PNEUMATIK TRAINER
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Otomasi Industri yang
diampu oleh Drs. Yoyo Sumantri, S.Pd., M.T. dan Erik Haritman, S.Pd., M.T..
oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktikum Otomasi Industri.
Akhir kata, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat secara khusus bagi penulis
dan pembaca pada umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
Jobsheet 1
Sistem Pneumatik sederhana dengan suntikan
I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat :
a. Memahami pemanfaatan udara sebagai zat alir pada system pneumatic
b. Memahami pemanfaatan udara bertekanan sebagai salah satu bagian dari sistem
pneumatik.
Pneumatik Accesoris – C
c. Tekan tuas pada suntikan A yang tuasnya menonjol keluar, lalu apa yang terjadi
pada tuas suntikan B?, lakukan sampai tuas suntikan A terdorong sampai
maksimal.
d. Posisikan kembali tuas suntikan seperti gambar 1.1.
e. Tekan tuas pada suntikan A secara bertahap, dengan panduan ukuran pada badan
suntikan A, dorong tiap 5ml lalu perhatikan pergerakan tuas pada suntikan B, catat
perubahan posisi tuas suntikan B berbanding Tuas Suntikan A.
f. Persiapkan kembali beberapa suntikan dan selang pneumatic, lalu rakit kembali
suntikan seperti gambar 1.2.
4
g. Tekan tuas pada suntikan A, lalu perhatikan pergerakan tuas pada suntikan B dan
C, amati perbandingan pergerakan antara tuas A,B dan C.
h. Posisikan kembali tuas suntikan A, B dan C seperti gambar 2.1.
i. Tekan tuas A secara berharap dengan panduan ukuran pada badan suntikan A,
dorong tiap 5ml lalu perhatikan pergerakan tuas pada suntikan B dan C, catat
perubahan posisi tuas B dan C, berbanding tuas suntikan A.
j. Persiapkan kembali beberapa suntikan dan selang pneunmatik, lalu rakit kembali
suntikan seperti gambar 1.3.
k. Tekan tuas Suntikan B lalu rasakan tekanan yang dihasilkan pada tuas suntikan A.
l. Posisikan tuas suntikan A tertarik secara penuh dan tuas suntikan B terdorong
secara penuh, lalu dorong tuas suntikan B secara perlahan, perhatikan pergerakan
tuas suntikan B, rasakan gaya yang dihasilkan pada suntikan B.
m. Bandingkan pergerakan tuas dengan gaya yang dihasilkan pada poin (k dan l).
5
V. Hasil Pengamatan
Percobaan suntikan 1
Posisi Tuas A (ml) Posisi Tuas B (ml)
0 ml 20 ml
5 ml 15 ml
10 ml 10 ml
15 ml 5 ml
20 ml 0 ml
Percobaan suntikan 2
Posisi Tuas A (ml) Posisi Tuas B (ml) Posisi Tuas C (ml)
20 ml 0 ml 0 ml
15 ml 2,5 ml 2,5 ml
10 ml 5 ml 5 ml
5 ml 7,5 ml 7,5 ml
0 ml 10 ml 10 ml
Percobaan suntikan 3
Posisi Tuas A (ml) Posisi Tuas B (ml)
0 ml 2,5 ml
1 ml 1,5 ml
2,5 ml 0 ml
6
Jobsheet 2
Kompresor, Pipa transmisi dan Aktuator
I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi jenis
Kompresor, pipa Transmisi dan Aktuator secara langsung.
7
V. Hasil Pengamatan
Rentang jenis tekanan
Rendah : 10 Psi Sedang : 20 Psi Tinggi : 25 Psi
8
Jobsheet 3
Silinder Pneumatik
I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat mengoperasikan silinder
pneumatic SAC dan DAC
Dimana perbedaan perhitungan SAC dan DAC terdapat pada perhitungan luas
penampang pada silinder DAC dipengaruhi oleh luas dari tangkai piston. Sehingga untuk
silinder DAC pada bagian luas penampang menggunakan rumus (3).
9
d. Setelah semua terhubung dengan benar, alirkan udara kepada sillinder SAC
dengan mengubah posisi actuator katup pneumatic. (tipe toogle)
e. Amati pergerakan silinder SAC terhadap perubahan posisi katup pneumatic
(tangkai silinder pneumatic seharusnya terdorong penuh ke luar)
f. Ubah kembali posisi katup pneumatic sampai tangkai silinder SAC tertarik
kembali ke dalam
g. Lakukan lagi kegiatan pada poin (e) sehingga tuas silinder SAC terdorong keluar,
lalu cabut selang transmisi yang terhubung pada silinder SAC, apa yang terjadi
dan mengapa demikian?
h. Rangkai kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 3.2 dibawah
i. Setelah semua terhubung dengan benar, alirkan udara kepada silinder DAC
dengan mengubah posisi actuator katup pneumatic. (tipe push button dengan
pembalik pegas)
j. Amati pergerakan silinder DAC (tuas silinder DAC seharusnya terdorong keluar)
k. Ubah kembali posisi katup pneumatic dan amati pergerakan silinder DAC (tuas
silinder DAC seharusnya tertarik kembali ke dalam)
10
l. Lakukan kembali kegiatan pada poin (i) sampai tuas silinder DAC terdorong
kembali keluar, lalu lepas kedua pipa transmisi yang terhubung kepada silinder
DAC, apa yang terjadi? Mengapa bisa demikian?
V. Hasil Pengamatan
Pada percobaan pertama aliran yang masuk kedalam katup 3/2 akan mendorong SAC.
Dan pada saat udara yang ada di dalam single acting cylinder ingin keluar maka katup 3/2
mengeluarkan udara yang sudah mendorong single acting cylinder.
Pada percobaan kedua dimana katup yang digunakan adalah katup 5/2, dimana katup ini
akan mendorong double acting cylinder dan mengembalikan ke keadaan semula. Dimana
pada saat push button ditekan maka katup merubah jalur aliran akan masuk ke dalam double
acting cylinder pada lubang pertama. Dan pada saat push button tidak ditekan maka double
acting cylinder kembali ke keadaan semula dan katup membuang udara yang sebelumnya ada
di cylinder tersebut
11
Jobsheet 4
Katup Pneumatik
I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat memahami cara kerja dan
fungsi katup pneumatic.
d. Pada trainer pneumatic terdapat dua 3-way valve yang berbeda actuator, silahkan
pilih salah satu saja dulu.
e. Setelah semua terhubung, lakukan rekayasa jalur udara pada katup pneumatic
dengan merubah posisi actuator nya (jenis actuator tergantung katup pneumatic
pilihan anda)
f. Amati rekayasa aliran udara yang terjadi, bandingkan dengan jalur udara yang
tergambar pada symbol katup pneumatic (3-way valve)
12
g. Amati juga cara kerja actuator yang digunakan untuk merubah jalur udara,
pahami bagaimana cara kerjanya dan fungsinya bagi perubahan jalur udara pada
katup pneumatik
h. Lakukan lagi kegiatan pada poin (d) sampai (g) dengan menggunakan katup
pneumatic yang lainnya, dan lakukan pengamatan yang sama!
i. Rangkai kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 4.2 dibawah
j. Setelah semua terhubung, lakukan rekayasa jalur udara pada katup pneumatic
dengan merubah posisi actuator nya
k. Amati rekayasa aliran udara yang terjadi, bandingkan dengan jalur udara yang
tergambar pada symbol katup pneumatic (5-way valve)
l. Amati juga cara kerja actuator yang digunakan untuk merubah jalur udara,
pahami bagaimana cara kerjanya dan fungsinya bagi perubahan jalur udara pada
tiap katup pneumatic.
m. Rangkai kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 4.3 dibawah
n. Pada percobaan pilot valve kita akan menggunakan sebuah silinder DAC sebagai
output untuk mempermudah pengamatan.
o. Setelah semua rangkaian terpasang, lakukan perubahan jalur udara pada 5-way
valve untuk memberikan supply udara pada 5-way pilot valve, amati apa yang
terjadi pada 5-way pilot valve.
p. Amati setiap fungsi jalur pada 5-way valve terhadap pergerakan 5-way pilot
valve.
q. Rangkai kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 4.4 dibawah
13
r. Setelah semua terpasang, kita akan mempraktikan fungsi dari shuttle valve,
dengan cara memberikan supply udara menuju dua saluran no. 1 pada shuttle
valve oleh dua 3-way valve (A) dan (B).
s. Lakukan percobaan dengan memberikan supply udara kepada shuttle valve
dengan memberikan kombinasi 3-way valve (A) dan (B) seperti tabel 4.1 di
bawah. Lalu amati aliran udara pada saluran no. (2) pada shuttle valve.
No. 3-way valve (A) 3-way valve (B)
1 Tutup Tutup
2 Tutup Buka
3 Buka Tutup
4 Buka Buka
V. Hasil Pengamatan
No. 3-way valve (A) 3-way valve (B) Aliran Udara pada jalur no (2)
1 Tutup Tutup Tidak aktif
2 Tutup Buka Aktif
3 Buka Tutup Aktif
4 Buka Buka Aktif
14
Jobsheet 5
Kontrol Kecepatan
I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat memahami control
kecepatan pada system pneumatic dengan flow regulator bi-directional dan uni-directional.
15
d. Buka hambatan aliran secara penuh dengan membuka keran pada bi-directional
flow regulator yang ada pada trainer, lalu alirkan udara menuju silinder DAC
dengan merubah posisi katup 5-way valve, amati kecepatan pergerakan tuas
silinder.
e. Lalu tutup secara penuh keran bi-directional flow regulator, lalu alirkan kembali
udara menuju silinder DAC, amati pergerakan tuas silinder
f. Alirkan udara secara bertahap menuju silinder DAC dengan sedikit demi sedikit
membuka keran bi-directional flow regulator, amati sampai ada perubahan
kecepatan pergerakan tuas silinder.
g. Pada setiap percobaan, amati kecepatan tuas mendorong maupun menarik.
h. Rangkai kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 5.2
V. Hasil Pengamatan
Pada percobaan kali ini dilakukan menggunakan flow meter dimana flow meter ini
menunjukkan berapa persen kah udara yang akan disalurkan. Pada saat membuka keran pada
16
bi-directional flow regulator dengan bukaan penuh, udara yang masuk kedalam cylinder
tersebut mendorong sangat. Dan pada saat keran pada bi-directional flow regulator di tutup
penuh maka valve mengeluarkan udara dan kembali ke posisi semula dengan sangat cepat.
Dan pada saat percobaan membuka pada bi-directional flow regulator dengan bukaan
sedikit-sedikit, udara yang masuk kedalam cylinder tersebut terdorong sangat lambat
begitupun pada saat menutup keran dengan perlahan.
17
Jobsheet 6
Fungsi Logika Pada Pneumatik
I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat membangun fungsi
logika sederhana menggunakan system penumatik
18
d. Lakukan percobaan dengan menekan katup udara (A) dan (B) seperti pada table
kebenaran logika AND, lalu amati output nya berupa pergerakan dari silinder
SAC
e. Rakit kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 6.2
f. Lakukan percobaan dengan menekan katup udara (A) dan (B) seperti pada table
kebenaran logika OR, lalu amati output nya berupa pergerakan dari silinder SAC
g. Rakit kembali rangkaian pneumatic seperti gambar 6.2
h. Lakukan percobaan dengan menekan katup udara (A) dan (B) seperti pada table
kebenaran logika NOT, lalu amati output nya berupa pergerakan dari silinder
SAC
V. Hasil Pengamatan
Tabel Kebenaran
FUNGSI AND FUNGSI OR FUNGSI NOT
Katup Katup Silinder Katup Katup Silinder Katup Silinder
(A) (B) SAC (A) (B) SAC (A) SAC
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Aktif
Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif aktif Aktif
Aktif Tidak Tidak Aktif Tidak Aktif Aktif Tidak
19
Aktif Aktif Aktif aktif
Tidak Tidak Tidak
Aktif Aktif Aktif
Aktif Aktif Aktif
Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif
Pada logika OR, menggunakan dua buah katup 3/2 dan katup ganti. Katup ganti disini
digunakan sebagai katup untuk logika OR. Jika salah satu katup 3/2 aktif angina akan
melewati katup ganti dan mengaktifkan silinder SAC.
Pada logika NOT, digunakan katup 3/2 dengan kondisi NC. Pada kondisi awal katup SAC
sudah aktif, dan ketika katup 3/2 aktif silinder SAC akan kembali ke posisi semula.
20
Jobsheet 7
Elektro Pneumatik
I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat memahami fungsi dan
cara kerja elektro pneumatik
Sesuai prinsipnya, katup solenoid dikendalikan oleh akuator elektrik, yang sudah
terintegrasi pada elektronik control unit (ECU) yang terdapat pada trainer elektropneumatik
seperti gambar 7.2
21
ECU pada trainer menontrol solenoid valve pada bagian output Q1,Q2, dan Q3 dimana jika
pinnya diberi trigger akan mengaktifkan katup solenoid valve.
III. Alat/ bahan
a. Pneumatik Accesoris – B
b. Pneumatik Accesoris – C
c. Trainer system Pneumatik
d. Trainer system Elektro Pneumatik
e. Pompa tangan
22
d. Pada percobaan electropneumatic kali ini kita akan menggunakan beberapa
bagian pada ECU yaitu sebagai input Switch (SW1) dan switch (SW2) di sebelah
kiri, lalu sebagai output adalah actuator solenoid valve 1,2, dan 3 di sebelah
kanan, fisik solenoid valve sendiri ditunjukan oleh gambar 7.2
e. Persiapkan beberapa pipa transmisi pada Pneumatik Accesory –C, lalu rakit
rangkaian pada trainer elektro pneumtaik seperti gambar 7.3
23
f. Sambungkan selang supply menuju saluran no (4) pada solenoid valve dan
sambungkan output solenoid valve jalur (1) pada silinder SAC
g. Untuk control secara elektronik pada ECU, siapkan beberapa kabel jumper pada
pneumatic accessories-B, lalu hubungkan pin (SW1) pada pin solenoid valve(1)
dengan kabel jumper.
h. Tekan (SW1) dan amati aliran udara pada solenoid valve dan pergerakan silinder
SAC.
i. Dengan prinsip fungsi logika, lakukan percobaan fungsi logika AND, OR, dan
NOT yang teradapat pada ECU dengan menggunakan SW1 dan SW2 sebagai
input dan outputnya solenoid valve.
V. Hasil Pengamatan
Pada praktikum kali ini menggunakan system elektro pneumatic saklar sederhana
menggunakan katup elektro pneumatic. Pada katup elektropneumatik ini memiliki tiga katup
dengan tiga SW yaitu SW1 SW2 dan SW3. Pada percobaan pertama dengan SW1 yang
ditekan maka silinder SAC dapat bergerak karena udara mengalir melalui katup
elektropneumatik.
24
Pengaplikasian logika AND,OR, dan NOT lebih mudah dilakkan menngunaka
elektropneumatik karena pada ECU sudah tersedia gerbang logika secara elektronik, sehingga
tidak perlu banyak menggunakan selang. Praktikum gerbang logika ini juga berhasil
dilkakukan.
25
Jobsheet 8
Penundaan waktu (time delay)
I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat memahami fungsi dan
cara penundaan waktu pada system pneumatic.
d. Tekan 3-way valve lalu amati pergerakan tuas silinder SAC, amati waktu antara
penekanan actuator katup dan reaksi tuas silinder SAC, bandingkan dengan
praktik sebelumnya pada sesi silinder SAC tanpa reservoir.
e. Rakit kembali rangkaian seperti gambar 8.2
26
f. Lakukan kegiatan pada poin (d), dengan beberapa tahapan yaitu membuka dan
menutup sedikit demi sedikit jalur aliran pada flow control, amati respon tuas
silinder SAC setiap perubahannya, lalu bandingkan waktu delay setiap
perubahannya
V. Hasil Pengamatan
Penggunaan reservoir pada system pneumatic adalah sebagai penyimpan udara sementara.
Karena hal ini maka udara yang melwati system ini akan mengalami perlambatan menuju
actuator SAC sehingga terjadinya delay. Hal ini terjadi karena system harus menunggu
reservoir dipenuhi oleh udara.
Selanjutnya ditambahkan nozzle sebagai pengatur tekanan udara. Pengaturan nozzle dapat
mengatur delay yang tejadi. Tapi karena adanya reservoir membuat pengaturan dengan
nozzle ini membuat delay yang lebih besar karena adanya reservoir dibandingkan tanpa
adanya reservoir.
27
Jobsheet 9
Kontrol Sekuensial
I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat memahami fungsi control
sekuensial dan control otomatis pada system pneumtaik.
f. Untuk mebuat system tersebut kita akan membuat pengamatan terelebih dahulu
pada ECU karena melibatkan berbagai sensor dan pencacah (sequencer).
g. Perhatikan bagian penunjuk sensor pada ECU
h. Ketika benda masuk pada dispenser, sensor manakah yang bekerja?
28
i. Ketika benda terodorng dan pada posisi tempat pemilah, sensor manakah yang
bekerja? (abaikan terlebih dahulu transparency sensor).
j. Buatlah pemodelan logika agar system bekerja sesuai tahapan sequensial yang
direncanakan dan rakit rangakaian pada ECU
Tahap Pemodelan Logika Rangkaian
-Hubungkan pin 3/4
menuju Q1(39)
1 SW1*S1=Q1
-Hubungkan pin SW1
menuju S1
-Hubungkan pin 6
2 B*S3=Q2
menuju S3
k. Pada trainer elektro pneumatic hubungkan pipa saluran sepertti table di bawah ini
Saluran Menuju
Solenoid valve(4) Supply udara
Solenoid valve(1) Cylinder1( pada trainer elektro
pneumatic)
Solenoid valve(2) Cylinder 2(pada trainer elektro
pneumatic)
l. Nyalakan ECU dengan menggeser saklar power menuju ON, posisikan sequencer
di posisi manual dan mengaktifkan S2 dengan menekan SW3
m. Masukan benda menuju dispenser, lalu tekan pushbutton (SW1), amati
pergerakan yang terjadi
n. Sekarang kita akan mempraktikan scenario sekuensial full otomatis, yang
sekenario kerjanya seperti berikut
Tahap Proses
1 Benda dimasukan pada dispenser
Benda terdorong oleh silinder SAC 1
2
menuju tempat pemilahan
Benda terdorong kembali oleh silinder
3
SAC 2 menuju container penyimpanan
Kembali ke tahapan no (2) sampai
4
benda dalam dispenser habis
o. Perhatikan kembali hasil pengamatan yang didapat pada percobaan poin (g,h, dan
i) untuk membuat pemodelan logika
p. Buatlah pemodelan logika agar system bekereja sesuai tahapan sequensial yang
direncanakan dan rakit rangkaian pada ECU
Tahap Pemodelan Logika Rangkaian
-Hubungkan pin 3
1 Q1=A
dengan Q1(39)
-Hubungkan pin 5 dengan
2 Q2=S3*B
pin 40
q. Pada trainer elektro pneumatic hubungkan pipa saluran seperti table di bawah ini
Saluran Menuju
Solenoid valve(4) Supply udara
Solenoid valve(1) Cylinder1( pada trainer elektro
29
pneumatic)
Cylinder 2(pada trainer elektro
Solenoid valve(2)
pneumatic)
r. Nyalakan ECU dengan menggeser saklar power menuju ON, posisikan sequencer
di posisi manual dan mengaktifkan S2 dengan menekan SW3
s. Masukan benda menuju dispenser, lalu tekan pushbutton (SW1), amati
pergerakan yang terjadi
V. Hasil Pengamatan
30
Jobsheet 10
Merancang Sistem Pneumatik
I. Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan mahasiswa mampu mebuat
system pneumatic sederhana pada trainer elektropneumatik tentang pemilahan barang
berdasarkan warna.
