Anda di halaman 1dari 3

REVIEW JURNAL

Nama Dewi Pudji Rahayu


Jurnal Jurnal of Asia Economics 25 (2013) 3-16
Judul Does the Village Fund Matter in Thailand? Eavaluating the Impact on Incomes and
Spending
Peneliti Jiwaran Boonperm, Jonathan Haughton, Shahidur R. Khandker

Ringkasan Dana Desa peruntukkannya juga untuk masyarakat kota (urban), dana tersebut
menyediakan modal kerja kepada asosiasi kredit yang diputar secara local (di
Indonesia dana bergulir kepada masyarakat local). Penelitian ini menggunakan
hasil data dari Sensus Sosial Ekonomi Thailan tahun 2002 dan 2004. Hasilnya
peminjam dari dana desa sebagian besar adalah para masyarakat yang kurang
mampu dan petani. Menggunakan data Thailand Socioeconomic Survey 2002 dan
2004, metode data survey. Menggunakan model pengaruh tetap (A Fixed Effect
Model) dari data panel rumah tangga masyarakat kota (urban), asosiasi dana
bergulir tersebut menggunakanya untuk belanja harian (current spending) sebesar
lebih dari 3,5%, dan lebih dari 1,4% sebagai pendapatan. Pengaruh yang sama
juga ditemukan pada hampir seluruh wilayah sampel di Thailand tahun 2004. Juga
ditemukan bahwa dana desa diasosiasikan dengan akuisisi dengan aset tetap.
Namun, ditemukan bahwa peminjaman ke bank pertanian dan perusahaan
pertanian (BAAC) terlihat memiliki efek yang lebih kuat pada pendapatan dari pada
belanja. Pembuktian juga menunjukkan bahwa pengaruh pada belanja (atau
pendapatan) pada peminjaman dana desa sangat kuat, dan berjalan tidak
proporsional, lebih untuk pendapatan rumah tangga yang rendah, dan dua hal ini
ini mengindikasikan adanya pro pada kemiskinan (pro-poor)

Tujuan Penelian 1. Untuk mengetahui apakah dana desa memiliki pengaruh terhadap
pendapatan dan belanja rumah tangga
2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruhnya
Metodology Dari data sensus social ekonomi Thailand 2002 dan 2004, dari 34.843 rumah tangga
yang terdiri dari 116.444 orang yang mendiami 2044 kota dan 1596 desa pada 808
distrik. Data dikumpulkan dalam empat tahap (quartile) yang dibagi dalam tahun.
Hasil survey menunjukkan keanekaragaman data yang di dalamnya terdapat data
yang detail terkait pendapatan dan belanja rumah tangga.
Tekniknya adalah menggunakan stratified random sampling dengan cluster. Semua
hasil dianalisis secara diskriptif.
Data 2004 ada terdapat 5755 rumah tangga pinggir kota (rural) yang sebelumnya
telah di survey di tahun 2002 tahap 2 dan 3.
1. Prospensity Score Matching
Menggunakan desain kuasi experimental terkait pengaruh dana desa yang
di sesuaikan dengan peminjam (borrower), non borrowers, match non
borrower yang terakhirnya adalah persamaan prospencity score (nilai
kecenderungan). Kemudian dicari juga pengaruh peminjaman dana desa
pada belanja harian RT, pendapatan, asset tetap berdasarkan kesesuaian
dengan propensity score.
2. Panel Data
Komponen panel data survey social ekonomi tahun 2 004 setengah dari
data tahun 2002. Data tahun 2002 hanya mengetahui terkait RT yang
memeinjam dari dana desa, tapi bukan mengetahui berapa besar uang
yang dipinjam. Dengan rumus model: Yit= α+xitβ+Tit+e
Y= Income percapita
α = intercept
x = set regresi
T = treatment
Menggunakan regresi quantile

3. Borrowing dari BAAC (Bank of Agriculture and Agricultural Corporation),


Data panel rumah tangga denga data quartil

Temuan Temuan dari penelitian ini adalah


1. Dana desa memiliki [engaruh moderat pada belanja RT dan juga
pendapatan dana desa
2. Pengaruh kecil kredit mikro pada pendapatan RT
3. Kesesuaian prospencity score dari daerah ke daerah berbasis RT di rural
pada kompenen panel data survey social ekonomi thailand. Dana desa
tidak memiliki efek positif pada kesejahteraan Negara. Dampak
kesejahteraan yang rendah merupakan hasil dari dampaknya yang tidak
signifikan pada pendapatan dan belanja
4. Temua terkait hubungan antara pinjaman dari dana desa dan BAAC (Bank
of Agriculture and Agricultural Corporate). Saat dana desa memberi
[ijaman maka yang dipengaruhi adalah pola konsumsi, di sisi lain BAC akan
mempengaruhi pendapatan.
5. Pemberdayaan dana desa nampaknya lebih dekat dengan kebutuhan
terhadap factor kemiskinan (pro-poor). Sehingga dana desa ditargetkan
lebih besar ke desa kecil, yang tergantung pada kemampuan untuk
mengurangi kemiskinan.
6. Dana desa lebih condong untuk program yang mensyaratkan adanya
informasi tambahan terkait biaya program dan evaluasi keberlanjutan.

KELEBIHAN Kelebihan penelitian ini adalah:


1. Data yang digunakan sangat besar meski daerah yang digunakan tidak semua
daerah.
2. Metodology yang digunakan bervariasi menggunakan eksperimal yang
hasilnya dipresentasikan secara detil, hampir mirip dengan Rash model untuk
mengetahu factor history yang mendalam.
3. Membandingkan pola pendapatan dan belanja masyarakat desa kecil dan
perkotaan.
KEKURANGAN 1. Perlu disurvey ulang dengan data primer terkait dengan prilaku konsumsi dan
bagaimana pengaruh dana desa terhadap pendapatan dan belanja RT
2. Perlu memperluas cakupan penelitian ke daerah lain, untuk melihat apakah
model ini memiliki hasil yang sama.
3. Tidak menunjukkan hasil dari hasil sudah seberapa model regresi
mempengaruhi secara makro dalam penelitian. Atau tidak membahas nlai r
atau r2.
4. Derajat pengaruh yang kurang dari 5% ini memiliki derajat yang sangat kecil.
Sisanya belum dijelaskan.
5. Sampel penelitian terlalu jauh dari tahun penelitian, sehingga nilai menjadi
informasi actual kurang.
DISKUSI DAN 1. Tahun 2002 dan tahun 2004 memiliki sampel yang berbeda meski hasilnya
SARAN sama. Bisa disimpulkan bahwa program dana desa ini belum memberikan efek
yang besar terhadap pola pendapatan dan belanja.
2. Ada beberapa elemen yang dianggap bias seharusnya ada penelitian ulang yang
menggunakan data primer yang langsung ke masyarakan, bukan menggunakan
kuasi eksperimental.
3. Perlu menggunakan data yang baru dan lebih update, karena penelitian tahun
2015 tapi sampel tahun 2002 dan 2004

Anda mungkin juga menyukai