Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL:
IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS),
PENGELOLAAN REKAM MEDIS PUSKESMAS, SERTA PEMBIAYAAN DAN
ASURANSI KESEHATAN DI UPTD PUSKESMAS BENDOSARI
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Program Studi
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat dan KaruniaNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Laporan Praktik Kerja
Lapangan 4 di UPTD Puskesmas Bendosari.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada berbagai
pihak yang telah memberikan bimbingan serta turut membantu pelaksanaaan kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) Terutama kepada :
1. Ibu Fiqi Nurbaya S,KM., M.kes selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan kepada kami dalam penyusunan laporan.
2. Bapak selaku Kepala UPTD Puskesmas Bendosari yang telah mengizinkan kami
praktik PKL di UPTD Puskesmas Bendosari.
3. Ibu Irdian Kusumawati A.Md selaku Pembimbing Lapangan yang telah membantu
kami dalam menganalisis masalah yanag ada di lapangan.
4. Karyawan di UPTD Puskesmas Bendosari
5. Dan seluruh Rekan-Rekan yang telah memberikan Dorongan serta motivasi sehingga
laporan ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun penyajianya.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Kelompok IV
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................II
KATA PENGANTAR.................................................................................................................III
DAFTAR ISI................................................................................................................................IV
DAFTAR TABEL.........................................................................................................................V
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................V
DAFTAR SINGKATAN...............................................................................................................V
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................V
BAB I...............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..........................................................................................................................5
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................5
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................5
C. TUJUAN..................................................................................................................................5
D. MANFAAT...............................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................5
A. PUSKESMAS...........................................................................................................................5
B. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS).....................................................5
C. SISTEM PENGELOLAAN REKAM MEDIS...................................................................................5
D. PEMBIAYAAN DAN ASURANSI KESEHATAN............................................................................5
BAB III...........................................................................................................................................5
HASIL.............................................................................................................................................5
A. GAMBARAN UMUMUPTD PUSKESMAS BENDOSARI..............................................................5
B. SISTEM INFROMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI UPTD PUSKESMAS BENDOSARI
5
C. SISTEM PENGELOLAAN REKAM MEDIS DI UPTD PUSKESMAS BENDOSARI............................5
D. PEMBIAYAAN DAN ASURANSI KESEHATAN DI UPTD PUSKESMAS BENDOSARI.....................5
BAB IV............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
v
BAB V...........................................................................................................................................44
PENUTUP....................................................................................................................................44
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................44
B. SARAN.................................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................46
vi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
digunakan untuk pencatatan kunjungan pasien, pelayanan dan pembayaran dan juga
untuk pelaporan.
Sedangkan untuk pelaksanaan pekerjaan di unit rekam medis,seorang perekam
medis juga harus mengetahui sistem pengelolaan rekam medis di puskesmas serta
pembiayaan dan asuransi yang ada di puskesmas tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakanag di atas maka dapat diambil rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana sistem manajemen informasi puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas
Bendosari?
2. Bagaimana sistem pengelolaan rekam medis puskesmas di Puskesmas Bendosari?
3. Bagaimana pembiayaan dan asuransi kesehatan di Puskesmas Bendosari?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami gambaran tentang Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
dan SP2TP, sistem pembiayaan kesehatan, pengelolaan rekam medis puskesmas, serta
pembiayaan dan asuransi kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Melaku,nkan pencatatan, pelaporan, pengolahan dan penyajian data di puskesmas.
b. Memahami manajemen rekam medis di puskesmas.
c. Memahami pelaksanaan asuransi dan sistem pembiayaan kesehatan
D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Puskesmas
Manfaat pembuatan laporan bagi puskesmas yaitu sebagai bahan pertimbangan
dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya dibidang rekam medis
dan informasi kesehatan. Selain itu, juga dapat dijadikan bahan pertimbangan,
masukan dan evaluasi bagi rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
1. Definisi
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif di wilayah kerjanya (Permenkes No.43 tahun 2019). Menurut
(Permenkes No. 46 Tahun 2015) Puskesmas sebagai ujung tombak dan sekaligus
sebagai tolok ukur pelayanan publik di bidang kesehatan, merupakan salah satu pilar
dalam memenuhi tuntutan masyarakat. Agar Puskesmas menjalankan fungsinya secara
optimal perlu dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun
sumber daya yang digunakan. Penilaian keberhasilan Puskesmas dapat dilakukan oleh
internal organisasi Puskesmas itu sendiri, yaitu dengan “Penilaian Kinerja Puskesmas”
yang mencakup manajemen sumber daya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga,
serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan. Menurut
(Depkes, 2011) Pukesmas adalah sala satu sarana pelayanan kesehatan yang amat
penting di indonesia. Pukesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kabupaten / kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja.
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan
manajemen resiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Puskesmas, maka perlu
dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang
ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi. Tujuan utama akreditasi Puskesmas
adalah untuk pembinaan peningkatan mutu dan kinerja melalui perbaikan yang
berkesinambungan. Dalam akreditasi Puskesmas, pendekatan yang digunakan adalah
keselamatan dan hak pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas.
5
Prinsip ini ditegakkan sebagai upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien
(Permenkes RI No. 46 Tahun 2015).
2. Fungsi
Dalam permenkes RI No 75 Tahun 2019 dijelaskan bahwa Puskesmas
menyelenggarakan fungsi yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) tingkat pertama di wilayah. kerja dan upaya kesehatan mayarakat (UKM)
tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas
berwenang untuk :
a. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan
masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan.
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama
dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan puskesmas
dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.
f. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia puskesmas.
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
h. Memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok,
dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial,
budaya, dan spiritual.
i. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan pelayanan kesehatan.
j. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan
respon penanggulangan penyakit.
3. Tugas
6
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas dalam memberikan pelayanan
melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP maupun informasi lainnya yang
menunjang kegiatan pelayanan dengan menggunakan kemajuan teknologi (Aulia,
2017)
b. Tujuan Khusus
1) Sebagai Pedoman Penyusunan Perencanaan (PTP) tingkat puskesmas dan
pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas melalui mini lokakarya (minlok).
2) Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan puskesmas
3) Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program pokok puskesmas
4) Terjaganya data informasi dari puskesmas dan Dinas Kesehatan sehingga dapat
dilakukan analisa dan evaluasi untuk berbagai macam penelitian
5) Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan Kabupaten yang mendukung
terselenggaranya proses administrasi yang dapat meningkatkan kualitas
pelayanan dan mendukung pengeluaran kebijakan yang lebih bermanfaat untuk
masyarakat (Erawantini, Kurnia, & Tevalys, 2016).
3. Kegiatan SIMPUS
Menurut Kementerian Kesehatan (2006), kegiatan SIMPUS, diantaranya ialah :
a. Pengelolaan informasi riwayat medis pasien
b. Pengelolaan informasi kunjungan pasien ke puskesmas
c. Pengelolaan informasi kegiatan pelayanan kesehatan dalam gedung, meliputi :
1) Pelayanan rawat jalan (poliklinik umum, gigi, KIA, imunisasi, dll)
2) Pelayanan unit gawat darurat
3) Pelayanan rawat inap
4) Pengelolaan informasi pemakaian dan permintaan obat atau farmasi di
puskesmas, pos obat desa, pos UKK (Unit Kesehatan Kerja)
5) Pengelolaan informasi tenaga kesehatan puskesmas
6) Pengelolaan informasi sarana dan peralatan (invetaris) puskesmas
8
organisasi yang berperan mengatur berbagai macam kegiatan rekam medis tersebut
sesuai dengan spesifikasi dan deskripsi kinerja masing-masing. Sehingga ketika
tujuan dari rekam medis telah tercapai secara maksimal, maka juga akan memberikan
nilai guna yang biasa disebut dengan ALFRED,yaitu Administration (Administrasi)
tindakan dan pelayanan wewenang tenaga para medis, Legal (Hukum) jaminan
kepastian hukum suatu pelayanan, Financial (Keuangan) digunakan untuk
menentukan biaya yang harus ung ditanggung pasien, Research (Penelitian) berperan
dalam pengembangan ilmu tentang suatu masalah baru dalam kesehatan, dan
Documentation (Dokumentasi) sebagai sumber pengingat yang didokumentasikan
untuk mencapai setiap tujuan rumah sakit (Dirjen Yanmed, 2006)
2. Sistem Identifikasi Dokumen Rekam Medis
a. Sistem Penamaan
Menurut Shofari (2004) sistem penamaan dalam pelayanan rekam medis
adalah tata cara penulisan nama seseorang yang bertujuan untuk membedakan
satu pasien dengan pasien lain untuk memudahkan dalam mengindeksan Kartu
Indeks Utama Pasien (KIUP). Sistem pemberian nama dibedakan menjadi :
1) Nama orang Indonesia
a) Nama Tunggal
Nama orang dapat terdiri dari satu kata, dua kata atau lebih. Nama
orang yang hanya terdiri dari satu kata, diindeks sebagaimana nama itu
tersebut.
Contohnya :
Saminem Saminem
Marjono Marjono
b) Nama Majemuk
Nama orang Indonesia yang majemuk dan oleh si pemilik nama itu
ditulis menjadi satu, diindeks sebagai mana itu ditulis.
Contoh:
Ahmad Rifai Ahmad Rifai
10
Contoh:
Melisa Putri Putri Melisa
Amanda Sari Sari Amanda
e) Nama Pemandian
Nama orang Indonesia yang menggunakan nama pemandian atau
nama baptis, maka diindeks dan ditulis menurut nama terakhir.
Contoh:
Paulina Suwarsih Suwarsih Paulina
Florensius Sunarhadi Sunarhadi Florensius
f) Nama Gelar
Nama-nama orang Indonesia yang diikuti dengan gelar, maka diindeks dan
ditulis ditempatkan dibelakang tanda kurung.
Contoh :
11
g) Nama Singkatan
(1) Nama Singkatan yang tidak diketahui kepanjangannya
Nama yang diiringi atau didahului dengan singkatan, tetapi tidak
diketahui kepanjangannya, yang diutamakan adalah nama lengkapnya.
Contoh:
Sarjito Sarjito, A.
(2) Nama singkatan yang diketahui kepanjangannya
Nama yang diiringi atau didahului dengan singkatan, tetapi
diketahui kepanjangannya, singkatan itu ditulis kepanjangannya dan
diindeks menurut yang telah dibicarakan. Maka diindeks kata terakhir
dijadikan kata tangkap utama, atau dianggap sebagai nama keluarga.
Contoh:
Andi Setiawan Setiawan Andi
b. Sistem Penomoran
Menurut Shofari (2004) sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis yaitu
cara penulisan nomor yang diberikan kepada pasien yang datang berobat sebagai bagian
dari identitas pribadi pasien yang bersangkutan. Dikatakan sebagai bagian dari identitas
pribadi karena dengan menyebut atau menulis nomor rekam medis tertentu maka dapat
diketahui siapa pemiliknya. Nomor rekam medis memiliki berbagai kegunaan atau tujuan
yaitu sebagai petunjuk folder DRM pasien yang bersangkutan, untuk pedoman dalam tata
cara penyimpanan (penjajaran) DRM dan sebagai petunjuk dalam pencarian DRM yang
telah tersimpan di filing.
Nomor rekam medis terdiri dari 6 angka (digit) yang terbagi menjadi 3 kelompok
masing-masing kelompok terdiri dari dua angka. Dengan demikian dijumpai kelompok
angka awal, tengah dan akhir. Enam angka tersebut dimulai dari 00.00.00 s/d 99.99.99.
Menurut Budi (2011) sistem penomoran dibagi menjadi 3 sistem, yaitu :
1) Pemberian Nomor Cara Seri (Serial Numbering System)
12
Sistem penomoran dimana setiap pasien datang berkunjung selalu diberi nomor
baru.
Kelebihan dari sistem penomoran serial numbering system yaitu :
a) Pelayanan lebih cepat karena tidak perlu mencari rekam medis lama (untuk
kunjungan lagi).
b) Rak penyimpanan terisi dengan konstan.
c) Petugas mudah dalam mengerjakannya.
