Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2

KONSEP DAN PRINSIP KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat

Dosen Pengampu :

Lukman, S.Kep.,Ns.,M.M.,M.Kep

Dibuat Oleh :

Putri Apriyandini PO.71.20.1.19.072

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

DIII KEPERAWATAN PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2021


Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
( SPGDT )

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.19 tahun 2016 SPGDT adalah Suatu


mekanis mepelayanan korban/pasien gawat darurat yang terintegrasi dan berbasis
callcenter dengan menggunakan kode akses telekomunikasi 119 dengan
melibatkan masyarakat.
Tujuan Umum : Mewujudkan masyarakat sehat, aman dan sejahtera (safe
Community) melalui implementasi SPGDT. Sedangkan tujuan khusus : Adanya
komando kegiatan sesuai peran masing-masing, Tersedianya SDM kesehatan
dengan kualitas dan kuantitas sesuai kebutuhan, Tersedianya sarana/fasilitas yg
standar, Adanya sistem pembiayaan yg jelas, Adanya dasar peraturan yang
kondusif.
SPGDT sehari-hari adalah Pelayanan gawat darurat sehari hari terhadap
individu seperti penanganan kasus serangan jantung, stroke, kecelakaan kerja
kecelakaan lalulintas, dsb. SPGDT bencana adalah Eskalasi dari SPGDT sehari
hari, oleh karena itu SPGDT bencana tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan
baik bila SPGDT sehari hari belum dapat dilakukan dengan baik.

PRAfasilitas Pelayanan Kesehatan :

1. Public safety center


Sistem pelayanan pra RS untuk masyarakat umum dan bersisfat
emergency
2. Brigade Siaga Bencana (BSB)
merupakan suatu unit khusus yang disiapkan dalam penanganan pra
rumah sakit khususnya yang berkaitan dalam pelayanan kesehatan
pada saat penanganan bencana.
3. Pelayanan Ambulance.
Merupakan kegiatan pelayanan terpadu dalam suatu koordinasi yang
memberdayakan ambulance milik puskesmas, klinik swasta, institusi
pemerintah maupun swasta.

Sistem pelayanan pada Keadaaan Bencana :

1. Koordinasi dan komando


melibatkan unit-unit kegiatan lintas sektor. Kegiatan trersebut bias
efektif dan efisien bila berada dalam satu komando dan satu
koordinasi yang sudah disepakati oleh semua unsur yang terlibat.
2. Eskalasi dan mobilisasi
sumber daya Penanganan bencana yang mengakibatkan korban
massal yang harus dilakukan eskalasi atau berbagai peningkatan
SDM. Harus dilakukan, mobilisasi SDM, mobilisasi fasilitas, dan
sarana serta mobilisasi semua pelayanan kesehatan bagi korban
bencana.
3. Simulasi
Penanganan bencana diperlukan ketentuan-ketentuan berupa SOP,
Juklak, Juknis yang harus dilaksanakan oleh petugas sebagai standar
pelayanan. Ketentuan-ketentuan tersebut perlu diuji melalui simulasi
agar dapat diketahui apakah semua system dapat diimplementasikan
pada keadaan di lapangan. Pelaporan monitoring dan evaluasi.

Sistem Pelayanan INTRA Fasilitas Pelayanan Kesehatan <1/2>

1. Hospital Disaster Plan


Perencanaan terhadap kejadian didalam rumah sakit (intra hospital disaster
plan). Perencanaan terhadap bencana yang terjadi diluar rumah sakit (extra
hospital disaster plan).
2. Unit Gawat Darurat (UGD)
System yang baik pada semua bidang seperti sarana medis, non medis,
pembiayaan dan SDM yang terlatih. Prinsip utama dalam pelayanan UGD
adalah respons time kurang dari 10 menit baik standar nasional maupun
standar internasional.
3. Brigade Siaga Bencana Rumah Sakit Merupakan satuan tugas khusus
bertugas memberikan pelayanan medis saat terjadi bencana dirumah sakit
maupun diluar rumah sakit yang menyebabkan korban massal
4. High Care Unit (HCU) --> di RS Type B dan C
Bagi pasien dengan kondisi yang sudah stabil, respirasi, haemodinamik
maupun tingkat kesadarannya tapi masih memerlukan pengobatan,
perawatan, dan pengawasan secara ketat dan terus menerus.
5. Intensive Care Unit (ICU)
RS yang sifatnya multi disiplin khusus untuk menghindari ancaman
kematian dan memerlukan berbagai alat bantu untuk memperbaiki fungsi
vital organ tubuh dan dan memerlukan sarana teknologi yang canggih dan
pembiayaan yang cukup besar
6. Kamar Jenazah
Pelayanan bagi pasien yang sudah meninggal di rumah sakit mapun diluar
rumah sakit dalam keadaan sehari-hari maupun bencana

Sistem Pelayanan ANTAR Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Sistem pelayanan medik antar rumah sakit harus berbentuk jejaring rujukan yang
dibuat berdasarkan kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan, baik
dari segi kualitas maupun kuantitas untuk menerima pasien.

1. Evakuasi (darurat, segera, biasa)


Korban berada dalam keadaan yang paling stabil dan memungkinkan
untuk di evakuasi. Korban telah disiapkan/dipasang alat yang diperlukan
untuk transportasi. Fasilitas kesehatan penerima telah diberi tahu dan siap
menerima korban sesuai dengan kondisi kesehatannya. Kendaraan dan
pengawalan yang digunakan adalah yang paling layak tersedia.
2. Kontrol Lalu Lintas
Untuk kelancaran evakuasi, harus dilakukan control lalu lintas oleh
kepolisian dari tempat kejadian (pos komando) sampai kerumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai