Dalam studi kasus ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk mengeksplorasi masalah implementasi keperawatan range of motion (ROM) pasif pada pasien stroke non hemoragik dengan gangguan mobilitas fisik di rumah sakit muhammadiyah palembang Tahun 2022. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta dokumentasi.
3.2 Kerangka Studi Kasus
Implementasi keperawatan yang digunaan meliputi Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif, imlementasi ini dibuat berdasarkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2017) yaitu sebagai berikut :
Hasil Kajian yang Menggambarkan
Pengkajian Keperawatan Masalah Gangguan Mobilitas Fisik pada pasien Stroke Non Hemoragik
Diagnosis Keperawatan Pasien
Diagnosa Keperawatan Stroke Non Hemoragik dengan gangguan mobilitas fisik.
Rencana Keperawatan Rencana Asuhan Pasien Stroke Non
Hemoragik dengan Gangguan Mobilitas Fisik (Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif ) Implementasi Keperawatan Pelaksanaan Keperawatan Meningkatkan kemampuan mobilisasi fisik pada pasien Stroke Non Hemoragik
Hasil Implementasi keperawatan
Gangguan mobilitas fisik Evaluasi Keperawatan Masalah teratasi Masalah tidak teratasi
: Fokus studi kasus
3.3 Definisi Istilah
a. Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam gerak fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri b. Range Of Motion (ROM) adalah latihan yang diberikan kepada klien yang mengalami kelemahan otot dengan kemampuan otot lengan maupun otot kaki berupa latihan pada tulang maupun sendi dimana klien tidak dapat melakukannya sendiri, sehingga klien menentukan nya sendiri, sehingga klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga.
3.4 Subyek Studi Kasus
Subyek studi kasus yang digunakan dalam studi kasus keperawatan medikal bedah ini adalah pasien stroke non hemoragik dengan gangguan mobilitas fisik . Adapun subyek studi kasus yang digunakan yaitu 2 pasien yang memiliki masalah gangguan mobilitas fisik.
3.5 Fokus Studi Kasus
Studi kasus penelitian ini berfokus pada pelaksanaan implementasi keperawatan dengan masalah gangguan mobilitas fisik pada pasien sroke non hemoragik dalam penatalaksanaan perawatan range of motion (ROM) pasif. 3.6 Tempat dan Waktu Studi Kasus a. Tempat Studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang b. Waktu Studi kasus ini dilakukan selama 3 hari pada bulan Februari.
3.7 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data
Alat atau instrument pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah format pengkajian asuhan keperawatan, yang meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada studi kasus ini adalah : a. Wawancara yaitu pengumpulan data menggunakan format pengkajian berisi tentang identitas utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, sedangkan sumber data didapatkan dari pasien, keluarga, dan perawat di rumah sakit. b. Observasi dan pemeriksaan fisik pada system tubuh c. Studi dokumentasi kesehatan pasien dan hasil dari pemeriksaan diagnostik.
3.8 Analisis dan Penyajian Data
Menurut Sudjanan (2005) penyajian data yang telah dikumpulkan, baik berasal dari populasi ataupun sampel, untuk keperluan laporan dan analisis selanjutnya, perlu diatur, disusun, disajikan dalam bentuk yang lebih jelas dan baik. Adapun bentuk penyajian data dalam penelitian ini yaitu meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan. 3.9 Etika Studi Kasus Menurut Notoadmodjo (2014) secara garis besar dalam melaksanakan sebuah penelitian atau studi kasus ada empat prinsip yang harus dipegang teguh, yaitu: a. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect for Human Dignity) Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek penelitian untuk mendapatkan informasi tentang tujuan penelitian. Disamping itu, penelitian juga memberikan kebebasan kepada subjek untuk berpartisipasi atau tidak berpartisipasi dalam penelitian. b. Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subjek Penelitian (Respect for Privacy and Confidentially Peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan identitas subjek. c. Keadaan dan Inklusivitas/Keterbukaan (Respect for Justice and Inclusiveness) Prinsip keterbukaan data perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan peneliti perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua objek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan gender, agama, etis dan sebagainya. d. Memperhatikan Manfaat dan Kerugian yang Ditimbulkan (Balancing Harms amd Benefit) Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subyek penelitian pada khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan subyek. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress maupun kematian subyek penelitian.