Menurut Surat Keputusan Direktorat Jendral Pelayanan Medik No. 78, 1991,
Kekurangan dari sistem penomoran unit numbering system yaitu :
a) Family Folder
Terdiri dari 9 digit dengan 2 pasang digit yang ditempatkan pada setiap keluarga. Dua
digit yang ditempatkan sebelum nomor rekam medis merupakan kode wilayah disusul
lima digit nomor catatan medis kemudian dua digit untuk kode anggota keluarga.
Kode wilayah yaitu:
a) Kode 01-09 digunakan untuk desa di wilayah kerjanya.
b) Kode 90 digunakan untuk luar wilayah kerjanya.
Apabila presentase kunjungan ulang lebih banyak, maka akan terjadi kekosongan
pada bagian-bagian tertentu dari rak penyimpanan
c. Sistem Penjajaran
Menurut Shofari (2004) dokumen rekam medis yang disimpan ke dalam
rak penyimapanan tidak ditumpuk melainkan disusun berdiri sejajar satu dengan
yang lain.
Penjajaran DRM mengikuti urutan nomor rekam medis dengan 3 cara, yaitu :
1) SNF (Straight Numerical Filing)
Sistem penjajaran dengan nomor langsung yaitu sistem penyimpanan
dokumen rekam medis dengan mensejajarkan folder dokumen rekam medis
berdasarkan urutan langsung nomor rekam medisnya pada rak penyimpanan.
Misalnya keempat rekam medis berikut ini akan disimpan berurutan dalam
satu rak, yaitu 12-51-18, 12-51-19, 12-51-20.
Kelebihan dari SNF adalah :
a) Mudah dalam mengambil berkas rekam medis dengan nomor rekam medis
yang berurutan tanpa jeda beberapa nomor.
b) Mudah melatih petugas-petugas yang harus melaksanakan pekerjaan
penyimpanan tersebut.
Kekurangan dari sistem SNF adalah :
15
58-78-96 99-78-96
58-78-97 99-78-97
58-78-98 99-78-98
Kelebihan dari sistem MDF adalah :
a) Memudahkan pengambilan 100 rekam medis yang nomornya berurutan
b) Penyebaran nomor merata
c) Pembagian tugas mudah
3) TDF (Terminal Digit Filing)
Sistem penjajaran dengan sistem angka akhir atau TDF yaitu suatu sistem
penyimpanan dokumen rekam medis dengan mensejajarkan folder dokumen
rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada 2 angka kelompok
akhir.
Contoh :
35-04-02 98-05-26 98-99-30
36-04-02 99-05-26 99-99-30
Kelebihan dari sistem TDF adalah :
a) Penambahan jumlah dokumen rekam medis selalu tersebar merata ke 100
kelompok (section) didalam rak penyimpanan.
16
pasien dalam satu kesatuan (folder). Dokumen rekam medis rawat jalan, gawat
darurat dan rawat inap milik sesorang pasien menjadi satu dalam satu folder (map).
data yang tercatat di dalam formulir rekam medis sesuai dengan kasus
penyakitnya., mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan formulir
rekam medis. (Budi, 2011) .
d. Filling
Proses filing yang dilakukan berupa petugas memasang tracer ketika dokumen
diambil dan mengembalikan dokumen sesuai dengan nomor rekam medis yang
tertera di tracer. Pengembalian dokumen dilakukan ketika dokumen telah
selesai digunakan pada pelayanan pasien. Kegiatan di unit filling menurut
Shofari (2004) yaitu menyimpan rekam medik sesuai dengan metode yang
telah ditentukan, mengambil kembali rekam medik untuk berbagai keperluan,
meretensi rekam medik sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, menyimpan
rekam medik yang dilestarikan.
5. Sistem Retensi,Penyusutan dan Pemusnahan
a. Sistem Retensi
Menurut Sudra (2014), retensi berarti menyimpan. Sistem retensi adalah sistem
yang mengatur jangka waktu penyimpanan berkas rekam medis. Pemenkes
296/Menkes/Per/III/2008 dalam Bab IV Pasal 8 mengatur bahwa :
1) Rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit wajib disimpam sekurang-
kurangnya untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal terakhir
pasien berobat atau dipulangkan.
2) Setelah batas wakru 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang dan
persetujuan tindakan medik.
3) Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medic sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) hanya disimpan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
terhitung dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut.
1) Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit wajib
disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung dari
tanggal terakhir pasien berobat.
20
2) Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui, rekam
medis dapat dimusnahkan.Secara umum, hingga saat ini profesi perekam
medis masih menganut acuan umum yang menyatakan bahwa berkas rekam
medis disimpan minimal 5 tahun sejak tanggal terakhir pasien berobat (atau
sejak pasien meninggal dunia).
Berkas rekam medis aktif yaitu berkas rekam medis yang masih digunakan
untuk pelayanan pasien yang bersangkutan. Berkas rekam medis inaktif yaitu
berkas rekam medis yang sudah tidak digunakan lagi untuk pelayanan pasien
yang bersangkutan.
Seandainya berkam rekam medis sudah menjadi inaktif dan sudah
dipindahkan keruang filing inaktif lalu pasien datang berobat lagi maka berkas
rekam medis akan diambil kembali dan setelah digunakan untuk pelayanan akan
disimpan di ruang filing aktif lagi. Hasil dari proses retensi adalah tersimpannya
berkas rekam medis aktif ( di ruang filing aktif ) dan berkas rekam medis inaktif
(di ruang filing inaktif) sesuai masa simpan yang telah ditentukan.
b. Sistem Penyusutan
Menurut Sudra (2014), telah dibahas sebelumnya bahwa berkas rekam
medis boleh disimpan lebih dari angka tahun dalam tabel JRA(Jadwal Retemsi
Arsip). Namun jika kapasitas ruang filing sudah padat maka perlu dilakukan
pemilahan dan pemilahan terhadap berkas rekam medis yang sudah masuk masa
inaktif. Berkas rekam medis inaktif ini kemudian diturunkan dari rak
penyimpanan dan dipindahkan ke ruang filing inaktif. Kegiatan memilih dan
memilah (memisahkan) berkas rekam medis aktif dan inaktif inilah yang disebut
sebagai penyusutan.
Dengan dipisahkannya berkas rekam medis inaktif maka rak penyimpanan
rekam medis aktif bisa menjadi lebih longgar lagi. Rak yang sudah terlalu padat
dapat mempersulit dan memperlambat proses penyimpanan dan pencarian
kembali rekam medis. Selain itu, penyimpanan yang dapat juga cenderung tidak
rapi, kusut, dan berkas menjadi rusak atau sobek. Hasil dari proses penyusutan
adalah terpisahnya berkam rekam medis inaktif dari berkas rekam medis yang
masih aktif.
21
c. Sistem Pemusnahan
Prinsipnya, sistem pemusnahan mengatur tentang cara pemusnahan berkas rekam
medis yang dianggap sudah tidak ternilai lagi.
Laporan Bulanan (LB) dilakukan setiap bulan dan baling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Dati II. Laporan bulanan sentinel LB1S dan
LB2S setiap tanggal 10 bulan berikutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Dati II, Dati I
dan Pusat (untuk LB1S ke Ditjen PPM dan LB2S ke Ditjen Binkesmas), sedangkan
Laporan Tahunan (LT) dikirim selambat-lambatnya tanggal 31 januari tahun berikutnya.
Khusus untuk laporan LT-2 (data Kepegawaian) hanya diisi bagi pegawai yang
baru/belum mengisi formulir data Kepegawaian (Ahmad, 2005).
Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan, meliputi jenis data yang dikumpulkan,
dicatat, dan dilaporkan puskesmas. Jenis data tersebut mencakup:
1. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dan alokasi dana yang harus disediakan
untukdimanfaatkan dalam upaya kesehatan sesuai dengan kebutuhan perorangan,
kelompok dan masyarakat (Setyawan, 2015).Menurut Kementerian Kesehatan RI
(2014) pembiayaan kesehatan harus kuat, stabil, dan selalu berkesinambungan untuk
menjamin terselenggaranya kecukupan (adequacy), pemerataan (equity), efisiensi
(efficiency), dan efektifitas (effectiveness) pembiayaan kesehatan itu sendiri. Pengertian
pembiayaan tersebut merujuk pada dua sudut pandang berikut:
BAB III
HASIL
2) UKM Pengembangan
a) Pelayanan Kesehatan Lansia
b) Pelayanan Kesehatan Kerja
31
6. Jadwal Pelayanan
a. Pelayanan Pendaftaran
1) Hari Senin – Kamis
Jam 07.30 – 12.00
2) Hari Jum’at
Jam 07.30 – 10.00
3) Hari Sabtu
Jam 07.30 – 11.00
b. Pelayanan
Dimuali pukul 08.00 – selesai
c. Laboratorium
1) Hari Senin – Kamis
Jam 07.30 – 10.30
2) Hari Jum’at
Jam 08.00 – 10.30
3) Hari Sabtu
Jam 08.00 – 11.00
Keterangan :
1) Pada kolom nomor KS/ BPJS ada tambahan tombol verifikasi, apabila
nomor BPJS tidak bermasalah maka secara otomatis akan muncul
tulisan “OK” . Tetapi apabila nomor tersebut bermasalah, maka akan
muncul tulisan“NO RESULT”masalah yang kemungkinan terjadi yaitu
:
a. Faskes Tingkat I nya bukan untuk Puskesmas Bendosari
b. Premi belum terbayar atau masih mempunyai tunggakan
c. Nomor yang di inputkan salah atau tidak terdaftar
33
2) Pada kolom pengirim apabila data belum lengkap, maka sistem tidak
akan mau menyimpan.
3. Aplikasi SIMPUS
a. Tampilan Home
Tampiln profil SIMPUS Puskesmas Bendosari sebagai berikut :
c. Input Data
Pada bagian input data Pada SIMPUS UPTD bendosari terdiri dari :
1) Registrasi Pasien
2) Data Kunjungan Pasien
3) Kasir
4) Sinkronisasi Pengiriman Data
c. Sistem Penjajaran
Penjajaran dokumen rekam medis UPTD Pukesmas Bendosari
menggunakan straight numerical filing (SNF) dengan menjajarkan
langsung dokumen dari angka kecil ke besar.
BAB IV
PEMBAHASAN
tidak membawa KIB maka petugas bisa mencari dengan cara menginput nama dan
kode desa di database SIMPUS.
Assembling di Puskesmas Bendosari sudah sesuai dengan teori yang ada dimana
petugas meniliti kelengkapan SOAP (Subject, Object, Assement,Plannning) dan paraf.
Apabila dokumen Rekam Medis belum lengkap maka hari itu juga segera
dikembalikan kepada petugas yang memberikan pelayanan di ruang pemeriksaan
untuk dilengkapi terlebih dahulu. Hal ini sudah sesuai dengan teori Budi, 2011.
c. Analysing dan Reporting
Alur dan prosedur analysing dan reporting di Puskesmas Bendosari Sukoharjo
sudah sesuai dengan teori (Budi, 2011) karena mengikuti aturan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukoharjo yaitu bertanggung jawab atas pembuatan laporan bulanan yang
akan dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo setiap tanggal 5 tiap
bulannya.
d. Filling
Alur dan prosedur filling di Puskesmas Bendosari Sukoharjo sudah sesuai dengan
teori Budi, 2011 yaitu petugas filling bertugas untuk menyimpan DRM, menyediakan
DRM untuk berbagai keperluan, melindungi arsip-arsip DRM terhadap kerahasiaan
isi data Rekam Medis dan melindungi arsip DRM terhadap biaya kerusakan fisik.
Tetapi masih terjadi DRM hilang atau yang di pinjam oleh poli tidak kembali dalam 1
X 24 jam, sehingga petugas harus membuatkan dokumen baru untuk pasien lama
yang berkunjung ke Puskesmas.
5. Sistem Penyusutan dan Pemusnahan
Penyusutan dan pemusnahan di Puskesmas Bendosari bertujuan untuk
mengurangi Rekam Medis yang semakin bertambah dan menggurangi kepadatan rak
penyimpanan berkas Rekam Medis .Puskemas Bendosari sudah melakukan
penyusutan dokumen Rekam Medis (DRM) pada tanggal 12 Juni 2016. Sistem
penyusutan di Puskesmas Bendosari Sukoharjo sudah sesuai dengan teori dari
PermenKes No. 269 tahun 2008, yaitu melakukan pemisahan dokumen aktif ke in-
aktif terhitung 5 tahun dari tanggal akhir tersebut. Untuk pemusnahan dokumen
Rekam Medis dokumen Rekam Medis in-aktif Puskesmas Bendosari belum
melakukan pemusnahan dokumen.
Sistem pelaporan di Puskesmas Bendosari sudah sesuai dengan aturan yang berlaku
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dimana kegiatan Puskesmas Bendosari
dicatat dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. Data dari luar gedung
(Pustu dan PKD) di input melalui aplikasi SIMPUSTU,selanjutnya rekapan akan di
upload ke SIMPUS Web, Kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukoharjo.
Jadwal pelaporan sebagai berikut :
a. Laporan Bulanan : LB 1 (Data Kesakitan), LB 2 (Data Obat-obatan).
: LB 3 (Gizi,KIA,KB,Imunisasi, dan P2M) dan LB 4 (Data
Kegiatan Puskesmas)
b. Laporan KLB (W1) dilaporkan 1X24 jam
c. Penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah (W2) dilaporkan secara
mingguan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) memudahkan petugas dalam pelayanan dan
pengelolahan data kemudahan mecari identitas pasien, menginput data pasien hingga
pelaporan ke Dinas Kabupaten Sukoharjo.
2. UPTD Puskesmas Bendosari menggunakan sistem penamaan pasien sesuai dengan
kartu identitas milik pasien. Sistem penomoran yang digunakan ialah Unit
Numbering System (UNS) dengan penambahan dua digit kode wilayah diawal nomor
index pasien. Sistem penjajaran yang digunakan ialah secara Straight Numbering
Filing (SNF) dan sistem penyimpanan secara sentralisasi.
3. Sistem pengelolahan dokumen rekam medis pasien belum sesuai dengan prosedur
seharusnya yang dikemukakan oleh Budi (2011) dimana pengelolahan dokumen
rekam medis dimulai dari assembling, coding, indexing, analisyng reporting, dan
filing. Karena pada proses filling masih terjadi DRM yang hilang atau belum
kembali dalam 1 X 24 jam.
4. Sistem pelaporan di Puskesmas Bendosari sudah sesuai dengan aturan yang berlaku
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dimana kegiatan Puskesmas Bendosari
dicatat dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. Data dari luar
gedung (Pustu dan PKD) di input melalui aplikasi SIMPUSTU,selanjutnya rekapan
akan di upload ke SIMPUS Web, Kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukoharjo
46
M. Saran
1. Sistem rekam medis yang telah diterapkan di UPTD Puskesmas Bendosari dapat
terus dipertahankan karena sudah tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada di wilyah
kerja puskesmas.
2. Membuat buku ekspedisi untuk memudahkan pelacakan DRM yang di pinjam lebih
dari 1 X 24 jam oleh poli.
47
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, N. R. (2017). Human, Organization and Technology Factors in the Using of SIMPUS
Application for Patient Registration at Mulyorejo Public Health Centre, Surabaya. The
Indonesian Journal of Public Health, 12(2), 237–248.
https://doi.org/10.20473/ijph.v12i1.2017.237-248 (diakses pada Februari 2021)
Budi, SC. (2011). Manajemen Unit Rekam Medis. Yogyakarta : Quantum Sinergis Media
Effendi. (2009). Manajemen Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika
Erawantini, F., Kurnia, W., & Tevalys, D. (2016). Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS) Kencong Kabupaten Jember dengan Metode End User Computing (EUC)
Satisfaction. Kesehatan, 4(2), 1–13.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Retrieved from
http://www.depkes.go.id (diakses pada Februari 2021)
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis
Radja, I. I., Kusnanto, H., & Hasanbasri, M. (2015). Asuransi Kesehatan Sosial dan Biaya Out of
Pocket di Indonesia Timur. Kebijakan Kesehatan Indonesia, 4(2), 50–56. Retrieved from
https://doi.org/10.22146/JKKI.V4I2.36095 (diakses pada Februari 2021)
LAMPIRAN
Lampiran 8 Tracer
55