ASKORBAT:
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misalnya
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan
larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki
ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur. (FI IV hal. 15).
Saturasi adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan Asam dengan Basa tetapi gas yang
terbentuk ditahan dalam wadah sehingga larutan jenuh dengan gas. (Ilmu Resep : 105). Saturasi
mengandung CO2 jenuh, biasanya diperoleh juga dari reaksi asam dan garam karbonat. Saturasi tidak
dapat disimpan dalam waktu yang lama karena akan memperlambat CO 2 hilang sehingga tidak
memenuhi syarat saturasi lagi (Nanizar, 2000).
5. Untuk antioxydant
Vitamin-C ( Asam Askorbat) mengandung tidak kurang dari 99,0% C 6H8O6. (FIII hal 47).
Tingkat keasaman dan kandungan gula pada minuman ini akan memicu terjadinya kerusakan gigi.
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Siatem terdispers terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai
fase dispers, terdistribusi keseluruh medium kontinu atau medium dispersi. Untuk menjamin
stabilitas suspensi umumnya ditambahkan bahan tambahan yang disebut bahan pensuspensi
atau suspending agent.
1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yangterdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkanuntuk penggunaan
oral.
2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yangterdispersi dalam
pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.
3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel- partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikelhalus yang
ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam mediumcair yang
sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa
yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratanuntuk suspensi
steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
1. Ukuran partikel
Ukuran pertikel erat hubungannya dengan luas penampang dan daya tekan ke atas cairan
suspensi tersebut. Hubungan antara ukuran partikel berbanding terbalik dengan luas
penampang. Sedangkan luas penampang dan daya tekan ke atas merupakan hubungan yang
linear. Artinya semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya, sedangkan
semakin besar luas penampang maka daya tekan keatas cairan akan semakin menghambat
gerakan partikel untuk mengendap.
2. Kekentalan (viscositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin
kental suatu cairan maka kecepatan alirannya makin turun. Kecepatan aliran dari cairan
tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang terdapat didalamnya.
Dengan menambah viskositas cairan gerakan turun yang dikandungnya akan diperlambat.
Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah
dikocok dan dituang.
Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum “STOKES”
d 2 ( ∆−∆ 0 ) g
v=
η
Stabilitas fisik suspensi farmasi didefinikan sebagai kondisi suspensi dimana partikel
tidak mengalami agregasi dan tetap terdistribusi merata. Bila partikel mengendap mereka
akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan yang ringan. Partikel yang mengendap
ada kemungkinan dapat saling melekat oleh suatu kekuatan untuk membentuk agregat dan
selanjutnya membentuk compacted cake dan peristiwa ini disebut caking.
Dilihat dari faktor tersebut diatas, faktor konsentrasi dan sifat dari partikel merupakan
faktor yang tetap, artinya tidak dapat diubah lagi karena konsentrasi merupakan faktor yang
tetap, artinya tidak dapat diubah lagi karena konsentrasi merupakan jumlah obat yang tertulis
dalam resep dan sifat partikel merupakan sifat alam. Yang dapat diubah atau disesuaikan
adalah ukuran partikel dan viskositas.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer, homogeniser,
colloid mill, dan mortier. Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan
penambahan zat pengental (suspending agent) yang dapat larut dalam cairan tersebut,
umumnya bersifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid)
a. Flokulasi
1. Partikel merupakan agregat yang bebas
2. Sedimentasi terjadi cepat
3. Sedimentasi terbentuk cepat
4. Sedimentasi tidak membentuk cake yang keras dan padat serta mudah terdispersi
kembali seperti semula
5. Wujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi tejadi cepat dan diatasnya
terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata
b. Deflokulasi
1. Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain
2. Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing partikel mengendap terpisah dan ukuran
partikel adalah minimal
3. Sedimentasi terbentuk lambat
4. Akhirnya sedimentasi akan membentuk cake yang keras dan sukar terdipersi lagi
5. Ujud suspesi menyenangkan karena zat tersuspensi dalam waktu relatif lama. Terlihat
bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.
Penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk menambah stabilitas suspensi, antara lain
penambahan bahan pengawet. Bahan ini sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang
menggunakan hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri.
Seperti : butil p. Benzoate (1 : 1250), etil p. Benzoate (1 : 500), propil. Benzoate (1 : 4000),
nipasol, nipagin ± 1%.
1. Volume sedimentasi
Adalah suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula-mula dari
suspensi (Vo) sebelum mengendap.
vu
F=
v0
2. Derajat flokulasi
Adalah suatu rasio volume sedimen akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume
sedimentasi akhir suspensi deflokulasi (Vo).
vu
derajat flokulasi=
v oc
3. Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sediementasi dan redidpersibilitas, membantu menentukan
perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan.
4. Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara freeze- thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu
dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang
pokok menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal.