Anda di halaman 1dari 12

0

PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI


TEKNIK PROBLEM SOLVING SEBAGAI UPAYA MEREDUKSI
KEJENUHAN BELAJAR SISWA

Oleh Empur Puspaningrum1, Heris Hendriana2.


Ardian Manuardi Renata3

ABSTRAK
Kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran merupakan hal yang manusiawi
walaupun jika terus di biarkan akan memberikan efek negatif terhadap
pencapaian prestasi belajar siswa. didasarkan definisinya kejenuhan merupakan
rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar tetapi tidak mendatangkan
hasil. Rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana pelaksanaan pemberian
layanan bimbingan kelompok Dengan Teknik Problem solving Untuk Mereduksi
Kejenuhan Belajar Siswa. Metode yang digunakan adalah deskriptif, Hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pemberian layanan bimbingan
kelompok dengan teknik problem solvingdapat mereduksi kejenuhan belajar
siswa, sebab dengan teknik problem solving siswa diajak berpikir secara
rasional, aktif, mengembangkan rasa tanggung jawab, mendorong peserta didik
untuk berpikir aktif dan kreatif dalam mencari bentuk-bentuk pemecahan masalah
sepenuh hati dan teliti. Meskipun harus melalui trial and eror (terus mencoba,
meskipun mengalami kesalahan), Mendorong peserta didik untuk belajar sambil
bekerja (learning by doing), Mendorog peserta didik untuk tidak berpikir sempit
atau fanatik. Pembelajaran menjadi bermakna. Peserta didik yang belajar
memecahkan suatu masalah akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha memahami pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin
bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi
dimana konsep diterapkan.Peserta didik dapat mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan. Siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,menumbuhkan
inisiatif peserta didik dalam bekerja,motivasi internal untuk belajar,dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok
Kata Kunci: Layanan Bimbingan Kelompok, Teknik Problem solving
Kejenuhan Belajar

PENDAHULUAN tetapi tidak mendatangkan hasil (Reber,


Kejenuhan dalam mengikuti hal. 1998).
pembelajaran merupakan hal yang Seorang siswa yang mengalami
manusiawi walaupun jika terus di kejenuhan dalam belajar akan
biarkan akan memberikan efek negatif merasakan bahwa selama pembelajaran
terhadap pencapaian prestasi belajar yang telah diikutinya serasa tidak
siswa. Berdasarkan definisinya menghasilkan atau tidak memperoleh
kejenuhan merupakan rentang waktu hasil apapun. Hal ini terjadi karena
tertentu yang digunakan untuk belajar siswa yang mengalami kejenuhan
1

dalam belajar akalnya tidak akan saat guru sedang menjelaskan pelajaran
bekerja sesuai dengan harapannya. di depan kelas.
Oleh sebab itu maka situasi Hal-hal di atas, juga di perkuat
kejenuhan ini harus menjadi perhatian dengan hasil belajar siswa dari nilai
baik siswa maupun guru di sekolah rata-rata siswa pada semester 2 dengan
tersebut, sehingga tidak sampai dalam rata-rata nilai pada saat ujian tengah
proses kegiatan belajar mengajar siswa semester serta melihat beberapa siswa
menjadi jenuh atau bosan. Guru harus yang hasil belajarnya tidak sesuai
terampil memanfaatkan metode, teknik standar minimal yang ditentukan.
dan media pembelajaran agar tidak Fenomena kejenuhan belajar juga
membuat siswa menjadi jenuh. Selain dibuktikan dari hasil penelitian yang
guru mata pelajaran yang bertanggung pernah dilakukan oleh Zuni Eka
jawab terhadap kejenuhan belajar siswa Sukmawati (2014) di SMA Negeri 22
adalah guru bimbingan dan konseling, Surabaya, mengenai kejenuhan belajar,
Sebab salah satu yang menjadi faktor yang ditemui oleh peneliti saat berada
pendorong kejenuhan itu terjadi karena di dalam kelas terlihat ada 1 siswa
kurangnya motivasi dan konsolidari mengantuk di kelas, 1 siswa masuk
dalam diri siswa sehingga timbulah kedalam kelas yang bukan kelasnya,
kejenuhan. Guru BK harus pandai siswa berada di kantin walaupun jam
pandai memancing faktor penyebab belajar sudah dimulai, 2 siswa telat
siswa mengalami kejenuhan, mungkin masuk kedalam kelas, 1 siswa tiduran
kan hal tersebut disebabkan kurangnya di ruangan OSIS, 1 siswa bermain HP
motivasi? jika ya, maka guru BK harus di dalam kelas dan 1 siswa ribut dan
mampu menerapkan motivasi agar tidak mendengarkan guru di dalam
kejenuhan belajar siswa segera kelas.
menghilang. Untuk mengurangi masalah
Beberapa faktor penyebab dari kejenuhan belajar siswa kelas XI di
kejenuhan belajar diantaranya adalah SMK Bela Nusantara Cianjur, peneliti
belajar hanya ditempat tertentu, proses mencoba menggunakan layanan
yang sama dan berulang serta secara bimbingan kelompok dengan teknik
khususnya kejenuhan belajar muncul Problem solving. Hal ini di duga akan
disebabkan karena ditemukan adanya berdampak positif bagi siswa dapat
kegagalan dalam proses mencari makna berkomunikasi satu sama lain untuk
atas menemukan alternatif penyelesaian
Berdasarkan observasi awal masalah yang sedang dihadapi anggota
diperoleh informasi bahwa ada kelompok.
beberapa siswa tidak tertarik dan Bimbingan kelompok merupakan
bersemangat dalam mengikuti salah satu teknik bimbingan yang
pelajaran. Halini terlihat dari beberapa digunakan guru BK dengan
siswa tidak hadir dalam kelas tanpa mengelompokkan siswa mnjadi
alasan, terlambat masuk kelas dan nilai beberapa kelompok. Atau dengan kata
tidak sesuai harapan (tidak lulus lain bahwa bimbingan kelompok
KKM). Selain itu ada juga siswa yang merupakan jenis layanan dalam
keluar dari kelas ketika pelajaran bimbingan konseling dengan
sedang berlangsung, siswa bermain HP melakukan pemberian informasi pada
sekelompok siswa untuk membantu
2

