ABSTRAK
Kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran merupakan hal yang manusiawi
walaupun jika terus di biarkan akan memberikan efek negatif terhadap
pencapaian prestasi belajar siswa. didasarkan definisinya kejenuhan merupakan
rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar tetapi tidak mendatangkan
hasil. Rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana pelaksanaan pemberian
layanan bimbingan kelompok Dengan Teknik Problem solving Untuk Mereduksi
Kejenuhan Belajar Siswa. Metode yang digunakan adalah deskriptif, Hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pemberian layanan bimbingan
kelompok dengan teknik problem solvingdapat mereduksi kejenuhan belajar
siswa, sebab dengan teknik problem solving siswa diajak berpikir secara
rasional, aktif, mengembangkan rasa tanggung jawab, mendorong peserta didik
untuk berpikir aktif dan kreatif dalam mencari bentuk-bentuk pemecahan masalah
sepenuh hati dan teliti. Meskipun harus melalui trial and eror (terus mencoba,
meskipun mengalami kesalahan), Mendorong peserta didik untuk belajar sambil
bekerja (learning by doing), Mendorog peserta didik untuk tidak berpikir sempit
atau fanatik. Pembelajaran menjadi bermakna. Peserta didik yang belajar
memecahkan suatu masalah akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha memahami pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin
bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi
dimana konsep diterapkan.Peserta didik dapat mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan. Siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,menumbuhkan
inisiatif peserta didik dalam bekerja,motivasi internal untuk belajar,dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok
Kata Kunci: Layanan Bimbingan Kelompok, Teknik Problem solving
Kejenuhan Belajar
dalam belajar akalnya tidak akan saat guru sedang menjelaskan pelajaran
bekerja sesuai dengan harapannya. di depan kelas.
Oleh sebab itu maka situasi Hal-hal di atas, juga di perkuat
kejenuhan ini harus menjadi perhatian dengan hasil belajar siswa dari nilai
baik siswa maupun guru di sekolah rata-rata siswa pada semester 2 dengan
tersebut, sehingga tidak sampai dalam rata-rata nilai pada saat ujian tengah
proses kegiatan belajar mengajar siswa semester serta melihat beberapa siswa
menjadi jenuh atau bosan. Guru harus yang hasil belajarnya tidak sesuai
terampil memanfaatkan metode, teknik standar minimal yang ditentukan.
dan media pembelajaran agar tidak Fenomena kejenuhan belajar juga
membuat siswa menjadi jenuh. Selain dibuktikan dari hasil penelitian yang
guru mata pelajaran yang bertanggung pernah dilakukan oleh Zuni Eka
jawab terhadap kejenuhan belajar siswa Sukmawati (2014) di SMA Negeri 22
adalah guru bimbingan dan konseling, Surabaya, mengenai kejenuhan belajar,
Sebab salah satu yang menjadi faktor yang ditemui oleh peneliti saat berada
pendorong kejenuhan itu terjadi karena di dalam kelas terlihat ada 1 siswa
kurangnya motivasi dan konsolidari mengantuk di kelas, 1 siswa masuk
dalam diri siswa sehingga timbulah kedalam kelas yang bukan kelasnya,
kejenuhan. Guru BK harus pandai siswa berada di kantin walaupun jam
pandai memancing faktor penyebab belajar sudah dimulai, 2 siswa telat
siswa mengalami kejenuhan, mungkin masuk kedalam kelas, 1 siswa tiduran
kan hal tersebut disebabkan kurangnya di ruangan OSIS, 1 siswa bermain HP
motivasi? jika ya, maka guru BK harus di dalam kelas dan 1 siswa ribut dan
mampu menerapkan motivasi agar tidak mendengarkan guru di dalam
kejenuhan belajar siswa segera kelas.
menghilang. Untuk mengurangi masalah
Beberapa faktor penyebab dari kejenuhan belajar siswa kelas XI di
kejenuhan belajar diantaranya adalah SMK Bela Nusantara Cianjur, peneliti
belajar hanya ditempat tertentu, proses mencoba menggunakan layanan
yang sama dan berulang serta secara bimbingan kelompok dengan teknik
khususnya kejenuhan belajar muncul Problem solving. Hal ini di duga akan
disebabkan karena ditemukan adanya berdampak positif bagi siswa dapat
kegagalan dalam proses mencari makna berkomunikasi satu sama lain untuk
atas menemukan alternatif penyelesaian
Berdasarkan observasi awal masalah yang sedang dihadapi anggota
diperoleh informasi bahwa ada kelompok.
beberapa siswa tidak tertarik dan Bimbingan kelompok merupakan
bersemangat dalam mengikuti salah satu teknik bimbingan yang
pelajaran. Halini terlihat dari beberapa digunakan guru BK dengan
siswa tidak hadir dalam kelas tanpa mengelompokkan siswa mnjadi
alasan, terlambat masuk kelas dan nilai beberapa kelompok. Atau dengan kata
tidak sesuai harapan (tidak lulus lain bahwa bimbingan kelompok
KKM). Selain itu ada juga siswa yang merupakan jenis layanan dalam
keluar dari kelas ketika pelajaran bimbingan konseling dengan
sedang berlangsung, siswa bermain HP melakukan pemberian informasi pada
sekelompok siswa untuk membantu
2
dalam bentuk dan bilangan statistik. belajar, motivasi belajar rendah, merasa
Hasil analisis berupa pemaparan kurang berkompeten, merasa mudah
gambaran mengenai situasi yang ingin menyerah dalam belajar, tidak
diteliti dalam bentuk uraian naratif. mendatang kan hasil saat sudah belajar
Hakikat pemaparan pada umumnya (progress) merasa otak tak mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan apa, memuat apapun, dan merasa diri tidak
mengapa, dan bagaimana suatu mempunyai kelebihan dan bakat
fenomena itu terjadi dalam konteks apapun.
lingkungannya (Sudjana 2012:198). Adapun yang menjadi populasi
3. Prosedur Penelitian dalam penelitian ini adalah siswa
Prosedur penelitian ini menempuh SMKS Bela Nusantara Cianjur yang
beberapa tahapan berikut. Pertama, berjumlah 180 siswa yang terdiri dari
tahap persiapan dengan kegiatan- kelas X sebanyak 6 orang.
kegiatan: (1) membuat proposal 5. Sampel
penelitian; (2) seminar penelitian; (3) Sampel adalah bagian dari jumlah
perbaikan proposal penelitian; (4) dan karakteristik yang dimiliki oleh
menyusun dan memvalidasi instrumen populasi tersebut. Bila populasi besar,
penelitian; (5) uji kelayakan instrumen dan peneliti tidak mungkin
penelitian (tryout); dan (6) membuat mempelajari semua yang ada pada
surat izin penelitian dari lembaga. populasi, untuk itu sampel yang
Kedua, tahap pelaksanaan, yaitu diambil dari populasi harus betul-betul
kegiatan pengumpulan data melalui representatif (mewakili) (Sugiyono,
observasi, wawancara, dan studi 2013:120).
dokumentasi ke lembaga yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini
Ketiga, tahap analisis data, sesuai menggunakan Sampling Porposive.
dengan teknik yang telah ditetapkan. Adapun karakteristik siswa yang
Keempat, tahap pembahansan hasil dijadikan sampel penelitian adalah:
penelitian dan membuat simpulan serta a. Siswa yang mengikuti perlakuan
rekomendasi. Kelima, tahap treatment berjumlah 30 siswa yang
penyusunan laporan. mengalami kejenuhan belajar
4. Populasi dengan skor yang tinggi.
Penelitian ini dilaksanakan pada b. Siswa bersedia mengikuti proses
kelas X SMKS Bela Nusantara treatment yang telah diancang
Cianjur . Populasi Penelitian adalah peneliti.
siswa kelas X SMKS Bela Nusantara Sampel yang diperoleh berjumlah 6
Cianjur berjumlah 185 siswa yang siswa dari berbagai kelas X SMKS
terdiri dari 6 kelas, yaitu 180 orang. Bela Nusantara Cianjur.
Hasil observasi penulis menunjuk 6. Instrumen Pengumpulan Data
kan siswa siswi SMKS Bela Nusantara Instrumen pengumpulan data yang
Cianjur banyak mengalami kejenuhan digunakan dalam penelitian ini
belajar seperti halnya sering permisi ke meliputi:
kamar mandi, kurang fokus dalam a. Wawancara
belajar, mengantuk dalam kelas, kurang Wawancara adalah cara menghimpun
kesiapan belajar di pagi hari, sering bahan keterangan yang dilakukan
telat ke sekolah, kurang di siplin, juga dengan tanya jawab secara lisan secara
sering lelah hilang semangat dalam sepihak berhadapan muka, dan dengan
9
arah serta tujuan yang telah ditetapkan. e. Melakukan studi lapangan dan studi
Subjek penelitian yakni: pengawas, pustaka
kepala sekolah, guru dan komite f. Membuat rancangan angket
sekolah dengan pedoman yang telah di g. Angket tersebut kemudian di uji
buat. Teknik wawancara digunakan validitas dan reliabilitas
untuk mengungkapkan data efektivitas Pelaksanaan
kompetensi sosial dan kompetensi a. Menyusun rancangan program
kepribadian guru dalam meningkatkan penelitian
prestasi belajar peserta didik. b. Melakukan proses validasi
b. Observasi c. Melakukan revisi dari proses
Observasi dilakukan untuk tersebut sebelum diuji coba
memperoleh informasi atau sebagai alat d. Melakukan uji coba
pengumpul data yang dilakukan secara e. Melakukan revisi hasil uji coba
sistematis. Adapun bentuk observasi terbatas.
yang penulis pilih adalah observasi Pelaporan
partisipatif, peneliti terlibat langsung Kegiatan ini merupakan tahap akhir
dengan kegiatan bimbingan kelompok dari tahap-tahap penelitian. Pada tahap
yang diamati atau yang digunakan pelaporan seluruh kegiatan yang
sebagai sumber data penelitian. Dengan dilakukan diolah dan dianalisis dan
demikian penulis akan mengetahui dilaporkan dalam bentuk karya ilmiah
kondisi obyektif mengenai pelaksanaan (skripsi).
kegiatan bimbingan kelompok dengan 8. Teknik Pengolahan Data
menggunakan teknik problem solving. Menurut Notoadmojo dalam
c. Dokumentasi Sugiyono (1998:85) setelah data-data
Dalam penelitian ini, dokumentasi terkumpul, dapat dilakukan pengolahan
diperoleh dari arsip kegiatan guru BK data dengan menggunakan editing,
yang sedang melakukan bimbingan coding, procesing, dan cleaning.
kelompok dengan menggunakan teknik a. Editing
problem solving untuk mereduksi Editing adalah pengecekan atau
kejenuhan siswa pengoreksian data yang telah
7. Prosedur Penelitian dikumpulkan, karena kemungkinan
Persiapan data yang masuk (raw data) atau
a. Penyusunan proposal penelitian data terkumpul itu tidak logis dan
serta melakukan seminar proposal meragukan. Tujuan editing adalah
penelitian untuk menghilangkan kesalahan-
b. Pengajuan permohonan dosen kesalahan yang terdapat pada
pembimbing pencatatan di lapangan dan bersifat
c. Pengajuan permohonan izin koreksi. Pada kesempatan ini,
penelitian kepada akademik kekurangan data atau kesalahan
Sekolah yang kemudian dilanjutkan data dapat dilengkapi atau
kepada Kepala sekolah. diperbaiki baik dengan
d. Melakukan diskusi dan proses pengumpulan data ulang ataupun
bimbingan dengan dosen dengan interpolasi (penyisipan).
pembimbing yang telah disahkan b. Coding
oleh kampus. Coding adalah
pemberian/pembuatan kode-kode
10