Anda di halaman 1dari 36

Kelompok 2

IBL 5B

Philosophy of Law

Teori Keadilan

Klasik Aleron Josses


David Xaviar
Debby Novianti
Julia Tamara
Peter Komala
Outline 1 Pendahuluan

Presentasi Teori Keadilan Klasik John


2 Stuart Mills

Teori Keadilan Klasik Jeremy


3 Bentham

Penerapan terhadap Isu-Isu


4 Hukum
Pendahuluan

Alasdair Macintyre

Ungkapan Moral Modern dipahami dengan


istilah "Fragmen-Fragmen Pergulatan Hidup".
Dalam setiap pergulatan hidup tidak ada
perekat sosial yang dapat memberikan
kekuatan seutuhnya

Keadilan mirip

Cerita Dengan

Gajah
6 Fragmen Keadilan

Tantangan Respon Teori


Utilitarian Kontak

Pendekatan Utilitarian telah


bervolusi dalam bentuk Sikap Rawls dalam
definitifnya tantangan konsep keadilan
Adopsi dari John Stuart Mill, yang kontemporer.
dalam pelaksanaanya dinilai Rawls menawarkan
lebih mudah, dan dari mill pembelaan model negara
pemahaman akan tantangan demokratis liberal.
orisinil lebih luas.
6 Fragmen Keadilan

Respon Alternatif
Katoliksime Protestanisme

Pembahasan dari kedua


sebelumnya, mengenai
peran dan tempat individu
Penekanan terhadap dosa
sebagai pembemban nilai
dan pendekatan dialektisnya
moral, dan pengunaan rasio
terhadap keadilan dan kasih
sebagai landasan teori
yang ditawarkan bagi
keadilan.
pendekatan katolik
Konsep keadilan sebagai
"golden rule" dalam cerminan
utilitarianisme menurut Mills.
6 Fragmen Keadilan

Tantangan Teologi Pengeksplorasian


Pembebasan Membuta

Perdebatan ahli
kontemprorer dan
Muncul dari kebebasan aliran pendukung mazhab
protestan dan katolik mengenai teori keadilan.
Teori Keadilan Klasik

menurut John

Stuart Mills

June 1, 2021

Profil

John Stuart Mills

John Stuart Mills adalah seorang filsuf, ekonom, dan


eksponen aliran utilitarianisme
Lahir pada 20 May 1806 di London, England - 8 May
1873 di Avingon, France
Principles of Political Economy, Autobigoraphy, The
Subjection of Women, On Liberty, Utiliatarianism, etc
' Kemanfaatan ' atau ' prinsip kebahagiaan
terbesar ' menyatakan bahwa tindakan

tertentu benar jika cenderung

memperbesar kebahagiaan ; keliru jika

cenderung menghasilkan berkurangnya

kebahagiaan . Yang dimaksud dengan

kebahagiaan adalah kesenangan dan

tidakadanya rasa sakit .

Prinsip Utilitarian menurut Mills


Tujuan hidup adalah kebahagiaan
Keadilan menurut

Perspektif Utilitarian Mill berargumen bahwa setiap orang secara


universal sungguh mengharapkan
kebahagiaan.
Kesenangan intelektual bagi Mill bukan
hanya lebih berguna daripada kesenangan
daging, namun secara intrinsik lebih unggul.
Utilitarianisme hedonistik dan utilitarianisme
ideal
Dua asumsi krusial menurut Mills
mengenai keadilan
Kebenaran

1 Tujuan Hidup adalah kebahagiaan Kebenaran dari suatu tindakan ditentukan


oleh kontribusinya bagi kebahagiaan.
Utilitarianisme sebagai teleologi: tujuan
2 Kebenaran menentukan apa yang benar
Kemanfaatan dan

keadilan distributif

Mill menyadari kekuatan dari perasaan yang dimiliki setiap orang mengenai keadilan dan perasaan
kecewa mereka jika terjadi ketidakadilan seperti contohnya pemberian hukuman berlebih-lebihan
terhadap orang yang tidak bersalah.

Mill mempertanyakan "Apakah keadilan bersifat sui generis atau bagian dari kemanfaatan?"
Mill menyimpulkan bahwa keadilan bukanlah prinsip yang terpisah, melainkan bagian dari
kemanfaatan itu sendiri.
Keadilan adalah nama bagi persyaratan moral tertentu yang secara kolektif berdiri lebih tinggi di
dalam skala kemanfaatan sosial.
Menghitung bentuk- bentuk
1 'ketidakadilan' dan menyelidiki sifat umum

Langkah diantara mereka

Menyelidiki kenapa muncul perasaan yang

Mills 2
sangat kuat mengenai keadilan dan
meneliti apakah perasaan tersebut
dilandaskan pada kemanfaatan

Mengkaji beberapa kasus kontroversial


untuk menunjukan bahwa desakan
3 terhadap 'keadilan' hanya dapat dijawab
melalui kalkulasi kemanfaatan
Langkah Mill untuk sampai pada kesimpulan ini terbagi
dalam tiga tahap.
6 Kondisi Umum sebagai Hal

yang tidak Adil

1. Memisahkan manusia dari hal - hal yang atasnya manusia

memiliki hak legal ;


2. Memisahkan manusia dari hal - hal yang atasnya manusia

memiliki hak moral ;


3. Manusia tidak memperoleh apa yang layak diterimanya ;
4. Perselisihan iman di antara orang per orang ;
5. Bersikap setengah - setengah ;
6. Mengancam atau menekan orang lain yang tidak setara
dengannya .

John Stuart Mills


Kewajiban Sempurna dan

Kewajiban tidak sempurna

Mill mengadopsi distingsi Immanuel Kant terhadap kewajiban sempurna dan kewajiban

tidak sempurna

Kewajiban sempurna melahirkan hak - hak bagi penerimanya

Contoh : Apabila saya memiliki tanggung jawab untuk tidak menyakiti anda , maka anda

memiliki hak untuk tidak saya sakiti .


Kewajiban tidak sempurna tidak melahirkan hak - hak setara

Contoh : Saya bertanggung jawab untuk bertindak baik , namun anda tidak memiliki hak ' '
bahwa saya akan bertindak baik kepada anda .

Mill menyimpulkan bahwa kewajiban sempurna adalah distingsi kewajiban yang menjadi arena

keadilan

" Keadilan bukan hanya berisi apa yang benar untuk dilakukan atau tidak benar untuk dilakukan , namun

juga sesuatu yang memperbolehkan orang lain mengklaim dari kita sesuatu sebagai hak moralnya ".
Perasaan Khusus yang

Melekat pada Keadilan

Sentimen keadilan adalah hasrat hewani untuk menolak atau

membalas sebuah rasa sakit atau kerusakan

Ketika nilai keadilan disubordinasikan kepada ' simpati - simpati


sosial ' maka hasrat untuk membalas berubah menjadi hasrat

bahwa mereka yang melanggar aturan seharusnya dihukum

sehingga perasaan ini akan menjadi perasaan moral

Kepentingan akan rasa aman

John Stuart Mills


Keadilan adalah nama bagi kelas - kelas aturan moral tertentu

yang menyoroti esensi kesejahteraan manusia lebih dekat

daripada dan karenanya menjadi kewajiban yang lebih

absolut aturan penuntun hidup apapun yang lain . Keadilan

juga merupakan suatu konsepsi di mana kita menemukan

salah satu esensinya yaitu hak yang diberikan kepada

seorang individu , mengimplikasikan dan memberi kesaksian

mengenai kewajiban yang lebih mengikat .

John Stuart Mills


Teori Keadilan Klasik

menurut Jeremy

Bentham

Profil Jeremy Bentham

Lahir di London, 15 Februari 1748


Filsuf asal Inggris pendiri paham Utilitarianisme.
Salah satu filsuf pengemuka empirisme dalam
bidang moral dan politik.
Gagasan penting yang ia kemukakan adalah prinsip
"Greatest Happiness" atau kebaikan terbesar, yang
kemudian dikenal sebagai Utilitarianisme.
Keadilan dalam Perspektif

Utilitarianisme

Menurut Jeremy Bentham, tujuan hukum adalah


kemanfaatan dan kebahagiaan
Pemberian hukum tergantung kemampuan Pemikiran Bentham:
kemanfaatan dan kebahagiaan yang dapat diberikan 1. Hedonisme kuantitatif
Kemanfaatan = Kebahagiaan (happiness) 2. Summun bonum
"The greatest happiness of the greatest number." 3. Kalkulus hedonistik
Subsistence, abundance, security and equity
Purifikasi Moral
2

Di penjara harus diupayakan subjek terhukum


Penjara atau Lembaga Permasyarakatan
mendapatkan siraman rohani dan edukasi
dilihat sebagai tempat menjalankan
moral yang cukup baik, agar kelak ia dapat
hukuman serta tempat pendidikan moral
menjadi “orang baik” saat kembali ke tengah
dimana refleksi-refleksi moral dan spiritual
masyarakat.
diadakan serta "Penebusan Dosa" terjadi.
Asumsinya adalah subjek terhukum telah lalai
Penjara adalah dimana subjek terhukum
dalam menjalankan kewajiban moral di
mengalami proses purifikasi (pemurnian)
masyarakat dengan melanggar hukum, maka ia
moral
dimasukkan ke penjara untuk rehabilitasi moral.
Teori Hukuman
1 2

Hukuman dapat dilaksanakan jika:


Untuk mencegah pelaku melakukan Efek dari pencegahan (preventif):
kejahatan lebih lanjut tidak akan mengulangi perbuatannya
Memberikan rasa puas terhadap untuk perubahanan atau pembaharuan
pelaku maupun orang lain efek jera dan penangkalan
Penerapan Teori
Menjawab
John Stuart Mills Relevansi
Isu Hukum
Isu Hukum dalam Kasus