siswa menyusun rencana keputusan kelompok dibahas topik-topik umum


yang tepat. yang menjadi kepedulian bersama
Bimbingan kelompok merupakan anggota kelompok. Masalah yang
suatu cara memberikan bantuan menjadi topik pembicaraan dalam
(bimbingan) kepada individu (siswa) layanan bimbingan kelompok, dibahas
melalui kegiatan kelompok. Dalam melalui dinamika kelompok secara
bimbingan kelompok, aktivitas dan intens dan konstruktif, diikuti oleh
dinamikan kelompok harus diwujudkan semua anggota kelompok di bawah
untuk membahas berbagai hal yang bimbingan pemimpin kelompok
berguna bagi Problem solving individu (pembimbing atau konselor).
yang menjadi peserta bimbingan Bimbingan kelompok adalah
SedangkanProblem layanan bimbingan yang diberikan
solvingmenurut Gulo (2002:111) dalam suasana kelompok. Gazda
menyatakan metode yang mengajarkan mengemukakan bahwa bimbingan
penyelesaian masalah dengan kelompok di sekolah merupakan
memberikan penekanan pada kegiatan informasi kepada sekelompok
terselesaikannya suatu masalah secara peserta didik untuk membantu mereka
menalar. menyusun rencana dan keputusan yang
Dari uraian-uraian mengenai tepat. Gazda juga menyebutkan bahwa
permasalahan kejenuhan belajar maka bimbingan kelompok diselenggarakan
peneliti tertarik untuk melakukan untuk memberikan informasi yang
penelitian yang berjudul “pemberian bersifat personal, vokasional, dan
Layanan Bimbingan kelompok melalui sosial.Bimbingan kelompok yaitu
problem solving sebagai upaya layanan bimbingan yang
mereduksi Kejenuhan Belajar siswa”. memungkinkan sejumlah peserta didik
Berdasarkan latar belakang di atas secara bersama-sama memperoleh
maka rumusan masalah adalah sebagai berbagai bahan dari narasumber
berikut:bagaimana pelaksanaan tertentu (terutama dari
pemberian layanan bimbingan pembimbingkonselor) yang berguna
kelompok Dengan Teknik Problem untuk menunjang kehidupannya sehari-
solving Untuk Mereduksi Kejenuhan hari baik individu maupun sebagai
Belajar Siswa? pelajar, dan untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
LANDASAN TEORITIS Dari pengertian yang sudah
1. Bimbingan Kelompok diuraikan, maka dapat diambil
Bimbingan kelompok merupakan kesimpulan bahwa bimbingan
suatu cara memberikan bantuan kelompok adalah layanan bimbingan
(bimbingan) kepada individu (peserta yang diberikan dalam suatu kelompok.
didik) melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok,
Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas dan dinamika kelompok harus
aktivitas, dan dinamika kelompok diwujudkan untuk membahas berbagai
harus diwujudkan untuk membahas hal yang berguna bagi pengembangan
berbagai hal yang berguna bagi atau Problem solving individu (peserta
pengembangan atau Problem solving didik) yang menjadi peserta layanan.
peserta didik (individu) yang menjadi Peserta didik secara bersama-sama
peserta layanan. Dalam bimbingan memperoleh bahan dari narasumber
3

