Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

DEFISIT PERAWATAN DIRI : BERPAKAIAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas laporan stase Keperawatan Dasar Profesi (KDP)

Disusun Oleh :

Novianti Masrukha

Profesi Ners

0432950921040

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI 2021
1. Defisit Perawatan Diri

1.1 Pengertian

Personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan


kesehatandirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis. Pemenuhan
personal hygienediperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan.
Kebutuhan personalhygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang
sakit. (Mubarak, 2015).
Manusia memenuhi kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Walaupun setiap individu mempunyai karakteristik yang unik,
kebutuahan dasarnya sama. Perbedaannya hanya dalam cara pemenuhan kebutuhan dasar
tersebut. Kebutuhan dasar manusia mempunyai banyak kategori salah satunya adalah
kebutuhan fisiologis (seperti oksigen, cairan, nutrsi, eliminasi, defisit perawatan diri,dll)
sebagai kebutuhan yang paling mendasar dalam jasmaniah. Akan tetapi, setiap manusia
pada hakikanya mempunyai dua macam kebutuhan dasar yaitu kebutuhan yang berbentuk
materi dan non manteri (asmadi, 2008). .

1.2 Tujuan

Tujuan dalam laporan pendahuluan ini untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
salah satunya deficit perawatan diri : berpakaian.
1.3 Pathways

Gangguan fungsi Gangguan fungsi


neuromuskula muskuluskeleta

Hambatan mobilisasi bedrest kelemahan nyeri Kendala lingkungan

Pengaturan kegiatan sehari-hari seseorang


meningkatkan kualitas seseorang sehingga
permasalahan-permasalahan yang tadinya
terjadi dapat berangsur-angsur berkurang

1. Ketidakmampuan
1. Ketidakmampuan 1. Ketidakmampuan
mencapai toilet
untuk memakai membasuh tubuh
2. Tidak dapat atau
atau melepas 2. Ketidakmampuan
tidak ada keinginan
pakaian menjangkau
untuk melakukan
2. Ketidakmampuan sumber air
kebersihan yang
untuk mengancing 3. Ketidakmampuan
benar
pakaian mengatur air
3. Tidak dapat
berpindah ke dan dari 3. Ketidakmampuan
toilet untuk berhias dari
4. Tidak dapat secara memuaskan
Defisit perawatan diri :
menyiram toilet atau mandi
menggosok pispot

Defisit perawatan diri :


Defisit perawatan diri : berpakaian
eliminasi

(WahitIqbal Mubarak, 2015), (NANDA, 2015-2017), (Lyndajuall 2013)


1.4 Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri

Menurut NANDA (2012) dalam mukhripah damaiyanti (2014), jenis perawatan diri
terdiri dari : defisit perawatan diri mandi, berpakaian atau berhias, makan dan eliminasi.
Salah satu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yaitu berpakaian
merupakan gangguan kemampuan dalam memakai pakaian dan berhias sendiri, pasien
mempunyai kelemahan dalam meletakan, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian. pasien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik,
melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat
yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.

1.5 Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang
perawatan diri adalah :

A. Faktor Predisposisi

1. Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan pasien


sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2. Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan pasien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3. Kemampuan realitas turun : pasien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4. Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.

B. Faktor Presipitasi

Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang


penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.

2. Pengkajian

a. Gangguan kebersihan diri : rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku
panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan : rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak
rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita
tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri: ketidakmampuan mengambil makan sendiri,
makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri : BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak
membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.

1. Faktor yang berhubungan :

a. Ansietas
b. Penurunan motivasi
c. Ketidaknyamanan
d. Keletihan
e. Nyeri
f. kelemahan

2. Kondisi Terkait

a. Gangguan fungsi kognitif


b. Gangguan muskuluskeletal
c. Gangguan neuromuscular
d. Gangguan persepsi

3. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa keperawatan :

1. Kurang percaya diri

a. Kebersihan diri
b. Berdandan
c. Makan
d. BAK/BAB

4. Perencanaan Keperawatan

A. Hasil yang diharapkan :

1. Self care status


2. Self care : dressing
3. Activity tolerance
4. Fatique level

B. Kriteria Hasil :

1. Mampu melakukan tugas fisik yang paling mendasar dan aktivitas perawatan
pribadi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu.
2. Mampu untuk mengenakan pakaian dan berhias sendiri secara mandiri atay tanpa
alat bantu.
3. Mampu mempertahankan kebersihan pribadi dan penampilan yang rapi secara
mandiri dengan atau tanpa alat bantu.
4. Mengungkapkan kepuasan dalam berpakaian dan menata rambut.
5. Menggunakan alat bantu untuk memudahkan dalam berpakaian.
6. Dapat memilih pakaian dan mengambil dari lemari atau laci baju.
7. Mampu meresleting dan mengkancing baju.
8. Menggunakan pakaian secara rapi dan bersih.
9. Menunjukan rambut yang rapi dan bersih.
10. Menggunakan tata rias.

5. Intervensi Keperawatan

Nic : Self care assistance : Dressing/Gro

a. Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktivitas


b. Pantau dan peningkatan dan penurunan kemampuan untuk berpakaian dan
melakukan perawatan rambut.
c. Pertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri.
d. Bantu pasien memilih pakaian yang mudah dilepas dan dipakai.
e. Sediakan pakaian pasien pada tempat yang mudah dijangkau.
f. Fasilitasi pasien untuk menyisir rambut, bila memungkinkan.
g. Dukung dalam kemandirian dalam berpakaian, berhias, bantu pasien jika
diperlukan.
h. Bantu pasien untuk menaikan, mengancing, dan meresleting pakaian jika
diperlukan.
i. Beri pujian atas usaha untuk berpakaian sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, N., & Kep,S. (2008). Konsep dasar keperawatan. EGC

Mubarak, W.I. (2007). Promosi kesehatan. Jogjakarta : Graha Ilmu.

Nurarif, H.A & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan


diagnose medis dan nanda nic-noc. Ed. Revisi jilid 2. Jogjakarta : medication

Potter, P. A., & Perry, A.G. (2009). Fundamental keperawtan buku 1 edisi 7. A.
ferderika, penerj). Jakarta : salemba medika.

Tarwoto, W. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. edk 3.


Salemba medika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai