Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

CA MAMMA DI RUANG LONTARA 2 ATAS BELAKANG


RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Oleh:

MUH SYAHRUL RAMLI, S.Kep

NIM: 70900119017

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(...........................................) (...........................................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS

KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2019
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt., atas rahmat dan hidayah-

Nya yang masih tercurah kepada penulis, sehingga laporan pendahuluan ini dapat

terselesaikan, dan tak lupa pula kita kirimkan salam dan salawat kepada Nabi

Muhammad SAW. yang telah mengantarkan kita dari alam kegelapan menuju ke
alam yang terang benderang sampai sekarang ini.

Dalam usaha menyusun laporan pendahuluan, dihadapkan dengan berbagai

hambatan dan tantangan, namun atas bantuan, bimbingan,serta izin Allah SWT

akhirnya hambatan dan tantangan tersebut dapat diatasi serta mencapai tahap

penyelesaian.

Dalam penyusunan ini tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan. Oleh

karena itu, kritikan dan saran penyempurnaan sangat penulis harapkan. Semoga

laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Makassar, September 2019

Penulis

2
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ........... i

KATA PENGATAR ................................................................................... ........... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I KONSEP MEDIS

A. Defenisi….......................................................................... ………………….…..4

B. Etiologi…………….............................................................................................. 6

C. Patofisiologi ...........................................................................................................8

D. Tanda dan Gejala………………………………………………………….….…..9

E. Pemeriksaan Diagnostik………………………………………………….……...10

F. Komplikasi……………………………………………………………….………12

G. Penatalaksanaan………………………………………………………….………13

H. Prognosis……………………………………………………………….………..14

I. Kajian Integrasi Al-Qur’an dan Sel Kanker………………………………………15

BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian .......................................................................................................... 17

2.2 Diagnosis Keperawatan ..................................................................................... 19

2.3 Intervensi Keperawatan ..................................................................................... 21

Daftar Pustaka…………... ..............................................................,..........................27

Penyimpangan KDM…… .........................................................................................29

3
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

BAB I
KONSEP MEDIS
A. Defenisi
Ca mammae (Carcinoma mammae) adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu,
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya,
2013). Ca mammae adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran
kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara
(Karsono, 2006).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau tidak terkontrol, sel-sel
kanker bisa menyebar (bermestastase) pada bagian-bagian tubuh lain dan
nantinya dapat mengakibatkan kematian. Metastase bias terjadi pada kelenjar
getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. Kanker payudara
merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh
secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat di kendalikan dan akan
tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker) sel (Brunner dan Suddarth, 2005 ).
Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan
tidak terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut dapat
menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. Kumpulan besar dari
jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak
semua tumor merupakan kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau
mengancam nyawa. Tumor ini disebut tumor jinak. Tumor yang dapat menyebar

4
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

ke seluruh tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau tumor
ganas. Teorinya, setiap jenis jaringan pada payudara dapat membentuk kanker,
biasanya timbul pada saluran atau kelenjar susu (Mansjoer, 2000).

Menurut Wijaya (2013) kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:


1. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak
terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
2. Stadium II A
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
Stadium II B
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
3. Stadium III A
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
tanpa penyebaran jauh.
Stadium III B
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN)
dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan
keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke
infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks
atau tumor dengan edema pada tangan.
Stadium III C
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis

5
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau
metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral.
4. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau
tulang rusuk.

B. Etiologi
Tidak satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaliknya
serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan
dapt menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan
menunjukan bahwa perubahan genetik belum berkaitan dengan kanker
payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik masih belum
diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen
normal, dan pengaruh protein yang menekan atau menigkatkan perkembangan
kanker payudara. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai
peran penting dalam kanker payudara. Dua hormon ovarium utama, estradiol dan
progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat
mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara (Brunner dan Suddart,
2005)
Penyebab Ca Mammae menurut Adji (2010) :
1. Genetika
a. Adanya kecendrungan pada keluarga tertentulebih banyak kanker
payudara daripada keluarga yang lain.
b. Pada kembar monozygote, terdapat kanker yang sama
c. Terdapat kesamaan lateralisasi kanker buah dada pada keluarga dekat dari
penderita kanker payudara
d. Seorang dengan klinifelter akan mendapat kemungkinan 66 kali dari pria
normal atau angka kejadiannya 2%.

