OLEH :
( ) ( )
1
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
KATA PENGANTAR
2
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR................................................................................I
DAFTAR ISI..............................................................................................II
B. Klasifikasi Limfoma........................................................................1
C. Etiologi.............................................................................................3
D. Patofisiologi ....................................................................................3
G. Penatalaksanaan ..............................................................................6
H. Komplikasi.......................................................................................7
I. Prognosis..........................................................................................7
A. Pengkajian........................................................................................9
C. Perencanaan...................................................................................18
D. Penyimpangan KDM.....................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
3
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Limfoma merupakan istilah umum untuk berbagai jenis kanker darah
yang muncul pada sisem limfatik, yang menyebabkan pembesaran kelenjar
getah bening. Limfoma disebabkan oleh sel-sel B atau sel-sel T yaitu sel
darah putih yang dalam keadaan normal menjaga daya tahan tubuh menjagi
abnormal dengan membela diri secara cepat dari sel biasa atau hidup lebih
lama dari biasanya. Sitem limfatik sendiri merupakan jaringan pembuluh
dengan katup dan kelenjar pada tempat-tempat tertentu yang mengedarkan
cairan getah bening melalui kontraksi otot yang berdekatan dengan kelenjar.
Kelenjar getah bening menyaring benda asing dari getah bening dan juga
mengangkut lemak yang diserap di usus halus ke hati (Kemenkes, 2015).
Limfoma maligna adalah jenis kanker yang mulai menyerang dalam sel-
sel sistem kekebalan tubuh. Terdapat dua kategori dasar limfoma. Salah satu
jenisnya adalah limfoma Hodgkin, yang ditandai dengan adanya jenis sel
yang disebut sel Reed-Sternberg. Kategori lainnya adalah limfoma non-
Hodgkin, yang meliputi kelompok kanker sel sistem kekebalan yang besar
dan beragam. Limfoma non-Hodgkin dapat dibagi lebih lanjut menjadi
kanker yang memiliki jalur indolen (tumbuh lambat) dan yang memiliki jalur
agresif (tumbuh cepat). Limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin dapat terjadi
pada anak-anak dan orang dewasa, dan prognosis dan pengobatan tergantung
pada stadium dan jenis kanker (NCI, 2019).
B. Klasifikasi Limfoma
Kemenkes (2015) menyebutkan terdapat 2 jenis dari limfoma yakni :
1. Limfoma Hodgkin
Sering terjadi karena mutasi sel B pada system limfatik dengan hasil
diteksi dengan adanya sel abnormal sel Reed-Sternberg dalam sel kanker.
Limfoma Hodgkin diketahui memililki 5 subtipe. Limfoma Hodgkin
sendiri merupakan jenis yang paling bias disembuhkan dan biasa
4
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
5
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
C. Etiologi
Penyebab limfoma belum sepenuhnya dipahami hingga saat ini. Studi
terbaru menunjukkan bahwa faktor risiko tertentu meningkatkan peluang
berkembangnya limfoma. Faktor risiko ini mencakup perubahan genetik,
infeksi tertentu (misalnya infeksi oleh Virus Imunodefisiensi Manusia),
radiasi, bahan kimia, dan penyakit pada system kekebalan tubuh (seperti
artritis reumatoid, AIDS, dan agen imunosupresif yang digunakan (obat untuk
menekan sistem kekebalan tubuh) setelah tindakan transplantasi organ) (Lei
Leng Kit, 2019).
Berikut terdapat beberapa faktor predisposisi:
a. Usia
Penyakit limfoma maligna banyak ditemukan pada usia dewasa muda
yaitu antara 18-35 tahun dan pada orang diatas 50 tahun
b. Jenis kelamin
Penyakit limfoma maligna lebih banyak diderita oleh pria dibandingkan
wanita
c. Gaya hidup yang tidak sehat
Risiko Limfoma Maligna meningkat pada orang yang mengkonsumsi
makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan yang terkena paparan UV
d. Pekerjaan
6
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
7
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun tidak semua benjolan
yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjolan
tersebut hasil perlawanan kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin
tuberkulosis limfa. Beberapa penderita mengalami demam Pel-Ebstein,
dimana suhu tubuh meninggi selama beberapa hari yang diselingi dengan
suhu normal atau di bawah normal selama beberapa hari atau beberapa
minggu. Gejala lainnya timbul berdasarkan lokasi pertumbuhan sel-sel
limfoma.
8
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
9
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
tanda dan gejala keterlibatan organ lainnya selain kelenjar getah bening
serta tes kehamilan pada penderita wanita muda.
e. Penatalaksanaan
Meliputi kemoterapi dan radiotersapi, bergantung pada staging dan faktor
risiko. Indikasi terapi menurut German Hodgkin’s Lymphoma Study Group
adalah massa mediastinal yang besar, ekstranodal peningkatan laju endap
darah 9> 50 mm/jam pada kasus tanpa gejala; > 30 mm/ jam pada kasus
dengan gejala) dan atau tiga atau lebih regio yang terkena) (Tanto, dkk,
2014).
Penatalaksanaan berbeda-beda sesuai dengan tipe dan stadiumnya dengan
modalitas penatalaksanaan yang terdiri atas (Andyana, 2017).:
1. Radioterapi,
Radioterapi memiliki peranan yang sangat penting dalam pengobatan
limfoma, terutama limfoma hodgkin di mana penyebaran penyakit ini
lebih sulit untuk diprediksi. Beberapa jenis radioterapi yang tersedia
telah banyak digunakan untuk mengobati limfoma hodgkin seperti
radioimunoterapi dan radioisotope.
2. Kemoterapi
Merupakan teknik pengobatan keganasan yang telah lama digunakan
dan banyak obat-obatan kemoterapi telah menunjukkan efeknya
terhadap limfoma.
3. Pembedahan
Tata laksana dengan pembedahan atau operasi memiliki peranan yang
terbatas dalam pengobatan limfoma. Untuk beberapa jenis limfoma,
seperti limfoma gaster yang terbatas pada bagian perut saja atau jika
ada resiko perforasi, obstruksi, dan perdarahan masif, pembedahan
masih menjadi pilihan utama. Namun, sejauh ini pembedahan hanya
dilakukan untuk mendukung proses penegakan diagnosis melalui
surgical biopsy
10
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
f. Komplikasi
Ada dua jenis komplikasi yang dapat terjadi pada penderita limfoma
maligna, yaitu komplikasi karena pertumbuhan kanker itu sendiri dan
komplikasi karena penggunaan kemoterapi. Komplikasi karena pertumbuhan
kanker itu sendiri dapat berupa pansitopenia, perdarahan, infeksi, kelainan
pada jantung, kelainan pada paru-paru, sindrom vena cava superior, kompresi
pada spinal cord, kelainan neurologis, obstruksi hingga perdarahan pada
traktus gastrointestinal, nyeri, dan leukositosis jika penyakit sudah memasuki
tahap leukemia. Sedangkan komplikasi akibat penggunaan kemoterapi dapat
berupa pansitopenia, mual dan muntah, infeksi, kelelahan, neuropati,
dehidrasi setelah diare atau muntah, toksisitas jantung akibat penggunaan
doksorubisin, kanker sekunder, dan sindrom lisis tumor (Tanto, dkk, 2014).
g. Prognosis
Menurut The International Prognostic Score, prognosis limfoma hodgkin
ditentukan oleh beberapa faktor di bawah ini, antara lain:
1. Serum albumin < 4 g/dL
2. Hemoglobin < 10.5 g/dL
3. Jenis kelamin laki-laki
4. Stadium IV
5. Usia 45 tahun ke atas
6. Jumlah sel darah putih > 15,000/mm3
7. Jumlah limfosit < 600/mm3 atau < 8% dari total jumlah sel darah putih
Jika pasien memiliki 0-1 faktor di atas maka harapan hidupnya mencapai
90%, sedangkan pasien dengan 4 atau lebih faktor-faktor di atas angka
harapan hidupnya hanya 59%.
11
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
12
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian Fokus
1. Anamnesa
a. Data biografi: nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama,
pekerjaan, alamat, suku bangsa, status perkawinan, sumber biaya,
sumber informasi.
b. Riwayat kesehatan masa lalu: Riwayat kecelakaan, Dirawat
dirumah sakit, Obat-obatan yang pernah diminum
c. Riwayat kesehatan sekarang: Alasan masuk rumah sakit, keluhan
utama, kronologis keluhan (Tanto, dkk, 2014)
2. Data Dasar Pengkajian Pasien
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Kelelahan, kelemahan, atau malaise umum
Kehilangan produktivitas dan penurunan toleransi latihan
Kebutuhan tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : Penurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban, dan
tanda lain yang menunjukkan kelelahan
b. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, angina / nyeri dada
Tanda : Takikardia, disritmia, Sianosis wajah dan leher
(obstruksi drainase vena karena pembesaran nodus limfa adalah
kejadian yang wajar) Ikterus sklera dan ikterik umum sehubungan
dengan kerusakan hati dan obstruksi duktus empedu oleh
pembesaran nodus limfa. Pucat (anemia), diaforesis, keringat
malam..
c. Eliminasi
Gejala : Perubahan karakteristik urine dan/atau feces
Riwayat obstruksi usus
13
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
14
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
keganasan.
2. Bersihan atau pola jalan nafas tidak efektif b.d pembesaran nodus
15
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
16
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
Subjektif
a) Dispnea
Objektif
a) Penggunaan oto bantu pernapasan
b) Fase ekspirasi memanjang
c) Pola napas abnormal (mis takipnea, bradipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stokes)
c. Gejala dan tanda minor
Subjektif
a) Ortopnea
Objektif
a) Pernapasan pursed-lip
b) Pernapasan cuping hidung
c) Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
d) Ventilasi semenit menurun
e) Kapasitas vital menurun’
f) Tekanan ekspirasi menurun
g) Tekanan inspirasi menurun
h) Ekskursi dada berubah
d. Kondisi klinis terkait
1) Depresi system saraf pusat
2) Cedera kepala
3) Trauma thoraks
4) Gullian barre syndrome
5) Multiple sclerosis
6) Myasthenia gravis
7) Stroke
8) Kuadriplegia
9) Intoksikasi alcohol
3. Defisit nutrisi
a. Definisi
17
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
18
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
4) Infeksi
5) Parkinson
6) Penyakit Crohn’s
4. Keletihan
a. Definisi :
Penurunan kapasistas kerja fisik dan mental yang tidak pulih
dengan isterahat
b. Penyebab
1) Gangguan tidur
2) Gaya hidup monoton
3) Kondisi fisiologis (penyakit kronis, penyakit terminal)
4) Program perawaan/pegobatan jangka panjang
5) Peristiwa hidup negative
6) Stress berlebihan
7) Depresi
c. Gejala dan tanda mayor :
Subjektif
1) Merasa energy tidak pulih walaupun telah tidur
2) Merasa kurang tenaga
3) Mengeluh lelah
Objektif :
1) Tidak mampu mempertahankan aktivitasrutin
2) Tampak lesu
d. Gejala dan tanda minor :
Subjektif :
1) Merasa bersalah akibat tidak mampu menjalankan tanggung
jawab
2) Libido menrun
Objektif :
a) Kebutuhan Isterahat meningkat
e. Kondis klinis terkait :
19
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
1) Anemia
2) Kanker
3) Hipotiroidime/ hipertiroidisme
4) AIDS
5) Depresi
6) Menopause
C. Perencanaan (SIKI, 2018 ; SLKI, 2019)
1. Nyeri Akut
Manajemen Nyeri
a. Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
atau fungsional dengan onset mendadak atau lambar dan
berintraksi ringan hingga berat
Kriteria Hasil
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset
mendadak atau lambar dan berintraksi ringan hingga berat dan
konstan dapat menurut dengan kriteria hasil:
1) Keluhan nyeri menurun
2) Meringis dapat menurun
3) Gelisah dapat menurun
4) Sikap protektif dapat menurun
5) Kesulitan tidur menurun
b. Intervensi keperawatan dan rasional
1) Observasi
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan intensitas nyeri
Rasional : mengetahui lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri dari pasien
20
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
21
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
22
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
23
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
24
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
Tujuan
Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan energy untuk
mengatasi atau mencegah kelelahan dan mengoptimalkan
proses pemulihan
Kriteria Hasil
Kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan
isterahat dapat menurun dengan kriteria hasil:
1) Tenaga meningkat
2) Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat
3) Lesu menurun
4) Nafsu makan membaik
b. Intervensi Keperawatan dan rasional
Observasi
1) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan
keletihan
Rasional : mengetahui factor yang menyebabkan keletihan
2) Monitor kelelahan fisik dan emosional
Rasional : mengetahui jenis kelelahan pada pasien
3) Monitor pola dan jam tidur
Rasional : mengetahui waktu isterahat dan tidur pasien
Terapeutik
1) Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
Rasional : mencegah adanya kekakuan otot dan alat gerak
pasien
Edukasi
1) Anjurkan tirah baring
Rasional : mengurangi keletihan pada pasien
2) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Rasional : agar pasien dapat memaksimalkan dalam
melakukan aktivtasnya
Kolaborasi
25
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
26
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
28
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
Penyimpangan KDM
29
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
Menyebar
menurun
Gangguan pada kompresi obstruksi
sumsum tulang
akar saraf intake kurang trakeobronkial
non-produktif
Defisit Nutrisi
Pansitopenia
30
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
eritropenia
Trombositopenia
Anemia
Risiko
Pendarahan
Keletihan
DAFTAR PUSTAKA
Andyana, I Wayan Losen. 2017. Limfoma Hodgkin. Bali: Bagian Ilmu Penyakit
Dalam Rsup Sanglah Universitas Udayana
31
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
NCI. 2019. NCI Dictionary of Cancer Terms. National Cancer Institute. Tersedia
di https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-
terms/def/lymphoma
Tanto, dkk, 2014. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Jakarta: FKUI Media
Aesculapius.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI) Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI) Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI) Edisi 1 Cetakan 3(Revisi) . Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
32
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar
Ners Muda Angkatan XVII
33
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011