Anda di halaman 1dari 3

Pengendalian dari dalam organisasi (kontrol internal)

Adalah pengendalian yang dilakukan oleh oleh aparat/unit pengendalian yang dibentuk dari dalam
organisasi itu sendiri (dalam satu atap). Aparat/unit pengendalian ini bertugas mengumpulkan data dan
informasi yang diperlukan oleh pimpinan untuk melihat dan menilai kemajuan atau kemunduran dalam
pelaksanaan pekerjaan. Selain itu pimpinan dapat mengambil suatu tindakan korektif terhadap hasil
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya (internal control), misalnya unit kerja
Inspektorat Jenderal sebagai unit pengawasan di tingkat departemen.

Pengendalian luar organisasi (kontrol eksternal)

Adalah pengendalian yang dilakukan oleh Aparat/Unit Pengendalian dari luar organisasi terhadap
departemen (lembaga pemerintah lainnya) atas nama pemerintah. Selain itu pengawasan dapat pula
dilakukan oleh pihak luar yang ditunjuk oleh suatu organisasi untuk minta bantuan
pemeriksaan/pengendalian terhadap organisasinya. Misalnya Konsultan Pengawas, Akuntan swasta dan
sebagainya.

Pengendalian preventif

Pengendalian preventif adalah pengendalian yang dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan. Maksud
pengendalian preventif adalah untuk mencegah terjadinya kekeliruan/kesalahan.

Pengendalian represif

Pengendalian represif adalah pengendalian yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan.
Maksud dilakukannya pengendalian represif adalah untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan
pekerjaan agar hasilnya tidak menyimpang dari yang telah direncanakan (dalam pengendalian anggaran
disebut post- audit).

Kontrol Proses Manajemen

Dalam proses pengendalian manajemen yang baik sebaiknya formal, akan tetapi sifat pengendalian
informal pun masih banyak digunakan untuk proses manajemen. Pengendalian manajemen formal
merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan antara satu dengan lain, terdiri dari proses :

Pemrograman (Programming)

Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang akan dilaksanakan dan memperkirakan
sumber daya yang akan alokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.
Penganggaran (Budgeting)

Pada tahap penganggaran ini program direncanakan secara terinci, dinyatakan dalam satu moneter
untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-
anggaran dari pusat pertanggungjawaban.

Operasi dan Akuntansi (Operating and Accounting)

Pada tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan
penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai dengan
program yang telah ditetapkan dan pusat-pusat tanggungjawabnya. Penggolongan yang sesuai program
dipakai sebagai dasar untuk pemrograman di masa yang akan datang, sedangkan penggolongan yang
sesuai dengan pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.

Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)

Tahap ini paling penting karena menutup suatu siklus dari proses pengendalian manajemen agar data
untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.

Empat Langkah dalam Pengendalian Manajemen

Terdapat empat langkah utama dalam pengendalian organisasi yaitu menetapkan standar, mengukur
kinerja, membandingkan kinerja nyata dengan standar yang ditentukan dan mengambil tindakan koreksi
(perbaikan) jika terjadi penyimpangan. Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai empat langkah
dalam proses pengendalian organisasi.

Langkah 1. Menetapkan Standar (Establishing Standards)

Yang dimaksud dengan Standar disini adalah sasaran atau target yang harus dicapai dalam menjalankan
fungsi manajemen. Standar ini akan digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja dari suatu
unit kerja, departemen ataupun organisasi secara keseluruhan. Standar dapat juga disebut sebagai
kriteria untuk menilai kinerja organisasi atau unit kerja dari organisasi tersebut.

Pada umumnya, Standar dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu Tangible dan Intangible.

Tangible (terukur atau nyata) – Tangible adalah standar yang dapat diukur dan nyata. Biasanya disebut
juga dengan Standar yang terukur (Measurable Standards). Standar Terukur yang ditentukan oleh
Manajemen dapat berupa Standar waktu yang harus dicapai (Time), standar biaya (Cost), standar
penjualan (Sales), standar pangsa pasar (Market Share), standar produktivitas (Productivity) hingga laba
yang harus dicapai (Profit).

Intangible (Tidak Terukur atau tidak berwujud) – Intangible adalah standar yang tidak dapat diukur
secara moneter ataupun angka. Standar Intangible ini lebih sulit diukur jika dibandingkan dengan
standar tangible. Contohnya Standar Intangible seperti sikap dan tingkah laku seorang karyawan,
penyimpangan pekerjaan seorang karyawan, kreativitas karyawan ataupun kesetiaan pelanggan

Anda mungkin juga menyukai