Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

PRAKTIKUM OTOMASI INDUSTRI

PNEUMATIK TRAINER

disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Otomasi Industri yang
diampu oleh Drs. Yoyo Sumantri, S.Pd., M.T. dan Erik Haritman, S.Pd., M.T..

oleh:

Khaesa Ananda Putri 1600986

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Otomasi Industri.

Selama penyusunan laporan ini, penulis menghadapi banyak hambatan. Namun


dengan bantuan dari berbagai pihak, hambatan tersebut dapat diatasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan semangat, doa, dan materi
selama proses penyusunan laporan.
2. Bapak Drs. Yoyo Sumantri, S.Pd., M.T., dan Bapak Erik Haritman, S.Pd., M.T.,
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Praktikum Otomasi Industri.
3. Teman-teman seperjuangan PTE ELIND 2016.
4. dan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari proses penyusunan dan penulisan laporan ini belum sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat secara khusus bagi penulis
dan pembaca pada umumnya.

Bandung, Januari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Jobsheet 1 Sistem Pneumatik sederhana dengan suntikan ......................................................... 4


Jobsheet 2 Kompresor, Pipa transmisi dan Aktuator ................................................................. 7
Jobsheet 3 Silinder Pneumatik ................................................................................................... 9
Jobsheet 4 Katup Pneumatik .................................................................................................... 12
Jobsheet 5 Kontrol Kecepatan ................................................................................................. 15
Jobsheet 6 Fungsi Logika Pada Pneumatik .............................................................................. 18
Jobsheet 7 Elektro Pneumatik .................................................................................................. 21
Jobsheet 8 Penundaan waktu (time delay) ............................................................................... 26
Jobsheet 9 Kontrol Sekuensial ................................................................................................. 28
Jobsheet 10 Merancang Sistem Pneumatik .............................................................................. 31

3
Jobsheet 1
Sistem Pneumatik sederhana dengan suntikan

I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat :
a. Memahami pemanfaatan udara sebagai zat alir pada system pneumatic
b. Memahami pemanfaatan udara bertekanan sebagai salah satu bagian dari sistem
pneumatik.

II. Teori Singkat


Udara adalah zat yang digunakan sebagai fluida pada system pneumatic karena
sifatnya yang dapat mengalir dan dimampatkan, sehingga energi yang dimiliki dari aliran
atau tekanan udara tersebut dapat di rubah menjadi energi lain sesuai kebutuhan, aliran udara
dapat di ciptakan dengan menciptakan tekan (penambahan volume udara atau perubahan
ruang penampang udara) maka udara akan mengalir pada ruangan yang bertekanan tinggi ke
ruang bertekanan rendah.
III. Alat/ bahan

Pneumatik Accesoris – C

IV. Langkah Kerja


a. Siapkan pneumatik accesoris – C
b. Ambil beberapa suntikan dan selang lalu hubungkan seperti gambar 1.1 di bawah.

c. Tekan tuas pada suntikan A yang tuasnya menonjol keluar, lalu apa yang terjadi
pada tuas suntikan B?, lakukan sampai tuas suntikan A terdorong sampai
maksimal.
d. Posisikan kembali tuas suntikan seperti gambar 1.1.
e. Tekan tuas pada suntikan A secara bertahap, dengan panduan ukuran pada badan
suntikan A, dorong tiap 5ml lalu perhatikan pergerakan tuas pada suntikan B, catat
perubahan posisi tuas suntikan B berbanding Tuas Suntikan A.
f. Persiapkan kembali beberapa suntikan dan selang pneumatic, lalu rakit kembali
suntikan seperti gambar 1.2.

4
g. Tekan tuas pada suntikan A, lalu perhatikan pergerakan tuas pada suntikan B dan
C, amati perbandingan pergerakan antara tuas A,B dan C.
h. Posisikan kembali tuas suntikan A, B dan C seperti gambar 2.1.
i. Tekan tuas A secara berharap dengan panduan ukuran pada badan suntikan A,
dorong tiap 5ml lalu perhatikan pergerakan tuas pada suntikan B dan C, catat
perubahan posisi tuas B dan C, berbanding tuas suntikan A.
j. Persiapkan kembali beberapa suntikan dan selang pneunmatik, lalu rakit kembali
suntikan seperti gambar 1.3.

k. Tekan tuas Suntikan B lalu rasakan tekanan yang dihasilkan pada tuas suntikan A.
l. Posisikan tuas suntikan A tertarik secara penuh dan tuas suntikan B terdorong
secara penuh, lalu dorong tuas suntikan B secara perlahan, perhatikan pergerakan
tuas suntikan B, rasakan gaya yang dihasilkan pada suntikan B.
m. Bandingkan pergerakan tuas dengan gaya yang dihasilkan pada poin (k dan l).

5
V. Hasil Pengamatan
Percobaan suntikan 1
Posisi Tuas A (ml) Posisi Tuas B (ml)
0 ml 20 ml
5 ml 15 ml
10 ml 10 ml
15 ml 5 ml
20 ml 0 ml

Percobaan suntikan 2
Posisi Tuas A (ml) Posisi Tuas B (ml) Posisi Tuas C (ml)
20 ml 0 ml 0 ml
15 ml 2,5 ml 2,5 ml
10 ml 5 ml 5 ml
5 ml 7,5 ml 7,5 ml
0 ml 10 ml 10 ml

Percobaan suntikan 3
Posisi Tuas A (ml) Posisi Tuas B (ml)
0 ml 2,5 ml
1 ml 1,5 ml
2,5 ml 0 ml

VI. Analisis Kesimpulan


Pada percobaan pertama tuas utama masing-masing sama sehingga tuas utama dan
tuas penerima hasilnya berkebalikan. Pada percobaan kedua ada 3 tuas dimana tuas utama
berukuran 20 ml dan 2 tuas penerima 10 ml, dimana udara yang dikeluarkan dari tuas utama
akan terbagi 2 ke tuas penerima. Pada percobaan ketiga tuas B hanya memiliki ukuran 2,5ml
sehingga udara yang dapat terpenuhi hanya 2,5 ml dari tuas A sebagai tuas utama. Jadi dari
praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa udara yang dikeluarkan pada tuas pendorong atau
tuas utama akan berkebalikan hasilnya dengan tuas penerima.

6
Jobsheet 2
Kompresor, Pipa transmisi dan Aktuator

I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi jenis
Kompresor, pipa Transmisi dan Aktuator secara langsung.

II. Teori Singkat


Udara bertekanan dapat didapatkan dengan menambah volume udara di tempat
penampungan yang terbatas, sehingga tekanan pada ruang penampung akan meningkat, cara
untuk menambah volume udaranya yaitu dengan memanaskan udara agar udara memuai dan
volume meningkat, akan tetapi hal itu sedikit lebih sulit dibandingkan dengan menggunakan
kompresor, yaitu alat untuk menangkap udara bebas di atmosfir dan memasukan nya ke
dalam tempat penampungan.
Udara termampatkan di alirkan melalui pipa-piap transmisi, pipa transmisi yang
digunakan tergantung dari aplikasi dan kontruksi dari system pneumatic itu sendiri. Dari
jenisnya pipa transmisi bida dibedakan menjadi dua yaitu jeni a)
fleksibel dan b) jenis rigid.
Energi potensial yang terdapat pada udara bertekanan di rubah menjadi energi
mekanik yaitu Gerakan mekanik aktuator, secara garis besar actuator pneumatic dari
pergerakan yang dihasilkan dibagi menjadi dua jenis yaitu a) actuator linier dan b) aktuator
jenis rotary.

III. Alat/ bahan


a. Pneumatik Accesoris – C
b. Trainer sistem Pneumatik
c. Pompa tangan

IV. Langkah Kerja


a. Persiapkan pompa tangan
b. Pertama amati pompa tangan, termasuk jenis kompresor apakah pompa tangan?
Bagaimana cara kerjanya?
c. Adakah jenis kompresor lain yang ada di laboratorium, jika ada sebutkan dan
bagaimana cara kerjanya.
d. Sekarang siapkan pneumatic Accesory – C, amati selang yang berfungsi sebagai
pipa transmisi pada trainer pneumatic, termasuk jenis pipa transmisi apa selang
pada pneumatic Accesory – C?
e. Pipa transmisi berhubungan dengan tekanan udara yang dialirkan, berapakah
rentang tekanan udara yang termasuk dalam tekanan rendah, sedang dan tinggi?
f. Sekarang siapkan trainer system pneumatik, perhatikan tiap komponen yang
terpasang pada trainer tersebut.
g. Amati system kompresor yang terpasang pada trainer, sebutkan nama dan fungsi
komponen tersebut!
h. Sebutkan jenis actuator yang ada pada trainer tersebut, sebutkan tiap
komponennya!
i. Sebutkan contoh peralatan pneumatic lain yang menggunakan actuator jenis linier
dan rotary!

7
V. Hasil Pengamatan
Rentang jenis tekanan
Rendah : 10 Psi Sedang : 20 Psi Tinggi : 25 Psi

Macam-macam Aktuator pada trainer system Pneumatik


Jenis Nama
Aktuator Elektrik Linier Selenoid
Aktuator linier Hidrolik Hidrolik cylinder
Aktuator linier Pneumatik Pneumatic rams: rodless type
Aktuator linier Pneumatik Pneumatic rams : rod type

VI. Analisis Kesimpulan


Pompa yang digunakan untuk mengisi kompresor yang ada di trainer adalah pompa
tangan seperti pompa tangan udara untuk mengisi udara didalam ban sepeda. Pipa transmisi
yang digunakan dalam trainer untuk kompresor adalah jenis pipa polytylene. Rentang jenis
tekanan yang ada pada trainer pneumatic adalah rendah sebesar 10 Psi, sedang sebesar 20 Psi
dan tinggi sebesar 25 Psi. Terdapat 3 jenis actuator yang ada dalam trainer ini.

8
Jobsheet 3
Silinder Pneumatik

I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat mengoperasikan silinder
pneumatic SAC dan DAC

II. Teori Singkat


Silinder Pneumatik adalah actuator yang sering digunakan dalam system pneumatik,
silinder bekerja merubah tekanan udara menjadi dorongan atau tarikan makanik dengan
kontruksinya, secara umum silinder pneumatic dibagi menjadi dua jenis yaiut a) single
Acting Cylinder dan b) Double Acting Cylinder.
Ukuran silinder pneumatic menentukan beban kerja yang dapat dikerjakan oleh
silinder tersebut, gaya maksimum yang dihasilkan oleh silinder pneumatic dapat dihitung
dengan persamaan …. (1) untuk silinder SAC.

Dimana perbedaan perhitungan SAC dan DAC terdapat pada perhitungan luas
penampang pada silinder DAC dipengaruhi oleh luas dari tangkai piston. Sehingga untuk
silinder DAC pada bagian luas penampang menggunakan rumus (3).

III. Alat/ bahan


a. Pneumatik Accesoris – C
b. Trainer system Pneumatik
c. Pompa tangan

IV. Langkah Kerja


a. Persiapkan pompa tangan dan trainer pneumatic.
b. Hubungkan pompa tangan dan trainer pneumatic, lalu pompa sampai gauge
menunjukan tekanan sekitar 25bar.
c. Persiapkan beberapa pipa transmisi pada Pneumatik Accesory – C, lalu rakit
rangkaian pada trainer pneumatic seperti gambar 3.1

9
d. Setelah semua terhubung dengan benar, alirkan udara kepada sillinder SAC
dengan mengubah posisi actuator katup pneumatic. (tipe toogle)
e. Amati pergerakan silinder SAC terhadap perubahan posisi katup pneumatic
(tangkai silinder pneumatic seharusnya terdorong penuh ke luar)
f. Ubah kembali posisi katup pneumatic sampai tangkai silinder SAC tertarik
kembali ke dalam
g. Lakukan lagi kegiatan pada poin (e) sehingga tuas silinder SAC terdorong keluar,
lalu cabut selang transmisi yang terhubung pada silinder SAC, apa yang terjadi
dan mengapa demikian?
h. Rangkai kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 3.2 dibawah

i. Setelah semua terhubung dengan benar, alirkan udara kepada silinder DAC
dengan mengubah posisi actuator katup pneumatic. (tipe push button dengan
pembalik pegas)
j. Amati pergerakan silinder DAC (tuas silinder DAC seharusnya terdorong keluar)
k. Ubah kembali posisi katup pneumatic dan amati pergerakan silinder DAC (tuas
silinder DAC seharusnya tertarik kembali ke dalam)

10
l. Lakukan kembali kegiatan pada poin (i) sampai tuas silinder DAC terdorong
kembali keluar, lalu lepas kedua pipa transmisi yang terhubung kepada silinder
DAC, apa yang terjadi? Mengapa bisa demikian?

V. Hasil Pengamatan
Pada percobaan pertama aliran yang masuk kedalam katup 3/2 akan mendorong SAC.
Dan pada saat udara yang ada di dalam single acting cylinder ingin keluar maka katup 3/2
mengeluarkan udara yang sudah mendorong single acting cylinder.
Pada percobaan kedua dimana katup yang digunakan adalah katup 5/2, dimana katup ini
akan mendorong double acting cylinder dan mengembalikan ke keadaan semula. Dimana
pada saat push button ditekan maka katup merubah jalur aliran akan masuk ke dalam double
acting cylinder pada lubang pertama. Dan pada saat push button tidak ditekan maka double
acting cylinder kembali ke keadaan semula dan katup membuang udara yang sebelumnya ada
di cylinder tersebut

VI. Analisis Kesimpulan


Pada percobaan pertama aliran yang masuk kedalam katup 3/2 akan mendorong SAC.
Dan pada saat udara yang ada di dalam single acting cylinder ingin keluar maka katup 3/2
mengeluarkan udara yang sudah mendorong single acting cylinder.
Pada percobaan kedua dimana katup yang digunakan adalah katup 5/2, dimana katup ini akan
mendorong double acting cylinder dan mengembalikan ke keadaan semula. Dimana pada saat
push button ditekan maka katup merubah jalur aliran akan masuk ke dalam double acting
cylinder pada lubang pertama. Dan pada saat push button tidak ditekan maka double acting
cylinder kembali ke keadaan semula dan katup membuang udara yang sebelumnya ada di
cylinder tersebut

11
Jobsheet 4
Katup Pneumatik

I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat memahami cara kerja dan
fungsi katup pneumatic.

II. Teori Singkat


Katup pneumatic berfungsi untuk mangatur aliran udara bertekanan dengan
merekayasa saluran udara untuk arah pengaliran.
Katup pneumatic menyediakan beberapa arah arus aliran udara tergantung jenis dan
kebutuhan, mulai dari dua arah saja sampai lima bahkan lebih pilhan jalur aliran udara.
Katup pneumatic merubah aliran udara dengan cara merubah jalur aliran udara yang
dapat dipicu secara mekanik oleh manusia, secara elektronik dan bahkan oleh udara itu
sendiri, yang selanjutnya di sebut dengan actuator katup pneumatic.
Katup pneumatic yang pergerakannya di picu oleh rangkaian elektronik atau arus
listrik di sebut katup solenoid, sedangkan katup pneumatic yang pergerakannya dipicu oleh
udara disebut pilot valve, penggunaan tiap actuator disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi.

III. Alat/ bahan


a. Pneumatik Accesoris – C
b. Trainer system Pneumatik
c. Trainer system Elektro Pneumatik
d. Pompa tangan

IV. Langkah Kerja


a. Persiapkan pompa tangan dan trainer pneumatik
b. Hubungkan pompa tangan dan trainer pneumatic, lalu pompa sampai gauge
menunjukan tekanan sekitar 25 bar
c. Persiapkan beberapa pipa transmisi pada Pneumatik Accesory – C, lalu rakit
rangkaian pada trainer pneumatic seperti gambar 4.1

d. Pada trainer pneumatic terdapat dua 3-way valve yang berbeda actuator, silahkan
pilih salah satu saja dulu.
e. Setelah semua terhubung, lakukan rekayasa jalur udara pada katup pneumatic
dengan merubah posisi actuator nya (jenis actuator tergantung katup pneumatic
pilihan anda)
f. Amati rekayasa aliran udara yang terjadi, bandingkan dengan jalur udara yang
tergambar pada symbol katup pneumatic (3-way valve)

12
g. Amati juga cara kerja actuator yang digunakan untuk merubah jalur udara,
pahami bagaimana cara kerjanya dan fungsinya bagi perubahan jalur udara pada
katup pneumatik
h. Lakukan lagi kegiatan pada poin (d) sampai (g) dengan menggunakan katup
pneumatic yang lainnya, dan lakukan pengamatan yang sama!
i. Rangkai kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 4.2 dibawah

j. Setelah semua terhubung, lakukan rekayasa jalur udara pada katup pneumatic
dengan merubah posisi actuator nya
k. Amati rekayasa aliran udara yang terjadi, bandingkan dengan jalur udara yang
tergambar pada symbol katup pneumatic (5-way valve)
l. Amati juga cara kerja actuator yang digunakan untuk merubah jalur udara,
pahami bagaimana cara kerjanya dan fungsinya bagi perubahan jalur udara pada
tiap katup pneumatic.
m. Rangkai kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 4.3 dibawah

n. Pada percobaan pilot valve kita akan menggunakan sebuah silinder DAC sebagai
output untuk mempermudah pengamatan.
o. Setelah semua rangkaian terpasang, lakukan perubahan jalur udara pada 5-way
valve untuk memberikan supply udara pada 5-way pilot valve, amati apa yang
terjadi pada 5-way pilot valve.
p. Amati setiap fungsi jalur pada 5-way valve terhadap pergerakan 5-way pilot
valve.
q. Rangkai kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 4.4 dibawah

13
r. Setelah semua terpasang, kita akan mempraktikan fungsi dari shuttle valve,
dengan cara memberikan supply udara menuju dua saluran no. 1 pada shuttle
valve oleh dua 3-way valve (A) dan (B).
s. Lakukan percobaan dengan memberikan supply udara kepada shuttle valve
dengan memberikan kombinasi 3-way valve (A) dan (B) seperti tabel 4.1 di
bawah. Lalu amati aliran udara pada saluran no. (2) pada shuttle valve.
No. 3-way valve (A) 3-way valve (B)
1 Tutup Tutup
2 Tutup Buka
3 Buka Tutup
4 Buka Buka

V. Hasil Pengamatan

No. 3-way valve (A) 3-way valve (B) Aliran Udara pada jalur no (2)
1 Tutup Tutup Tidak aktif
2 Tutup Buka Aktif
3 Buka Tutup Aktif
4 Buka Buka Aktif

VI. Analisis Kesimpulan


Dalam hasil percobaan ini dapat dilihat bahwa ketika katup A terbuka dan katup B
terbuka maka aliran udara akan tersalurkan ke jalur no 2. Pada percobaan kali ini juga ketika
salah satu katup terbuka maka aliran udara akan tersalurkan menuju jalur no 2. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa shuttle valve ini merupakan katup yang bisa dialiri dari dua jalur
inputnya. Outputnya akan dialiri udara apabila salah satu input dialiri udara

14
Jobsheet 5
Kontrol Kecepatan

I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat memahami control
kecepatan pada system pneumatic dengan flow regulator bi-directional dan uni-directional.

II. Teori Singkat


Energi yang dihasilkan dari pemanfaatan pneumatic adalah pergerakan mekanik atau
energi mekanik yang mana pergerakan mekanik dalam perencanaan pemanfaatanya terdapat
factor kecepatan.
Sebagai contoh factor kecepatan bisa dilihat pada actuator pneumatic jenis linier
maupun rotary, seperti silinder pneumatic harus bisa dikontrol kecepatan keluar dan
masuknya pergerakan tuas juga untuk jenis rotery semisal bor pneumatic yang mana harus
bisa dikontrol kecepatan putarannya.
Kecepatan gerak pada actuator pneumatic yaitu tergantung dari kecepatan aliran udara
yang dialirkan pada actuator, oleh karena itu untuk mereduksi kecepatan gerak sebuah
actuator kita bisa mengatur seberapa besar kecepatan aliran dengan menghambat aliran
masuk atau keluar dengan flow regulator.
Flow regulator berdasarkan fungsi dan cara kerjanya di bagi menjadi dua jenis yaitu
uni-directional dan bi-directional. Perbedaannya flow regulator jenis bi-directional
menghambat aliran udara pada dua arah, sedangkan jenis uni-directional menghambat aliran
udara hanya pada salah satu arah saja.
.

III. Alat/ bahan


a. Pneumatik Accesoris – C
b. Trainer system Pneumatik
c. Pompa tangan

IV. Langkah Kerja


a. Persiapkan pompa tangan dan trainer pneumatic
b. Hubungkan pompa tangan dan trainer pneumatic, lalu pompa sampai gauge
menunjukan tekanan sekitar 25 bar
c. Persiapkan beberapa pipa transmisi pada Pneumatik Accesory – C, lalu rakit
rangkaian pada trainer pneumatic seperti gambar 5.1

15
d. Buka hambatan aliran secara penuh dengan membuka keran pada bi-directional
flow regulator yang ada pada trainer, lalu alirkan udara menuju silinder DAC
dengan merubah posisi katup 5-way valve, amati kecepatan pergerakan tuas
silinder.
e. Lalu tutup secara penuh keran bi-directional flow regulator, lalu alirkan kembali
udara menuju silinder DAC, amati pergerakan tuas silinder
f. Alirkan udara secara bertahap menuju silinder DAC dengan sedikit demi sedikit
membuka keran bi-directional flow regulator, amati sampai ada perubahan
kecepatan pergerakan tuas silinder.
g. Pada setiap percobaan, amati kecepatan tuas mendorong maupun menarik.
h. Rangkai kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 5.2

i. Lakukan kembali percobaan pada poin (d) sampai (f)


j. Amati perbedaan kecepatan pergerkan tuas silinder pada saat menarik dan
mendorong.
k. Sekarang rangkai kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 5.2 akan tetapi
tanpa flow regulator
l. Tempatkan flow regulator sebagai exhaust atau saluran pembuangan pada 5-way
valve jalur no 3 atau 5 seperti gambar 5.3

m. Praktikan menggunakan dua jenis flow meter, bi-directional dan uni-directional


n. Amati perbedaan pemasangan flow meter pada jalur supply silinder berbanding
pada exhaust.

V. Hasil Pengamatan

Pada percobaan kali ini dilakukan menggunakan flow meter dimana flow meter ini
menunjukkan berapa persen kah udara yang akan disalurkan. Pada saat membuka keran pada

16
bi-directional flow regulator dengan bukaan penuh, udara yang masuk kedalam cylinder
tersebut mendorong sangat. Dan pada saat keran pada bi-directional flow regulator di tutup
penuh maka valve mengeluarkan udara dan kembali ke posisi semula dengan sangat cepat.
Dan pada saat percobaan membuka pada bi-directional flow regulator dengan bukaan
sedikit-sedikit, udara yang masuk kedalam cylinder tersebut terdorong sangat lambat
begitupun pada saat menutup keran dengan perlahan.

VI. Analisis Kesimpulan


Pada percobaan kali ini dilakukan menggunakan flow meter dimana flow meter ini
menunjukkan berapa persen kah udara yang akan disalurkan. Pada saat membuka keran pada
bi-directional flow regulator dengan bukaan penuh, udara yang masuk kedalam cylinder
tersebut mendorong sangat. Dan pada saat keran pada bi-directional flow regulator di tutup
penuh maka valve mengeluarkan udara dan kembali ke posisi semula dengan sangat cepat.
Dan pada saat percobaan membuka pada bi-directional flow regulator dengan bukaan
sedikit-sedikit, udara yang masuk kedalam cylinder tersebut terdorong sangat lambat
begitupun pada saat menutup keran dengan perlahan.

17
Jobsheet 6
Fungsi Logika Pada Pneumatik

I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat membangun fungsi
logika sederhana menggunakan system penumatik

II. Teori Singkat


Dengan menganalogikan katup pneumatic sebagai input dan actuator sebagai output
maka kita bisa membangun fungsi logika sederhana mennguna system pneumatic.
Fungsi logika yang dapat dibangun oleh system pneumatic sangat terbatas dan sangat
sederhana, logika yang dapat dibangun adalah fungsi OR, NOT, and AND serta biasanya
hanya ada dua input saja yang digunakan.

III. Alat/ bahan


a. Pneumatik Accesoris – C
b. Trainer system Pneumatik
c. Trainer system Elektro Pneumatik
d. Pompa tangan

IV. Langkah Kerja


a. Persiapkan pompa tangan dan trainer pneumatic
b. Hubungkan pompa tangan dan trainer pneumatic, lalu pompa sampai gauge
menunjukan tekanan sekitar 25 bar
c. Persiapkan beberapa pipa transmisi pada Pneumatik Accesory – C, lalu rakit
rangkaian pada trainer pneumatic seperti gambar 6.1

18
d. Lakukan percobaan dengan menekan katup udara (A) dan (B) seperti pada table
kebenaran logika AND, lalu amati output nya berupa pergerakan dari silinder
SAC
e. Rakit kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 6.2

f. Lakukan percobaan dengan menekan katup udara (A) dan (B) seperti pada table
kebenaran logika OR, lalu amati output nya berupa pergerakan dari silinder SAC
g. Rakit kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 6.2

h. Lakukan percobaan dengan menekan katup udara (A) dan (B) seperti pada table
kebenaran logika NOT, lalu amati output nya berupa pergerakan dari silinder
SAC

V. Hasil Pengamatan
Tabel Kebenaran
FUNGSI AND FUNGSI OR FUNGSI NOT
Katup Katup Silinder Katup Katup Silinder Katup Silinder
(A) (B) SAC (A) (B) SAC (A) SAC
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Aktif
Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif aktif Aktif
Aktif Tidak Tidak Aktif Tidak Aktif Aktif Tidak

19
Aktif Aktif Aktif aktif
Tidak Tidak Tidak
Aktif Aktif Aktif
Aktif Aktif Aktif
Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif

VI. Analisis Kesimpulan


Dari hasil praktikum ini didapat bahwa pengaplikasian logika AND pada pneumatic
dapat bekerja dengan baik, pada konfihurasi pada praktikum ini terlihat katup3/2 yang
dihubungkan secara seri, sehingga angin baru dapat lewat dapan menekan slinder SAC ketika
angina sudah melewati kedua katup 3/2.

Pada logika OR, menggunakan dua buah katup 3/2 dan katup ganti. Katup ganti disini
digunakan sebagai katup untuk logika OR. Jika salah satu katup 3/2 aktif angina akan
melewati katup ganti dan mengaktifkan silinder SAC.

Pada logika NOT, digunakan katup 3/2 dengan kondisi NC. Pada kondisi awal katup SAC
sudah aktif, dan ketika katup 3/2 aktif silinder SAC akan kembali ke posisi semula.

20
Jobsheet 7
Elektro Pneumatik

I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat memahami fungsi dan
cara kerja elektro pneumatik

II. Teori Singkat


Inti dari system elktro pneumatic adalah jenis katup yang digunakan, yaitu solendoid
valve, katup pneumatic yang bekerja berdasarkan arus listrik.
Solenoid valve berfungsi sebagai penghubung antara rangkaian elektronik dan
rangkaian penumatik, dengan kemampuan ini actuator elektrik dapat dihubungkan dengan
rangkaian elektronik yang lebih kompleks dan sensor yang lebih beragam dibandingkan
dengan system pneumatic.
Pada trainer elektropneumatik terdapat 3 buah solenoid valve yang seperti gambar 7.1

Dengan keterangan jalur


No.4 : Supply udara
No 1,2,3 : output data

Sesuai prinsipnya, katup solenoid dikendalikan oleh akuator elektrik, yang sudah
terintegrasi pada elektronik control unit (ECU) yang terdapat pada trainer elektropneumatik
seperti gambar 7.2

21
ECU pada trainer menontrol solenoid valve pada bagian output Q1,Q2, dan Q3 dimana jika
pinnya diberi trigger akan mengaktifkan katup solenoid valve.
III. Alat/ bahan
a. Pneumatik Accesoris – B
b. Pneumatik Accesoris – C
c. Trainer system Pneumatik
d. Trainer system Elektro Pneumatik
e. Pompa tangan

