Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KOMPREHENSIF

KONSEP PENYAKIT ( PNEUMONIA )

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 14

1. LESTARI NOVIANTI
2. DIYAH AHHADIYATUNISSA
3. ERIK ADITYA PRATAMA

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESETAHAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1

MATARAM

2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga makalah “ KONSEP
PENYAKIT MENULAR(PNEUMONI)“ ini dapat terselesaikan pada
waktunya, Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
komprehensif .

Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini kami sampaikan rasa terima kasih yang
sedalam–dalamnya kepada : ibu Fitri Romadonika Sebagai pengampuh mata
kuliah komprehensif.

Akhir kata, semoga makalah yang telah Kami kerjakan ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Rabu,28 Oktober 2020

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar ii
Daftar isi iii
BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
b. Rumusan masalah …………………………………………………. 1
c. Tujuan …………………………………………………………….. 1
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Anatomi dan fisiologi pernafasan…………………………………. 3
B. Konsep Pneumonia………………………………………………… 2
a. Definisi pneumonia……………………………………………. 2
b. Etiologi pneumonia……………………………………………. 6
c. Klasifikasi pneumonia…………………………………………. 7
d. Manifestasi klinis pneumonia………………………………….. 9
e. Pemeriksaan penunjang pneumonia…………………………..... 10
f. Penatalaksanaan pneumonia………………………………….... 10
g. Komplikasi pneumonia………………………………………… 11
h. Patofisiologi pneumonia……………………………………….. 12
BAB III Penutup
a. Kesimpulan ………………………………………………………… 13
b. Saran ……………………………………………………………….. 13
Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pneumoni adalah peradangan pada paru tidak saja mengenai jaringan
paru tapi juga dapat juga mengenai bronkioli.
Yang di tandai Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang
disebabkan agen infeksius seperti virus,bakteri,mycoplasma (fungi),dan aspirasi
substansi asing, berupa radang paru –paru yang disertai eksudasi dan
konsolidasi dan dapat di liat melalui gambar radiologis.(Nanda,hal:65)
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi dari pneumonia?
2. Bagaimana Etiologi dari pneumonia?
3. Apa saja Klasifikasi dari pneumonia?
4. Apa saja Manifestasi klinis dari pneumonia?
5. Bagaimana Pemeriksaan penunjang dari pneumonia?
6. Bagaimana Penatalaksanaan dari pneumonia?
7. Apa saja Komplikasi dari pneumonia?
8. Bagaimana Patofisiologi dari pneumonia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi pneumonia
2. Untuk mengetahui Etiologi pneumonia
3. Untuk mengetahui Klasifikasi pneumonia
4. Untuk mengetahui Manifestasi klinis pneumonia
5. Untuk mengetahui Pemeriksaan penunjang pneumonia
6. Untuk mengetahui Penatalaksanaan pneumonia
7. Untuk mengetahui Komplikasi pneumonia
8. Untuk mengetahui Patofisiologi pneumonia.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi fisiologi Pernafasan


1. Anatomi Sistem Pernafasan

Sumber : Nanda nic noc hal:65

2. Fisiologi pernafasan
a. Respirasi (Pernafasan)
Merupakan proses (peristiwa) pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida baik yang terjadi di paru-paru, maupun di jaringan.
Proses respirasi dibagi menjadi 2 yaitu respirasi internal atau seluler
respirasi atau respirasi dalam dan respirasi eksternal atau pernafasan luar.
1) Respirasi ekternal
Merupakan proses pertukaran gas O2 dan CO2 di paru-paru,
kapiler pulmoner dengan lingkungan luar . Proses Pertukaran gas ini
terjadi karena adanya perbedaan tekanan dan konsentrasi antara udara
yang berada di lingkungan dengan di paru-paru.
a. Adanya Pertukaran udara dari luar atau atmosfir dengan udara alveoli
melalui aksi mekanik yang dinamakan ventilasi.

2
b. Pertukaran O2 dan CO2 antara alveoli dengan kapiler pulmoner
melalui proses difusi
c. Pengangkutan O2 dan CO2 oleh darah dari paru-paru keseluruh tubuh
dan sebaliknya.
2) Respirasi internal
Merupakan proses pemanfaatan oksigen dalam sel yang terjadi di
mitokondria untuk metabolism dan produksi karbondioksida. Dimana
Proses pertukaran gas pada respirasi internal hampir sama dengan
respirasi eksternal. Adanya peranan difusi antara kapiler sistemik dengan
jaringan, karena PO2 jaringan selalu lebih rendah dari arteri sistemik
dengan perbandingan 40 mmHg dan 104 mmHg. Sedangkan CO2 akan
bergerak dengan cepat ke aliran vena dan kembali ke jantung.
Aksi Otot-Otot Pernafasan

NAMA OTOT HASIL KONTRAKSI OTOT


OTOT-OTOT Bergerak turun, meningkatkan dimensi
INSPIRASI vertical rongga thoraks
 Diafragma
 Interkosta Eksterna Mengangkat iga kearah depan dan kearah
luar, memperbesar rongga thoraks kearah
depan, belakang dan samping
 Otot leher Mengangkat stemum dan meningkatkan
(Scaleneus, iga, meningkatkan rongga thoraks pada
sternokleidomastoid) posisi vertikal
OTOT-OTOT Meningkatkan intraabdomen dengan
EKSPIRASI mendesak diafragma ke atas dan
 Otot Abdominal menurunkan rongga thoraks pada posisi
vertikal
 Interkosta Interna Mendatarkan thoraks dengan menarik iga
ke bawah, menurunkan dimensi depan
belakang dan sisi rongga thorak

b. Mekanisme Pernafasan
Bernafas atau ventilasi pulmonal merupakan proses pemindahan
udara dari dan ke paru-paru.

3
Proses bernafas terdiri dari dua fase yaitu inspirasi (periode
ketika aliran udara masuk ke paru-paru dan ekspirasi (periode ketika
udara meninggalkan paru-paru).
1) Inspirasi
Terjadi ketika tekanan alveoli di bawah tekanan atmosfer.
Adapun Otot yang paling penting dalam inspirasi adalah diafragma,
dimana bentuknya melengkung dan melekat pada iga paling bawah
dan otot interkosta eksterna. Ketika diafragma berkontraksi
bentuknya menjadi datar dan menekan di bawahnya yaitu pada isi
abdomen dan mengangkat iga. Keadaan ini menyebabkan
pembesaran rongga thoraks dan paru-paru. Meningkatnya ukuran
dada menurunkan tekanan intrapleura sehingga paru-paru menjadi
mengembang. Mengembangnya paru-paru berakibat pada penurunan
tekanan alveolus sehingga udara bergerak ........ gradient tekanan dari
atmosfer ke dalam paru-paru.
Diaphragm and external
Intercostal muscles contract

Volume of thoracic
Cavity increases

Intrapleura pressure
becomes more negative

Lungs expand

Intrapulmonary pressure
becomes negative

air flows into the lungs

2) Ekspirasi

4
Selama pernafasan biasa, merupakan proses pasif, tidak ada
kontraksi otot-otot aktif. Ekspirasi terjadi ketika tekanan alveola
lebih tinggi dari tekanan atmosfer. Relaksasi diafragma dan otot
interkosta eksterna mengakibatkan recoil elastic dinding dada dan
paru sehingga terjadi peningkatan tekanan alveolus dan menurunkan
volume paru, dengan demikian udara bergerak dari paru-paru ke
atmosfer.
Diaphragm and external
Intercostal muscles relax

Volume of thoracic
cavity decreases

intrapleura pressure
becomes less negative

Lungs recall

Intrapulmonary pressure rises


above atmospheric pressure

Air flows out of the lungs

c. Pengaturan Pernafasan
Adapun Mekanisme pernafasan di atur/dikendalikan oleh 2 faktor utama:
1) Kimiawi
Ada beberapa bahkan ada banyak faktor yang mempengaruhi laju
dan kedalaman pernafasan yang sudah diatur oleh pusat pernafasan
yaitu diantaranya adanya perubahan kadar oksigen, karbondioksida
dan ion hidrogen dalam darah arteri. Adanya Perubahan tersebut
menimbulkan perubahan kimia dan menimbulkan respons dari
sensor yang disebut Komoreseptor.

5
2) Saraf
Pusat pernafasan (medulla oblongata) secara otomatis
mengeluarkan impuls eferen ke otot pernafasan. Diantara
kediafragma oleh saraf frenikus, kemudian berjalan dari darerah
thoraks melalui saraf intercostalis untuk merangsang otot
intercostalis sehigga menimbulkan kontraksi pada otot diafragma.
B. Konsep Pneumonia
1. Definsi pneumonia
Pneumonia adalah sebuah penyakit peradangan akut bagian parenkim
paru yang biasanya dari satu infeksi saluran pernafasan bawah akut(ISNBA)
(Sylvia A.Price). yang biasanya di tandai Dengan gejala batuk dan disertai
dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus,bakteri,
mycoplasma (fungi) ,dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru –paru
yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat di liat melalui gambar
radiologis.(Nanda,hal:65)
Pneumoni adalah peradangan pada paru tidak saja mengenai jaringan
paru tapi juga dapat juga mengenai bronkioli.
2. Etiologi
penyebab terjadinya pneumonia sesuai dengan penggolongannya yaitu:
1) Bacteria : Diploccoccus pneumonia, Pneumococcus, streptococcus
hemolyticus, streptococcus aureus, Hemophilus Influenzae,
Mycobacterium tuberkolosisi, Bacillus Friedlander.
2) Virus : Respiratory syncytial Virus, Adenovirus,V.Sitomegalitik,
V.Influenza.
3) Mycoplasma pneumonia
4) Jamur : Histoplasma Capsulatum, Cryptococcus Neuroformas,
Blastomyces Dermatitides, Coccidodies Immitis, Aspergillus Species,
Candida Albicans.
5) Aspirasi : Makanan, Kerosene (bensin,minyak tanah), Cairan Amnion,
Benda Asing
6) Pneumonia Hipostatik
7) Sindrom loeffler

6
3. Klasifikasi Pneumonia
Adapun klasifikasi berdasarkan anatomi.(IKA FKUI)
1) Pneumonia Lobaris : melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu
atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena,maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau ganda
2) Pada Pneumonia lobularis (Bronkopneumonia) tempat terjadi pada ujung
akhir bronkiolus,yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk
membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada di
dekatnya,disebut juga pneumonia lobularis.
3) Pneumonia interstitial (Bronkiolitis) proses inflamasi yang terjadi di
dalam dinding alveolar(interstisium) dan jaringan peribronkial serta
interlobular.
Adapun klasifikasi berdasarkan inang dan lingkungan yaitu :
1) Pneumonia Komunitas
Dijumpai pada H. Influenza pada pasien peroko,pathogen atipikal pada
lansia,geram negative pada pasien dari rumah jompo,dengan adanya
PPOK,penyakit penyerta kardiopolmonal/jamak,atau pasca terapi
antibiotika spectrum yang laus.
2) Pneumonia Nosokomial
Bergantung pada 3 faktor utama yaitu : tingkat berat sakit,adanya resiko
untuk jenis pathogen tertentu,dan masa menjelang timbul onset
pneumonia.
Faktor utama untuk pathogen tertentu:

Pathogen Faktor resiko


Staphylococcus aureus Koma,cedara
Methicillin resisten S.aureus kepala,influenza,pemakain obat
IV,DM,gagal ginjal
Ps.aeruginosa Pernah dapat antibiotic,ventilator>2
hari lama di rawat di ICU,terapi
steroid/antibiotic kelainan struktur
paru(bronkiektasis,kritik
fibrosis)malnutrisi
Anaerob Aspirasi,selesai operasi abdomen

7
Acinobacther spp Antibiotic sebelum onset pneumonia
dan ventilasi mekanik

Sumber : IPD hal 2199


Adapun Factor yang menjadi faktor resiko pneumonia yang didapat dari
Rumah Sakit menurut Morton

Pneumonia yang di dapat dari rumah sakit


Factor resiko terkait- Factor resiko terkait- Factor resiko terkait-
pejamu pengobatan infeksi
- Pertambahan usia - Ventilasi - Mencuci tangan
- Perubahan tingkat mekanik,reintubasi atau kurang bersih
kesadaran intubasi sendiri - Mengganti slang
- Penyakit paru - Bronkoskopi,selang ventilator kurang
obstruksi nasogastrik dari 48 jam sekali
kronis(PPOK) - Adanya alat pemantau untuk mencegah
- Penyakit tekanan terjadinya tranmisi
berat,malnutrisi,sy intracranial(TIK) bakteri
ok - Terapi antibiotic
- Trauma sebelumnya
tumpul,trauma - Terapi antacid
kepala - Peningkatan pH
berat,trauma dada lambung
- Merokok,karang - Penyakit reseptor
gigi histamine tipe-2
- Pemberian makan
enteral
- Pembedahan
kepala,pembedahan
toraks atau abdomen
atas
- Posisi telentang

8
3. Pneumonia Aspirasi
Disebabkan oleh infeksi kuman,pneumonitis kimia akibat aspirasi bahan
toksik,akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan atau
lambung,edema paru dan obstruksi mekanik simple oleh bahan padat.
4. Pneumonia pada gangguan imun
Terjadi karena akibat proses penyakit dan akibat terapi.
4. Manifestasi klinis
1) Demam,seringkali menjadi tanda awal sebuah infeksi. dimana demam
Paling sering terjadi pada anak usia 6 bulan-3 tahun dengan suhu
mencapai 39,5-40,5 bahkan dengan infeksi ringan sekalipun.
2) Meningismus,yaitu tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meninges.
3) Anoreksia,merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit
masa kanak-kanak. Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit.
4) Muntah,anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang
merupakan petunjuk untuk awitan infeksi.
5) Diare,biasanya ringan,diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering
menyertai infeksi pernafasan. Khususnya karena virus,
6) Nyeri abdomen,merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan
dari nyeri apandiksitis.
7) Sumbatan nasal,pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh
pembengkakan mukosa dan eksudasi,dapat mempengaruhi pernafasan
dan menyusu pada bayi.
8) Keluaran nasal,sering menyertai infeksi pernafasan.
9) Batuk,merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan.
10) Bunyi pernafasan,seperti batuk,mengi,mengorok. Auskultasi terdengar
mengi,krekels.
11) Sakit tenggorokon,merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak
yang lebih besar.
12) Keadaan berat pada bayi tidak dapat menyusui atau makan/minum,atau
memuntahkan semua,kejang,letargis atau tidak sadar,sianosis,distress
pernafasan berat.
13) Disamping batuk atau kesulitan bernafas,hanya terdapat nafas cepat saja.

9
- Pada anak umur 2 bulan – 11 bulan :  50 kali/menit
- Pada anak umur 1 tahun- 5 tahun : 40 kali/menit
5. Pemeriksaan penunjang
1) Sinar x : mengidentifikasi distribusi structural(missal:lobar,bronchial):
dapat juga menyatakan abses)
2) Biopsy paru : untuk menetapkan diagnose
3) Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat
mengidentifikasi semua organismenya yang ada.
4) Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan diagnosis
organism khusus
5) Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru paru,menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
6) Spirometrik static : untuk menkaji jumlah udara yang diaspirasi
7) Bronkostopi : untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
6. Penatalaksanaan
Untuk penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat,bisa diberikan
antibiotic per-oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan
pnderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit
paru lainnya,harus dirawat dan antibiotic diberikan melalui infuse.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan
dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan umum
yang dapat diberikan antara lain :
1) Oksigen 1-2 L/menit
2) IVFD dekstrose 10% : Nacl 0,9%=3:1,+KCl 10 mEq/500 ml
cairan,jumlah cairan sesuai berat badan,kenaikan suhu,dan status hidrasi.
3) Jika sesak tidak terlalu berat,dapat dimulai makanan enteral bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
4) Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.koreksi
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab,antibiotic
diberikan sesuai hasil kultur .

10
1) Untuk kasus pneumonia community based
- Ampisilin 100mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
- Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kalipemberian
2) Untuk kasus pneumonia hospital based :
- Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
- Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
7. Komplikasi
Empiema yang memerlukan antibiotic dalam waktu lama.

8. Patofisiologi

Normal (system
Organisme
pertahanan) terganggu

Kuman Virus pathogen Stapilokokus


Sel11
nafas bagian bawah
mencapai bronkioli pneumokokus
terminalis merusak sel
epitel bersilia,sel goblet Trombosit
Suhu tubuh
meningkat

bersihan jalan Produksi Abses


nafas tidak Pola nafas tidak
sputum Pneumatocele(kerusa
efektif efektif
meningkat kan jaringan parut)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

12
Pneumonia adalah sebuah penyakit yang juga menyerang system
pernafsan bagian bawah yang juga sangat berbahaya tidak hanya menyerang
orang dewasa namun juga anak-anak. dimana pneumonia ini merupakan
sebuah peradangan yang nantinya akan menimbulkan sebuah gejala salah
satunya yaitu batuk.
Pneumonia itu sendiri di bagi menjadi beberapa klasifikasi yaitu :
a. Berdasasarkan anatominya,dibagi menjadi menjadi 3 yaitu:
1) Pneumonia lobaris
2) Pneumonia lobularis
3) Pneumonia interstitial
b. Sedangkan pneumonia berdasarkan inang dan lingkungannya di bagi
menjadi 4 macam yaitu:
1) Pneumonia komunitas
2) Pneumonia nosokomial
3) Pneumonia aspirasi
4) Pneumonia pada gangguan system imun
B. Saran
Bagi pembaca diharapkan bisa memahami konsep dari pneumonia agar dapat
dengan mudah mengenal tanda dan gejala pneumonia sejak dini.

DAFTAR PUSTAKA

Hartono R & Dwi Rahmawati.2017. ISPA gangguan pernafasan pada anak


panduan bagi tenaga kesehatan dan umum.Nuha Medika.

13
Mustikawati,Ns.,S.Kep.M.Kes.2017. Anatomi Dan Fisiologiuntuk Keperawatan
Ringkasan dan Latihan Soal.Jakarta Timur:CV.Trans Info Media.
Nurarif Amin Huda,S.Kep.,Ns dan Hardhi Kusuma,S.Kep.,Ns.2015. Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc(jilid 3)
.jogyakarta:Mediaction jogja.
Puspasari,Scholastica Fina Aryu, Ns., M.Kep.2019.Asuhan Keperawatan Pada
Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.jogyakarta: Pustaka Baru Press.
Tim Penyusun.2017. Buku Keterampilan Klinis Asuhan Keperawatan Pada
Sistem Respirasi. Nuha Medika.
Hartono R & Dwi Rahmawati.2017. ISPA gangguan pernafasan pada anak
panduan bagi tenaga kesehatan dan umum. Nuha Medika

14

Anda mungkin juga menyukai