yang berguna untuk menunjang pembahasan untuk dianalisis dan


kehidupannya sehari-hari baik individu disintesis dalam usaha mencari
maupun sebagai pelajar, anggota pemecahan atau jawabannya oleh
keluarga dan masyarakat serta untuk peserta didik. Teknik problem solving
pertimbangan dalam mengambil ini sering dinamakan dengan
keputusan. experiment method,reflective thinking
2. Tujuan Layanan Bimbingan method atau scientific method. Akan
Kelompok tetapi,menurut Gulo (2002:111)
Secara umum layanan bimbingan menyatakan bahwa problem solving
kelompok bertujuan untuk adalah metode yang mengajarkan
pengembangan kemampuan penyelesaian masalah dengan
bersosialisasi, khususnya kemampuan memberikan penekanan pada
berkomunikasi peserta layanan (peserta terselesaikannya suatu masalah secara
didik). Secara lebih khusus, layanan menalar.
bimbingan kelompok bertujuan untuk Senada dengan pendapat
mendorong pengembangan perasaan, diatas,Sanjaya (2009:214) menyatakan
pikiran, persepsi, wawasan dan sikap pada teknik problem solving ,materi
yang menunjang perwujudan tingkah pelajaran tidak terbatas pada buku
laku yang lebih efektif, yakni saja,tetapi juga bersumber dari
peningkatan kemampuan peristiwa-peristiwa tertentu sesuai
berkomunikasi baik verbal maupun non dengan kurikulum yang berlaku.
verbal para peserta didik. Dengan demikian ,teknik problem
Tujuan yang hendak dicapai dalam solving adalah sebuah metode
kegiatan kelompok ialah menerima pembelajaran yang berupaya
informasi. Lebih jauh, informasi itu membahas permasalahan untuk
akan dipergunakan untuk menyusun mencari pemecahan atau jawabannya.
rencana dan membuat keputusan atau Sebagaimana metode mengajar, teknik
untuk keperluan lain yang relevan problem solving sangat baik bagi
dengan informasi yang diberikan. pembinaan sikap ilmiah kepada para
Layanan bimbingan kelompok peserta didik. Dengan metode ini,
dimaksudkan untuk meningkatkan peserta didik belajar memecahkan
peserta didik secara bersama-sama suatu masalah menurut prosedur kerja
memperoleh berbagai bahan bagi metode ilmiah.
narasumber (terutama guru Problem solving, adalah suatu cara
pembimbing) yang bermanfaat untuk menyajikan bahan pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari baik sebagai jalan dimana peserta didik dihadapkan
individu maupun sebagai peserta didik, dengan kondisi masalah. Dari masalah
anggota keluarga dan masyarakat. yang sederhana menuju pada masalah
Bahan yang dimaksudkan dapat juga yang sulit atau muskil. Teknik problem
dipergunakan sebagai acuan untuk solving merupakan suatu metode
mengambil keputusan. pengajaran yang mendorong peserta
3. Problem solving didik untuk mencari dan memecahkan
Teknik problem solving menurut persoalan. Adakalanya manusia
Sudirman (1992:146) adalah cara memecahkan masalah secara instinkif
penyajian bahan pelajaran dengan atau naluriah ataupun dengan
menjadikan masalah sebagai titik tolak kebiasaan,yang mana pemecahan
4

tersebut biasanya dilakukan oleh ini,pendidik dapat menggambarkan


binatang. bahwa yang diminta adalah buah
Teknik problem solving juga pikiran dengan alasan-alasan rasional.
dikenal dengan metode braindstroming. 4. Langkah Pelaksanaan Teknik
Ia merupakan metode yang merangsang problem solving
cara berpikir dan menggunakan Dalam pelaksanaanya,teknik
wawasan tanpa melihat kualitas problem solving ini dapat dilaksanakan
pendapat yang disampaikan oleh dengan melalui tahapan,sebagaimana
peserta didik. Pendidik disarankan uraian berikut.
tidak berorientasi pada metode Maulana (2006:46-51), langkah-
tersebut. Akan tetapi, pendidik hanya langkah penyelesaian masalah,antara
melihat jalan pikiran yang disampaikan lain (a) memahami soal,(b) memilih
oleh peserta didik,pendapat peserta
pendekatan atau strategi,(c)
didik,dan memotivasi peserta didik saat
mengeluarkan pendapat mereka. menyelesaikan model,dan(d)
Sekali-kali pendidik tidak boleh tidak menafsirkan solusi.
menghargai pendapat peserta Pada prinsipnya kedua langkah
didik,sekalipun pendapat peserta didik penyelesaian masalah diatas adalah
tersebut salah menurut pendidik. sama, hanya saja pendapat yang kedua
Pemecahan secara instikif merupakan lebih singkat dan padat. Berkaitan
bentuk tingkah laku yang tidak
dengan masalah penelitian ini,penulis
dipelajari,seringkali berfaedah dalam
situasi yang luar biasa. Misalnya, lebih cenderung menggunakan
seseorang dalam keadaan terjepit langkah-langkah penyelesaian masalah
karena bahaya yang datangnya tidak matematika yang dikemukakan oleh
disangka maka secara spontan Adjie dan Maulana karena lebih
mungkin ia melompati pagar atau sederhana dan mudah dipahami.
selokan dan berhasil. Seandainya Namun demikian jika kedua
dalam keadaan biasa,hal itu tidak
langkah pelaksanaan metode
mungkin dilakukan. Dalam situasi yang
prolematis,baik manusia maupun penyelesaian diatas dikombinasikan
binatang,dapat menggunakan cara maka akan dapat kita sajikan langkah
”coba-coba,salah” dan mencoba lagi seperti berikut.
(trial and eror) untuk memecahkan a. memahami masalah. masalah yang
masalahnya. Akan tetapi,taraf problem dihadapi harus dirumuskan dan
solving pada manusia lebih tinggi dibatasi dengan teliti. jiaka
karena manusia sanggup memecahkan tidak,usahanya akan sia-sia.
masalah dengan rasio(akal),disamping b. Mengumpulkan data. Jika masalah
memiliki bahasa. Oleh karena sudah jelas, dapat dikumpulkan
itu,manusia dapat memperluas data atau informasi atau
pemecahan masalahnya diluar situasi keterangan-keterangan yang
konkret. diperlukan.
Metode ini dapat dilaksanakan c. Merumuskan hipotesis (jawaban
apabila peserta didik telah berada pada sementara,yang mungkin memberi
tingkat yang lebih tinggi dengan penyelesaian). Dalam hal ini,dari
prestasi yang tinggi pula. Dalam hal keterangan-keterangan yang
5

diperoleh timbul suatu a. Mempertimbangkan aspek kemam


kemungkinan yangmemberi puan dan perkembangan peserta
harapan dan akan membawa pada didik.
problem solving. b. Peserta didik terlebih dahulu
d. Menilai hipotesis. Dengan jalan dibekali pengetahuan dan
berpikir dapat diperkirakan akibat- keterampilan yang diperlukan.
akibat suatu hipotesis. Kalau c. Bimbingan secara kontinu dan
ternyata bahwa hipotesis ini tidak persediaan alat-alat atau sarana
akan memberi hasil baik, dimulai pengajaran yang perlu diperhatikan.
lagi dengan langkah kedua dipoint d. Merencanakan tujuan yang hendak
b. dicapai secara sistematis.
e. Mengadakan eksperimen atau e. teknik problem solving tepat
menguji hipotesis. Jika suatu digunakan:
hipotesis memberi harapan baik 1) Jika pelajaran dimaksudkan
maka diuji melalui eksperimen. untuk melatih peserta didik
Kalau berhasi, berarti masalah ini berpikir ilmiah dan analitis
dipecahkan. Tetapi kalau tidak
2) Apabila pelajaran yang
berhasil,harus kembali lagi
kelangkah-langkah kedua atau dimaksudkan untuk melatih
ketiga. keberanian peserta didik dan
f. Menyimpulkan. Laporan tentang rasa tanggung jawab dalam
keseluruhan prosedur problem menghadapi kehidupan yang
solving yang diakhiri dengan menantang.
kesimpulan. Disini kemungkinan 3) Untuk mendorong cara berpikir
dapat dicetuskan suatu prinsif atau
mandiri dan berdedikasi.
hukum. Kesanggupan memecahkan
maslah harus diajarkan kepada para 4) Apabila untuk menumbuhkan
peserta didik,sebab problem wawasan yang luas tentang
solving secara ilmiah (scientific berbagai pemikiran ilmu
method) berguna bagi mereka pengetahuan.
untuk memecahkan masalah yang 6. Kelebihan Teknik problem
sulit. Metode ini selain dapat solving
digunakan untuk memecahkan Kelebihan teknik problem solving
masalah dalam berbagai bidang ,antara lain sebagai berikut.
studi, juga dapat digunakan untuk
a. Mengajak peserta didik berpikir
pemecahan yang berkaitan dengan
secara rasional
kebutuhan peserta didik dalam
b. Peserta didik aktif
kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa tanggung
5. Saran Pelaksanaan Teknik
jawab
problem solving
d. Mendorong peserta didik untuk
Agar teknik problem solving ini
berpikir aktif dan kreatif dalam
dapat efektif dalam pelaksanaannya
mencari bentuk-bentuk problem
perlu kiranya diperhatikan hal-hal
solving sepenuh hati dan teliti.
sebagai berikut.
Meskipun harus melalui trial and
eror (terus mencoba, meskipun
mengalami kesalahan)
6

e. Mendorong peserta didik untuk agama,mengenai cara pelaksanaan


belajar sambil bekerja (learning by salat yang benar,cara berwudhu,dan
doing) lain-lain.
f. Memupuk rasa tanggung jawab d. Kesulitan mencari masalah yang
g. Mendorog peserta didik untuk tidak sesuai dengan taraf perkembangan
berpikir sempit atau fanatik dan kemampuan peserta didik.
h. Pembelajaran menjadi bermakna. e. Banyak menimbulkan
Peserta didik yang belajar resiko,terutama bagi anak yang
memecahkan suatu masalah akan memiliki kemampuan kurang.
menerapkan pengetahuan yang Kemungkinan akan menyebabkan
dimilikinya atau berusaha frustasi dan ketegangan batin,dalam
memahami pengetahuan yang memecahkan masalah-masalah
diperlukan. Belajar dapat semakin yang sulit dan mendasar dalam
bermakna dan dapat diperluas agama.
ketika peserta didik berhadapan f. Kesulitandalam mengevaulasi
dengan situasi dimana konsep secara tepat,mengenai proses
diterapkan. problem solving yang ditempuh
i. Peserta didik dapat mengintegrasi peserta didik.
kan pengetahuan dan keterampilan 8. Kejenuhan Belajar
secara simultan dan mengaplikasi Pines & Aronson (1981)
kan nya dalam konteks yang mendefinisikan “Burn Outmay be
relevan. defined as a state of physical,
j. Dapat meningkatkan kemampuan emotional and mental exhaustion that
berpikir kritis, menumbuhkan result from long-term in volvement that
inisiatif peserta didik dalam are emotionally demanding”,
bekerja,motivasi internal untuk kejenuhan belajar sebagai kondisi
belajar,dan dapat mengembangkan emosional dimana seseorang merasa
hubungan interpersonal dalam lelah dan jenuh secara mental ataupun
bekerja kelompok. fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan
7. Kelemahan teknik problem solving yang meningkat (Slivar, 2001: 22).
Seperti halnya metode Kejenuhan belajar adalah sindrom
pembelajaran yang lain, teknik dari pengalaman negatif dalam bekerja,
problem solving juga mempunyai termasuk rasa kelelahan dan terlepas
dari pekerjaan. Kelelahan didefinisikan
kelemahan,di antaranya sebagai
sebagai konsekuensi dari aktivitas fisik,
berikut. emosi, dan ketegangan kognitif yang
a. Memerlukan waktu lama dan berkepanjangan, sebagai hasil dari
perencanaan yang matang. suatu pekerjaan tertentu (atau stressor)
b. Kebulatan bahan kadang-kadang yang berkepanjangan. Suwarjo &
sukar dicapai. Diana Septi Purnama (2014: 12)
c. Tidak semua pelajaran dapat mengartikan Kejenuhan belajar
mengandung masalah atau sebagai suatu keadaan keletihan
problem,yang justru harus (exhaustion)fisik, emosional dan
dipecahkan,tetapi memerlukan mental dimana cirinya sering disebut
pengulangan dan latihan-latihan physical depletion, yaitu dicirikan
tertentu. Misalnya pada pelajaran dengan perasaan tidak berdaya dan
7

putus harapan, keringnya perasaan, berlandaskan pada filsafat


konsep diri yang negatif dan sikapyang postpositivisme, digunakan untuk
negatif dan perasaan gagal untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,
mencapai tujuan diri yang ideal. dimana peneliti adalah sebagai
Jika definisi di atas dikaitkan instrumen kunci, teknik pengumpulan
dengan proses belajar, menurut Edi data dengan triangulasi, analisis data
Sutarjo, Dewi Arum WMP, Ni.Kt. bersifat induktif atau kualitatif, dan
Suarni (2014: 6) kejenuhan belajar hasil penelitian kualitatif lebih
adalah kondisi emosional yang terjadi menekankan makna daripada
terhadap seseorang yang telah generalisasi.Desain penelitian dalam
mengalami jenuh secara mental desai penelitian kualitatif.
maupun fisik sebagai tuntutan dari Djam’an Satori (2011: 23)
pekerjaan yang terkait dengan belajar mengungkapkan bahwa penelitian
yang meningkat. kualitatif dilakukan karena peneliti
Berdasarkan beberapa definisi di ingin mengeksplor fenomena-fenomena
atas maka dapat disimpulkan bahwa yang tidak dapat dikuantifikasikan
Kejenuhan belajar belajar adalah yang bersifat deskriptif seperti proses
kondisi dimana seseorang lelah secara suatu langkah kerja, formula suatu
fisik dan emosi karena banyaknya resep, pengertian-pengertian tentang
tanggung jawab dan tugas-tugas yang suatu konsep yang beragam,
harus diselesaikan dalam kurun waktu karakteristik suatu barang dan jasa,
yang telah ditetapkan sehingga gambargambar, gaya-gaya, tata cara
seseorang tersebut tidak dapat suatu budaya, model fisik suatu artifak
menyelesaikan tugas-tugasnya dengan dan lain sebagainya.
baik. Selain itu, Sugiono (2012: 9) juga
METODE PENELITIAN mengemukakan penelitian kualitatif
1. Metode Penelitian yang sebagai metode penelitian yang
digunakan berlandaskan pada filsafat
Penelitian ini menggunakan postpositivisme, digunakan untuk
metode penelitian deskriptif kualitatif. meneliti pada kondisi objek alamiah,
Djam’an Satori (2011: 23) dimana peneliti adalah sebagai
mengungkapkan bahwa penelitian instrumen kunci, teknik pengumpulan
kualitatif dilakukan karena peneliti data dengan triangulasi, analisis data
ingin mengeksplor fenomena- bersifat induktif atau kualitatif, dan
fenomena yang tidak dapat hasil penelitian kualitatif lebih
dikuantifikasikan yang bersifat menekankan makna daripada
deskriptif seperti proses suatu langkah generalisasi.
kerja, formula suatu resep, pengertian- 2. Desain Penelitian
pengertian tentang suatu konsep yang Penelitian ini dirancang dengan
beragam, karakteristik suatu barang menggunakan deskriptif analitik, yaitu
dan jasa, gambar- gambar, gaya-gaya, data yang diperoleh dari penelitian
tata cara suatu budaya, model fisik kualitatif seperti hasil pengamatan,
suatu artifak dan lain sebagainya. hasil wawancara, hasil pemotretan,
Selain itu, Sugiono (2012: 9) juga cuplikan tertulis dari dokumen, cacatan
mengemukakan penelitian kualitatif lapangan, dan disusun oleh penulis di
sebagai metode penelitian yang lokasi penelitian, tidak dituangkan
8

dalam bentuk dan bilangan statistik. belajar, motivasi belajar rendah, merasa
Hasil analisis berupa pemaparan kurang berkompeten, merasa mudah
gambaran mengenai situasi yang ingin menyerah dalam belajar, tidak
diteliti dalam bentuk uraian naratif. mendatang kan hasil saat sudah belajar
Hakikat pemaparan pada umumnya (progress) merasa otak tak mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan apa, memuat apapun, dan merasa diri tidak
mengapa, dan bagaimana suatu mempunyai kelebihan dan bakat
fenomena itu terjadi dalam konteks apapun.
lingkungannya (Sudjana 2012:198). Adapun yang menjadi populasi
3. Prosedur Penelitian dalam penelitian ini adalah siswa
Prosedur penelitian ini menempuh SMKS Bela Nusantara Cianjur yang
beberapa tahapan berikut. Pertama, berjumlah 180 siswa yang terdiri dari
tahap persiapan dengan kegiatan- kelas X sebanyak 6 orang.
kegiatan: (1) membuat proposal 5. Sampel
penelitian; (2) seminar penelitian; (3) Sampel adalah bagian dari jumlah
perbaikan proposal penelitian; (4) dan karakteristik yang dimiliki oleh
menyusun dan memvalidasi instrumen populasi tersebut. Bila populasi besar,
penelitian; (5) uji kelayakan instrumen dan peneliti tidak mungkin
penelitian (tryout); dan (6) membuat mempelajari semua yang ada pada
surat izin penelitian dari lembaga. populasi, untuk itu sampel yang
Kedua, tahap pelaksanaan, yaitu diambil dari populasi harus betul-betul
kegiatan pengumpulan data melalui representatif (mewakili) (Sugiyono,
observasi, wawancara, dan studi 2013:120).
dokumentasi ke lembaga yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini
Ketiga, tahap analisis data, sesuai menggunakan Sampling Porposive.
dengan teknik yang telah ditetapkan. Adapun karakteristik siswa yang
Keempat, tahap pembahansan hasil dijadikan sampel penelitian adalah:
penelitian dan membuat simpulan serta a. Siswa yang mengikuti perlakuan
rekomendasi. Kelima, tahap treatment berjumlah 30 siswa yang
penyusunan laporan. mengalami kejenuhan belajar
4. Populasi dengan skor yang tinggi.
Penelitian ini dilaksanakan pada b. Siswa bersedia mengikuti proses
kelas X SMKS Bela Nusantara treatment yang telah diancang
Cianjur . Populasi Penelitian adalah peneliti.
siswa kelas X SMKS Bela Nusantara Sampel yang diperoleh berjumlah 6
Cianjur berjumlah 185 siswa yang siswa dari berbagai kelas X SMKS
terdiri dari 6 kelas, yaitu 180 orang. Bela Nusantara Cianjur.
Hasil observasi penulis menunjuk 6. Instrumen Pengumpulan Data
kan siswa siswi SMKS Bela Nusantara Instrumen pengumpulan data yang
Cianjur banyak mengalami kejenuhan digunakan dalam penelitian ini
belajar seperti halnya sering permisi ke meliputi:
kamar mandi, kurang fokus dalam a. Wawancara
belajar, mengantuk dalam kelas, kurang Wawancara adalah cara menghimpun
kesiapan belajar di pagi hari, sering bahan keterangan yang dilakukan
telat ke sekolah, kurang di siplin, juga dengan tanya jawab secara lisan secara
sering lelah hilang semangat dalam sepihak berhadapan muka, dan dengan
9

arah serta tujuan yang telah ditetapkan. e. Melakukan studi lapangan dan studi
Subjek penelitian yakni: pengawas, pustaka
kepala sekolah, guru dan komite f. Membuat rancangan angket
sekolah dengan pedoman yang telah di g. Angket tersebut kemudian di uji
buat. Teknik wawancara digunakan validitas dan reliabilitas
untuk mengungkapkan data efektivitas Pelaksanaan
kompetensi sosial dan kompetensi a. Menyusun rancangan program
kepribadian guru dalam meningkatkan penelitian
prestasi belajar peserta didik. b. Melakukan proses validasi
b. Observasi c. Melakukan revisi dari proses
Observasi dilakukan untuk tersebut sebelum diuji coba
memperoleh informasi atau sebagai alat d. Melakukan uji coba
pengumpul data yang dilakukan secara e. Melakukan revisi hasil uji coba
sistematis. Adapun bentuk observasi terbatas.
yang penulis pilih adalah observasi Pelaporan
partisipatif, peneliti terlibat langsung Kegiatan ini merupakan tahap akhir
dengan kegiatan bimbingan kelompok dari tahap-tahap penelitian. Pada tahap
yang diamati atau yang digunakan pelaporan seluruh kegiatan yang
sebagai sumber data penelitian. Dengan dilakukan diolah dan dianalisis dan
demikian penulis akan mengetahui dilaporkan dalam bentuk karya ilmiah
kondisi obyektif mengenai pelaksanaan (skripsi).
kegiatan bimbingan kelompok dengan 8. Teknik Pengolahan Data
menggunakan teknik problem solving. Menurut Notoadmojo dalam
c. Dokumentasi Sugiyono (1998:85) setelah data-data
Dalam penelitian ini, dokumentasi terkumpul, dapat dilakukan pengolahan
diperoleh dari arsip kegiatan guru BK data dengan menggunakan editing,
yang sedang melakukan bimbingan coding, procesing, dan cleaning.
kelompok dengan menggunakan teknik a. Editing
problem solving untuk mereduksi Editing adalah pengecekan atau
kejenuhan siswa pengoreksian data yang telah
7. Prosedur Penelitian dikumpulkan, karena kemungkinan
Persiapan data yang masuk (raw data) atau
a. Penyusunan proposal penelitian data terkumpul itu tidak logis dan
serta melakukan seminar proposal meragukan. Tujuan editing adalah
penelitian untuk menghilangkan kesalahan-
b. Pengajuan permohonan dosen kesalahan yang terdapat pada
pembimbing pencatatan di lapangan dan bersifat
c. Pengajuan permohonan izin koreksi. Pada kesempatan ini,
penelitian kepada akademik kekurangan data atau kesalahan
Sekolah yang kemudian dilanjutkan data dapat dilengkapi atau
kepada Kepala sekolah. diperbaiki baik dengan
d. Melakukan diskusi dan proses pengumpulan data ulang ataupun
bimbingan dengan dosen dengan interpolasi (penyisipan).
pembimbing yang telah disahkan b. Coding
oleh kampus. Coding adalah
pemberian/pembuatan kode-kode
10

pada tiap-tiap data yang termasuk guru BK sudah dapat megelompok


dalam kategori yang sama. kode kan masing masing permasalahan
adalah isyarat yang dibuat dalam yang ada.
bentuk angka-angka/huruf-huruf c. Merumuskan hipotesis (jawaban
yang memberikan petunjuk, atau sementara,yang mungkin memberi
identitas pada suatu informasi atau penyelesaian). Dalam hal ini, dari
data yang akan dianalisis. keterangan-keterangan yang
c. Processing diperoleh timbul suatu
Pada tahap ini data yang terisi kemungkinan yang memberi
secara lengkap dan telah melewati harapan dan akan membawa pada
proses pengkodean maka akan problem solving.
dilakukan pemprosesan data d. Menilai hipotesis. Dengan jalan
dengan memasukkan data dari berpikir dapat diperkirakan akibat-
seluruh skala yang terkumpul akibat suatu hipotesis. Kalau
kedalam program ternyata bahwa hipotesis ini tidak
d. Cleaning akan memberi hasil baik, dimulai
Cleaning merupakan pengecekan lagi dengan langkah kedua dipoint
kembali data yang sudah dientri b.
apakah ada kesalahan atau tidak. e. Mengadakan eksperimen atau
menguji hipotesis. Jika suatu
Hasil Penelitian Dan Pembahasan hipotesis memberi harapan baik
1. Pelaksanaan layanan bimbingan maka diuji melalui eksperimen.
kelompok dengan teknik problem Kalau berhasi, berarti masalah ini
solving untuk mereduksi kejenuhan dipecahkan. Tetapi kalau tidak
belajar siswa X SMKS Bela berhasil,harus kembali lagi
Nusantara Cianjur. kelangkah-langkah kedua atau
Hasil penelitian menunjukkan ketiga.
pelaksanaan pelaksanaan pemberian f. Menyimpulkan. Laporan tentang
layanan bimbingan kelompok dengan keseluruhan prosedur problem
teknik problem solving untuk solving yang diakhiri dengan
mereduksi kejenuhan belajar siswa kesimpulan. Disini kemungkinan
dengan menerapkan beberapa langkah dapat dicetuskan suatu prinsif atau
sebagai berikut. hukum. Kesanggupan memecahkan
a. Guru BK memahami masalah. masalah harus diajarkan kepada
masalah yang dihadapi harus para peserta didik,sebab problem
dirumuskan dan dibatasi dengan solving secara ilmiah (scientific
teliti. Jika tidak,usahanya akan sia- method) berguna bagi mereka
sia. Langkah yang dilakukan adalah untuk memecahkan masalah yang
dengan mengidentifikasi masing- sulit. Metode ini selain dapat
masing permasalahan yang digunakan untuk memecahkan
dihadapi siswa. masalah dalam berbagai bidang
b. Mengumpulkan data. Jika masalah studi, juga dapat digunakan untuk
sudah jelas, dapat dikumpulkan pemecahan yang berkaitan dengan
data atau informasi atau kebutuhan peserta didik dalam
keterangan-keterangan yang kehidupan sehari-hari
diperlukan. dengan demikian maka
11