Pinjaman Online Ilegal

Dalam rentang waktu 3 tahun terhitung sejak tahun 2018, Lembaga Bantuan
Hukum Jakarta menerima 5000 pengaduan kasus terkait pinjaman online.
Meskipun sudah diatur pemerintah melalui OJK, masih banyak masyarakat
menjadi korban pinjaman online dengan bunga yang sangat tinggi dan cara
penagihan yang tidak manusiawi seperti:
a. Penagihan dengan berbagai cara memperlakukan, memaki, mengancam,
memfitnah, bahkan dalam bentuk pelecehan seksual;
b. Penagihan dilakukan kepada seluruh nomor kontak yang ada di ponsel
Tinjauan Teori Keadilan

John Stuart Mills

Adanya kondisi ketidakadilan dalam pelaksanaan pinjaman online ilegal:


1. Memisahkan manusia dari hal-hal yang atasnya manusia memiliki hak
legal;
2. Mengancam atau menekan orang lain yang tidak setara dengannya.
Tinjauan Teori Keadilan

John Stuart Mills

Hukum dan Penegakan Hukum di Indonesia belum mampu menjamin


pemenuhan kewajiban-kewajiban tertentu demi melindungi hak-hak
individu
Dalam hal ini, hukum dan penegakan hukum di Indonesia terhadap korban
pinjol ilegal belum dilandaskan atas asas kemanfaatan
Penerapan Teori Keadilan

John Stuart Mills

Tujuan utama suatu kebijakan adalah memaksimalkan utilitas


(kebahagiaan) bagi mayoritas masyarakat
Dalam hal ini, pemerintah perlu memperkuat regulasi terhadap fintech
terutama terkait perizinan pendirian fintech
Pemerintah juga perlu memberikan penegasan dan pengetatan dalam
penindakan fintech ilegal dengan memberikan hukuman yang tegas dan
pembentukan tim khusus di Kementerian Kominfo, OJK, dan penegak
hukum yang fokus pada pinjaman online.
Penerapan Teori
Menjawab
Jeremy Bentham Relevansi
Isu Hukum
Hukuman Adil

Konteks Hukuman Yang Adil

Pemahaman mengenai Jeremy Bentham membersihkan motivasi para penegak


hukum dalam menghukum seorang subjek terhukum. Hukuman yang adil bukan
berarti hukuman yang bebas dari kandungan nilai moral-etis di dalamnya.
Hukuman yang adil walaupun untuk menghukum pelanggaran yang dilakukan
oleh subjek terhukum, harus dilaksanakan dalam standar etis-moral yang baik
juga. Bahwa, pelaksanaan hukuman kepada subjek terhukum harus
merefleksikan etika dan maksud baik di dalamnya.

KASUS NENEK MINAH


Landasan etis-moral

harus dipahami oleh para

eksekutor hukum (hakim)

secara konsisten

Artinya
Penjatuhan Vonis

Hakim

Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman pada pasal 5


ayat 1 yang menyatakan “Hakim dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti dan
memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.”

Hakim merupakan profesi sakral yang bergerak secara mandiri dan independen, artinya
adalah untuk eksis melaksanakan norma-norma hukum hakim tidak mendapatkan
pengikatan dari para pihak selain undang-undang.
Metode Penafsiran Melalui

Undang-Undang.

Action 1

Subtilitas intelegendi (ketepatan dalam pemahaman), yang mana si pemaham menggunakan akal
pikiran dan kontekstualitas yang ada untuk memahami permasalahan. Pada kekuasaan
kehakiman, tahap ini hakim akan melaksanakan jalan peradilan untuk mendapatkan pemahaman
terkait pihak-pihak yang bersangkutan.

Action 2

Subtilitas Explicandi (ketetapan dalam penjabaran), sebelum mengkaji si pemaham perlu


melakukan penjabaran terkait permasalahan. Hal ini akan menjadi jembatan penghubung antar
memahami dan penerapannya. Secara tersirat proses ini merupakan jalan logis hakim untuk
melakukan penjabaran terkait permasalahan yang sudah dijelaskan sebelum masuk ke putusan.
Metode Penafsiran Melalui

Undang-Undang.

Action 3

Subtilitas applicandi (ketepatan penerapan), setelah masuk kedalam kesimpulan


logis si pemaham akan menerapkan ajaran tersebut yang berkaitan dengan
putusan hakim. Dalam pengadilan proses ini akan menjadi putusan hakim untuk
melakukan penerapan dan menjadi dasar inkracht.

Hukum Yang

Bermanfaat

hukuman yang membawa makna dan nilai positif bagi subjek terhukum,
masyarakat publik dan para penjahat potensial di dalam masyarakat. Hukuman
bermanfaat untuk pelaku pelanggar hukum yakni membuat jera pelaku,
dengan tujuan untuk menciptakan masa depan subjek terhukum lebih baik
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai