Disusun Oleh :
Muhammad Rahmat Arifin
(21149011040)
A. Definisi
Congestive heart failure terkadang disebut gagal jantung kongestif,
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah cukup untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan.
Congestive Heart Failure (CHF) adalah syndrome klinis
(sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat
istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur dan
fungsi jantung. CHF dapat disebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan
terjadinya pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi distolik) dan atau
kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik) (Sudoyo dkk. 2015).
CHF adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu
mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun
tekanan pengisian vena normal (Arif Muttaqin, 2009).
Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang ditandai dengan
kelebihan beban (overload) cairan dan perfusi jaringan yang buruk.
Mekanisme terjadinya gagal jantung kongestif meliputi gangguan
kontraktilitas jantung (disfungsi sistolik) atau pengisian jantung (diastole)
sehingga curah jantung lebih rendah dari nilai normal. Curah jantung yang
rendah dapat memunculkan mekanisme kompensasi yang mengakibatkan
peningkatan beban kerja jantung dan pada akhirnya terjadi resistensi
pengisian jantung. (Smeltzer, 2013)
Congestive heart failure adalah suatu keadaan serius, dimana
jumlah darah yang dipompa oleh j antung setiap menitnya (cardiac output/
curah jantung) tidak mampu memenuhi kebutuhan normal tubuh akan
oksigen dan zat-zat makanan. (Dwi Sunar Prasetyono, 2012)
Congestive heart failure merupakan sidrom klinis yang kompleks
dengan gejala-gejala yang tipikal dari sesak napas (dispneu) dan mudah lelah
fatigue) yang di hubungkan dengan kerusakan fungsi maupun struktur yang
diganggu dari jantung yang mengganggu kemampuan ventrikel untuk
mengisi dan mengeluarkan darah kesirkulasi. (Syamsudin, 2011)
B. Klasifikasi
The New York Herat! Association (NYHA) menetapkan metode
pertama klasifikasi berdasarkan jumlah aktifitas yang di perlukan untuk
memunculkan gejala. Kelas I tidak menunjukkan adanya keterbatasan
aktifitas. Kelas II adalah diagnosis ketika gejala pada taraf ringan dan dan
hanya saat aktifitas tertentu. Kelas III ditandai dengan timbulnya gejala saat
beraktifitas, kecuali hanya saat pasien istirahat. Diagnosis Kelas IV di buat
ketika gejala terlihat meskipun pasien sedang istirahat.
Tabel 1. Klasifikasi gagal jantung menurut fungsi NYHA
Kelas I Aktifitas fisik tidak dibatasi
D. Patofisiologi
a) Mekanisme dasar
Kelainan kontraktilitas pada gagal jantung akan mengganggu
kemampuan pengosongan ventrikel. Kontraktilitas ventrikel kiri yang
menurun mengurangi cardiac output dan meningkatkan volume
ventrikel.
Dengan meningkatnya volume akhir diastolik ventrikel (EDV)
maka terjadi pula peningkatan tekanan akhir diastolik kiri (LEDV).
Meningkatnya LEDV, akan mengakibatkan pula peningkatan tekanan
atrium (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung ke
dalam anyaman vaskuler paru-paru meningkatkan tekanan kapiler dan
vena paru-paru. Jika tekanan hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru
melebihi tekanan osmotik vaskuler, maka akan terjadi transudasi cairan
melebihi kecepatan draenase limfatik, maka akan terjadi edema
interstitial. Peningkatan tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan
merembes ke alveoli dan terjadi edema paru.
b) Respon kompensatorik
1) Meningkatnya aktivitas adrenergik simpatik
Menurunnya cardiac output akan meningkatkan aktivitas
adrenergik jantung dan medula adrenal. Denyut jantung dan
kekuatan kontraktil akan meningkat untuk menambah cardiac
output (CO), juga terjadi vasokontriksi arteri perifer untuk
menstabilkan tekanan arteri dan retribusi volume darah dengan
mengurangi aliran darah ke organ-organ yang rendah
metabolismenya, seperti kulit dan ginjal agar perfusi ke jantung
dan ke otak dapat di pertahankan. Vasokontriksi akan
meningkatkan aliran balik vena kesisi kanan jantung yang
selanjutnya akan menambah kekuatan kontriksi.
Meningkatnya beban awal akibat aktivitas sistem renin
angiotensin aldosteron ( RAA). Aktivitas RAA menyebabkan
retensi Na dan air oleh ginjal, meningkatkan volume ventrikel-
ventrikel tegangan tersebut. Peningkatan beban awal ini akan
menambah kontraktilitas miokardium
2) Atropi ventrikel
Respon kompensatorik terakhir pada gagal jantung
adalah hidrotropi miokardium akan bertambah tebalnya dinding
3) Efek negatif dari respon kompensatorik
Pada awalnya respon kompensatorik menguntungkan
namun pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai gejala,
meningkatkan laju jantung dan memperburuk tingkat gagal
jantung.
Resistensi jantung yang dimaksudkan untuk
meningkatkan kekuatan kontraktilitas dini mengakibatkan
bendungan paru-paru, vena sistemik dan edema, fase kontruksi
arteri dan redistribusi aliran darah mengganggu perfusi jaringan
pada anyaman vaskuler yang terkena menimbulkan tanda serta
gejala, misalnya berkurangnya jumlah air kemih yang dikeluarkan
dan kelemahan tubuh. Vasokontriksi arteri juga menyebabkan
beban akhir dengan memperbesar resistensi terhadap ejeksi
ventrikel, beban akhir juga kalau dilatasi ruang jantung. Akibat
kerja jantung dan kebutuhan miokard akan oksigen juga
meningkat, yang juga ditambah lagi adanya hipertensi miokard dan
perangsangan simpatik lebih lanjut. Jika kebutuhan miokard akan
oksigen tidak terpenuhi maka akan terjadi iskemik miokard,
akhirnya dapat timbul beban miokard yang tinggi dan serangan
gagal jantung yang berulang. (Wijaya & Putri 2013).
E. Patway
F. Manifestasi Klinis
G. Komplikasi
a) Edema paru akut terjadi akibat gagal j antung kiri
b) Syok kardiogenik : stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat
penurunan curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke
organ vital (jantung dan otak)
c) Episode trombolitik
Thrombus terbentuk karna imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi
dengan aktivitas thrombus dapat menyumbat pembuluh darah.
H. Pemeriksaan Penunjang
a) Elektro kardiogram (EKG)
Hipertropi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, disritmia,
takikardia, fibrilasi atrial.
b) Uji stress
Merupakan pemeriksaan non-infasif yang bertujuan untuk menetukan
kemungkinan iskemia atau infark yang terjadi sebelumnya.
c) Ekokardografi
Ekokardografimodel M (berguna untuk mengealuasi volume balik
dan kelainan regional, model M paling sering di pakai dan di tayangkan
bersama EKG). Ekokardografi dua dimensi (CT-scan) Ekokardografi
Doppler (memberikan pencitraan dan pendekatan transesofageal
terhadap jantung).
d) Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu
membedakan gagaljantung kanan dan gagal jantung kiri stenosis
katub atau insufisiensi.
e) Radiografi dada
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertropi bilik, perubahan dalam
pembuluh darah abnormal.
f) Elektrolit
Mungkin berubah karna perpindahann cairan/ penurunan fungsi
ginj al, terapi diuretik.
g) Oksimetri nadi
Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika Congestive
Heart Failure (gagal jantung) menjadi kronis.
h) Analisa gas darah (AGD)
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan
(dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
i) Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin
Peningkatan BUN menunjukan penurunan fungsi ginjal.
Kenaikan baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
j) Pemeriksaan tiroid
Peningkatan aktifitas tiroid menunjukan hiperaktifitas tiroid
sebagai pre pencetus gagal jantung (Nurarif & Kusuma, 2016).
I. Penatalaksanaan
Terapi farmakologi :
a) Memperbaiki daya pompa jantung.
1) Therapi Digitalis : Ianoxin. Untuk meningkatkan kekuatan
kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung.
2) Efek yang dihasilkan : peningkatan curah jantung, penurunan
tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresisi \dan
mengurangi edema.
3) Obat Inotropik : Amrinone (Inocor), Dopamine (Intropin)
b) Pengendalian retensi garam dan cairan
1) Diet rendah garam. Untuk mencegah, mengontrol, atau
menghilangkan edema.
2) Diuretik : chlorothiazide (Diuril), Furosemide (Lasix),
Sprionolactone (aldactone). Diberikan untuk memacu eksresi
natrium dan air melalui ginjal. Penggunaan harus hati - hati karena
efek samping hiponatremia dan hipokalemia.
3) Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor : captropil,
enalopril, lisinopril. Obat-obat fasoaktif digunakan untuk
mengurangi impadansi tekanan terhadap penyemburan darah oleh
ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan
peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel
kiri dapat diturunkan.
4) Penyekat beta (beta blockers): Untuk mengurangi denyut jantung
dan menurunkan tekanan darah agar beban jantung berkurang
5) Infusi intravena : nesiritida, milrinzne, dobutamin. (Smeltzer, 2016)
J. Pencegahan
Menurut Soegondo (2011) ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah gagal jantung, diantaranya:
a) Mengonsumsi makanan sehat yang mengandung banyak serat, seperti
sayur-sayuran, buah-buahan, gandum, ikan, dan daging, serta
menghindari asupan garam yang berlebihan. Selain dari bayam, zat
besi juga bisa didapatkan dari suplemen. Hindari makanan yang
mengandung lemak jenuh, seperti jeroan, daging kambing, kerang,
kuning telur, dan udang. Selain itu batasi asupan gula dan garam.
b) Menjaga berat badan pada batasan sehat dan melakukan langkah-
langkah penurunan berat badan jika diperlukan.
c) Berhenti merokok bagi seorang perokok. Jika bukan perokok maka
upayakan untuk menghindari asap rokok agar tidak menjadi perokok
pasif.
d) Tidak mengonsumsi minuman keras.
e) Berolahraga secara teratur, melakukukan aktivitas atau olahraga yang
dapat membuat jantung sehat, seperti bersepeda atau berjalan kaki,
minimal dua setengah jam per minggu.
f) Menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah pada batas sehat, karena
kedua hal tersebut dapat meningkatkan resiko gagal jantung.
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Tanggal Pengkajian :
Tanggal Masuk Rs :
1. Identitas Klien
Nama : ________________________________________
Umur : ________________________________________
Jenis Kelamin : ________________________________________
Pendidikan : ________________________________________
Agama : ________________________________________
Pekerjaan : ________________________________________
Status Marital : ________________________________________
Alamat : ________________________________________
Diagnosa Medis : ________________________________________
Sumber Biaya : ________________________________________
Sumber Informasi : ________________________________________
2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama: Biasanya klien dirawat dirumah sakit dengan
keluhan sakit kepala, demam, nyeri dan juga pusing
P : Apa kira-kira penyebab timbulnya rasa nyeri
Q : Seberapa berat keluhan nyeri terasa
R : Lokasi dimana keluhan nyeri dirasakan
S : Skala nyeri yang dirasakan dengan rentang 1-10
T : Kapan keluhan nyeri mulai ditemukan/dirasakan
2) Alasan Masuk RS:...............................................................
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Riwayat Alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan) :..........
2) Riwayat Kecelakaan:..................................................
3) Riwayat Dirawat di RS kapan, alasan dan berapa lama) :.........
4) Riwayat Pemakaian Obat :..................................................
c. Riwayat Kesehatan Keluarga ( Genogram dan Keterangan )
( Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi
faktor resiko)
d. Riwayat Psikososial dan Spiritual
1) Adakah orang yang terdekat dengan pasien :.........................
2) Interaksi dalam Keluarga :....................................
Pola Komunikasi :....................................
Pembuat Keputusan :....................................
Kegiatan Kemasyarakatan :....................................
3) Dampak Penyakit pasien pada keluarga :................................
4) Masalah yang mempengaruhi pasien :....................................
5) Mekanisme koping terhadap pasien :....................................
( ) Pemecahan Masalah ( ) Minum Obat
( ) Makan ( ) Cari Pertolongan
( ) Tidur ( ) Lain-lain (mis: marah,diam)
Sebutkan :
6) Persepsi pasien terhadap penyakitnya
Hal yang sangat dpikirkan saat ini :...........
Harapan setelah menjalani perawatan :...........
Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit :...........
7) Tugas perkembangan menurut usia saat ini
( ) Menikah ( ) Bekerja
8) Sistem Nilai Kepercayaan
Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan :
Aktivitas agama / kepercayaan yang dilakukan :
e. Kondisi Lingkungan Rumah
( Lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini )
f. Pola kebiasaan sehari-hari (sebelum dan setelah sakit)
1) Pola Nutrisi
Frekuensi Makan :
Nafsu Makan :
Keluhan :
Jenis Makanan :
Makanan yang tidak disukai / alergi / pantangan :
Kebiasaan sebelum makan :
2) Pola Eliminasi
BAK
- Frekuensi :
- Warna :
- Keluhan yang berhubungan dengan BAK :
- Jumlah / volume :
BAB
- Frekuensi :
- Warna :
- Bau :
- Konsistensi :
- Keluhan :
- Penggunaan laksatif / pencahar :
3) Pola Personal Hygiene
Mandi
- Frekuensi :
- Waktu :
- Keluhan :
Oral Hygiene
- Frekuensi :
- Waktu :
- Keluhan :
Cuci Rambut
- Frekuensi :
- Keluhan :
4) Pola istirahat dan tidur
Lama tidur :
Waktu :
Kebiasaan sebelum tidur/pengantar tidur :
Keluhan/masalah :
5) Pola aktivitas dan latihan
Jenis latihan / olah raga :
Frekuensi :
Lama latihan :
Keluhan :
6) Kebiasaan Lain
Merokok
- Frekuensi :
- Jenis :
- Jumlah :
- Lama Pemakaian :
Ketergantungan obat / minum minuman keras
- Frekuensi :
- Jumlah :
- Lama Pemakaian :
- Alasan/keluhan :
3. Pengkajian Fisik
Dinarasikan secara lengkap untuk setiap teknik pemeriksaan fisik
Keadaan Umum :
BB :
TB :
Tanda – tanda Vital : TD = …… R= ……… N = …… S =
……
a. Sisitem Penglihatan
Inspeksi :
Palpasi :
Fungsi penglihatan :
b. Sistem Pendengaran
Inspeksi :
Perkusi :
Fungsi pendengaran :
c. Sistem Wicara
Kesulitan/gangguan wicara :
d. Sistem Pernafasan
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
e. Sistem Kardiovasculer
1) Sirkulasi perifer :
2) Jantung
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
f. Sistem Hematologi :
g. Sistem Saraf Pusat
Tingkat Kesadaran :
Peningkatan Tekanan IC :
Glasgow coma scale : E= M= V=
h. Sistem percernaan
Inspeksi :
Perkusi :
Auskultasi :
Palpasi :
i. Sistem Endokrin
Inspeksi :
Perkusi :
Palpasi :
j. Sistem Urogenital
Inspeksi :
Perkusi :
Palpasi :
k. Sistem Integumen
Inspeksi :
Palpasi :
l. Sistem muskuloskeletal
Kekuatan tonus otot :
ROM :
Inspeksi :
Palpasi :
m. Sistem kekebalan tubuh
Suhu : .......... C
BB sebelum sakit : ...........Kg
BB sesudah sakit : ...........Kg
Pembesaran kelenjar getah bening (inspeksi dan palpasi)
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang CHF untuk menegakan diagnosis dapat
dinilai melalui pemeriksaan darah lengkap, EKG dan Foto Thorax
5. Penatalaksanaan Medis (Terapi Farmakologis)
Terapi farmakologis yang dapat diberikan pada penderita Kolelitiasis
yaitu terapi farmakologis seperti V-Block 2 x 3,125, Keterolac 1 ampul
(Ekstra).
6. Analisis Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS :- klien mengatakan sesak Hambatan Upaya Nafas Pola nafas tidak
nafas. effektif
DO : - penggunaan otot bantu
pernafasan
- RR : 27 x/mnt
- Terpasang Oksigen Nasal
Canul 3 lt/menit
2. DS : - klien mengatakan Gagal jantung kongestif Resiko penurunan
7. Diagnosa Keperawatan
Tgl
Tanggal Tanda
No Masalah Diagnose Kep Ket
Teratasi Tangan
Muncul
1. Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan hambatan
upaya nafas
Edukasi:
Anjurkan aktivitas fisik
sesuai toleransi
Ajarkan pasien dan
Keluarga mengukur
intake dan output
9. Implementasi
Prasetyono, Dwi Sunar (2012). Daftar Tanda dan Gejala Ragam Penyakit.
Yogyakarta: Fleshbooks
Smeltzer S, Brenda G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
& Suddarth. Vol 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Wijaya, Andre & Yessie Putri. 2013. Buku KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah
(Keperawatan Dewasa). Yogjakarta: Nuha Medika