi tertentu.

Seringkali pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja yang lngsung


berhubungan dengan situasinya. Selanjutnya Fiedman dan Yarbrough dalam Sudjana
(2007, hlm.4) menunjukan bahwa pelatihan adalah upaya pembelajaran, yang
diselenggarakan oleh organisasi (instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat,
perusahaan, dan lain sebagainya) untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai
tujuan organisasi. Lebih jauh Sastrodipoera (2006) dalam Kamil (2010, hlm.152)
memberikan definisi pelatihan adalah “salah satu jenis proses pembelajaran untuk
memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pengembangan sumber daya
manusia, yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih
mengutamakan taktik daripada teori”. Sejalan dengan pendapat diatas Sastraadipoera
(2006, hlm.121) menyebutkan juga bahwa pelatihan bisa dianggap sebagai suatu proses
penyampaian pengetahuan , keterampilan, dan pembinaan sikap dan kepribadian.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pelatihan merupakan suatu bentuk bantuan dalam proses
pembelajaran yang terorganisir dan sistematis dengan jangka waktu yang relatif singkat
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan yang sifatnya
praktis guna mencapai tujuan tertentu.
6
B. KEWIRAUSAHAAN

Menurut Ari Fadiati dalam bukunya bahwa5 : Dalam konteks kewirausahaan,


terdapat dua termonologi yang berbeda secara konsep namun memiliki kesamaan dalam
praktik. Kedua terminologi tersebut adalah Enterpreneurship dan Interprneurship.
Enterpreneurship dapat diartikan sebagai kemampuan mengelola usaha sendiri (menjadi
bos/ atasan untuk dirinya sendiri), sementara intrapreneurship diartikan sebagai
kemampuan menerapkan konsep wirausaha dalam mengelola usaha milik orang lain
(memiliki bos/ atasan yang bukan dirinya sendiri). Jiwa kewirausahaan mendorong minat
seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara profesional. Hendaknya minat
tersebut diikuti dengan perencanaan dan perhitungan yang matang.jika belum memiliki
pengalaman sebelumnya, seseorang dapat menimba pengalaman dari orang. Pertimbangan
lainnya adalah seberapa lama jangka waktu perolehan keuntungan yang diharapkan.

Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah menurut


Ricard Cantillon, kewirausahaan didefinisikan sebagai pekerja sendiri (self-employment).
Seorang wirausaha membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa
yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian. Sedangkan menurut Jean
Baptista Say, seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat
produksi dan menemukan nilai dari produksinya. Dan menurut Frank
Kninght,wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian
pada dinamika pasar.

Menurut Joseph Schumpeter, wirausahawan adalah seorang inovator yang


mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi
baru. Schumpeter mengaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam
konteks bisnis serta mengkaitkannnya dengan kombinasi sumber daya.Sedangkan menurut
Penrose, kegiatan wirausaha mencakup identifikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
Dan menurut Harvey Libenstein,kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatan yang
dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar
belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.
7
Menurut Israel Krizner, Wirausaha mengenali dan bertindak terhadap peluang
pasar. Sedangkan Peter F. Drucker , kewirausahaan merupakan kemampuan dalam
menciptakan sesuatu dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Dan menurut
Zimmerer, kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).

C. KAITAN ANTARA PELATIHAN DENGAN KEWIRAUSAHAAN

Program pelatihan dengan melalui program kewirausahaan termasuk dalam


kegaiatan pemberdayaan masyarakat. Melalui pelatihan tersebut masyarakat diharapkan
mampu memiliki kompetensi dibidang kewirausahaan sehingga mampu menjadi
masyarakat yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

Pemberdayaan menurut (Suhendra, 2006:74-75) adalah “suatu kegiatan yang


berkesinambungan dinamis secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang
ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi”. Selanjutnya pemberdayaan
menurut Jim Ife (dari buku Suhendra, 2006:77) adalah “meningkatkan kekuasaan atas
mereka yang kurang beruntung (empowerment aims to increase the power of
disadvantage)”.

Menurut (Moh. Ali Aziz dkk, 2005: 169) pemberdayaan adalah sebuah konsep
yang fokusnya adalah kekuasaan.adalah sebuah konsep yang fokusnya adalah kekuasaan.
Pemberdayaan secara substansial merupakan proses memutus (breakdown) dari hubungan
antara subjek dan objek. Proses ini mementingkan pengakuan subjek akan kemampuan
atau daya yang dimiliki objek. Secara garis besar proses ini melihat pentingnya
mengalirkan daya darisubjek ke objek. Hasil akhir dari pemberdayaan adalah beralihnya
fungsi individu yang semula objek menjadi subjek (yang baru), sehingga relasi sosial yang
nantinya hanya akan dicirikan dengan relasi sosial antar subyek dengan subyek lain.

Dari beberapa definisi pemberdayaan diatas dapat disimpulkan bahwa


pemberdayaan merupakan suatu usaha atau upaya yang dilakukan dalam rangka
mengembangkan kemampuan dan kemandirian individu atau masyarakat dalam memenuhi
kebutuhannya. Masyarakat dapat tahu potensi dan permasalahan yang dihadapinya dan
mampu menyelesaikannya, (Tantan Hermansyah dkk, 2009:31). Setelah kita memahami
mengenai definisi pemberdayaan, selanjutnya akan dibahas mengenai definisi
pemberdayaan masyarakat menurut para ahli.
8
N
D
V
E
L
H
A
IK
S
F
T
U
A. ALUR PENYUSUNAN PROTOTIPE

1) Identifikasi
-

-
-

-
-
-
BAB III

PROGRAM LAB SITE

Banyaknya minyak jelanta yang terbuang diselokan, sehingga adanya


pencemaran lingkungan
Membantu Ibu - Ibu rumah tangga agar lebih produktif dan berpenghasilan

2) Rumusan Masalah
Dalam hal ini kami mengidentifikasi kebutuhan dan masalah warga belajar,
yaitu kami mengetahui banyak sisa minyak goreng (minyak jelantah) yang
sudah tidak dipakai dan menjadi limbah, yang jika dapat dioptimalkan akan
dapat membangun perekonomian warga belajar dimasyarakar tersebut.

3) Pemecahan Masalah
Memberikan edukasi dalam pengelolaan minyak jelanta
Membantu masyarakat atau warga belajar untuk berwirausaha
Mengadakan pelatihan wirausaha berupa pembuatan sabun dari minyak jelanta
9
4) Hasil
- Menambah wawasan warga belajar mengenai pengelolaan minyak jelanta
- Menambah pendapatan warga belajar melalui produk sabun
- Membuka peluang pekerjaan dengan adanya pembuatan sabun dari minyak
jelanta
5) Evaluasi
- Kemampuan warga belajar dalam membuat sabun dari minyak jelanta
- Kemampuan warga belajar dalam segi pemasaran
- Kemampuan warga belajar dalam segi hasil. Apabila hasilnya baik dapat
dikatakan program ini berhasil, sedangkan apabila hasilnya buruk maka
program dikatakan gagal. Sehingga perlu inovasi baru melalui identifikasi
kembali.

B. RANCANGAN KEGIATAN PROGRAM PELATIHAN

a) Perencanaan
Dalam hal ini, kami merencanakan kegiatan identifikasi kebutuhan untuk
mengetahui program apa yang tepat diberikan sebagai solusi dalam memecahkan
masalah yang ada pada warga belajar PKBM Budi Utama.
b) Pengorganisasian
 Ketua Pelaksana
 Pemateri
 Anggota

10
c) Pelaksanaan

Waktu

Maret April
Kegiatan

Persiapan M1 M2 M3
Praktik Pelatihan M4 M1 M2
Pemaparan Hasil M3 M4
Keterangan :

 M1 = Minggu ke-1
 M2 = Minggu ke-2
 M3 = Minggu ke-3
 M4 = Minggu ke-4
 Prosedur kegiatan pembuatan olahan sabun minyak jelantah
Bahan:

1. minyak jelantah,
2. minyak kelapa,
3. cuka apel,
4. NaOH,
5. fragrance oil,
6. arang,
7. air.

Cara membuat:

1. minyak jelantah disaring menggunakan kain dan direndam beberapa saat bersama
arang. (fungsi arang untuk menyerap kotoran yang ada di minyak jelantah
sehingga warnanya sedikit lebih jernih)
2. Semua bahan satu per satu dicampur dan diaduk.
3. Setelah tercampur, semua bahan dimasukkan ke dalam cetakan dan ditunggu
selama 12 jam sehingga bahan yang tadinya cair berubah menjadi padat dan bisa

11
dipotong-potong.
4. Setelah itu, sabun cuci minyak jelantah bisa digunakan.
d) Pendampingan

Dalam hal ini, kami melakukan pendampingan terhadap warga belajar selama
kegiatan pelatihan berlangsung di PKBM Budi Utama. Kami juga mengawasi dan
memberikan bantuan apabila ada kesulitan yang dialami oleh warga belajar.

12
BAB IV

PENUTUP

SIMPULAN

Pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah merupakan pola pelatihan sistematis.
Hasil akhir yang diharapkan dari pelatihan tersebut adalah berhasilnya proses pelatihan
hingga menjadikan sabun dari bahan yang dijelaskan di atas yang dapat dimanfaatkan
untuk kebersihan lingkungan maupun untuk membantu ekonomi warga belajar.
Demikian proposal ini kami buat, sebagai gambaran bagi pelaksanaan pelatihan
pembuatan sabun dari minyak jelantah di PKBM Budi Utama Karah Jambangan
Surabaya. Semestinya program ini mendapatkan dukungan dan apresiasi positif dari
pengambil kebijakan serta masyarakat yang peduli pada lingkungan.

SARAN

Dalam pelatihan ini diharapkan dapat lebih memberikan inovasi baru lagi perihal
kursus maupun pelatihan dengan mengaitkan perkembangan jaman mengenai pendidikan
dan teknologi yang semakin pesat.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/isnaenipangestika/proposal-kegiatan-pelatihan-keterampilan-
pengelasan-di-cilacap-pls-unnes-2013

https://www.bbc.com/indonesia/amp/majalah-46105741

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.upi.edu/20501/5/S_PLS_1001655_Chapter2.
pdf&ved=2ahUKEwjAmrL33P3nAhVaxDgGHVAhCesQFjAHegQIBRAB&usg=AOvVaw0
RkEOfl50GQJPUqHM2PGjL&cshid=1583221553099

https://s.docworkspace.com/d/AN2lkK2ohoUcoo-vluamFA

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai