Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 1 Notulensi Seminar Kelompok

Kelompok 2
Efendi (2008) menjelaskan bahwa , “Anak-anak luar biasa didefinisikan sebagai anak-anak
yang berbeda dari anak-anak biasa dalam hal ciri-ciri mental, kemampuan sensorik,
kemampuan komunikasi, tingkah laku sosial, ataupun ciri-ciri fisik". Klasifikasi anak
berkebutuhan khusus terdiri dari tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras dan
autis. Faktor Presipitasi terdiri dari faktor neurologi, genetik, teratogenik, dan faktor medis.
Diagnosis keperawatan adalah defisit perawatan diri, gangguan tumbuh kembang
berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik, ansietas berhubungan dengan ancaman
terhadap konsep diri, kesiapan peningkatan koping keluarga
Implementasi yang dilakukan adalah adalah dengan melakukan penatalaksanaan untuk anak
dengan retardasi mental adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin sedini
mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, misalnya pendidikan dan pelatihan
kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin. Mengidentifikasi
kebutuhan keamanan anak berdasarkan fungsi fisik dan kognitif serta riwayat perilaku di
masa lalu
Kelompok 3
World Health Organization atau WHO, kekerasan seksual dapat diartikan sebagai
segala perilaku yang dilakukan dengan menyasar seksualitas atau organ seksual seseorang
tanpa mendapatkan persetujuan, dan memiliki unsur paksaan atau ancaman.
Kekerasan seksual dapat dibedakan menjadi 2 kategori (Zahirah, dkk. 2019):
1. Familial Abuse (incest)
2. Extrafamilial Abuse
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Sindrom Trauma Perkosaan (00142)
2. Harga Diri Rendah Situasional (00120)
3. Gangguan Citra Tubuh (00118)
4. Ansietas (00146)
5. Koping Defensif (00071)
Kelompok 4
Proses Keperawatan pada Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
KDRT merupakan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Perawat juga
harus mendampingi dan memberikan edukasi dan keyakinan bahwa menghindarkan diri dari
kekerasan harus dilakukan agar tidak berdampak buruk kedepannya. Banyak yang dapat
dilakukan disesuaikan dengan tindak kekerasan yang dihadapi. WHO (2009),
merekomendasikan beberapa bentuk intervensi sebagai berikut :
1. Turut mengembangkan pola asuh atau hubungan orang tua dan anak yang baik.
2. Mengembangkan keterampilan hidup pada anak dan remaja

Kelompok 5
Trafficking adalah konsep dinamis dengan wujud yang berubah dari waktu ke waktu, sesuai
perkembangan ekonomi sosial dan politik. Tidak ada kesepakatan internasional mengenai
definisi. Faktor predisposisi : faktor yang memengaruhi harga diri, memengaruhi penampilan
peran, memengaruhi identitas diri, tumbuh kembang, sosial budaya, biologis
Faktor presipitasi : faktor eksternal dan internal
Diagnosis keperawatan trafficking :
1. Sindrom pasca trauma b.d. ancaman serius pada diri sendiri
2. Isolasi sosial b.d. merasa tidak aman di tempat umum
3. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) b.d. mengalami kejadian traumatic
4. Ansietas b.d. ancaman pada status terkini
5. Ketidakberdayaan b.d. harga diri rendah
6. Resiko harga diri rendah situasional b.d. riwyat penyiksaan
Kelompok 6
Berdasarkan UU No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, dijelaskan bahwa Narapidana
adalah seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap dan menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lapas.
Diagnosa keperawatan.
Dari hasil pengkajian sebagian besar klien narapidana, memiliki masalah keperawatan
berupa:
a. Harga Diri Rendah Kronis berhubungan dengan koping individu tidak efektif
b. Risiko Bunuh Diri berhubungan dengan Gangguan Perilaku: Depresi
c. Isolasi Social berhubungan dengan Perubahan status mental

Pertanyaan Kelompok 4
1.Cara mencegah agar kekerasan itu tidak terjadi, apa yang harus dilakukan korban?
menjalankan rumah tangga berlandaskan agama dan memperkuat rasa terbuka antara suami
istri serta memberikan pendidikan terbaik bagi anak
2. Apa perbedaan pencegahan promotif dan preventif? promotif tu berupa promosi kesehatan
preventif berupa upaya pencegahan lainnya
Pertanyaan Kelompok 3
-Bagaimana jika ada korban yang tidak memiliki orang yang dipercayainya karena mendapat
kekerasan seksual dari dalam keluarga dan juga luar keluarga seperti orang terdekatnya?
Korban dapat melaporkan ke pihak yang berwenang, dapat mendatangi layanan kesehatan
dan juga dapat mendatangi lembaga layanan terdekat. Korban kekerasan seksual dilindungi
oleh negara, jika memang tidak ada yang dapat melindungi korban maka bisa meminta
lembaga bantuan hukum di wilayah terdekat untuk membantu dan jika merasa lebih nyaman
dan memilih untuk langsung mendatangi pusat layanan kesehatan, maka polisi juga bisa
didatangi atau menghampiri ke lokasi tersebut

-Menurut Kalian, apakah ada metode efektif yang bisa diaplikasikan bagi korban kekerasan
fisik dalam aspek psikologis?
Jawaban : Terapi psikososial yaitu kegiatan pelayanan bagi korban kekerasan untuk
pemulihan baik secara fisik, psikis, dan sosial. Dengan intervensi yaitu layanan rehabilitasi
psikososial, pelayanan konseling oleh konselor dan pendamping sebagai penanggung jawab.
Ruman Aman (shelter) yaitu kegiatan pelayanan tempat tinggal sementara untuk tempat
perlindungan dan pemulihan dengan intervensi seperti pendampingan lebih lanjut, konseling,
psikoterapi, pemulihan fisik pasca perawatan rumah sakit, dan catatan medis pasien.

Anda mungkin juga menyukai