6
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

2. Hormon
a. Kanker payudara umumnya pada wanita, dan pada laki-laki
kemungkinannya sangat kecil.
b. Insiden akan lebih tinggi pada wanita diatas 35 tahun.
c. Saat ini pengobatan dangan menggunakan hormon hasilnya sangat
memuaskan
3. Virogen
Baru dilakukan percobaan pada manusia dan belum terbukti pada manusia
4. Makanan
Terutama makanan yang banyak mengandung lemak
5. Radiasi daerah dada
Sudah lama diketahui, radiasi dapat menyebabkan mutagen.
Faktor resiko untuk kanker payudara menurut Tasripiyah (2012) yaitu
sebagai berikut:
1. Usia di atas 40 tahun.
2. Ada riwayat kanker payudara pada individu atau keluarga.
3. Menstruasi pada usia yang muda/ usia dini.
4. Manopause pada usia lanjut.
5. Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pertama pada usia lanjut.
6. Penggunaan esterogen eksogen dengan jangka panjang.
7. Riwayat penyakit fibrokistik.
8. Kanker endometrial, ovarium atau kanker kolon.
Akan tetapi hanya 25 % wanita yang mengalami kanker payudara
mempunyai beberapa faktor resiko ini. Karena itu salah satu faktor resiko yang
paling penting adalah sangat sederhana yaitu wanita. Beberapa penelitian telah
menunjukkan hubungan diet di antara masukan tinggi lemak, kegemukan dan
terjadinya kanker payudara, tetapi hubungan ini belum di ciptakan secara pasti
(Tasripiyah, 2012).

7
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

C. Patofisiologi
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi
pada sistem duktal, mula-mula terjadi hiperplasi sel-sel dengan perkembangan
sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi
stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel
tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira
berdiameter1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari carsinoma mammae
telah bermetastasis. Carsinoma mamae bermetastase dengan penyebran langsung
ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah (Anoname
2, 2002)
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh
struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker
yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi
jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi
perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas
tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah
menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal (Anoname 2, 2012).
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi (Wijaya, 2013):
1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang  memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan
kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik
dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih

8
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa


membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk
terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Menurut Anoname 2 (2012) Proses jangka panjang terjadinya kanker ada
4 fase:
a. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi faktor
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia.
b. Fase insitu: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous
yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna,
kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
c. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane
sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase
ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.
d. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain bertambah.
D. Tanda dan Gejala
Fase awal kanker payudara asimptomatik (tanpa ada tanda dan gejala).
Tanda awal yang paling umum terjadi adalah adanya benjolan atau penebalan
pada payudara. Kebanyakan  90 % ditemukan oleh wanita itu sendiri, akan tetapi
di temukan secara kebetulan, tidak dengan menggunakan pemeriksaan payudara

9
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

sendiri (sadari), karena itu yayasan kanker menekankan pentingnya melakukan


sadari (Tasripiyah, 2012).
Tanda dan gejal lanjut dari kanker payudara  meliputi kulit sekung
(lesung), retraksi atau deviasi putting susu, dan nyeri, nyeri tekan atau rabas
khususnya berdarah, dari putting. Kulit Peau d’ orange, kulit tebal dengan pori-
pori yang menonjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara
keduanya merupakan tanda lanjut dari penyakit (Tasripiyah, 2012).
Menurut Tasripiyah (2012) Tanda dan gejala ca mamae antara lain yaitu
sebagai berikut:
1. Ada benjolan yang keras di payudara
2. Bentuk puting berubah (bisa masuk kedalam atau terasa sakit terus-menerus),
mengeluarkan cairan / darah
3. Ada perubahan pada kulit payudara diantaranya berkerut, iritasi, seperti kulit
jeruk
4. Adanya benjolan-benjolan kecil
5. Ada luka dipayudara yang sulit sembuh
6. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak
7. Terasa sakit / nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tapi tetap harus
diwaspadai)
8. Terasa sangat gatal didaerah sekitar putting.
Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi). dan biasanya pada awal-
awalnya tidak terasa sakit. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya
hanya pada 1 payudara.

E. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Menurut Brunner dan Suddart (2005) Ada beberapa pemeriksaan
penunjang. Namun secara umum terbagi 2 yaitu non invasive dan invasive.
1. Non Invasive
a. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

10
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat


menemukan benjolan pada stadium dini. Sebaiknya SADARI dilakukan
pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi wanita yang masih mengalami
menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-
10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita pasca menopause,
SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin dilakuka setiap
bulan (misalnya setiap awal bulan).
a. Mammografi
Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar X yang
diradiasikan pada payudara. Kelebihan mammografi adalah kemampuan
mendeteksi tumor yang belum teraba (radius  0,5 cm) sekalipun masih
dalam stadium dini.Waktu yang tepat untuk melakukan mammografi pada
wanita usia produktif adalah hari ke 1-14 dari siklus haid. Pada
perempuan  usia nonproduktif dianjurkan untuk kapan saja. Ketepatan
pemeriksaan ini berbeda-beda berkisar antara 83%-95%.
b. Ultrasound
Ultrasound telah digunakan sejak awal 50-an. Alat tersebut sangat berguna
dan akurat dalam mengevaluasi densitas payudara dan dan akurat dalam
membedakan antara kista dengan massa padat.Namun untuk masa yang
lebih kecil antara 5-10 mm tidak dapat divisualisasi dan massa pada
jaringan lemak payudara sulit dievaluasi. Keuntungannya adalah tidak ada
radiasi dan tidak ada nyeri.
c. Computed Tomografi dan Magnetic  Resonance Imaging Scans
Penggunaan CT dan MRI  untuk scanning untuk mengevaluasi kelainan
payudara sekarang sudah mulai diselidiki. Teknik ini mengambil  peran
dalam mengevaluasi axila, mediastinum dan area supralivikula untuk
adenopati dan membantu dalam melakukan stging pada proses keganasan.
2. Invasiv
a. Sitologi Aspirasi

11
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

Sitologi aspirasi dilakukan menggunakan jarum halus (ukuran 20 atau


yang lebih kecil) dengan spuit untuk mengaspirasi sel pada area yang
dicuriga, lalu dismear di atas slide dan difiksasi segera dan diwarnai untuk
evaluasi sitologi. Jika specimen diambil secara tepat, prosedur ini sangat
akurat. Namun pemeriksaan ini tidak dapat untuk memeriksa gambaran
histopatologi jaringan sebab pemeriksaan ini tidak mampu mengambil
struktur jaringan sekitar.
b. Core Needle Biopsy (CNB)
Biopsi jarum dengan menggunakan jarum bor yang besar sering
dilakukan. Hal tersebut lebih invasive dibandingkan dengan aspires jarum.
CNB lebih akurat dan bisa digunakan untuk menentukan reseptor estrogen
dan progesterone serta bisa dilakukan untuk memeriksa gambaran
histopatologi.
c. Biopsy
Ini bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan bantuan ultrasound.
 
F. Komplikasi
Menurut Wijaya (2013) komplikasi Ca Mammae yaitu:
1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh
darahkapiler (penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen
dan limfogen dapat mengenai hati, paru, pleura, tulang, sum-sum tulang
,otak ,syaraf.
2. Gangguan neuro varkuler
3. Faktor patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian

12
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

G. Penatalaksanaan
Adanya beberapa cara pengobatan kanker payudara yang penerapannya
tergantung pada stadium klinik payudara. Pengobatan kanker payudara biasanya
meliputi pembedahan/operasi,  radioterapi/penyinaran, kemoterapi, dan terapi
hormonal. Penatalaksanaan medis biasanya tidak dalam bentuk tunggal, tetapi
dalam beberapa kombinasi (Tasripiyah, 2012).
1. Pembedahan/operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh
payudara yang terserang kanker payudara. Pembedahan paling utama
dilakukan pada kanker payudara stadium I dan II. Pembedahan dapat bersifat
kuratif (menyembuhkan) maupun paliatif (menghilangkan gejala-gejala
penyakit). Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat
dilakukan dengan 3 cars yaitu:
a. Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian dari
payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian pemberian terapi.
Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada penderita yang besar
tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b. Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara
saja, tetapi bukan kelenjer di ketiak.
c. Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga,
serta benjolan disekitar ketiak.
2. Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaraan pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel
kanker yang masih terisisa di payudara setelah payudara.tindakan ini
mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan
berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan

13
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

leukosit cendrung menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini


biasanya diberikan bersamaan dengan lumpektomi atau masektomi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker
dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan
membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada
pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah
serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat
kemoterapi.
4. Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone
estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormone dapat
menghambat laju perkembangan sel kanker, terapi hormonal disebut juga
dengan therapi anti estrogen karena system kerjanya menghambat atau
menghentikan kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker pada payudara

H. Prognosis
Menurut Kusuma (2011), beberapa gambaran tumor payudara menunjang
prognosisnya. Secara umum, makin kecil tumor, makin baik prognosisnya.
Karsinoma payudara bukan semata-mata keadaan patologis yang terjadi hanya
dalam semalam. Karsinoma ini bermula dengan perubahan genetik dalam satu
sel. Membutuhkan waktu hampir 16 kali penggandaan untuk karsinoma menjadi
1 cm atau lebih besar, dimana pada waktu tersebut karsinoma telah tampak
secara klinis. Dengan menganggap bahwa membutuhkan 30 hari untuk setiap
waktu penggandaan, maka akan dibutuhkan minimum 2 tahun untuk karsinoma
agar dapat teraba. Jika waktu penggandaan adalah 210 hari, maka akan
dibutuhkan waktu sampai 17 tahun sebelum karsinoma tersebut dapat teraba.

14
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

Pada diagnosis, hampir 45% dari pasien membuktikan adanya penyebaran


regional atau jauh atau metastasis. Rute yang paling sering dari penyebaran
regional adalah ke nodus limfe aksilaris. Kelangsungan hidup bergantung pada
penyebaran regional dari penyakit. Sebagai contoh, angka bertahan 5 tahun
secara keseluruhan adalah lebih dari 90% jika tumor tetap terdapat  dalam
payudara. Namun, bila kanker telah menyebar sampai pada nodus regional,
angka bertahan 5 tahun secara keseluruhan turun di bawah 60%. Tempat lain
penyebaran limfatik mencakup nodus mamaria internal dan supraklavikular.
Metastasis jauh dapat mengenai sembarang organ, tetapi tempat yang paling
umum adalah tulang (71%), paru-paru (69%), hepar (65%), pleura (51%),
adrenal (49%), kulit (30%), dan otak (20%) (Kusuma, 2011).

I. Al-Qur’an dan Sel Kanker


Setiap sel di dalam tubuh kita bergetar di dalam sebuah sistem yang seksama,
dan perubahan sekecil apapun dalam getaran ini akan menimbulkan potensi
penyakit di berbagai bagian tubuh. Sel-sel yang rusak ini harus digetarkan
kembali untuk mengembalikan keseimbangannya.
Bacaan ayat-ayat Al Quran dapat memberikan ketenangan dan keseimbangan
bagi yang mendengarkannya meskipun tidak mengetahui artinya
(Thayyarah,2013). Ketenangan tersebut dapat mencapai 97% dengan diikuti
perubahan fisiologis seperti penurunan derajat ketegangan sistem saraf otonom
(Shalih, 2012). Ayat-ayat Al Quran yang dibacakan sesuai kaidah tajwid (bacaan
AlQuran yang benar) dapat meningkatkan gelombang delta di dalam otak (Abdur
rochmand kk, 2008). Adanya peningkatan gelombang otak tersebut
mengindikasikan bahwa individu dalam keadaan rileks.
Al Qur’an yg tersusun secara sistematik dengan irama yang indah dengan
bacaan yang tartil dan pengulangan kata-katanya sungguh menakjubkan mampu
membuat sel-sel dalam tubuh kita bisa melawan penyakit-penyakit yg berbahaya,
dengan bahasa yang menyentuh, ternyata mengandung informasi spesifik pada

15
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

setiap ayat-ayatnya. informasi yang spesifik ini bisa membuat sel-sel yang sakit
menjadi sembuh. Dan kembali terbukti bahwa, Membaca Al-Qur'an memiliki
dampak hebat dalam proses penyembuhan penyakit sekaliber kanker.Virus dan
kuman berhenti bergetar saat dibacakan ayat suci Al-Qur'an, dan di saat yang
sama , sel-sel sehat menjadi aktif.
Allah swt berfirman didalam Alquran Surah Al Isra’ 17 : 82

Terjemahan :

Dan kami turunkan Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang – orang yang
zalim selain kerugian. ( Qs.Al-Isra’ 17 : 82 )

16
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam lima tahap kegiatan
yang meliputi:
1. Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama, status
perkawinan, alamat, nomor MR, tanggal masuk dan penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan
yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak dan nyeri.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada
sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala: normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.

17
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

b. Rambut: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu


berminyak.
c. Mata: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung: bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
f. Mulut: mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa
g. Leher: biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada: adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau
tanda-tanda radang.
i. Hepar: biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
4. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah
dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi
makanan mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena,
nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi

18
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga


kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan
akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan
kehilangan haknya sebagai wanita normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam
melakukan perannya dalam berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus
asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan
lapang dada.

B. Diagnosa Keperawatan

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) menjadi panduan dalam

penegakan diagnosis keperawatan. Penegakan diagnosis ini disesuaikan dengan

therapeutic self care demand, yang merupakan uraian dari pengkajian universal

self care requisites, developmental self care requisites, dan health deviation self

care requisites. Dalam proses penegakan diagnosis akan dianalisis tentang

adekuasi pemenuhan therapeutic self care demand, metode bantuan yang

19
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

diperlukan sesuai self care agency. Dari diagnosis ini kemudian akan dibuat

perencanaan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien, yaitu : wholly

compensatory system, partial compensatory system, dan supportif educative.

1. Defisit Nutrisi

Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

2. Nyeri Kronis

Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau

lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3

bulan.

3. Gangguan Itegritas Kulit atau jaringan

Definisi : Kerusakan kulit (dermis dan atau epidermis) atau jaringan

(membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, kartilago, kapsul sendi dan atau

ligament).

4. Resiko infeksi

Definisi : Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik

yang dapat mengganggu kesehatan.

5. Gangguan Citra Tubuh

Definisi: Perubahan persepsi penampilan, struktur dan fungsi fisik individu.

6. Ansietas

Definisi: Kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap obyek yang tidak

jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memunkinkan individu

melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.

Diagnosis Keperawatan

20
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

Rencana keperawatan

Luaran Keperawatan

Intervensi

Rasional

Defisit Nutrisi

Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.


Berhubungan dengan :
Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis, psikologis
atau ekonomi.
DO:
- Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
Gejala dan tanda Minor
Subjektif :
- Cepat kenyang setelah makan
- Nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
Objektif :
- Bs]ising usus hiperaktif
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa pucat
- Serum albumin turun
- Diare
Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan asupan makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan protein
- Beriksn suplemen makanan jika perlu

Edukasi
- Ajarkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan

21
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan jika perlu

- Memantau status nutrisi pasien


- Untuk mengetahui adanya alergi makanan pada pasein.
- Mengetahui makanan yang disukai pasien
- Mengetahui peningkatan dan penurunan BB

- Agar pasien tertarik untuk makan

- Untuk mencega konstipasi pada pasien


- Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

- Memberikan posisi nyaman kepada pasien


- Untuk mengajarkan pasien diet yang sudah diprogramkan
- Untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dan mendapat pengaturan oleh ahli gizi jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

Diagnosis Keperawatan

Rencana keperawatan

Luaran Keperawatan

Intervensi

Rasional

Nyeri Kronis
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
Gejala dan tanda Mayor

22
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

Subjektif :
- Mengeluh nyeri
- Merasa depresi
Objektif :
- Tampak meringis
- Gelisah
- Tidak mampu menuntaskan aktivitas
Gejala dan tanda Minor
Subjektif :
- Merasa takut mengalami cedera berulang
Objektif :
- Waspada
- Pola tidur berubah
- Anoreksia
- Fokus menyempit

Keluhan nyeri menurun

Terapi Relaksasi :

Observasi :
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri

Terapeutik :
- Ciptakan lingkungan tenang, pencahayaan, dan suhu ruangan yang nyaman
- Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia mis : musik, meditasi,
napas dalam, relaksasi otot progresif

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu

- Mengetahui lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri


pasien
- Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan pasien

- Mengurangi resiko factor yang dapat memperberat nyeri


- Mengalihkan dan memenuhi kebutuhan istirahat pasien

- Agar pasien mengerti tentang teknik relaksasi yang akan diberikan

23
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

- Mengurangi/menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien

24
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

Diagnosis Keperawatan Rencana kepera

Luaran Intervensi
Keperawatan

Gangguan integritas kulit atau jaringan Integritas kulit1. Perawatan Integritas Kulit :
Definisi : Kerusakan kulit (dermis dan atau membaik 2.
epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, 3. Observasi
fasia, otot, tendon, kartilago, kapsul sendi dan atau - Identifikasi penyebab gangguan integ
ligament). kulit
berhubungan dengan :
Terapeutik
Gejala dan tanda Mayor - Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
Objektif : - Hindari produk berbahan dasar alkohol
- Kerusakan jaringan dan/ lapisan kulit kulit kering
- Gunakan produk berbahan ringan/alami
Gejala dan tanda Minor hipoalergik pada kulit sensitif
Objektif :
- Nyeri Edukasi
- Pendarahan - Anjurkan menggunakan pelembab
- Kemerahan - Anjurkan minum air yang cukup
- hematoma - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan mandi dengan sabun secukupn

Rencana keperawata
Diagnosis Keperawatan Luaran
Intervensi
Keperawatan

Gangguan Citra Tubuh Melihat bagian Promosi citra tubuh :


tubuh meningkat
Definisi: Perubahan persepsi penampilan, Observasi.
struktur dan fungsi fisik indifidu - identifikasi harapan citra tubuh
berdasarkan tahap perkembangan
berhubungan dengan: - identifikasi perubahan citra tubuh yang
Biofisika (penyakit kronis), mengakibatkan isolasi sosial
kognitif/persepsi (nyeri kronis), - monitor frekuensi pernyataan kritik
kultural/spiritual, penyakit, krisis terhadap diri sendiri
situasional, trauma/injury, pengobatan terapeutik
(pembedahan, kemoterapi, radiasi) - diskusikan perubahan tubuh dan
fungsinya
- diskusikan kondisi stress yang

25
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

Gejala dan tanda Mayor mempengaruhi citra tubuh


Subjektif : - diskusikan persepsi pasien dan keluarga
- Mengungkapkan tentang perubahan citra tubuh
kecacatan/kehilangan bagian tubuh Edukasi
Objektif : - Jelaskan pada keluarga tentang
- Kehilangan bagian tubuh perawatan perubahan citra tubuh
- Fungsi/struktur tubuh hilang atau - Anjurkan menggunakan alat bantu
berubah mis : wig,kosmetik
Gejala dan tanda Minor - Latih peningkatan penampilan diri
- Mengungkapkan perasaan negatif
tentang perubahan tubuh

Rencana keperawatan
Diagnosis Keperawatan Luaran
Intervensi
Keperawatan

Risiko infeksi Resiko infeksi Pencegahan Infeksi :


menurun Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terserang
Definisi : Rentan mengalami invasi dan organisme patogenik
multiplikasi organisme patogenik yang
dapat mengganggu kesehatan Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
Faktor-faktor risiko : sistemik
- Prosedur Infasif
- Kerusakan jaringan dan peningkatan Terapeutik
paparan lingkungan - Batasi jumlah pengunjung
- Malnutrisi
- Peningkatan paparan lingkungan Edukasi
patogen - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Imonusupresi - Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Tidak adekuat pertahanan sekunder - Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi
(penurunan Hb, Leukopenia, - Anjurkan meningkatkan asupan cairan
penekanan respon inflamasi)
- Penyakit kronik
- Imunosupresi
- Malnutrisi
- Pertahan primer tidak adekuat
(kerusakan kulit, trauma jaringan,
gangguan peristaltik)

26
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

Rencana keperawat
Diagnosis Keperawatan Luaran
Intervensi
Keperawatan

Ansietas Kecemasan Reduksi Ansietas :


menurun
Definisi: Kondisi emosi dan pengalaman subyektif Observasi :
terhadap obyek yang tidak jel;as dan spesifik akibat - Identifikasi saat tingkat ansietas
antisipasi bahaya yang memunkinkan individu berubah
melakukan tindakan untuk menghadapi - Monitor tanda-tanda ansietas
ancaman.berhubungan dengan Faktor keturunan, Krisis
situasional, Stress, perubahan status kesehatan, ancaman Terapeutik :
- Pahami situasi yang membuat
kematian, perubahan konsep diri, kurang pengetahuan
ansietas
dan hospitalisasi - Gunakan pendekatan yang
Gejala dan tanda Mayor tenang dan meyakinkan
Subjektif : - Dengarkan dengan penuh
- Merasa bingung perhatian
- Sulit berkonsentrasi
Objektif : Edukasi
- Tampak gelisah - Informasikan secara faktual
- Tampak tegang mengenai diagnosis, pengobatan,
- Sulit tidur dan prognosis
Gejala dan tanda Monor - Anjurkan untuk mengungkapkan
Subjektif : Objektif : perasaan
- Mengeluh pusing - TD meningkat - Latih teknik relaksasi
- Anoreksia - Tremor
- Palpitasi
- Merasa tidak berdaya

27
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan terjemahan. Dapartemen Agama Republik Indonesia.2014

Abdurrochman, A., Wulandari, R. D., & Fatimah, N. 2007. The Effect of


TheQuranic Recital: An AEP Study.Journalof Sains MIPA, 13(3), 181-186

Adji, Suwandono. 2010. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC.

Anoname 2. 2012. Asuhan Keperawatan Kanker Payudara. Yogjakarta: Media


Hardi

Brunner & Suddarth. 2005. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2.  Jakarta : EGC

Karsono, bambang. 2006. Aspek Selular dan Molekular Kanker, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid V Edisi II. Jakarta: Interna Publishing.

Kusuma, Wayan. 2011. Ca Mammae atau Kanker Payudara Skenario Kasus D


(Online)(http://sumber93.co.id/2015/05/ca-mammae-atau-kankerpayudara-
skenario.html).Diakses tanggal 23 September 2019.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media


Aesculapius

Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk


perencanaan dan  pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC

Shalih, S. A. 2012.Ensiklopedi PengobatanIslam. Solo: Pustaka Arofah

Tasripiyah, Anis S., 2012. Hubungan Koping Dan Dukungan Sosial Dengan
Body Image Pasien Kanker Payudara Post Mastektomi Di Poli Bedah
Onkologi Rshs Bandung. Students E-Journals Vol. 1 No.1 Universitas
Padjadjaran.

28
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

Thayyarah, N. 2013.Buku Pintar Sains dalamAl Quran: Mengerti Mukjizat


IlmiahFirman Allah. Jakarta: Zaman.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI) Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI) Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI) Edisi 1 Cetakan 3(Revisi) . Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Wijaya, Andra S,. 2013. KMB 2, Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan


Dewasa Dilengkapi Contoh Askep.Yogyakarta: Nuha Medik

29
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah

Penyimpangan KDM Ca Mammae

Faktor predisposisi dan


resiko tinggi
Mendesak Pembuluh
Mendesak Jaringan Mendesak sel syaraf
darah

Menekan jaringan Interupsi sel saraf


Aliran darah
Mensuplai pada mammae
Gangguan rasa terhambat
nutrisi ke
nyaman: Nyeri
jaringan ca Peningkatan
konsistensi hipoxia
mammae
Hipermetabolis ke
jaringan Necrose
Mammae
Ukuran jaringan
membengkak
mammae
Suplai nutrisi abnormal
jaringan lain Bakteri Patogen
Massa tumor
mendesak ke
jaringan luar Mammae
Berat badan turun Risiko Infeksi
asimetrik
Perfusi jaringan
Defisit Nutrisi
terganggu
Gg citra tubuh

Ulkus
Infiltrasi pleura
parietale
Gg integritas kulit/
Expansi paru jaringan
menurun

Ketidakefektifan
pola nafas

30
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)

Anda mungkin juga menyukai