Anda di halaman 1dari 50

Tahapan dan Pedoman Perancangan Kontrak

(Teknik Perancangan Kontrak Bisnis)

Workshop Contract Drafting


Beranda Hukum, Evora Hotel Surabaya
16 Desember 2022
Dr. Ghansham Anand, S.H., M.Kn., C.C.D., C.M.C.
Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Ig: ghansham_anand
ghansam@fh.unair.ac.id
Bahan Diskusi:
1 Langkah-Langkah
Penyusunan Kontrak
2 Anatomi Kontrak
3 Outlining
4 Wording
5 Review
CONTRACT DRAFTING
Apa & Mengapa Drafting ?
Blacks Law Dictionary
Drafting: The practice, technique, or skill involved in preparing
legal documents - such as statutes, rules, regulations, contracts, and
wills - that set forth the rights, duties, liabilities, and entitlements of
persons and legal entities. - Also termed legal drafting.

A Dictionary of Modern Legal Usage


Drafting is a specific type of legal writing dealing with legislation,
instruments, or other legal documents that are to be construed by
others. Statutes, rules, regulations, contracts and wills are examples
of legal drafting.

i.c. kontrak (contract drafting) pada dasarnya penuangan/formulasi


proses bisnis ke dalam format hukum
apa & mengapa drafting ...cont’d

Apa Contract Drafting ?


• Merupakan kegiatan ilmiah yang terstruktur.
• Menyusun/membuat/merancang suatu hubungan kontraktual
secara sistematis - logis .
• Kontrak disusun sesuai standar keilmuan dan prinsip-prinsip hukum
(kontrak) – ilmu perancangan kontrak.
• Merupakan tahapan proses bisnis (B) yang dibingkai dengan format
hukum (H).
• RUMUS Perancangan Kontrak, yaitu: B = H
• Terkait dengan cara atau metode penyusunan kontrak yang sistematis.
• Kontrak disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang dapat diuji secara
akademis maupun praktis.
• Memudahkan proses monitoring & evaluasi (monev) substansi kontrak,
karena susunan yang sistematis-logis (legal audit)
• Menuangkan proses bisnis ke dalam rumusan bahasa hukum (kontrak)
yang tepat.
• Korelasi antara hukum – bisnis
• Dituangkan dalam model kontrak
• Kontrak sebagai wadah bagi para pihak untuk
bertukar konsesi dan kepentingan.
• Tujuan Kontrak secara tertulis:
HUBUNGAN KONTRAK - BISNIS
1. Memudahkan para pihak memahami kewajiban
masing-masing yang harus dipatuhi.
2. Kontrak sebagai alat bukti kewajiban para
pihak (pelaku bisnis).
BUY SELL
• Kontrak harus dapat menuangkan
keinginan/kehendak dan kebutuhan para pihak
• Perancang kontrak (drafter) harus memiliki
Penguasaan Materi/Substansi dan Skill
(Keterampilan) dalam menyusun Kontrak

A. Yudha Hernoko:
“setiap langkah bisnis adalah langkah hukum”
Alat Bukti Tulisan
1867-1894 BW

• Tulisan adalah segala sesuatu yang memuat tanda baca untuk mencurahkan isi
hati atau pikiran seseorang yg sengaja
digunakan sebagai alat pembuktian;
• Tulisan:
1. Tulisan bukan akta
2. Akta, dibedakan atas akta otentik dan akta di bawah tangan
• Akta dibawah tangan merupakan akta yang tidak dibuat oleh
atau di hadapan pejabat umum yang berwenang (Pasal 1874 BW)
• Akta otentik: 1868 BW
• Bagaimana apabila akta tidak ada aslinya, sehingga tidak
dapat dicocokan dgn aslinya? 1888 BW.
• Akta otentik : Pasal 1868 BW, dengan unsur:
1. Dibuat oleh atau di hadapan Pegawai/pejabat
umum
2. Yang berwenang
3. Dalam bentuk yang ditentukan undang-undang
• Bentuk akta otentik: Misal: Pasal 38 UU No.
2/2014
• Perhatikan perbedaan Minuta akta, salinan akta,
kutipan akta, grosse akta.
• Kekuatan pembuktian sempurna akta otentik:
1870 BW, 165 HIR, 285 RBg.
• Pembuktian kebenaran lahiriah, formil, dan
materil.
• Akta di bawah tangan: 1875 -1876 BW.
• Perhatikan legalisasi dan waarmerking
• Pada waarmerking, akta tersebut terlebih dahulu dibuat dan telah
ditandatangani atau diberi tanda jempol (cap jempol) oleh para pihak di
luar kehadiran atau pengetahuan notaris. Notaris tersebut tidak tahu kapan
akta tersebut dibuat, ditandatangani dan siapa yang menandatanganinya.
Jadi tidak ada jaminan kepastian tentang tanggal penandatanganannya dan
siapa yang menandatangani atau memberi tanda jempol. Para pihak
sendiri yang menetapkan isi dan menandatangani, sedang notaris hanya
memberi nomor pendaftarannya dan mendaftarkannya dalam buku daftar
surat di bawah tangan yang di daftar.
• Waarmerking berbeda dengan legalisasi. Legalisasi merupakan
pengesahan akta di bawah tangan, dibacakan oleh notaris dan
ditandatangani di hadapan notaris, untuk menjamin kepastian tanggal dari
akta yang bersangkutan. Para penghadap yang mencantumkan tanda
tangannya telah dikenal oleh notaris atau diperkenalkan kepada notaris
tersebut. Notaris menjelaskan isi akta di bawah tangan tersebut kepada
para penghadap, kemudian mereka menandatangani atau memberi tanda
jempol di hadapan notaris tersebut, kemudian notaris akan memberi
nomor dan mendaftarnya ke dalam buku daftar legalisasi yang telah
disiapkan di kantor notaris.
TAHAPAN KONTRAK

• TAHAP PRA KONTRAK


(tahap persiapan)
• TAHAP PEMBENTUKAN KONTRAK
(tahap penyusunan & penandatangan)
• TAHAP PELAKSANAAN KONTRAK
(tahap pemenuhan prestasi kontrak)

Post
Pre Contractual Contractual
Contractual
Phase Phase
Phase
Tahapan Atau Fase Kontrak ... Cont’d

Tahap Pra Kontrak


(pre contractual phase)

• Merupakan tahap sebelum kontrak dibuat (sebelum penandatanganan – i.c.


tahap negosiasi)
• Pemahaman transaksi bisnis yang bersangkutan
• Merumuskan alur transaksi bisnis
• Penelitian pendahuluan terkait dgn UU, dokumen-dokumen hukum
• Penyusunan outline kontrak
• dll
Tahapan Atau Fase Kontrak ... Cont’d

Tahap Pembentukan Kontrak


(contractual phase)
• Merupakan tahapan menuangkan butir-butir kesepakatan para
pihak
• Dituangkan dalam klausul-klausul kontrak yang tersusun secara
logis, sistematis dan komprehensif
• Lazimnya ditindaklanjuti dgn penandatanganan kontrak oleh para
pihak
Tahapan Atau Fase Kontrak ... Cont’d

Tahap Pelaksanaan Kontrak


(post contractual phase)
• Setelah kontrak ditandatangani para pihak (signing process),maka sejak saat itu
kontrak mengikat para pihak untuk dilaksanakan sesuai dengan klausul kontrak
(i.c. sifat konsensuil – obligatoir)
• Para pihak terikat dan wajib melaksanakan isi kontrak.
• konsekuensi hukumnya:
apabila menimbulkan kerugian, maka pihak yang menimbulkan kerugian wajib
bertanggung gugat.
Kontrak yang dibuat harus menjadi dokumen hukum sebagai
alat bukti yang kuat, yang memenuhi beberapa segi:
1. Bentuk: dibuat secara tertulis, baik dibuat sendiri (di bawah
tangan atau dengan akta otentik);
2. Keaslian: bersih tanpa coretan atau hapusan;
3. Bahasa: gunakan Bahasa dan istilah hukum yang baku,
tidak mempunyai arti ganda, kabur
4. Struktur: dibuat sistematis – tidak tumpang tindih, berulang-
ulang
5. Substansi/isi: materi pasal demi pasal dibuat lengkap, rinci,
tidak ambigu (tidak dapat diinterpretasi lain)
6. Jangka waktu dan obyek kontrak (klausul pokok dan
penunjang): susun dengan jelas, rinci dan lengkap
7. Saksi: apabila diperlukan pihak ketiga yang menyaksikan
bahwa kontrak benar terjadi dan disepakati para pihak
BEBERAPA ASPEK PENTING
DALAM PERANCANGAN KONTRAK

