Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nadiyah Daman Saputri

NPM :1913022022
Mata Kuliah : Evaluasi Program Pendidikan

JURNAL PERKULIAHAN (3)

Rabu, 15 September 2021

Perkulian dilakukan melalui Google Meeting dengan cara diskusi dan


tanya jawab mengenai Model Evaluasi Program Pendidikan yang disampaikan
oleh kelompok 3. Perkuliahan berjalan lancar dengan dihadiri oleh kedua dosen
pengampu mata kuliah yaitu Prof. Dr. Undang Rosidin, M.Pd. dan Anggraeni,
S.Pd., M.Pd. perkuliahan diawali pemaparan materi melalui google meeting,
kemudian diskusi tanya jawab di forum diskusi vclass dan yang terakhir yaitu
dosen pengampu memberikan kritik, saran dan masukan terhadap sajian materi
oleh kelompok 3. Setelah itu perkuliahan diakhiri dengan penilaian sejawat yang
dilakukan oleh mahasiswa terhadap kelompok yang melakukan presentasi.

Rangkuman Materi

Berdasarkan pembahasan materi pada makalah ini, maka dapat disimpulkan


bahwa :

1. Model evaluasi CIPP ini terdiri dari 4 komponen yang meliputi model
Context, Input, Process, dan Product (CIPP). Context evaluation
dimaksudkan untuk mengevaluasi konteks misalnya mengevaluasi
kurikulum yang berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Input evaluation dimaksudkan untuk mengevaluasi masukan seperti
kompetensi guru, sumbersumber belajar atau sarana pembelajaran,
karakteristik sekolah, dan lain-lain. Process evaluation dimaksudkan untuk
mengevaluasi proses belajar mengajar, fungsi manajemen, efisiensi
administrasi, dan lain-lain. Sedangkan product evaluation adalah untuk
mengevaluasi keberhasilan outcome sebuah program

2. Evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan (training) menurut


Kirkpatrick dalam Eko Putro Widoko (2010) mencakup empat level
evaluasi, yaitu: level 1 reaction, level 2 learning, level 3 behavior, dan
level 4 result. Selanjutnya Kirkpatrick menjelaskan bahwa untuk
memperoleh gambaran yang komprehensif terkait dengan evaluasi
terhadap program pelatihan maka sekurang-kurangnya terdapat tiga
komponen yang dijadikan objek evaluasi yaitu:
a. desain program pelatihan,
b. implementasi program pelatihan, dan
c. hasil yang akan dicapai

3. Model ini dikembangkan oleh Robert E. Stake dari University of Illinois.


Menurut Worthen & Sanders, Stake menekankan adanya dua dasar
kegiatan dalam evaluasi, yaitu description dan judgment, dan membedakan
adanya tiga tahap, yaitu: antecedent (context), transaction/process, dan
outcomes. Tujuan dari model Countenance Stake adalah melengkapi
kerangka untuk pengembangan suatu rencana penilaian kurikulum.
Perhatian utama Stake adalah hubungan antara tujuan penilaian dengan
keputusan berikutnya berdasarkan sifat data yang dikumpulkan. Hal
tersebut, karena Stake melihat adanya ketidaksesuaian antara harapan
penilai dan guru. Dalam model ini Stake menekankan peran evaluator
dalam mengembangkan tujuan kurikulum menjadi tujuan khusus yang
terukur. Model countenance terdiri atas dua matriks yaitu description
(gambaran) dan judgement (pertimbangan). Matriks pertimbangan baru
dapat dikerjakan oleh evaluator setelah matriks deskripsi diselesaikan.
Matriks Deskripsi terdiri atas kategori rencana (intent) dan observasi.
Matriks Pertimbangan terdiri atas kategori standar dan pertimbangan.
4. Adapun dalam memilih model evaluasi harus melakukan identifikasi
terlebih dahulu terkait program yang akan dievaluasi. Sehingga bisa
menentukan model evaluasi mana yang sesuai untuk digunakan.

Anda mungkin juga menyukai