e. Untuk mebuat system tersebut kita akan membuat pengamatan terelebih dahulu
pada ECU karena melibatkan berbagai sensor dan pencacah (sequencer).
31
h. Ketika benda terodorng dan pada posisi tempat pemilah, sensor manakah yang
bekerja? (abaikan terlebih dahulu transparency sensor).
i. Buatlah pemodelan logika agar system bekerja sesuai tahapan sequensial yang
direncanakan dan rakit rangakaian pada ECU
Tahap Kondisi Pemodelan Logika Rangkaian
Silinder 1 akan -Hubungkan pin
menodong jika 3/4 menuju Q1(39)
1 ada barang Q1=A*S1 -Hubungkan pin
terdeteksi pada SW1 menuju S1
dispenser
-Hubungkan pin 6
menuju S3
Silinder 2 akan
-Hubungkan pin 5
terdorong jika
menuju pin 13
ada benda
-Hubungkan pin 7
terdeteksi pada
menuju pin 16
2 checkpoint dan Q2=S3*S4
-Hubungkan pin 13
berwarna
dan 14
hitam dan
-Hubungkan pin 15
silinder 3 akan
dan 16
diam
-Hubungkan pin 29
dan Q2
-Hubungkan pin 6
menuju S3
-Hubungkan pin 5
Silinder 3 akan menuju pin 17
terdorong jika -Hubungkan pin 7
ada benda pada menuju pin 9
check point -Hubungkan pin 10
3 Q3=S3*notS4
dan berwarna menuju pin 17
bening dan -Hubungkan pin 17
silinder 2 akan dan 18
diam -Hubungkan pin 19
dan 20
-Hubungkan pin 32
dan Q3
j. Pada trainer elektro pneumatic hubungkan pipa saluran sepertti table di bawah ini
Saluran Menuju
Solenoid valve(4) Manifold
Cylinder1( pada trainer elektro
Solenoid valve(1)
pneumatic)
Cylinder 2(pada trainer elektro
Solenoid valve(2)
pneumatic)
Cylinder 3(pada trainer elektro
Solenoid vlave(3)
pneumatic)
32
V. Hasil Pengamatan
Pada praktikum ini dibuat system pemisahan benda berdasarkan warna benda. Sensor A akan
mendeteksi benda pada dispenser, lalu silinder A akan mendorong benda menuju check point,
Pada check point ada dua sensor yang bekerja yaitu sensor check dan juga sensor
transparency. Pada system ini dibuat dengan logika AND apabila kedua sensor aktif berarti
benda tidak transparan dan silinder 2 akan mendorong benda tersebut ke ruang pemilah benda
hitam. Lalu pada pemilahan benda transparan input pada sensor 3 dibuat not lalu
dihubungkan dengan konfigurasi AND. Jika benda transparan maka silinder 3 akan aktif dan
mendrorong benda menuju ruang pemilah benda transparan.
33