IV. Langkah Kerja


a. Persiapkan pompa tangan dan trainer pneumatic
b. Hubungkan pompa tangan dan trainer pneumatic, lalu pompa sampai gauge
menunjukan tekanan sekitar 25 bar
c. Perhatikan pada trainer kit elektropneumatik terdapat electronic control
unit(ECU) seperti ditunjukan pada gambar 7.1

22
d. Pada percobaan electropneumatic kali ini kita akan menggunakan beberapa
bagian pada ECU yaitu sebagai input Switch (SW1) dan switch (SW2) di sebelah
kiri, lalu sebagai output adalah actuator solenoid valve 1,2, dan 3 di sebelah
kanan, fisik solenoid valve sendiri ditunjukan oleh gambar 7.2

e. Persiapkan beberapa pipa transmisi pada Pneumatik Accesory –C, lalu rakit
rangkaian pada trainer elektro pneumtaik seperti gambar 7.3

23
f. Sambungkan selang supply menuju saluran no (4) pada solenoid valve dan
sambungkan output solenoid valve jalur (1) pada silinder SAC
g. Untuk control secara elektronik pada ECU, siapkan beberapa kabel jumper pada
pneumatic accessories-B, lalu hubungkan pin (SW1) pada pin solenoid valve(1)
dengan kabel jumper.
h. Tekan (SW1) dan amati aliran udara pada solenoid valve dan pergerakan silinder
SAC.
i. Dengan prinsip fungsi logika, lakukan percobaan fungsi logika AND, OR, dan
NOT yang teradapat pada ECU dengan menggunakan SW1 dan SW2 sebagai
input dan outputnya solenoid valve.

V. Hasil Pengamatan

Pada praktikum kali ini menggunakan system elektro pneumatic saklar sederhana
menggunakan katup elektro pneumatic. Pada katup elektropneumatik ini memiliki tiga katup
dengan tiga SW yaitu SW1 SW2 dan SW3. Pada percobaan pertama dengan SW1 yang
ditekan maka silinder SAC dapat bergerak karena udara mengalir melalui katup
elektropneumatik.

24
Pengaplikasian logika AND,OR, dan NOT lebih mudah dilakkan menngunaka
elektropneumatik karena pada ECU sudah tersedia gerbang logika secara elektronik, sehingga
tidak perlu banyak menggunakan selang. Praktikum gerbang logika ini juga berhasil
dilkakukan.

VI. Analisis Kesimpulan


Pada praktikum elektropneumatik ini didapat bahwa penggunaan elektronik pada
pneumatic digunakan untuk mempermudah dalam perancangan system pneumatic yang
memiliki tingkat kerumitan yang tinggi, dan juga system elektropneumatik ini dapat membuat
pekerjaan lebih efektif dan efisien

25
Jobsheet 8
Penundaan waktu (time delay)

I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat memahami fungsi dan
cara penundaan waktu pada system pneumatic.

II. Teori Singkat


Dalam suatu system pneumatic yang bekerja secara sekuensial, dalam pelaksanaannya
ketika alat bekerja satu persatu terkadang pelu penundaan waktu dari ketika system akan
melakukan operasi selanjutnya, dalam hitungan detik bahkan menit.
Penundaan waktu bisa dilakukan secara elektronik akan tetapi bisa dilakukan juga
dengan system pneumatic dengan menggunakan reservoir dan flow control.
Prinsip kerja reservoir akan menampung udara yang masuk sesuai kapasistasnya
sampai memiliki cukup tekanan untuk dapat biasanya dialirkan menuju piloted valve atau
langusng menuju piston, aliran udaranya pun dapat diperlambat lagi menggunakan flow
regulator, sehingga waktu tundaan bisa lebih diatur.

III. Alat/ bahan


a. Pneumatik Accesoris – B
b. Pneumatik Accesoris – C
c. Trainer system Pneumatik
d. Trainer system Elektro Pneumatik
e. Pompa tangan

IV. Langkah Kerja


a. Persiapkan pompa tangan dan trainer pneumatic
b. Hubungkan pompa tangan dan trainer pneumatic, lalu pompa sampai gauge
menunjukan tekanan sekitar 25 bar
c. Rakit rangkaian pneumatik seperti gambar 8.1

d. Tekan 3-way valve lalu amati pergerakan tuas silinder SAC, amati waktu antara
penekanan actuator katup dan reaksi tuas silinder SAC, bandingkan dengan
praktik sebelumnya pada sesi silinder SAC tanpa reservoir.
e. Rakit kembali rangkaian seperti gambar 8.2

26
f. Lakukan kegiatan pada poin (d), dengan beberapa tahapan yaitu membuka dan
menutup sedikit demi sedikit jalur aliran pada flow control, amati respon tuas
silinder SAC setiap perubahannya, lalu bandingkan waktu delay setiap
perubahannya

V. Hasil Pengamatan

Penggunaan reservoir pada system pneumatic adalah sebagai penyimpan udara sementara.
Karena hal ini maka udara yang melwati system ini akan mengalami perlambatan menuju
actuator SAC sehingga terjadinya delay. Hal ini terjadi karena system harus menunggu
reservoir dipenuhi oleh udara.

Selanjutnya ditambahkan nozzle sebagai pengatur tekanan udara. Pengaturan nozzle dapat
mengatur delay yang tejadi. Tapi karena adanya reservoir membuat pengaturan dengan
nozzle ini membuat delay yang lebih besar karena adanya reservoir dibandingkan tanpa
adanya reservoir.

VI. Analisis Kesimpulan


Pada praktikum ini kita dapat melihat fungsi reservoir sebagai penunda waktu,
penundaan waktu ini penting karena tidak semua system dapat bereaksi langsung seara
konstan.Sehingga penunda waktu akan membuat pengaturan aksi yang sesuai dengan system.

