Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nadiyah Daman Saputri

NPM : 1913022022

Matkul : UAS Menejemen


Pendidikan

1. Kepemimpinan dalam implementasi menejemen berbasis sekolah (MBS)


akan berpengaruh dalam efektifitas dan efesiensi peningkatan mutu sekolah.
Lakukanlah analisis secara singkat pernyataan tersebut
Jawab:
Berbagai upaya telah dilakukan, tetapi pendidikan di Indonesia masih
dihadapkan kepada berbagai permasalahan yang krusial salah satunya
adalah rendahnya mutu pendidikan. Oleh karena itu salah satu kebujakan
dalam peningkatan menejemen sekolah adalah implementasi menejemen
berbasis sekolah. Dimana implementasi menejemen berbasis sekolah ini
memberikan kesempatan yang luas bagi stakeholders untuk turut serta atau
berpertisipasi aktif dalam menentukan arah persekolahan. Menurut Kustini
Hardi (Umiarso&Imam Gojali, 2010 : 80), penerapan MBS mempunyai tiga
tujuan, yaitu: pertama, mengembangkan kemampuan kepala sekolah
bersama guru dan unsur komite sekolah dalam aspek MBS untuk
meninhkatkan mutu sekolah. Kedua, pengembangan kemampuan kepala
sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam pelaksanaan
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, baik di sekolah maupun di
lingkungan masyarakat setempat. Ketiga, mengembangkan peran serta
masyarakat yang lebih aktif dalam masalah umum persekolahan dari unsur
komite sekolah untuk membantu peningkatan mutu pendidikan.
Dalam MBS peran dan tanggung jawab kepala sekolah semakin besar.
Kepala sekolah harus bisa memimpin dan memberdayakan semua sumber
daya sekolah. Kepala sekolah merupakan motor penggerak dan penentu arah
kebijakan sekolah. Mulyasa (2016:126), mengemukakan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam MBS dapat dilihat
berdasarkan kriteria berikut :
 Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran yang baik, lancar, dan produktif
 Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
ditetapkan
 Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat agar
bisa terlibat aktif dalam mewujudkan tujuan sekolah dan pendikikan.
 Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan
tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.
 Bekerjasama dengan tim secara kooperatif
 Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan

Danim dan Khairil (2012: 79) dalam rangka menjalankan fungsinya,


kepala sekolah harus memerankan diri dalam tatanan perilaku sebagagai
“educator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator,
motivator, dan entrepreneur, yang disingkat EMASLIME”

2. Pembiayaan pendidikan sering menjadi kendala dalam penyelenggaraan


pendidikan di sekolah. Bagaimana agar penggunaan serta pemanfaatan
pembiayaan pendidikan dapat memiliki akuntabilitas yang baik
Jawab:
Dalam akuntabilitas pembiayaan pendidikan, biaya pendidikan dipisah
dalam tiga kategori, yaitu: biaya operasional, biaya pengembangan staf, dan
biaya investasi. Biaya operasional yaitu biaya pendidikan yang digunakan
untuk menunjang kelancaran operasional pembelajaran, contohnya DBO
(Dana Bantuan Organisasi). Biaya pengembangan staf yaitu pembiayaan
pendidikan yang dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan sekolah
mencapai mutu layanan yang optimal, contohnya pembiayaan untuk guru
mengikuti seminar atau workshop. Biaya investasi, yaitu pembiayaan
pendidikan yang diagendakan sebagai investasi masa depan sekolah,
contohnya biaya pembagunan gedung.
Berdasarkan penjelasan tersebut, agar penggunaan dan pemanfaatan
pembiayaan memiliki akuntabilitas yang baik, alokasi pembiayaan
pendidikan harus mengacu pada tujuan yang ingin dicapai dari sistem
pendidikan yang dilaksanakan dengan baik, sistematis, dan terencana.
Akuntabilitas pembiayaan pendidikan harus dijalankan secara maksimal
dengan peran serta semua pihak yang diharapkan akan menciptakan
institusi- institusi pendidikan tanah air yang kuat, stabil, adaptif terhadap
perubahan, dan berkualitas tinggi, sehingga dapat meningkatkan kualitas
dan daya saing pendidikan nasional ditingkat internasional.

3. Peran pengawas sekolah sangat strategis dalam upaya pengembangan dan


peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, mengapa demikian
Jawab:
Peran pengawas sekolah sangat strategis dalam upaya pengembangan dan
peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, hal tersebut dikarenakan
seorang pengawas pendidikan bukan hanya bertugas sebagai evaluator,
yaitu menilai, memantau, mengolah dan menganalisis kinerja kepala
sekolah, guru dan staf sekolah dalam pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya, tetapi seorang pengawas sekolah juga mempunyai peranan
sebagai pengawas akademik (yaitu bertugas membina guru dalam
pembelajaran/ bimbingan yang efektif, meningkatkan kopetensi profesional,
melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, melakanakan penilaian dan
tindakan kelas, serta mengingkatkan kopetensi pribadi, sosial dan
pendagogik), dan pengawas manajerial (yaitu bertugas membina kepala
sekolah dalam mengelola pendidikan, melaksanakan tugas inovasi
pendidikan, peningkatan kemampuan profesional kepsek, membina staf
sekolah dalam melaksanakan tugas administrasi sekolah, serta membina
kepala sekolah dan staf sekolah dalam kesejahteraan sekolah)
4. Membangun budaya guru pembelajar merupakan strategi yang paling tepat
dalam mencapai tujuan sekolah efektif, terutama pada masa pandemi covid-
19, seperti sekarang
Jawab:
Tuntutan layanan pendidikan kepada masyarakat yang dimanifestasikan
dalam mewujudkan sekolah efektif untuk menghasilkan lulusan yang
bermutu, perlu adanya perubahan pemahaman serta budata yang sesuai
dengan visi yang dirumuskan pimpinan dengan dilandasi wawasan serta
mutu pendidikan dan mutu pembelajaran khususnya yang harus
dilaksanakan oleh guru profesional diawali dengan guru pembelajar untuk
perbaikan dan peningkatan mutu sekolah. Selain itu dalam membangun
budaya guru pembelajar harus terus diberikan motivasi instrinsik maupun
motivasi eksternal agar dapat menjamin keberlangsungan peningkatan mutu
proses pembelajaran dalam menuju dan mencapai sekolah efektif.
Pada era pandemi covid-19 ini budaya guru pembelajar harus lebih
dikampanyekan lagi, agar proses belajar dan pembelajaran akan tetap
terlaksana meskipun melalui daring. Disinilah peran kepala sekolah, guru,
staf, maupun siswa itu sendiri sangat diperlukan. Seluruhnya harus mampu
saling memberi motivasi agar semangat belajar dan pembelajaran tidak
luntur. Inovasi dan kreativitas guru juga sangat diperlukan agar
pembelajaran tidak berlangsung monoton dan itu-itu saja.

5. Kebijakan tentang merdeka belajar masih memiliki penafsiran yang


berbeda-beda dari masyarakat, orang tua maupun peserta didik. Jelaskan
berdasarkan teori dan konsep menejemen pendidikan dalam menghadapi
tantangan dan peluang penyelenggaraan Education for Sutainable
Development
Jawab:
Program merdeka belajar meliputi 4 program pokok, yaitu meliputi Ujian
Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB).
Dari keempat program pokok tersebut jika dikaji berdasarkan menejemen
pendidikan dalam menghadapi tantangan dan peluang penyelenggaraan
Education for Sutainable Development dimana ESD ini bertujuan untuk
mendorong sistem pendidikan yang relevan, transformasi pendidikan,
mengikatkan rasa keadilan dan saling menghormati, membantu mengatasi
perubahan iklim, serta membangun masyarakat yang ramah lingkungan
keduanya saling beriringan dan melengkapi. Dimana kebijakan merdeka
belajar ini sudah sesuai dengan sistem pendidikan untuk pembangunan yang
berkelanjutan. Di dalam kebijakan merdeka belajar terdapat inovasi dan
tranformasi sistem pendidikan yang sesuai dengan perkembangan IPTEK.
Namun yang perlu diperhatikan saat ini adalah, pemerataan pendidikan di
Indonesia belum sepenuhnya. Sehingga apabila program ini dipaksakan
untuk dijalankan tergesa-gesa tanpa pertimbangan yang matang, maka akan
menimbulkan dampak yang besar di dalam dunia pendidikan. Sebagai
contoh kebijakan mengenai program PPDB yang menggunakan sistem
zonasi, dimana siswa yang memiliki kemampuan lebih tidak bisa
melanjutkan pendidikan disekolah yang berfasilitas lebih karena terletak
mungkin di luar daerah asalnya. Atau sekolah yang sebelumnya bertitle
“sekolah favorit” karena kebanyakan siswanya berprestasi akan mengalami
penurunan indeks prestasi.

Anda mungkin juga menyukai