1. Kepemimpinan dalam implementasi menejemen berbasis sekolah (MBS)
akan berpengaruh dalam efektifitas dan efesiensi peningkatan mutu sekolah. Lakukanlah analisis secara singkat pernyataan tersebut Jawab: Berbagai upaya telah dilakukan, tetapi pendidikan di Indonesia masih dihadapkan kepada berbagai permasalahan yang krusial salah satunya adalah rendahnya mutu pendidikan. Oleh karena itu salah satu kebujakan dalam peningkatan menejemen sekolah adalah implementasi menejemen berbasis sekolah. Dimana implementasi menejemen berbasis sekolah ini memberikan kesempatan yang luas bagi stakeholders untuk turut serta atau berpertisipasi aktif dalam menentukan arah persekolahan. Menurut Kustini Hardi (Umiarso&Imam Gojali, 2010 : 80), penerapan MBS mempunyai tiga tujuan, yaitu: pertama, mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam aspek MBS untuk meninhkatkan mutu sekolah. Kedua, pengembangan kemampuan kepala sekolah bersama guru dan unsur komite sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat setempat. Ketiga, mengembangkan peran serta masyarakat yang lebih aktif dalam masalah umum persekolahan dari unsur komite sekolah untuk membantu peningkatan mutu pendidikan. Dalam MBS peran dan tanggung jawab kepala sekolah semakin besar. Kepala sekolah harus bisa memimpin dan memberdayakan semua sumber daya sekolah. Kepala sekolah merupakan motor penggerak dan penentu arah kebijakan sekolah. Mulyasa (2016:126), mengemukakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut : Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang baik, lancar, dan produktif Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat agar bisa terlibat aktif dalam mewujudkan tujuan sekolah dan pendikikan. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah. Bekerjasama dengan tim secara kooperatif Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
Danim dan Khairil (2012: 79) dalam rangka menjalankan fungsinya,
kepala sekolah harus memerankan diri dalam tatanan perilaku sebagagai “educator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, dan entrepreneur, yang disingkat EMASLIME”
2. Pembiayaan pendidikan sering menjadi kendala dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Bagaimana agar penggunaan serta pemanfaatan pembiayaan pendidikan dapat memiliki akuntabilitas yang baik Jawab: Dalam akuntabilitas pembiayaan pendidikan, biaya pendidikan dipisah dalam tiga kategori, yaitu: biaya operasional, biaya pengembangan staf, dan biaya investasi. Biaya operasional yaitu biaya pendidikan yang digunakan untuk menunjang kelancaran operasional pembelajaran, contohnya DBO (Dana Bantuan Organisasi). Biaya pengembangan staf yaitu pembiayaan pendidikan yang dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan sekolah mencapai mutu layanan yang optimal, contohnya pembiayaan untuk guru mengikuti seminar atau workshop. Biaya investasi, yaitu pembiayaan pendidikan yang diagendakan sebagai investasi masa depan sekolah, contohnya biaya pembagunan gedung. Berdasarkan penjelasan tersebut, agar penggunaan dan pemanfaatan pembiayaan memiliki akuntabilitas yang baik, alokasi pembiayaan pendidikan harus mengacu pada tujuan yang ingin dicapai dari sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan baik, sistematis, dan terencana. Akuntabilitas pembiayaan pendidikan harus dijalankan secara maksimal dengan peran serta semua pihak yang diharapkan akan menciptakan institusi- institusi pendidikan tanah air yang kuat, stabil, adaptif terhadap perubahan, dan berkualitas tinggi, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan daya saing pendidikan nasional ditingkat internasional.
3. Peran pengawas sekolah sangat strategis dalam upaya pengembangan dan
peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, mengapa demikian Jawab: Peran pengawas sekolah sangat strategis dalam upaya pengembangan dan peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, hal tersebut dikarenakan seorang pengawas pendidikan bukan hanya bertugas sebagai evaluator, yaitu menilai, memantau, mengolah dan menganalisis kinerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, tetapi seorang pengawas sekolah juga mempunyai peranan sebagai pengawas akademik (yaitu bertugas membina guru dalam pembelajaran/ bimbingan yang efektif, meningkatkan kopetensi profesional, melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, melakanakan penilaian dan tindakan kelas, serta mengingkatkan kopetensi pribadi, sosial dan pendagogik), dan pengawas manajerial (yaitu bertugas membina kepala sekolah dalam mengelola pendidikan, melaksanakan tugas inovasi pendidikan, peningkatan kemampuan profesional kepsek, membina staf sekolah dalam melaksanakan tugas administrasi sekolah, serta membina kepala sekolah dan staf sekolah dalam kesejahteraan sekolah) 4. Membangun budaya guru pembelajar merupakan strategi yang paling tepat dalam mencapai tujuan sekolah efektif, terutama pada masa pandemi covid- 19, seperti sekarang Jawab: Tuntutan layanan pendidikan kepada masyarakat yang dimanifestasikan dalam mewujudkan sekolah efektif untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, perlu adanya perubahan pemahaman serta budata yang sesuai dengan visi yang dirumuskan pimpinan dengan dilandasi wawasan serta mutu pendidikan dan mutu pembelajaran khususnya yang harus dilaksanakan oleh guru profesional diawali dengan guru pembelajar untuk perbaikan dan peningkatan mutu sekolah. Selain itu dalam membangun budaya guru pembelajar harus terus diberikan motivasi instrinsik maupun motivasi eksternal agar dapat menjamin keberlangsungan peningkatan mutu proses pembelajaran dalam menuju dan mencapai sekolah efektif. Pada era pandemi covid-19 ini budaya guru pembelajar harus lebih dikampanyekan lagi, agar proses belajar dan pembelajaran akan tetap terlaksana meskipun melalui daring. Disinilah peran kepala sekolah, guru, staf, maupun siswa itu sendiri sangat diperlukan. Seluruhnya harus mampu saling memberi motivasi agar semangat belajar dan pembelajaran tidak luntur. Inovasi dan kreativitas guru juga sangat diperlukan agar pembelajaran tidak berlangsung monoton dan itu-itu saja.
5. Kebijakan tentang merdeka belajar masih memiliki penafsiran yang
berbeda-beda dari masyarakat, orang tua maupun peserta didik. Jelaskan berdasarkan teori dan konsep menejemen pendidikan dalam menghadapi tantangan dan peluang penyelenggaraan Education for Sutainable Development Jawab: Program merdeka belajar meliputi 4 program pokok, yaitu meliputi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dari keempat program pokok tersebut jika dikaji berdasarkan menejemen pendidikan dalam menghadapi tantangan dan peluang penyelenggaraan Education for Sutainable Development dimana ESD ini bertujuan untuk mendorong sistem pendidikan yang relevan, transformasi pendidikan, mengikatkan rasa keadilan dan saling menghormati, membantu mengatasi perubahan iklim, serta membangun masyarakat yang ramah lingkungan keduanya saling beriringan dan melengkapi. Dimana kebijakan merdeka belajar ini sudah sesuai dengan sistem pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan. Di dalam kebijakan merdeka belajar terdapat inovasi dan tranformasi sistem pendidikan yang sesuai dengan perkembangan IPTEK. Namun yang perlu diperhatikan saat ini adalah, pemerataan pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya. Sehingga apabila program ini dipaksakan untuk dijalankan tergesa-gesa tanpa pertimbangan yang matang, maka akan menimbulkan dampak yang besar di dalam dunia pendidikan. Sebagai contoh kebijakan mengenai program PPDB yang menggunakan sistem zonasi, dimana siswa yang memiliki kemampuan lebih tidak bisa melanjutkan pendidikan disekolah yang berfasilitas lebih karena terletak mungkin di luar daerah asalnya. Atau sekolah yang sebelumnya bertitle “sekolah favorit” karena kebanyakan siswanya berprestasi akan mengalami penurunan indeks prestasi.