27
Jobsheet 9
Kontrol Sekuensial

I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat memahami fungsi control
sekuensial dan control otomatis pada system pneumtaik.

II. Teori Singkat


Dalam sebuah system otomasi, system pneumatic jarang sekali mengerjakan
pekerjaan tunggal, seringkali sebuah system adalah system yang bertahap dan berurutan,
dirancang sesuai sekenario agar dapat mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa silinder disusun agar bekerja secara bergantian dan terus menerus dengan
sedikit perintah manual ataupun tidak sama sekali, system yang masih mengandung unsur
manual disbut system semi otomatis dan yang tidak mengandung unsur manual sama sekali
dalam tahapan kerjanya disbut siste full otomatis.
Dalam control sekuensial atau bertahap ada scenario atau urutan yang harus dirancang
dan ada tiga unsur sekuensial yang harus diperhatikan yaitu, sensor, control ,dan actuator.
Sensor bisa berupa katup pneumatic yang dirancang dengan sentuhan manual atau tidak,
control berupa pipa pneumatic untuk mengontrol valve lain yang terhubung dengan silinder
pneumatic sebagai aktuatornya.

III. Alat/ bahan


a. Pneumatik Accesoris – B
b. Pneumatik Accesoris – C
c. Trainer system Pneumatik
d. Trainer system Elektro Pneumatik
e. Pompa tangan

IV. Langkah Kerja


a. Persiapkan pompa tangan dan trainer pneumatic
b. Hubungkan pompa tangan dan trainer pneumatic, lalu pompa sampai gauge
menunjukan tekanan sekitar 25 bar
c. Siapkna pneumatic accessoris-C dan pneumatic accesoris-B
d. Pertama kita akan mebuat sebuah sekenario sekuensial control semi otomatis
system pengepakan barang dengan menggunakan trainer peilahan warna barang.
e. Dengan scenario sekuensial semi otomatis sebagai berikut.
Tahap Proses
1 Benda dimasukan pada dispenser
2 Push button ditekan (SW1)
3 Benda terdorong oleh silinder SAC 1 menuju tempat pemilahan
Benda terdorong kembali oleh silinder SAC 2menuju container
4
penyimpanan
Dan seterusnya kembali ke tahapan no(2) sampai benda di
5
dispenser habis

f. Untuk mebuat system tersebut kita akan membuat pengamatan terelebih dahulu
pada ECU karena melibatkan berbagai sensor dan pencacah (sequencer).
g. Perhatikan bagian penunjuk sensor pada ECU
h. Ketika benda masuk pada dispenser, sensor manakah yang bekerja?

28
i. Ketika benda terodorng dan pada posisi tempat pemilah, sensor manakah yang
bekerja? (abaikan terlebih dahulu transparency sensor).
j. Buatlah pemodelan logika agar system bekerja sesuai tahapan sequensial yang
direncanakan dan rakit rangakaian pada ECU
Tahap Pemodelan Logika Rangkaian
-Hubungkan pin 3/4
menuju Q1(39)
1 SW1*S1=Q1
-Hubungkan pin SW1
menuju S1
-Hubungkan pin 6
2 B*S3=Q2
menuju S3

k. Pada trainer elektro pneumatic hubungkan pipa saluran sepertti table di bawah ini
Saluran Menuju
Solenoid valve(4) Supply udara
Solenoid valve(1) Cylinder1( pada trainer elektro
pneumatic)
Solenoid valve(2) Cylinder 2(pada trainer elektro
pneumatic)

l. Nyalakan ECU dengan menggeser saklar power menuju ON, posisikan sequencer
di posisi manual dan mengaktifkan S2 dengan menekan SW3
m. Masukan benda menuju dispenser, lalu tekan pushbutton (SW1), amati
pergerakan yang terjadi
n. Sekarang kita akan mempraktikan scenario sekuensial full otomatis, yang
sekenario kerjanya seperti berikut
Tahap Proses
1 Benda dimasukan pada dispenser
Benda terdorong oleh silinder SAC 1
2
menuju tempat pemilahan
Benda terdorong kembali oleh silinder
3
SAC 2 menuju container penyimpanan
Kembali ke tahapan no (2) sampai
4
benda dalam dispenser habis

o. Perhatikan kembali hasil pengamatan yang didapat pada percobaan poin (g,h, dan
i) untuk membuat pemodelan logika
p. Buatlah pemodelan logika agar system bekereja sesuai tahapan sequensial yang
direncanakan dan rakit rangkaian pada ECU
Tahap Pemodelan Logika Rangkaian
-Hubungkan pin 3
1 Q1=A
dengan Q1(39)
-Hubungkan pin 5 dengan
2 Q2=S3*B
pin 40

q. Pada trainer elektro pneumatic hubungkan pipa saluran seperti table di bawah ini
Saluran Menuju
Solenoid valve(4) Supply udara
Solenoid valve(1) Cylinder1( pada trainer elektro

29
pneumatic)
Cylinder 2(pada trainer elektro
Solenoid valve(2)
pneumatic)

r. Nyalakan ECU dengan menggeser saklar power menuju ON, posisikan sequencer
di posisi manual dan mengaktifkan S2 dengan menekan SW3
s. Masukan benda menuju dispenser, lalu tekan pushbutton (SW1), amati
pergerakan yang terjadi

V. Hasil Pengamatan

Sensor yang bekerja (high/low)


Posisi Benda
Sensor A Sensor B Sesnsor C
Dispenser High Low Low
Check point Low High High
Hitam Low Low Low
Ruang pemilah
Putih Low Low Low

VI. Analisis Kesimpulan


Pada percobaan kali ini praktikum menggunakan silinder tidak transparan. Ketika
posisi benda berada dalam dispenser maka sensor A akan menyala, sensor A merupakan
sensor load dispenser, sehingga mendeteksi bila ada benda di silinder. Lalu sensor B akan
aktif ketika benda pada titik check point, sensor B merupakan sensor check point, mendeteksi
apabila benda sudah samai check point. Lalu sensor C merupakan sensor transparansi yang
aktif apabila mendeteksi benda yang tidak transparan. Karena benda tidak transparan, maka
sensor aktif.

