Anda di halaman 1dari 11

DI

OLEH:
NAMA KELOMPOK 4:

 MUHAMMAD AHLAK
 AHYAR NASTAINUL HAQ
 NUR IKHSAN
 KARMILA SARI
PENDAPATAN NASIONAL DAN INFLANSI

Pendapatan nasional merupakan inti dari teori dan kebijakan ekonomi makro, tingkat
pendapatan nasional, selain memberikana informasi tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran
suatu negara, juga sebagai gambarang awal atas masalah-masalah struktur ( mendasar ) yang di hadapi
dalam suatu perekonomian. Dengan demikian, analisis pendapatan nasional sangat di perlukan dalam
menghadapi berbagai masalah pokok yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, pengangguran,
dan inflasi. Data pendapatan nasional membantu para perumus kebijakan ( pemerintah ) untuk
menjalankan roda perikonomian menuju tercapai Nya sasaran atau tujuan nasional.

A.PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang di terima oleh
masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.

Besarnya pendapatan nasional dapat di tentukan melalui tiga pendekatan, yaitu:

1.pendekatan produksi.

2.pendekatan pendapatan.

3.pendekatan pengeluaran

Tujuan dan manfaat mempelajari pendapatan nasional antara lain:

1.untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara.

2.untuk mengetahui perkembangan perekonomian suatu negara.

3.untuk mengetahui tingkat kemakmuran negara.

4.untuk membandingkan perekonomian antar negara di dunia.

5.untuk mengambil kebijakan ekonomi.

Komponen pendapatan nasional terdiri atas:

1.sisi produksi, dapat di rumuskan:PN=PnQn

2.sisi pengeluaran, dapat di rumuskan:GNP=C+I+G+(X-M)

3.sisi pendapatan, dapat di rumuskan:PN=r+w+I+p

Faktor – faktor yang memengaruhi komponen pendapatan nasional yakni :

1.pihak pembeli atau konsumen, yang di rumuskan:Y=C+S

2.pihak menjual atau produsen, yang di rumuskan:Y=C+I

 Konsep pendapatan nasional

1.PDB/GDP ( Produk Domestik Bruto/ Gross Domestik Product )


Produk domestik bruto, PDB dapat di denifisikan sebagai nilai barang dan jasa yang di hasilkan
oleh masyarakat dalam waktu 1 tahun, termasuk barang dan jasa yang di hasilkan oleh warga negara
asing di dalam negeri, besarnya nilai PDB nasional di tentukan menghitung jumlah barang dan jasa
akhir yang di produksi oleh seluruh warga negara, tetapi tidak mengikut sertakan nilai barang dan jasa
atau pendapatan yang di hasilkan oleh warga negara indonesia di luar negeri. Istilah PDB digunakan
untuk tingkat nasional, seddangkan untuk tingkat regional di kenal istilah produk domestik ragional
bruto, PDRB, PDRB merupakan nilai barang dan jasa akhir yang di hasilkan oleh masyarakat di satu
wilayah ( region ), baik di tingkat provinsi maupun kabupaten atau kota.

Seperti juga dengan PDB, PDRB merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang dapat
menggambarkan besarnya nilai tambah yang di peroleh dari berbagai aktivitas perikonomian di suatu
wilayah, besar kecilnya PDRB, suatu provinsi, kabupaten atau kota sanat di tentukan oleh potensi
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mengelolanya. Oleh karna itu, jika perolehan
PDRB di tiap daerah akan bervariasa sesuai dengan potensi yang di miliki setiap daerah. PDRB
provinsi DKI jakarta, dapat berbeda dengan PDRB nanggroe aceh darussalam atau papua, begitupun
PDRB kota bandung tentu akan berbeda dengan PDRB kota surabaya.

2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/ Gross Nasional Product )

Produk nasional Bruto, PNB merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap warga
negara dalam jangka waktu satu tahun, termasuk nilai barang dan jasa warga negara tersebut yang
berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara
asing di dalam negeri, besarnya nilai PNB indonesia di tentukan dengan menghitung jumlah barang
dan jasa yang di hasilkan oleh warga negara indonesia ( baik di indonesia maupun di luar negeri),
tetapi tidak mengikut sertakan nilai barang dan jasa atau pendapatan warga negara asing yang ada di
indonesia.

Produk domestik Bruto hanya menunjukkan jumlah barang dan jasa yang di produksi di dalam
wilayah suatu negara, produk domestik Bruto masih di sebut bruto ( kotor ) karna beum di kurangi
dengan penyusutan. Pendapatan dari faktor – faktor produksi luar negeri yang ada dalam suatu
perekonomian dinotasikan sebagai FPLN, sedangkan faktor – faktor produksi di dalam negeri
dinotasikan sebagai FPDN, Secara aljabar, PNB dapat di rumuskan sebagai berikut :

PNB=PDB – (FPLN – FPDN )

Selisi antara FPLN dan FPDN adalah pendapatan faktor produksi neto dari luar negeri ( net
factor income prom abroat, yang di notasikan dengan FPNLN ), secara aljabar PNB dapat di hitung
dengan rumus berikut :

PNB=PDB – ( FPLN – FPDN )

Umumnya, pada negara – negara berkembang, nilai PDB cenderung lebih besar dari pada nilai
PNB, hal ini di sebabkan penanaman modal asing di negara tersebut lebih besar dengan hasil produk
warga negaranya di luar negeri. Oleh karna itu, bagi negara berkembang umumnya PDB lebih banyak
di gunakan dibandingkan PNB.

3.NNP ( Net Nasional Product )

NNP adalah jumlah barang dan jasa yang di hasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu,
setelah di kurangi penyusutan ( depresiasi ) dan barang penganti modal.
RUMUS:

NNI = GNP – penyusutan

4.NNI ( Net Nasional Income )

NNI adalah jumah seluruh penerimaan yang di terima oleh masyarakat setelah di kurangj
pajak tidak langsung ( Indirect Tax )

RUMUS:

NNI = NNP – pajak tidak langsung

5.PI ( Personal Income )

PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang di terima masyarakat yang benar – benar sampai
ketangan masyarakat setelah di kurangi oleh laba di tahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak
perseorangan dan di tambah dengan transferpayment.

RUMUS:

PI = ( NNI + Transfer payment ) – ( laba di tahan + iuran asuransi + iuran jaminan social + pajak
perseorangan)

6.DI (Disposible Income)

DI (Disposible Income) adalah pendapatan yang di terima Masyarakat yang sudah siap di
belanjakan oleh penerimanya.

RUMUS:

DI =PI – Pajak langsung

B.Definisi pengangguran dan inflasi

Definisi pengangguran

Pengangguran adalah suatu kondisi di mana seseorang yang ingin bekerja dan mempunyai
kemampuan di bidang Masing – Masing tetapi di karenakan terbatasnya suatu pekerjaan yang tersedia
dan tidak memadai bahkan bisa juga tidak tersedianya lapangan kerja. Pengangguran juga dapat di
definisikan sebagai berikut yaitu seseorang yang sudah di golongkan dalam angkatan kerja, yang
secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh
pekerjaan yang di inginkannya.

Golongan penduduk yang termasuk sebagai angkatan kerja adalah sebagai berikut : penduduk
yang berumur antara 15 hingga 65 tahun kecuali ibu rumah tangga yang lebih suka menjaga
keluarganya.orang yang belum mencapai umur 65 tahun tetapi sudah pensium dan tidak mau bekerja
lagi. Pengangguran sukarela yaitu golongan penduduk dalam lingkungan umur tersebut yang tidak
aktif mencari pekerjaan.

Pengangguran menyebabkan produktivitas masyarakat berkurang sehingga banyak


menyebabkan timbulnya kemiskinan , tingkat kriminalitas meningkat dan masalah sosial lainnya yang
akan terjadi. Yang jika dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kekacauan politik dan
sosial di suatu negara ini sehingga dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi di suatu negara sehingga dapat mengakibatkan menurunnya GNP dan
pendapatan perkapita di suatu negara, Hal demikian sangat dapat membahayakan untuk suatu negara
bahkan jika suatu negara tersebut sedang berkembang pesat di suatu bidang.

Jenis – jenis pengangguran :

1.pengangguran friksional (frictional unemployment)

Adalah suatu jenis pengangguran yang di sebabkan oleh tindakan seseorang pekerja untuk
meninggalkan kerjaannya dan mencari kerjaan lebih baik lagi atau mencari kerjaan yang lebih sesuai
dengan keinginananya.

Contoh :

 Seseorang guru di medan , misalnya berhenti bekerja karena mengikuti suaminya yang di
pindahkan ke jakarta. Di tempat yang baru ini guru tersebut mencari kerjaan kembali.
 Seseorang wanita yang bekerja sedang mengandung anaknya yang pertama dan memutuskan
untuk berhenti kerja. Setelah anaknya berumur beberapa bulan ia memutuskan mencari kerja
kembali.

2. Pengagguran Musiman ( seasonal unemployment)

Adalah suatu keadaan di mana seseorang harus menganggur, karena adanya fluktuasi kegiatan
ekonomi jangka pendek.

Contoh:

 Petani, Misalnya akan selalu dapat di golongkan sebagai pengangguuran musiman karena
mereka tidak selalu dapat bekerja sepanjang tahun, dan di antara menanam dan panenn
meraka harus menganggur karena beberapa bulan di perlukan agar tanamannya mendapatkan
hasil.

3.pengangguran siklikal

Adalah jenis pengangguran yang di sebabkan karena adanya imbas dari naik turunnya siklus
ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah dari pada pewarna pekerjaan.

4.pengangguran sturuktual

Adalah pengangguran yang di akibatkan oleh perubahan ekonomi (berkembang atau mengalami
kemunduran),yang di sebabkan karena perkembangan teknologi,persaingan luar negeri atau luar
daerah, dan pertumbuhan pesat dari kawasalan lain.

Contoh:

 Sebelum industri komputer berkembang permintaan yang besar ke atas untuk mesin
tik.dengan penggunaan komputer yang semakin meluas, permintaan mesin tik pun menjadi
berkurang dan industrinya mengalami pungunduran,dan sebagai pekerja dalam industri ini
akan menganggur.

5.pengangguran sukarela
Adalah pengangguran yang di karenakan adanya kesempatan kerja tetapi orang yang
menganggur itu tidak bersedia menerimanya pada tingkat gaji yang berlaku.

6.pengangguran terpaksa

Adalah pengangguran yang di akibatkan apabila seseorang bersedia menerima pekerjaan pada
tingkat gaji yang berlaku,tetapi pekerjaan itu tidak bersedia.

Contoh:

 Seseorang yang memang sangat ingin mendapatkan pekerjaan tetapi perusahaan tersebut tidak
membutuhkan karyawan lagi atau persyaratannya untuk menjadi karyawan tersebut tidak
sesuai atau kurang.

7.pengangguran tersembunyi

Adalah pengangguran yang keadaan di mana suatu jenis kegiatan ekonomi di jalankan oleh
tenaga kerja yang jumlahnya melebihi dari yang di perlukan.

Contoh:

 Dalam kegiatan ekonomi dapat di jalankan secara efisien dengan menggunakan 5 pekerja,
tetapi pekerja yang sebenarnya adalah 8 orang.dalam contoh ini kelebihan 3 pekerja tersebut
yang di golongkan sebagai penganggur tersembunyi.

8.penganggurann setengah menganggur

Adalah keadaan pengangguran di mana seseorang,pekerja itu melakukan kerja jauh lebih
rendah dari jam kerja yang normal.

Definisi Inflasi

Inflasi adalah keadaan di mana terjadi kenaikan suatu harga atas barang barang secara umum dari
waktuke waktu secara terus menerus.

Tingkat kenaikan harga baru dapat di katakan sebagai inflasi bila keniakan iuntuk barang yang lain.
Sehingga kenaikan harga untuk satu atau dua barang jasa dapat di katakan sebagai inflasi, kecuali bila
telah mempengaruhi harga barang lainnya.

Jenis-jenis Inflasi

Jenis jenis inflasi dapat di bedakan menjadi beberapa golongan berdasarkan berbagai faktor
yang membedakannya.

Berdasarkan asalnya:

a.Inflasi Dalam Negeri(Domestic Inflasi)

Adalah inflasi yang terjadi di dalam negeri,umumnya di sebabkan karena defisit anggaran belanja
yang di biayai oleh percetakan uang baru, kenaikan upah,gagal panen dll.

b.Inflasi luar negeri (Imported inflation)


Adalah Inflasi yang di sebabkan karena naiknya harga barang-barang impor,yang terjadi karena
kenaikan tarif impor barang atau karena tingginya biayya produksi di luar negeri.

Berdasarkan tingkat tingginya inflasi:

 Inflasi ringan( di bawah 10% pertahun)

Di tandai dengan laju inlasi yang rendah, biasanya kurang dari 10% setahun,kenaikan harga berjalan
secara lambat dan biasanya berlangsung relatiflama.

 Inflasi sedang (10% sampai 30% pertahun)

Inflasi berkisar antara antara 10%-30% pertahun yang di tandai dengan kenaikan harga yang cukup
besar dan biasanya berlangsung relatif singkat. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya di sebut
inflasi 2 digit, berkisar antara 10-100%

 Hiper inflasi ( di atas 100% pertahun)

Hiperinflasi adalah inflasi yang sangat tinggi atau tak terkontrol. Garis pembatas antara inflasi wajar
dengan hiperinflasi agak kabur.namun para ekonom kontenporer umumnya menggunakan istilah
hiperinflasiuntuk situasi yang tingkat harga meningkat melewati level 50% perbulan atau
pertahun.Hiperinflasi merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Masyarakat tidak lagi
berkeinginan untuk menyimpan uang.karena naiknya harga secara drastis sehingga mencapai 4
digit(>100%).

Hubungan antara inflasi dengan pengangguran

Setiap negara mengharapkan untuk mencapai untuk mencapai tahap kegiatan ekonomi pada
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi.Dalam prakteknya,hal ini sulit di lakukan.Ahli-
ahli ekonomi menyadari bahwa hungungan antara tingkat inflasi (prosentase) dengan tingkat
pengangguran (prosentase) adalah berbanding terbalik, artinya semakin tinggi tingkat pengangguran
maka tingkat inflasi akan semakin rendah dan sebaliknya,semakin rendah tingkat pengangguran maka
inflasi akan semakin tinggi.

Kalau hubungan ini di gambarkan secara statistik dalam karva salib sumbu,di mana subu tegak
mewakili tingkat inflasi sedang sumbu datar mewakili tingkat pengangguran,maka bentuk karva yang
terjadi adalahh melandai dari kiri atas kekanan bawah.secara teorikalau terjadi pengurangan jumlah
penganggur (yang bekerja bertambah)maka jumlah barang yang di minta akan bertambah.tekanan
permintaan ini akan menekan inflasi ke atas dan sebaliknya.

Secara teori amat jelas apabila pengangguran mencapai 0% maka tingkat inflasi juga akan tinggi
tak terkendali, dengan demikian tingkat inflasi harus di kendalikan oleh pemerintah sampai pada
tingkat tertentu yang tetap mendorong produksi barang barang, tapi juga dapat terbeli oleh sebagian
terbesar konsumen.

Sebagai risikonya apabila pemerintah menetapkan tingkat inflasi tersebut di atas, maka akan ada
tingkat pengangguran pada tingkat tertentu. Tingkat inflasi merupakan salah satu tolak ukur
keberhasilan pemerintah dalam pembangunan ekonomi,secara umum tingkat inflasi yang dapat di
terima untuk setiap negara adalah pada level antara 2% samapai dengan 4%. Dengan demikian secara
teori menurut kurva di atas maka setiap negara pasti ada tingkat pengangguran atau sejumlah orang
yang tidak dapat terserap dalam kesempatan kerja yang tersedia.
Orang-orang yang demikian inilah yang sering di sebut dengan pengangguran alamiah.mereka
menganggur bukannya tak mau bekerja, tapi yang pertama adalaah kemampuan sumber sumber
produksi untuk menyerapnya terbatas, sedangkan yang ke dua adalah sebagai dampak kebijaksanaan
pemerintah untuk mempertahankan tingkat inflasi pada level tertentu.

Karena tingkat penganggur pada level tertentu ini merupakan tolok ukur keberhasilan pemerintah
dalam bidang ekonomi, maka pemerintah setiap negara berusaha untuk mencapainya, yaitu dengan
berusaha menambah kemampuan kapasitas produksi.

 Teori inflasi

Beberapa teori yang menjadi landasan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut.

1.Teori kuantitas

Menurut teori kuantitas, inflasi di sebabkan oleh jumlah uang beredar melebihi kebutuhan dan
adanya ekspektasi atau perkiraan masyarakat mengenai kecenderungan kenaikan harga harga pada
masa yang akan datang.

2. Teori keynes

Menurut teori keynes inflasi di sebabkan oleh permintaan total terhadap barang dan jasa yang
melebihi kemampuan berproduksi masyarakat.

3.Teori strukturalis

Menurut teori struktual ,inflasi adalah pengiring yang alami bagi pertumbuhan ekonomi, sehingga
inflasi tidak dapat di kendalikan melalui kebijakan fisikal maupun moneter tanpa menimbulkan
pengangguran atau kemandegan (stagnasi) dalam pertumbuhan ekonomi.hal tersebut terjadi karena
adanya ke kakuan pada beberapa kegiatan ekonomi. Seperti ke kakuan pada penerimaan ekspor yang
tumbuh lebih lamban dari sektor lain serta kekakuan dari tingkat produksi (bahan makanan) di dalam
negeri tidak secepat pertumbuhan pendapatn per kapita.

Teori struktualis ini, pertama kali muncul di amerika latin oleh sekelompok ahli ekonomi yang
tergabung dalam sebuah lembaga PBB, economic comission for latin america (ECLA).Tokohnya
adalah Raul prebisch (1901 - 1986), sekretaris eksekutif komisi ekonomi PBB tersebut,yang juga
pernah Menjabat Guru Besar Ekonomi politik di Universitas Buenos Aires,Argentina.

 Dampak inflasi terhadap pendapatan masyarakat

Beberapa masalah sosial yang timbul akibat inflasi, di antaranya menurunnya tingkat kesejahteraan
rakyat,memburuknya distribusi pendapatan, dan terganggunya stabilitas ekonomi.

 Menurunnya Tingkat Kesejahteraan Rakyat

Tingkat kesejahteraan rakyat, umumnya di ukur dengan daya beli masyarakat dari pendapatan yang
di perolehnya. Adanya inflasi menyebabkan daya beli masyarakt semakin rendah, khususnya bagi
masyarakat yang berpenghasilaan rendah dan tetap (kecil). Selagi contoh, jika seseorang memperoleh
pendapatan tetap setiap bulannya sebesar Rp500.000,00, sedang laju inflasi sebesar 10% ia akan
mendapat kerugian berupa penurunan pendapatan riil sebesaar laju inflasi tersebut, yakni
Rp50.000,00, dengan kata lain, inflasi sangat merugikan masyarakat yang berpenghasilan tetap dan
kecil tersebut.

