Anda di halaman 1dari 28

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang

Bahan yang tidak dikonsumsi langsung


sebagai makanan dan tidak merupakan
bahan baku pangan, dan
penambahannya kedalam pakan
ditujukan untuk menggubah sifat - sifat
makanan seperti bentuk, tekstur, warna,
rasa, kekentalan, dan aroma, untuk
mengawetkan, atau untuk mempermudah
proses pengolahan

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang


• Bahan Kimia berbahaya masih
digunakan
• Karena ketidak tahuan produsen
pangan
• PENTING! Pengaruh BTP thd
kesehatan

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang


Masalah pangan disekitar kita

Masalah Utama
Keamanan Pangan di
Indonesia

• Cemaran Mikroba karena


rendahnya kondisi higiene dan
sanitasi
• Cemaran Kimia karena
kondisi lingkungan yang
tercemar limbah industri
• Penyalahgunaan Bahan
Berbahaya yang dilarang
untuk pangan
(formalin,
Pewarna rhodamin
dilarang? B, boraks,
Rhodamin B,
methanil yellow)
Metanil Yellow?

Mengandung
Mengandung boraks atau
Borax atau • Penggunaan BTP melebihi
formalin?? batas maksimal yang diijinkan
Formalin (pengawet, pemanis)
Metanyl Yellow
Contoh Asam
Membentuk pangan menjadi Contoh : Kalsium
propionat pada Mengawetkan Pangan lebih baik, renyah dan enak Klorida pada
makanan sayur dan
roti dan keju
di mulut buah kaleng

Contoh Pewarna
tartrazin pada
Memberikan warna dan Meningkatkan mutu pangan
Contoh : Asam Cuka
(asetat) pada
yoghurt aroma yang lebih menarik pembuatan acar

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang


Penggunaan yang tepat
sesuai takaran akan
memberikan manfaat
teknologi terhadap mutu
panggan

Penggunaan yang tidak


tepat atau melebihi
takaran yang aman dapat
membahayakan kesehatan
REGULASI BTP DI INDONESIA

 Perlu penetapan penggunaan BTP untuk :


 perlindungan konsumen dan;
 fair trade.

 Peraturan Terkait BTP :


Undang - Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
PP No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu & Gizi Pangan
PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 033 Tahun 2012 tentang Bahan
Tambahan Pangan
Peraturan Badan POM No 11 tahun 2019 tentang Bahan Tambahan
Pangan

 BTP baru, tujuan penggunaan selain yang diatur, dilakukan


pengkajian sebelum disetujui digunakan di Indonesia
11
1. Antibuih (Antifoming Agent) 14. Pengatur Kemasan (Acidty
2. Antikempal (Anticaking Agent) Regulator)
3. Antioksidan (Antioxidant) 15. Pengawet (Presevative)
4. Bahan Pengkarbonasi (Carbonating 16. Pengembang (Raising Agent)
Agent) 17. Pengemulsi (Emulsifier)
5. Bahan Pengemulsi (Emulsifying 18. Pengental (Thickener)
Salt) 19. Pengeras (Flaming Agent)
6. Gas untuk Kemasan (Packaging 20. Penguat Rasa (Flavour Enhancer)
Gas) 21. Peningkat Volume (Bulking Agent)
7. Humektan (Humectant) 22. Penstabil (Stabilizer)
8. Pelapis (Glazing Agent) 23. Perentasi Warna
9. Pemanis (Sweetener) 24. Perisa (Flvouring)
10. Pembawa (Carrier) 25. Perlakuan Tepung
11. Pembentuk Gel (Geliing Agent) 26. Pewarna (Colour) 27. Propelan
12. Pembuih (Foaming Agent) 27. Propelan (Propellant)
13. Sekuestran (Sequestrant) Semua peraturan tersebut dapat diunduh
di :
Golongan BTP Definisi Jumlah
Jenis BTP
Antibuih untuk mencegah atau mengurangi pembentukan buih 2
Cnth: mono dan digliserida dalam minuman

Antikempal untuk mencegah mengempalnya produk Pangan 18


Cnth: kalsium silikat dalam bumbu
Antioksidan untuk mencegah atau menghambat kerusakan Pangan 14
akibat oksidasi.
Cnth: kalsium askorbat dalam sari buah
Bahan untuk membentuk karbonasi di dalam Pangan. 1
Pengkarbonasi Cnth: CO2 dalam minuman ringan
Garam untuk mendispersikan protein dalam keju sehingga 25
Pengemulsi mencegah pemisahan lemak
Cnth: Dinatrium fosfat dalam keju
Gas untuk (Packaging gas) adalah BTP berupa gas, yang dimasukkan 2
Kemasan ke dalam kemasan Pangan sebelum, saat maupun setelah
kemasan diisidengan Pangan untuk mempertahankan mutu
Pangan dan melindungi Pangan dari kerusakan.
Cnth: N2 dalam makanan ringan
Golongan Definisi Jumlah
BTP Jenis BTP
Humektan untuk mempertahankan kelembaban Pangan. 7
Cnth: gliserol dalam permen
Pelapis untuk melapisi permukaan Pangan sehingga memberikan efek 6
perlindungan dan/atau penampakan mengkilap
Cnth: syelak pada buah
Pemanis berupa Pemanis Alami dan Pemanis Buatan yang 15
memberikan rasa manis pada produk Pangan. PA : 9
Cnth: aspartam dalam minuman PB : 6
Pembawa untuk memfasilitasi penanganan, aplikasi atau penggunaan 4
BTPlain atau Zat Gizi di dalam Pangan dengan cara
melarutkan, mengencerkan, mendispersikan atau
memodifikasi secara fisik BTPlain atau Zat Gizi tanpa
mengubah fungsinya dan tidak mempunyai efek teknologi
pada Pangan.
Cnth: PG digunakan dalam perisa dan perisa tersebut
digunakan untuk kembang gula
Pembentuk untuk membentuk gel. 10
Gel Cnth: gelatin dalam permen
Golongan Definisi Jumlah
BTP Jenis BTP
Pembuih untuk membentuk atau memelihara homogenitas dispersi fase 5
gas dalam Pangan berbentuk cair atau padat.
Cnth: gom xanthan dalam minuman
Pengatur untuk mengasamkan, menetralkan dan/atau mempertahankan 40
Keasaman derajat keasaman Pangan.

Pengawet untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, 11


penguraian, dan perusakan lainnya terhadap Pangan yang
disebabkan oleh mikroorganisme
Cnth: asam benzoat dalam saus
Pengembang berupa senyawa tunggal atau campuran untuk melepaskan 10
gas sehingga meningkatkan volume adonan.
Cnth: Na hidrogen karbonat dalam produk kue

Pengemulsi untuk membantu terbentuknya campuran yang homogen dari 83


dua atau lebih fase yang tidak tercampur seperti minyak dan
air.
Cnth: polisorbat 60 dalam es krim
Golongan Definisi Jumlah
BTP Jenis BTP
Pengental untuk meningkatkan viskositas Pangan 59
Cnth: pektin dalam susu kental manis
Pengeras untuk memperkeras atau mempertahankan jaringan buah dan 6
sayuran, atau berinteraksi dengan bahan pembentuk gel
untuk memperkuat gel.
Cnth: kalsium sulfat dalam manisan buah

Penguat rasa untuk memperkuat atau memodifikasi rasa dan/atau aroma 4


yang telah ada dalam bahan Pangan tersebut tanpa
memberikan rasa dan/atau aroma tertentu.
Cnth: MSG untuk makanan ringan

Peningkat untuk meningkatkan volume Pangan. 32


Volume Cnth: Karagen dalam es krim.

Penstabil untuk menstabilkan sistem dispersi yang homogen pada 33


Pangan.
Cnth: dipati fosfat dalam susu kental manis
Golongan Definisi Jumlah
BTP Jenis BTP
Peretensi untuk mempertahankan, menstabilkan, atau memperkuat 3
Warna intensitas warna Pangan tanpa menimbulkan warna baru.
Cnth: Magnesium karbonat dalam asinan sayur
Perlakuan yang ditambahkan pada tepung untuk memperbaiki warna, 5
Tepung mutu adonan dan atau pemanggangan, termasuk bahan
pengembang adonan, pemucat dan pematang tepung
Cnth: Natrium stearoil-2-laktilat dalam kue
Pewarna berupa Pewarna Alami dan Pewarna Sintetis, yang ketika 28
ditambahkan atau diaplikasikan pada Pangan mampu PA :17
memberi atau memperbaiki warna PS :11
Cnth: klorofil untuk es buah, merah allura untuk permen
Propelan untuk mendorong Pangan keluar dari kemasan. 4
Cnth: Nitrogen dalam topping
Sekuestran dapat mengikat ion logam polivalen untuk membentuk 4
kompleks sehingga meningkatkan stabilitas dan kualitas
Pangan
Cnth: Ca diNa EDTA dalam margarin
1.BTP hanya digunakan
pada produk pangan jika
benar benar diperlukan
secara teknologi

Misal : Produk yang habis


dikonsumsi dalam satu hari
tidak perlu menggunakan
BTP
2. BTP tidak boleh digunakan untuk :

• Menyembunyikan penggunaan
bahan yang tidak memenuhi
persyaratan

• Menyembunyikan cara kerja yang


bertentangan dengan cara produksi
yang baik

• Menyembunyikan kerusakan pangan


1. Gunakan BTP yang diizinkan sesuai dengan peraturan
2. Penggunaan BTP tidak boleh melebihi batas maksimum
yang di tetapkan
3. Gunakaan sediaan BTP yang telah memiliki izin edar
(MD/ML)
4. Baca takaran penggunaannya den gunakan sesuai
petunjuk lebel sediaan BTP
5. tidak dikonsumsi sebagai makanan danbukanmerupakan
bahan baku Pangan
6. BTP Pemanis Buatantidak dapatdigunakan pada produk
Pangan yang khusus diperuntukkan bagi bayi, anak usia
di bawah tiga tahun, ibu hamil dan/atau ibu menyusui.
☺ Asam borat dan senyawanya (Boric acid) ☺Sinamil antranilat (Cinamyl
boraks anthranilate)
☺Asam Salisilat dan garamnya ☺ Dihirosafrol (Dihydrosafrole)
(Salicylic acid and its salt) ☺ Biji tonka (Tonka bean)
☺ Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate, ☺ Minyak kalamus (Calamus oil)
DEPC) ☺ Minyak tansi (Tansi oil)
☺ Dulsin (Dulcin) ☺ Minyak sasafras (Sasafras oil)
☺ Kalium klorat (Potassium chlorate)
☺ Kloramfenikol (Chloramphenicol)
 Salah satu antibiotik
☺ Minyak nabati yang dibrominasi
(Brominated vegetable oils)
☺ Nitrofurazon (Nitrofurazone)
☺ Formalin
☺ Kalium Bromat (Potassium bromate)
☺ Dulkamara (Dulcamara)
☺ Kokain (Cocaine)

X
☺ Nitrobenzen (Nitrobenzene)
21
Butter Yellow* Chrysoidine*
Auramine* Black 7984 Crysoine
Alkanet Burn Umber Citrus Red No. 2*
Chocolate Brown FB

Indanthrene Blue RS
Oil Orange SS*
Fast Red E Magenta* Oil Orange XO*
Fast Yellow AB Metanil Yellow* Oil Orange AB*
Guinea Green B*
Oil Yellow OB*

Orange G Orange G Rhodamin B*


Orange GGN Orange GGN Sudan I*
Orange RN Orange RN Scarlet GN
Orchid and Orcein Orchid and Orcein Violet 6B
BORAKS
• baso, mie basah, pisang molen, lemper, buras, siomay, lontong,
ketupat, dan pangsit
• lebih kompak (kenyal) teksturnya dan memperbaiki penampakan
• antiseptik dan pembunuh kuman

FORMALIN
• tahu & mie basah
• mengawetkan mayat & organ tubuh
1. Untuk Konsumen

• Perhatikan kemasannya, apakah bersih dan tertutup dari debu

• Tidak terpedaya dengan harga murah

• Amati warnanya, jika terlalu cerah kemungkinan besar mengandung senyawa


sintetis

• Cicipi rasanya, jika terdapat rasa menyimpang, mungkin mengandung bahan


tambahan terlarang atau BTP berlebihan

• Amati kelayakan daya simpan produk, curigai jika kondisinya tidak logis,
mungkin mengandung pengawet berbahaya
2. Untuk Produsen
a. Menggunakan Bahan Tambahan

• Tidak menggunakan Bahan Tambahan berbahaya

• Menggunakan BTP secukupnya dan tidak melebihi dosis maksimum yang


dianjurkan

b. Memilih Bahan Baku

• Beli bahan baku dari supplier / pedagang yang dapat dipercaya

• Mewaspadai bahan baku


Waspadai bahan baku jika :

• Warnanya terlalu cerah (mie, kerupuk, saos, tahu), bisa jadi mengandung
pewarna terlarang

• Teksturnya sangat kenyal (mie basah, bakso, ikan dan tahu), atau agak tegang
(misalnya ayam [potong), dengan umur simpan yang panjang (lebih dari satu -
dua hari) pada suhu ruang, kemungkinan besar mengandung formalin dan boraks

• Tidak dihinggapi lalat (seperti ayam, ikan, tahu), kemungkinan besar mengandung
formalin karena formalin berfungsi sebagai pembasmi lalat

• Bau menyimpang dari bau normalnya


BTP ibarat pisau bermata dua, jika dapat digunakan dengan benar dan tepat
dapat mendatangkan manfaat bagi berbagai pihak

Sebaliknya jika penggunaan BTP tidak benar dan tidak tepat, maka akan
mendatangkan resiko bahaya bagi konsumen dan / atau masyarakat, dan pada
akhirnya akan mendatangkan kerugian bagi berbagai pihak, termasuk jasa
boga

Oleh sebab itu, produsen pangan perlu mengetahui dengan baik jenis BTP yang
diijinkan dan aturan penggunaannya termasuk bagaimana cara menggunakan
BTP dengan benar dan tepat

Anda mungkin juga menyukai