30
Jobsheet 10
Merancang Sistem Pneumatik

I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan mahasiswa mampu mebuat
system pneumatic sederhana pada trainer elektropneumatik tentang pemilahan barang
berdasarkan warna.

II. Teori Singkat


Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa system pneumatic dirancang untuk
mengerjakan tugas yang spesifik dan dirancang sedemikian rupa.
Kontrol pneumatic bekerja secara sekuensial atau bertahap, yang tahapannya terancang dalam
scenario kerja pneumatic sesuai dengan tujuan system itu sendiri, bisa berupa system
otomatis atau full otomatis
Pada contoh perancangan system yang akan dibuat , kita akan mempraktikan system
yang mempunyai tujuan untuk memilah barang berdasarkan warnanya, yaitu telah disediakan
contoh barang yang berwarna hitam dan bening, kita harus bisa membuat system pneumatic
yang bisa memisahkan kedua barang tersebut secara otomatis.

III. Alat/ bahan


a. Pneumatik Accesoris – B
b. Pneumatik Accesoris – C
c. Trainer system Pneumatik
d. Trainer system Elektro Pneumatik
e. Pompa tangan

IV. Langkah Kerja


a. Persiapkan pompa tangan dan trainer pneumatic
b. Hubungkan pompa tangan dan trainer pneumatic, lalu pompa sampai gauge
menunjukan tekanan sekitar 25 bar
c. Siapkna pneumatic accessoris-C dan pneumatic accesoris-B
d. Kita akan merandang system system yang bertujuan untuk memilah barang
berdasarkan warnanya, dengan tahapan sebagai berikut:
Tahap Proses
Barang secara acak dimasukan ke
1
dalam dispenser
2 Barang didorong menuju check point
Baang diperiksa warnanya lalu
3 didorong menuju tempat penampungan
sesuai warnanya
Kembali ke proses (2) sampai barang
4
pada dispenser habis

e. Untuk mebuat system tersebut kita akan membuat pengamatan terelebih dahulu
pada ECU karena melibatkan berbagai sensor dan pencacah (sequencer).

f. Perhatikan bagian penunjuk sensor pada ECU


g. Ketika benda masuk pada dispenser, sensor manakah yang bekerja?

31
h. Ketika benda terodorng dan pada posisi tempat pemilah, sensor manakah yang
bekerja? (abaikan terlebih dahulu transparency sensor).
i. Buatlah pemodelan logika agar system bekerja sesuai tahapan sequensial yang
direncanakan dan rakit rangakaian pada ECU
Tahap Kondisi Pemodelan Logika Rangkaian
Silinder 1 akan -Hubungkan pin
menodong jika 3/4 menuju Q1(39)
1 ada barang Q1=A*S1 -Hubungkan pin
terdeteksi pada SW1 menuju S1
dispenser
-Hubungkan pin 6
menuju S3
Silinder 2 akan
-Hubungkan pin 5
terdorong jika
menuju pin 13
ada benda
-Hubungkan pin 7
terdeteksi pada
menuju pin 16
2 checkpoint dan Q2=S3*S4
-Hubungkan pin 13
berwarna
dan 14
hitam dan
-Hubungkan pin 15
silinder 3 akan
dan 16
diam
-Hubungkan pin 29
dan Q2
-Hubungkan pin 6
menuju S3
-Hubungkan pin 5
Silinder 3 akan menuju pin 17
terdorong jika -Hubungkan pin 7
ada benda pada menuju pin 9
check point -Hubungkan pin 10
3 Q3=S3*notS4
dan berwarna menuju pin 17
bening dan -Hubungkan pin 17
silinder 2 akan dan 18
diam -Hubungkan pin 19
dan 20
-Hubungkan pin 32
dan Q3

j. Pada trainer elektro pneumatic hubungkan pipa saluran sepertti table di bawah ini
Saluran Menuju
Solenoid valve(4) Manifold
Cylinder1( pada trainer elektro
Solenoid valve(1)
pneumatic)
Cylinder 2(pada trainer elektro
Solenoid valve(2)
pneumatic)
Cylinder 3(pada trainer elektro
Solenoid vlave(3)
pneumatic)

k. Lakukan percobaan sampaisistem berjalan sesuai tujuan, konsultasikan dengan


dosen instruktur jika menemui kesulitan

32
V. Hasil Pengamatan

Pada praktikum ini dibuat system pemisahan benda berdasarkan warna benda. Sensor A akan
mendeteksi benda pada dispenser, lalu silinder A akan mendorong benda menuju check point,
Pada check point ada dua sensor yang bekerja yaitu sensor check dan juga sensor
transparency. Pada system ini dibuat dengan logika AND apabila kedua sensor aktif berarti
benda tidak transparan dan silinder 2 akan mendorong benda tersebut ke ruang pemilah benda
hitam. Lalu pada pemilahan benda transparan input pada sensor 3 dibuat not lalu
dihubungkan dengan konfigurasi AND. Jika benda transparan maka silinder 3 akan aktif dan
mendrorong benda menuju ruang pemilah benda transparan.

VI. Analisis Kesimpulan


Jadi, dengan praktikum ini kita dapat membuat system elektropneumatik untuk memisahkan
benda tidak transparan dan juga benda transaparan. Perlu kemampuan berfikir secara logika
yang cukup untuk merancang system ini agar bekerja sesuai keinginan.

33

Anda mungkin juga menyukai