 Memburuknya Distribusi Pendapatan

Dampak negatif inflasi terhadap tingkat kesejahteraan sebenarnya dapat di hindari jika laju
pertumbuhan tingkat pendapatan lebih besar dari laju inflasi tersebut,dengan kata lain,bagi pihak yang
memperoleh kenaikan pendapatan dengan persentase yang lebih besar dari laju inflasi akan
mendapatkan keuntungan karena adanya inflasi. Akan tetapi, dalam kenyataannya di masyarakat
hanya segelintir orang yang memiliki kemampuan meningkatkan pendapatannya melebihi laju inflasi.
Dengan demikian, inflasi hanya menyebabkan pola pembagian pendapatan masyarakat menjadi lebih
timpang. Inflasi ibaraat pajak bagi orang yang yang berpendapatan tetap dan merupakan subsidi bagi
mereka yang berpendapatan tidak tetap.

 Terganggunya stabilitas ekonomi

Inflasi mengganggu stabilitas ekonomi dengan merusak perkiraan masa depan ( ekspektasi ) para
pelaku ekonomi. Dengan perkiraan bahwa harga - harga akan terus naik, konsumen
melakukanpembelian barang dan jasa yang lebih banayak dari seharusnya. Bagi produse, perkiraan
akan naiknya harga barang dan jasa mendorong berkurang. Akibatnya, kelebihan permintaan
membesar dan mempercepat laju inflasi . kondisi ekonomi secara keseluruhan menjadi lebih buruk.

Selain ketiga dampak yang telah di sebutkan di atas, inflasi berpengaruh bagi masyarakat yang
memiliki pendapatan tetap, yaitu menurunnya daya beli masyarakat terhadap barang atau jasa, namun
bagi masyarak yang berpenghasilan tidak tetap adanya inflasi tidak menimbulkan pengaruh yang
berarti terhadap daya beli.

 Indikator Inflasi

Ada beberapa indikator ekonomi yang di gunakan untuk mengetaahui laju inflasi selama periode
tertentu, di antaranya indeks harga konsumen (IHK), indeks harga perdagangan besar (IHPB), dan
indeks Harga Implisit(IHK).

 Indeks Harga Konsumen (IHK)

IHK Adalah indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang biasa di beli konsumen
dalam satu periode tertentu. Indeks harga konsumen di gunakan untuk melihat inflasi dari sisi
konsumen. Jadi, indeks harga konsumen mengukur tingkat harga barang atau jasa yang di anggap
mencerminkan konsumsi masyarakat secara rata – rata. IHK biasanya di hitung berdasarkan suara
survei biaya hidup di daerah perkotaan yang di lakukan secara berkala. Secara umum, jenis barang
dan jasa dalam IHK di kelompokkan ke dalam empat kelompok besar, yaitu makanan, pakaian,
perumahan, serta aneka barang dan jasa.

 Indeks Harga Perdagangan Besar(IHPB)

IHPB Adalah indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang di terima oleh produsen
pada berbagai tingkat produksi. Indeks Harga perdagangan besar di gunakan untuk melihat inflasi dari
sisi produsen. Jadi, IHPB di kelompokkan ke dalam ke dalam lima sektor utama, yaitu pertanian,
pertambangan dan penggalian, Industri,ekspor, serta impor migas maupun nonmigas.

 Indeks Harga Implisit (Defiator PDB)


Indeks harga Implisit (Defiator PDB) adalah indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa
biasa di beli konsumen dalam jumlah yang besar dan biasanya meliputi wilayah yang lebih luas.
Indeks harga implisit di gunakan untuk melihat inflasi dari sisi perekonomian secara makro, indeks
harga implisit (IH) atau PDB deflator di peroleh dengan membagi PDB nominal (PDB harga berlaku)
dengan PDB rill ( PDB harga konstan ) pada tahun tertentu.

Cara menanggulangi inflasi

Untuk menanggulangi inflasi dapat di tempuh tiga kebijakan, yaitu sebagai berikut.

1. Kebijakan moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral sebagai pemegang otoritas
moneter yang berkaitan dengan pengendalian jumlah uang beredar serta pengaturan ringkat suku
bunga dan kredit. Kebijakan moneter biasanya lebih efektif dalam mengatasi masalah inflasi daripada
untuk mendorong ekspansi kegiatan ekonomi dalam jangka pendek. Hal tersebut di sebabkan oleh
inflasi dan dapat di atasi dengan mengendalikan permintaan total masyarakat melalui pengurangan
jumlah uang beredar, instrumen yang biasanya di pakai dalam kebijakan moneter oleh Bank sentral
dalam menanggulangi atau mengatasi masalah inflasi, yaitu sebagai berikut:

I.Operasi pasar Terbuka ( Open Market Operation )

Operasi Pasar terbuka adalah setiap usaha untuk memberikan kesempatan yang luas kepada
masyarakat untuk membeli atau menjual surat-surat berharga milik negara. Kegiatan penjualan surat
berharga oleh pemerintah di pasar terbuka akan mengurangi cadangan wajib bank umum. Dengan
demikian, di masyarakat jumlahnuang beredar akan berkurang dan kenaikaan harga-harga pun dapat
di tekan.

II. Kebijakan Tingkat Suku Bunga Diskonto (Discount Rate Policy)

Kebijakan tingkat suku bunga diskonto adalah tindakan bank sentral untuk mengubah tingkat
suku bunga diskonto yang harus di bayar oleh bank umum dalam hal meminjam dana dari bank
sentral. Kenaikan suku bangsa diskonto akan menyebabkan naik suku bunga kredit kepada
masyarakat. Sehingga lredit investasi yang di berikan akan turun. Turunnya kredit investasi berakibat
pula pada menurunnyaa pendapatan nasional, dan berpengaruh terhadap turunnya permintaan agregat
yang pada akhirnya harga-harga barang pun akan turun.

III. Kebijakan Cadangan Wajib ( Reserve Requirement Policy)

Kebijakan cadangan wajib berkaitan dengan tindakan bank sentral dalam menetapkan
cadangan wajib bagi bank umum di bank sentral. Jika cadangan wajib yang di kenakan oleh bank
sentral tinggi, jumlah pasokan uang akan turun, selanjutnya jumlah uang beredar di masyarakt
menjadi lebih sedikit sehiga harga –harga pun berkurang .

IV. Kebijakan Kredit Selektif

Kebijakan kredit selektif berkaitan dengan kebijakan bank umum dalam menyalurkan kredit
kepada nasabah (masyarakat) dengan memperhatikan unsur 5C (character, collater, capital, capacity,
dan condition of economy).

2.Kebijakan fiskal
Kebijakan fispal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajaan yang
secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan akan mempengaruhi harga,. Inflasi dapat
di cegah melalui penurunan permintaan total, kebijakan fiskal seperti pengurangan pengeluaran
pemerintah dan kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total sehingga inflasi dapat di
tekan.

Kebijakan fiskal dapat di tempuh melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut.

1. Meningkatkan penerimaan pajak, dengan memberlakukan tingkat pajak yang tinggi bagi unit
usaha yang tidak memproduksi kebutuhan pokok masyarakat atau dengan mengenakan jenis –
jenis pajak baru.
2. Mengurangi pengeluaran pemerintah, dengan jalan menunda atau menghapuskan pengeluaran
yang bukan prioritas.
3. Mengadakan pinjaman pemerintah, yaitu mengurangi pembayaran yang dinlakukan pada
masyarakat dan mengembalikan lagi di kemudian hari ( misalnya dalam bentuk pensiun).

Anda mungkin juga menyukai