1. PENELITIAN

2. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN KONTRAK


(ANATOMI KONTRAK)

3. PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN KONTRAK


(OUTLINING)

4. WORDING (PENORMAAN)

5. REVIEW
PENELITIAN (RISET)
• MEMBERIKAN LANDASAN HUKUM BAGI
PROSES BISNIS YBS
• SEBAGAI PEDOMAN PENYUSUNAN
KONTRAK
• MENEMUKAN MODEL UNTUK KONTRAK
YANG AKAN DISUSUN
• SEBAGAI PERTANGGUNGJAWABAN
DRAFTER TERHADAP KONTRAK YANG
DISUSUN (LEGAL ARGUMENTATION DAN
LEGAL REASONING)
• DLL
Dalam pembuatan Perjanjian, drafter perlu
melakukan penelitian. Pahami transaksi bisnisnya!

 Peraturan Perundang-  STATUTE APPROACH


undangan,  CONCEPTUAL APPROACH
 Kepustakaan,  COMPARATIVE APPROACH
 CASE APPROACH
 Yurisprudensi,
 Khusus untuk kontrak
internasional:
INSTRUMEN
– Konvensi, PENGUJIAN/
– model law, TOOLS/
– Lex mercatoria, ALAT UJI
– dll
ANATOMI KONTRAK

PENDAHULUAN AWAL AKTA


(KEPALA AKTA)

ISI BADAN AKTA

AKHIR
PENUTUP
(PENUTUP AKTA)

Pasal 38 (1) UUJN


ANATOMI KONTRAK
Anatomi kontrak terdiri dari bagian:

MODEL DASAR MODEL RINCI

JUDUL (HEADING)
PENDAHULUAN

PEMBUKAAN (OPENING)

ISI KOMPARISI – KEDUDUKAN/KAPASITAS PARA PIHAK

PREMISE (RECITAL) – DASAR/PERTIMBANGAN

- PENUTUP
ISI PERJANJIAN
KETENTUAN DAN PERSYARATAN
(TERMS AND CONDITIONS)

PENUTUP (CLOSURE)

TANDA TANGAN

LAMPIRAN (ATTACHMENT/EXHIBITS)
BAGIAN PENDAHULUAN / PEMBUKAAN

 JUDUL KONTRAK
 PEMBUKAAN
(TEMPAT & WAKTU KONTRAK DIBUAT)
 KOMPARISI
(DESKRIPSI/IDENTITAS PARA PIHAK)
 RECITALS (PERTIMBANGAN UMUM
DALAM KONTRAK)
NOMOR KONTRAK
• BUKAN MERUPAKAN KEHARUSAN
• LETAKNYA DI BAWAH JUDUL
• DIBERI “CODING” SESUAI DENGAN
JENIS TRANSAKSI
• MEMUDAHKAN SISTEM
PENGARSIPAN DATA
• Tempat dan waktu pembuatan kontrak disebutkan setelah
bagian judul dan nomor. Bagian ini menguraikan dimana
dan kapan kontrak tersebut dibuat (hari dan tanggal
tanpa perlu menyebutkan jam).
• Tidak perlu lengkap sampai dengan alamat (meskipun
tidak ada larangan), namun cukup menguraikan kota atau
kabupaten.
KOMPARISI
Urgensi Komparisi • Merupakan bagian yang berisi
• Menjelaskan identitas para pihak identitas para pihak, yang
menunjukkan pihak-pihak tersebut
• Kedudukan (kapasitas) para pihak mempunyai kecakapan
• Kecakapan dan kewenangan (bekwaamheid), kewenangan
bertindak para pihak (bevoegdheid) untuk melakukan
perbuatan hukum (rehtshandelingen)
sebagaimana dinyatakan dalam
kontrak.
• Perhatikan perumusan bila pihaknya
orang/perseorangan atau badan
usaha berbadan hukum atau tidak
berbadan hukum.
PREMISE - RECITALS
• MERUPAKAN PENGANTAR/ PENDAHULUAN
YANG MENUNJUKKAN MAKSUD DAN
TUJUAN, SERTA ALASAN KONTRAK
TERSEBUT DIBUAT

• KONSIDERANS/PERTIMBANGAN/LATAR
BELAKANG MENGAPA KONTRAK ITU LAHIR
OUTLINE KONTRAK
Apa Outline ? Tujuan Outline
• Merupakan langkah awal • Memudahkan proses
dalam menyusun kontrak penyusunan kontrak agar
• dituangkan dalam bentuk runtut dan sistematis
rancangan garis besar • Menghindari proses
kontrak (anatomi penyusunan ide/konsep
kontrak) yang terpencar-pencar,
• Disusun berdasarkan terpenggal
proses bisnis yang logis, • Menyusun kontrak
sistematis & berdasarkan struktur dan
komprehensif bagian-bagiannya.
LANGKAH-LANGKAH (PRINSIP) DALAM OUTLINING
Langkah 1 Langkah 2

“one clause – one concept"


Thinks up as many ideas as
you can, than discard those
that are not appropriate
logis, sistematis dan efisien

INPUT: Segala sesuatu yg


berhubungan dgn bahan hukum
satu klausul berisi
penyusunan kontrak – susun satu konsep/ide/satu
sistematis, lengkap dan jelas proses/tahapan bisnis

Langkah 3
Berikan judul pada setiap klausula
PRINSIP-PRINSIP DALAM OUTLINING...cont’d

Langkah 4 Langkah 5

Technical housekeeping
PREDICT any happen clauses at the end

PROVIDE for that Klausula penunjang di


bagian akhir kontrak
contingency

PROTECT your client Pada prinsipnya segala


with remedy sesuatunya untuk
melindungi kepentingan
klien (para pihak)
DRAFTING (1)
“adalah penuangan proses bisnis ke dalam format hukum”

PROSES BISNIS PROSES HUKUM

Langkah bisnis 1 Pasal 1

Langkah bisnis 2 Pasal 2

Langkah bisnis 3 Pasal 3

dst dst

RUMUS: BISNIS HUKUM


PROSES BISNIS PROSES HUKUM

Pasal tentang
Hak Pihak 1
Hak Pihak 1

Pasal tentang
Kewajiban Pihak 1
Kewajiban Pihak 2

Pasal tentang
Hak Pihak 2
Hak Pihak 2

Pasal tentang
Kewajiban Pihak 2
Kewajiban Pihak 2

RUMUS: Hak & Kewajiban Pihak 1 Hak & Kewajiban Pihak 2


HEADING
(judul)
• Beri judul pada setiap klausula kontrak
• Untuk memudahkan memahami alur kontrak dan proses bisnisnya
• Untuk memudahkan penelusuran substansi kontrak
• Untuk menguji konsistensi antara proses bisnis dengan aturan
main (aspek hukum)
Ingat!
1. Terlihat Sederhana
2. Mudah dipahami
1. KLAUSULA POKOK
2. KLAUSULA PENUNJANG

1. KLAUSULA DEFINISI
2. KLAUSULA TRANSAKSI
3. KLAUSULA SPESIFIK
4. KLAUSULA KETENTUAN UMUM
KLAUSULA
DEFINISI
ketentuan ini biasanya berisi
klausula dengan
substansi:
- penjelasan,
- batasan-batasan,
- istilah-istilah, atau
- definisi-definisi
yang terkait dengan materi
kontrak
a. Klausula transaksional
Merupakan klausula yang berisi hal-hal yang disepakati para pihak, baik
berkenaan dengan obyek, ruang lingkup, tata cara pemenuhan prestasi dan
kontra prestasi para pihak.
Mis: besarnya kredit (pinjaman).
b. Klausula spesifik
Merupakan klausula yang berisi tentang hal-hal khusus sesuai karakteristik
masing-masing kontrak.
Mis: syarat jaminan dalam perjanjian kredit
c. Klausula antisipatif
Merupakan klausula yang berisi pengaturan mengenai kemungkinan yang
terjadi di kemudian hari berkenaan dengan kontrak.
Misal: jangka waktu kontrak, pengalihan hak dan kewajiban, force
majeure, pemutusan, penyelesaian sengketa.
KLAUSULA PENUNJANG/PELENGKAP
a. Klausula CONDITION PRECEDENT

Merupakan klausula yang memuat syarat tangguh


yang harus dipenuhi terlebih dahulu oleh salah satu
pihak, sebelum pihak lain memenuhi kewajiban.

b. Klausula CONDITION SUBSEQUENT

Merupakan klausula yang memuat syarat


batal/putus, artinya perjanjian sudah lahir dan
menjadi berakhir/batal dengan terjadinya yang
disyaratkan dalam perjanjian.
c. Klausula AFFIRMATIVE COVENANTS
Merupakan klausula yang memuat syarat
atau janji para pihak untuk melakukan hal-
hal tertentu.

d.Klausula NEGATIVE COVENANTS


Merupakan klausula yang memuat syarat
atau janji untuk tidak melakukan hal-hal
tertentu selama kontrak berlangsung.
KLAUSULA TENTANG
ASPEK FORMAL KONTRAK
Terutama terkait dengan dapat dilaksanakan
kontrak (enforceable)
Misal:
• Pasal-Pasal yang mengatur pihak-pihak yang
bertanggung jawab mengenai pendaftaran atau
perizinan khusus (yang diterbitkan badan publik) –
Izin HO, syarat AMDAL
• Pasal yang memuat alamat korespondensi yang
dipergunakan secara resmi oleh para pihak. Hal ini
nantinya terkait dengan, misal peringatan/ somasi.
BEBERAPA MODEL KLAUSULA STANDAR DALAM PRAKTIK KONTRAK
BISNIS INTERNASIONAL
- Event of default (peristiwa cidera
- Choice of law (pilihan hukum)
janji/wanprestasi)
- Choice of forum – Arbitrase (pilihan
- Assignability (pengalihan)
forum penyelesaian sengketa – - Domicile (domisili)\
dispute settlement clause) - Pengakhiran (termination)
- Force majeure (overmacht) ~ - Pemberitahuan (notice)
(hardship – optional) - Kerahasiaan (confidentiality)
- Applicable law/governing law – - Jurisdiction (yurisdiksi)
(hukum yang berlaku) - Amandement (perubahan) ~
- Entirely (keseluruhan) (addendum)
- Waiver (pelepasan hak) - Language (bahasa)
- Severablity (keberlakuan sebagian) - etc
WORDING
• Wording merupakan tahapan pembuatan draft kontrak dengan cara
menormakan pasal (klausula) yang telah ditentukan dalam kerangka
kontrak (outline).
• Menormakan berarti memformulasikan pasal (klausula) menjadi suatu
norma (aturan/provision) dengan menggunakan bahasa (language)
berdasarkan kaidah-kaidah dalam tata bahasa yang baku dan benar.
• Kesalahan dalam wording akan mengakibatkan tujuan pembuatan kontrak
tidak akan tercapai, atau setidaknya akan membuat para pihak kesulitan
dalam memahami kewajiban kontraktualnya.
• Confucius (551-479 bc) mengatakan, “if language is not correct, then
what is said is not what is meant; if what is said is not what is
meant, then what ougth to be done remains undone”.
Bahasa dalam Perancangan

• Gunakan tata bahasa yang baik dan benar


sesuai pedoman umum ejaan bahasa
indonesia (puebi) sebagaimana diatur dalam
peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan indonesia No. 50 tahun 2015
tentang pedoman umum ejaan bahasa
indonesia.
Perhatikan UU No. 24/2009

Perhatikan Perpres No. 63/2019


• Beberapa kaidah:
 Setiap klausula diawali huruf kapital, diakhiri dengan
tanda baca titik (.)
 Gunakan setiap jenis kata & tanda baca sesuai dengan
fungsinya
 Gunakan kata kerja, misal: menyerahkan, menerima,
membeli, menjual, dsb
 Kata sifat, misal: baik, buruk, palsu, rusak, dsb
 Kata keterangan, misal: paling lambat, selambat-
lambatnya, segera, seketika
 Kata depan, misal: di, pada, ke dalam, atas, dll
 Kata sambung, misal: dan, atau, jika, sebab, karena, dll
 Kata bilangan, misal: satu, dua, seratus, dll
 Kata bilangan tentang jumlah diikuti dengan huruf,
khususnya jumlah uang dan barang.
• Perhatikan Diksi - pilihan kata. Pilihan
kata merupakan kegiatan untuk
memilih kata secara tepat dan sesuai dalam
mengungkapkan maksud dan tujuan
• Rumuskan klausula definisi untuk kontrak yang
kompleks.
• Kontrak adalah dokumen hukum karenanya harus
digunakan istilah resmi/formal: hindari bahasa
slang/prokem.
• Hindari penggunaan kata yang bias, kabur,
kontradiksi, bermakna ganda dll
• Susunan paragraf singkat, jelas dan efisien (tidak
terlalu panjang)
• Seyogyanya menggunakan kalimat aktif, apabila
klausul berisi norma perintah, larangan, hak &
kewajiban dll.
• Hindari bahasa (kata) yang kuno
dan sudah tidak lazim digunakan
(archaic language).
• Paraf setiap halaman, termasuk
bila ada coretan atau
penggantian.
• Hindari tipp ex (penghapus –
cairan pengoreksi).
• Pastikan penandatangan kontrak
sesuai dengan identitas dalam
komparisi.
• Bila diperlukan adanya saksi
PERJANJIAN JUAL BELI
Nomor: ...

Pada hari ini, Jumat, tanggal 9 Juni 2022 (09-06-2022), bertempat di Kota Surabaya, telah dibuat dan
ditandatangani perjanjian oleh dan antara:
1. Nama : Ahmad Santoso
Tempat Tanggal Lahir : Malang, 5 Januari 1980
Alamat : Jalan Pahlawan Nomor 10, Kota Surabaya
Pekerjaan : Wiraswasta
N.I.K. : 3467592862572892
Dalam hal ini bertindak selaku Direktur CV. MAJU TERUS, berkedudukan di Kota Surabaya, didirikan
berdasarkan Akta Nomor 1, tanggal 1 Maret 2018 (01-03-2018), yang dibuat di hadapan Notaris DIAN
WIJAYA, Sarjana Hukum, Notaris di Kota Surabaya dan telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Surabaya, tertanggal 3 Maret 2018 (03-03-2018), Nomor : 2590/PN.SBY/X/2018, dan diterima
serta telah terdaftar dalam Sistem Administrasi Badan Usaha sesuai dengan Surat Keterangan
Pencatatan tertanggal 4 Maret 2018 (04-03-2018), Nomor: AHU-0026378-AH.01.04 Tahun 2018.
Untuk selanjutnya disebut PENJUAL
Outline Kontrak Jual Beli

A. Judul : Perjanjian Jual Beli

B. Pembukaan : “Pada hari ini, Jumat tanggal 9 (Sembilan) bulan September tahun
2022, kami yang bertanda tangan dibawah ini…….”
C. Komparisi :
• PT. GEMILANG ABADI, berkedudukan… yang diwakili oleh …., Selanjutnya PIHAK
PERTAMA (Penjual).
• PT. ANUGRAH ABADI, berkedudukan… yang diwakili oleh ….. Selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA (Pembeli).

D. Recitals :
• Bahwa Pihak Pertama merupakan badan hukum Perseroan Terbatas yang ruang
lingkup usahanya di bidang jual beli alat elektronik.
• Bahwa Pihak Kedua merupakan badan hukum yang ruang lingkup usahanya di bidang
digital marketing.
• Bahwa untuk menunjang usahanya, Pihak Kedua bermaksud untuk membeli beberapa
unit komputer dari Pihak Pertama.
• Bahwa Pihak Pertama telah bersedia untuk menyediakan beberapa unit komputer
sesuai kebutuhan Pihak Kedua
• Bahwa…...
E. Isi Kontrak :
Pasal 1 tentang Objek
Pasal 2 tentang Harga
Pasal 3 tentang Cara Pembayaran
Dst…
Pasal ... tentang Addendum

F. Penutup :
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di hadapan saksi-saksi sebagai berikut:
………..

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing bermeterai cukup, keduanya asli dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama serta dipergunakan untuk masing-masing pihak.

G. Tanda Tangan :
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

………... ………..

SAKSI I SAKSI II

........ ……..
• Pastikan kembali draft kontrak yang telah
disusun kepada klien (para pihak).
Bacakan dan jelaskan klausula dengan
tepat, bila tidak sesuai atau terdapat
kekurangan (diperlukan tambahan) maka
draft kontrak perlu disesuaikan.
• Dengan memahami tahapan dalam
perancangan kontrak maka dengan
kegiatan merancang kontrak akan
terarah dan dapat menghasilkan kontrak
yang tersusun secara metodis. Pada
gilirannya kontrak diharapkan
memberikan perlindungan bagi
kepentingan klien (para pihak.
THANK YOU!
Selamat Berdiskusi!

Anda mungkin juga menyukai