2. Respon siswa terhadap pelaksanaan dimilikinya atau berusaha memahami


layanan bimbingan kelompok pengetahuan yang diperlukan. Belajar
dengan teknik problem solving dapat semakin bermakna dan dapat
untuk mereduksi kejenuhan belajar diperluas ketika peserta didik
siswa X SMKS Bela Nusantara berhadapan dengan situasi dimana
Cianjur, sangat positif. Hal ini konsep diterapkan.Peserta didik dapat
terbukti bahwa teknik problem mengintegrasikan pengetahuan dan
solving mampu memotivasi siswa keterampilan secara simultan dan
dalam belajar, sehingga masing mengaplikasikannya dalam konteks
masing siswa memiliki tanggung yang relevan. Siswa dapat
jawab terhadap permasalahan yang meningkatkan kemampuan berpikir
di hadapinya. kritis,menumbuhkan inisiatif peserta
3. Kendala yang dihadapi guru BK didik dalam bekerja,motivasi internal
dalam pelaksanaan layanan untuk belajar,dan dapat
bimbingan kelompok dengan teknik mengembangkan hubungan
problem solving untuk mereduksi interpersonal dalam bekerja kelompok.
kejenuhan belajar siswa X SMKS
Bela Nusantara Cianjur, DAFTAR PUSTAKA
kekompakan siswa menjadi sangat Adjie dan Maulana. 2006.Pemecahan
sulit mengingat situasi bimbingan masalah matematika. Bandung:
dilaksanakan secara daring. Upi Press
Djam’an Satori. 2011. Metode
SIMPULAN penelitian kualitatif. Bandung:
Berdasarkan uraian di atas, dapat Gramedia.
disimpulkan pelaksanaan pe,nerian Edi Sutarjo, Dewi Arum WMP, Ni.Kt.
layanan bimbingan kelompok Dengan Suarni. 2014.Strategi
Teknik Problem solving Untuk pmbelajaran berorientasi
Mereduksi Kejenuhan Belajar Siswa standar proses pendidikan.
elaksanaan. sebab dengan problem Jakarta: Prenada
solving siswa diajak berpikir secara Gulo, 2002. Strategi Belajar
rasional, aktif, mengembangkan rasa Mengajar. Jakarta: Grasindo.
tanggung jawab, mendorong peserta Pines & Aronson, 1981.Interaksi
didik untuk berpikir aktif dan kreatif Belajar Mengajar. Jakarta:
dalam mencari bentuk-bentuk problem Rajawali.
solving sepenuh hati dan teliti. Sanjaya. 2009. Strategi pembelajaran.
Meskipun harus melalui trial and eror Jakarta: Kencana Prenada Media
(terus mencoba, meskipun mengalami Grup.
kesalahan), Mendorong peserta didik Sudirman. 1992.Ilmu pendidikan.
untuk belajar sambil bekerja (learning Bandung Remaja rosda Karya
by doing), Mendorong peserta didik Sugiono. 1998.Metodologi [enelitian
untuk tidak berpikir sempit atau Kualitatif. bandung: Gramedia.
fanatik. Pembelajaran menjadi Sugiono. 2012.Penelitian Kualitatif
bermakna. Peserta didik yang belajar kuanttatif RD. Bandung:
memecahkan suatu masalah akan Grameda.
menerapkan pengetahuan yang Suwarjo & Diana Septi Purnama. 2014.

Anda mungkin juga menyukai